BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif beberapa tahun terakhir ini menunjukkan berkembangan yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah penjualan mobil baru di tahun 2013 serta dukungan pemerintah terhadap kebijakan Low Cost Green Car (LCGC) yang berdampak cukup signifikan terhadap penjualan kendaraan bermotor di Indonesia. Sampai dengan tahun 2013, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kendaraan bermotor di Indonesia diperkirakan mencapai 102.26 juta unit. Jumlah kenaikan bermotor di Indonesia rata rata mengalami kenaikan sebesar 15.23% per tahun. Selama tiga tahun terakhir, pertumbuhan perusahaan pembiayaan terus melambat, hal ini dibuktikan dengan adanya 38 perusahaan yang pertumbuhan pembiayaannya minus dan 56 perusahaan labanya turun (infobank, 2014). Kondisi makro ekonomi 2014 yang menyebabkan adanya beberapa regulasi di bidang pertambangan dan otomotif menjadi faktor perlambatan pertumbuhan perusahaan pembiayaan. Kedua industri itu mempengaruhi kinerja perusahaan pembiayaan melalui jenis sewa guna usaha (leasing) dan pembiayaan konsumen (consumer financing). Menurut Biro Riset Infobank (biri, 2014), selama empat tahun terakhir, pertumbuhan pembiayaan perusahaan multifinance tumbuh rata rata 25.84% 1
dimana pertumbuhan ini disumbangkan dari kedua jenis pembiayaan diatas dengan pangsa pasar 65% pembiayaan konsumen dan 32% dari leasing. Pertumbuhan perusahaan pembiayaan 2013 disumbang oleh 79 perusahaan multifinance yang mampu tumbuh diatas rata rata pertumbuhan industri. Sedangkan dari penguasaan pasar, 20 perusahaan mampu menguasai pasar sebesar 68,25% dari total pembiayaan multifinance yang mencapai Rp.348,03 triliun pada tahun 2013. Ditengah kondisi perlambatan tersebut, kondisi persaingan antar perusahaan multifinance semakin ketat, ditandai dengan penurunan pangsa pasar 90 perusahaan pembiayaan multifinance, terutama 38 perusahaan yang labanya minus (Infobank, 2014). Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan mempunyai strategi bersaing yang tepat untuk memenangkan persaingan tersebut. Menurut Barney (2002), suatu perusahaan dikatakan mengalami keunggulan kompetitif ketika aksi-aksinya dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika beberapa kompetitor terlibat dalam tindakan yang serupa. Terdapat beberapa cara bagi perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing. Diantaranya cara yang disebutkan oleh Michael R Porter melalui Generic Strategy adalah cost leadership dan product differentiation. Strategi Cost Leadership merupakan cara yang paling sederhana untuk dijalankan oleh sebuah perusahaan jika perusahaan ingin mencapai posisi yang unggul melalui fungsi produk, layanan dan kualitas (Donelan and Kaplan, 1998). Jika perusahaan memilih salah satu stretgi diantara cost leadership dan product 2
differentiation, maka Value Chain Analysis dapat membantu perusahaan dalam mencapai Competitive Advantage (Hansen and Mowen, 2000). 1.2 Rumusan Masalah Pada tahun 2013, industri multifinance hanya mampu tumbuh 15,21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode sebelumnya, pertumbuhan pembiayaan mampu tumbuh sebesar 30%. Bank Indonesia (BI) memprediksikan pertumbuhan leasing per Mei 2014 hanya 9.94%, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yang mampu tumbuh sebesar 11.69%. Ketidakpastian kondisi makro ekonomi serta adanya pengetatan regulasi yang terkait dengan industri multifinance memicu perlambatan tersebut. Selain suku bunga yang mahal, kurs Dollar Amerika dan kenaikan harga kendaraan akibat adanya peraturan Otoritas Jasa keuangan (OJK) mengenai pembatasan biaya-biaya akuisisi menjadi hanya 25%, menjadikan turunnya daya serap pasar terhadap kendaraan bermotor. Kondisi tersebut berdampak langsung kepada beberapa perusahaan yang tumbuh minus, serta beberapa lainnya mengalami penurunan pangsa pasar. Namun, ada pula perusahaan multifinance yang mampu tumbuh. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan tersebut mampu mendapatkan laba melalui pendapatan operationalnya (Infobank, 2014) Di tengah kondisi makro ekonomi yang tidak menentu dan pengetatan kebijakan di bidang pembiayaan maupun bidang lain yang terkait dengan bidang pembiayaan konsumen, pembiayaan multifinance masih tumbuh 13.09% secara year 3
