BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK). Menurut Gunawan (2007), action research adalah kegiatan dan atau tindakan perbaikan sesuatu yang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya digarap secara sistematik dan sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Action research juga merupakan proses yang mencakup siklus aksi, yang mendasarkan pada refleksi; umpan balik (feedback); bukti (evidence); dan evaluasi atas aksi sebelumnya dan situasi sekarang. Di dalam PTBK terdapat 4 kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi. 1. Perencanaan Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah yang telah di dapat, maka penulis mengadakan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yakni siklus 1. a. Mendiagnosis permasalahan siswa yang tidak masuk sekolah tanpa izin (membolos), penyebab permasalahan dirumuskan. b. Konselor menganalisis data tentang klien c. Konselor melaksanakan sintesis data untuk mengenal kekuatankekuatan dan kelemahan-kelemahan klien 103
d. Konselor menyampaikan penanganan permasalahan siswa tidak masuk sekolah tanpa izin (membolos) menggunakan tahapan-tahapan konseling kelompok 2. Pelaksanaan Setelah menyusun rencana dalam kegiatan, penulis melakukan kegiatan berikutnya yakni pelaksanaan. Dalam pelaksanaan ini, penulis menggunakan siklus 1 dimana digunakan layanan konseling kelompok. Jika dalam siklus I, belum menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan kemudian dilanjutkan ke siklus II. 3. Observasi Observasi ini dilakukan untuk mencatat hal-hal yang ditemukan selama proses kegiatan siklus I. Untuk selanjutnya dirumuskan tentang kegagalan atau keberhasilannya. 4. Refleksi Refleksi dari penulis yakni akan lebih ditingkatkan kegiatan layanan konseling kelompok. Dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling penulis memberikan layanan berupa Konseling Individu. Adapun rencana tindakan penulis adalah sebagai berikut : 104
Tabel 3.1 : Rencana Awal PTBK SIKLUS 1 No. Bentuk Tindakan 1. Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan diri masingmasing siswa 2. Mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi siswa 3. Menunjukkan kelemahan dan kekuatan diri siswa 4. Menyatakan tidak pada perbuatan yang tidak baik 5. Menolak permintaan yang tidak diinginkan dan dapat 6. Komunikasi secara terbuka, jujur, tegas, terus terang dan Hasil yang diharapkan (Indikator Keberhasilan) Siswa dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan diri masingmasing Siswa mampu mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi Siswa dapat menerima diri sendiri Siswa mampu menyatakan tidak pada perbuatan yang tidak baik Siswa mampu menolak permintaan yang tidak diinginkan dan dapat Siswa mampu berkomunikasi secara terbuka, jujur, tegas, terus terang dan Setelah layanan siklus I, penulis mengamati tentang perilaku membolos selama 1 (satu) bulan untuk menilai keberhasilan layanan. Dalam siklus I ini penulis sebagai pemimpin serta pengamat dalam konseling kelompok. Jika siklus I, konseling kelompok sudah berhasil, maka penulis melanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan indikator keberhasilan siklus I adalah sudah terentasnya masalah yaitu siswa tidak membolos lagi. 105
Tabel 3.2 : Rencana Awal PTBK SIKLUS II No. Bentuk Tindakan 1. Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan diri masingmasing siswa 2. Mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi siswa 3. Menunjukkan kelemahan dan kekuatan diri siswa 4. Menyatakan tidak pada perbuatan yang tidak baik 5. Menolak permintaan yang tidak diinginkan dan dapat 6. Komunikasi secara terbuka, jujur, tegas, terus terang dan Hasil yang diharapkan (Indikator Keberhasilan) Siswa dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan diri masingmasing Siswa mampu mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi Siswa dapat menerima diri sendiri Siswa mampu menyatakan tidak pada perbuatan yang tidak baik Siswa mampu menolak permintaan yang tidak diinginkan dan dapat Siswa mampu berkomunikasi secara terbuka, jujur, tegas, terus terang dan B. Subjek Penelitian Siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Salatiga, yang sering tidak masuk sekolah tanpa izin (membolos) sejumlah 3 (tiga) orang siswa dilihat dari data absensi tahun ajar 2011/2012. Ketiga siswa berasal dari kelas VIII F. C. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observsi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai komunikasi subjek selama konseling. Diobervasi adalah tingkah laku siswa selama melakukan konseling kelompok. 106
Tabel 3.3 :PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS 1 PERTEMUAN 1 Nama K-1 K-2 K-3 Kontak Mata Ekspresi Perasaan Sikap/Ketengan Bicara Volume Kecepatan Bicara Ket Ket : K = Konseli b. Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperoleh referensi dari guru Bimbingan dan Konseling (BK), wali kelas dan siswa. Data yang ingin diperoleh adalah perubahan sikap siswa. Tabel 3.4 : PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING NO PERTANYAAN 1. Apakah guru Bimbingan dan Konseling pernah memanggil siswa yang membolos untuk melakukan konseling? 2. Apakah guru Bimbingan dan Konseling pernah memanggil orang tua siswa yang membolos? 3. Apakah guru Bimbingan dan Konseling pernah melakukan home visit terhadap siswa yang membolos? 4. Apakah guru Bimbingan dan Konseling pernah mempertemukan siswa dan orang tua di sekolah? 5. Apakah guru Bimbingan dan Konseling berupaya mengatasi masalah membolos siswa? 6. Apakah guru Bimbingan dan Konseling memotivasi keberhasilan pengentasan perilaku membolos siswa? Tabel 3.5 :PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA NO PERTANYAAN 1. Alasan apa yang membuat kamu untuk membolos? 2. Upaya apakah dari dalam diri kamu untuk tidak membolos? 3. Perubahan apakah yang kamu dialami akibat dari membolos? 4. Apakah kamu sudah menunjukkan adanya perubahan dari perilaku membolos? 107
Tabel 3.6 :PEDOMAN WAWANCARA KEPADA WALI KELAS NO PERTANYAAN 1. Apakah siswa dapat masuk sekolah, jika terlambat sampai di sekolah? 2. Apakah siswa dapat memahami diri sendiri? 3. Apakah siswa telah dapat teratasinya perilaku membolos? 4. Apakah siswa dapat mengembangkan kelebihan yang ada pada diri siswa? c. Studi Dokumentasi Data diperoleh dari presensi siswa kelas VIII tahun ajaran 2011/2012 SMP Negeri 9 Salatiga dari Bulan Juli sampai dengan Bulan Nopember. D. Indikator Keberhasilan Subyek penelitian tidak menunjukkan perilaku membolos selama 1 (satu) bulan sejak penelitian berakhir, akibat dari latihan asertif. Tabel 3.7 : Indikator Keberhasilan Latihan Asertif No Indikator 1. Mampu mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri serta mampu menerima diri sendiri 2. Mampu mengungkapkan permasalahan yang dihadapi siswa 3. Mampu mengatakan tidak pada perbuatan yang tidak baik serta mampu menolak permintaan yang dapat 4. Mampu berkomunikasi dengan jujur, terbuka, terus terang dan apa adanya E. Teknik Analisis Peneliti menggunakan penelitian Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) berdasarkan pada masalah ketidakhadiran siswa yang pengumpulan data dari catatan absensi siswa, dari narasumber warga sekolah diantaranya wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling dan guru kelas secara tertulis maupun secara lisan serta mencari jalan keluar dengan layanan 108
Konseling Kelompok terhadap siswa yang melakukan pelanggaran tidak masuk sekolah (membolos). Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998). Menurut Bogdan dan Taylor (1975 dalam Moleong 2000) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi social, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan. 109