on year hingga Mei 2014 (Infobank, 2014). Selain itu, target penjualan otomotif pada tahun 2014, diprediksikan meningkat meskipun tidak banyak yaitu sejumlah 1.250.000 unit (SWA, 2014). Pertumbuhan kendaraa bermotor menurut Gaikindo hanya akan berkisar satu digit di tahun 2014 ini. Kebijakan LCGC (Low Cost Green Car) yang dikeluarkan oleh pemerintah, akan mendorong daya beli masyarakat akan pembelian kendaraan. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang akan dihadapi oleh perusahaan multifinance adalah apakah perusahaan multifinance mampu bersaing di industri di tengah ketatnya persaingan antar perusahaan multifinance dan kondisi ekonomi yang diprediksikan sedikit tumbuh bahkan cenderung melemah. Oleh karena itu, perusahaan multifinance perlu memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan sehingga dapat dirumuskan strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan kemampuan bersaing di pasar. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada uraian masalah sebelumnya maka penelitian ini dilakukan untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut ini : 1. Apakah strategi yang digunakan oleh perusahaan saat ini masih tepat digunakan untuk bersaing di industri multifinance? 2. Apakah kekuatan dan kelemahan perusahaan yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun strategi yang tepat bagi perusahaan? 4
3. Apakah strategi yang tepat bagi perusahaan yang dapat digunakan memangkan persaingan dengan kompetitor? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengevaluasi strategi bersaing perusahaan saat ini 2. Mengetahui potensi perusahaan melalui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang 3. Merumuskan strategi bersaing yang tepat bagi perusahaan 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dapat memberikan rekomendasi bagi seluruh stakeholder PT. Mandiri Tunas Finance strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan di industri multifinance 2. Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi PT. Mandiri Tunas Finance dalam menciptakan competitive advantage untuk memenangkan persaingan melalui analisa kekuatan dan kelemahan. 5
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan tempat penulis bekerja, yaitu sebuah perusahaan multifinance yang dimiliki oleh salah satu Bank terbesar di Indonesia yaitu PT.Mandiri Tunas Finance, sehingga penelitian ini hanya terbatas pada PT. Mandiri Tunas Finance saja. 1.7 Metodologi Penelitian a. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. 1) data primer, yaitu data yang diperoleh dari jawaban pada kuesioner yang dilakukan kepada responden yang menjadi sampel penelitian serta interview kepada narasumber di dalam perusahaan. 2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data pendukung yang digunakan dalam penelitan ini adalah data data yang mendukung pokok permasalahan yang dibahas seperti visi, misi, tujuan dan program perusahaan, data keuangan dan performance perusahaan, strategi yang diterapkan perusahaan selama ini serta hasil riset sebelumnya dan referensi pustaka. b. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1) metode riset kepustakaan (library research method) 6
Dilakukan dengan membaca literatur, jurnal, koran, majalah, maupun referensi lain baik secara manual maupun melalui internet, yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 2) metode riset lapangan (field research method) Cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data melalui pengamatan lapangan adalah dengan melalukan wawancara dan penyebaran kuesioner dengan manajemen PT. Mandiri Tunas Finance. Sample yang dipilih adalah manajemen dengan level Manajer sampai dengan Direktur Utama. c. Objek Penelitian Objek penelitian adalah manajemen PT.Mandiri Tunas Finance. d. Alat análisis Penelitian ini akan menggunakan metode Kualitatif Eksplanatori dengan menggunakan alat analisis sebagai berikut : a. Analisa Industri menggunakan PEST Model b. Analisis eksternal dan internal perusahaan menggunakan SWOT Analysis c. Analisis strategi bersaing menggunakan pendekatan IE Matrix dari Fred R David d. Strategi perusahaan saat ini 7
1.8 Rerangka Penelitian Kerangka berfikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Strategic Vision Eksternal Analysis Internal Analysis PEST Model Key Success Factor Competitive Advantage Strategic Choice IE Matrix Gambar.1.1. Rerangka Penelitian 8
1.9 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang akan dilakukan dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Bab I : Pendahuluan Bab pendahuluan akan membahas mengenai latar belakang masalah yang diteliti, rumusan dari permasalahan, pertanyaan penelitian sehingga permasalahan menjadi jelas, serta tujuan dan kegunaan penelitian bagi semua pihak 2. Bab II : Landasan Teori Bab ini akan membahas mengenai berbagai landasan teori dan tinjauan pustaka yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian ini. 3. Bab III : Metode Penelitian Bab ini memberikan uraian mengenai metode metode yang digunakan dalam penelitian ini seperti metode pengambilan data dan metode analisis data. 4. Bab IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab ini membahas deskripsi dari obyek penelitian serta analisis data dan pembahsan masalah yang sedang diteliti. 5. Bab V : Simpulan Dan Saran Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan dari masalah yang diteliti serta saran dari penulis kepada perusahaan berdasarkan hasil penelitian, keterbatsan penelitian serta saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya 9