KARAKTERISTIK PASIEN ACUTE DECOMPENSATED HEAR FAILURE DENOVO DI RSUDZA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

GAMBARAN PENYEBAB KEMATIAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT AN OVERVIEW OF MORTALITY CAUSES AT THE EMERGENCY UNIT DEPARTEMENT

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

USIA, JENIS KELAMIN DAN KLASIFIKASI HIPERTENSI DENGAN JENIS STROKE DI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dunia sebanyak 7,4 juta dan terus mengalami peningkatan (WHO, 2012). Hingga

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular sekarang merupakan penyebab kematian paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Infark miokard adalah nekrosis miokardial yang berkepanjangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : LORA INVESTISIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Gambaran Fungsi Ginjal pada Pasien Gagal Jantung yang Dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari Desember 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN RAWAT INAP ULANG PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUANG ALAMANDA RSUD ULIN BANJARMASIN


BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

Pola Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RAWAT ULANG PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG JANTUNG RSU dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN NAFAS DALAM TERHADAP SENSITIVITAS BARORFLEKS ARTERI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

Transkripsi:

KARAKTERISTIK PASIEN ACUTE DECOMPENSATED HEAR FAILURE DENOVO DI RSUDZA THE CHARACTERISTICS OF ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE DENOVO PATIENTS IN RSUDZA Liska Ainanur 1 ; Halimuddin 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 Bagian Keilmuan Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh E-mail: liska.ainanur94@gmail.com; Halimuddin.ners@gmail.com ABSTRAK Acute decompensated heart failure (ADHF) adalah sindroma klinis dari perburukan gejala gagal jantung yang membutuhkan rawat inap atau pelayanan medis lainnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik pasien Acute Decompensated Heart Failure Denovo (ADHF) meliputi usia, jenis kelamin, dan nilai tekanan arteri rata-rata (MAP) di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang dilakukan pada tanggal 18 s/d 19 juli 2016. Jenis penelitian deskriptif dengan desain retrospektive study. Populasinya seluruh pasien ADHF dari Januari Juni 2016 berjumlah 33 pasien, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Teknik pengumpulan data berupa pencatatan data status pasien dengan metode observasi dan menggunakan analisis distribusi frekuensi untuk mengetahui distribusi dan presentase. Hasil penelitian didapatkan kategori usia pasien terbanyak berada pada kategori lansia awal dan lansia akhir. Lansia awal sebanyak 10 pasien (30,3%) dan kategori lansia akhir sebanyak 10 pasien (30,3%), jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki 22 pasien (66,7%), dan kategori MAP berada pada kategori normal sebanyak 18 pasien (54,5%). Hasil Penelitian ini dapat menjadi referensi bahwa nilai MAP normal dapat menjadi faktor pemicu sindrom gagal jantung akut (Acute Decompensated Heart Failure, ADHF). Kata kunci : Acute Decompensated Heart Failure, Tekanan arteri rata-rata ABSTRACT Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) is a clinical syndrome of worsening symptoms of heart failures requiring hospitalizations or other medical services. The research purpose was to determine the characteristics of Acute Decompensated Heart Failure Denovo (ADHF) including ages, genders, and mean arterial pressure (MAP) values in Regional Public Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh conducted from 18 to 19 July 2016. It was a descriptive study with a retrospektive study design. Its population was the entire ADHF patients from January to June 2016 as many as 33 patients. Its sampling technique was total sampling. The data collection technique was in the form of data notes of the patients status with observation method and used a frequency distribution analysis to determine the distribution and percentage of it. The result of it showed the highest age category of the patients was in the category of the early elderly and late elderly. The early elderly was as many as 10 patients (30.3%) and late elderly was as many as 10 patients (30.3%), the most gender found was 22 male patients (66.7%), and the category of MAP was in the normal category as many as 18 patients (54.5%). The result of this research can be a reference that the normal MAP can be a trigger factor for acute heart failure syndromes (ADHF). Keywords : Acute Decompensated Heart Failure, Mean Arterial Pressure 1

PENDAHULUAN Data yang diterbitkan oleh WHO tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 17,3 miliar orang di dunia meninggal karena penyakit kardiovaskular dan diperkirakan akan mencapai 23,3 miliar penderita yang meninggal pada tahun 2020. Di Indonesia, pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun (Depkes RI, 2013). Jenis Penyakit kardiovaskular yang paling sering terjdi adalah gagal jantung. Salah satu bentuk gagal jatung yaitu gagal jantung akut dekompensata (Acute Decomoensated Heart Failure, ADHF). ADHF dapat disebabkan oleh infark miokard. Infark miokard merupakan perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Darah berfungsi sebagai alat transportasi dalam tubuh yang membawa oksigen dan nutrisi untuk proses metabolisme tubuh. Mean Arterial Pressure (MAP) adalah hitungan rata-rata tekanan darah arteri yang dibutuhkan agar sirkulasi darah sampai ke jaringan hingga otak. Pada pasien gagal jantung akut, diperoleh nilai MAP yang tinggi dikarenakan pasien gagal jantung akut membutuhkan tekanan perfusi yang adekuat sehingga aliran darah ke jaringan dapat tercapai (Burnauer, 2014). Berdasarkan data dari Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE), ADHF banyak terjadi pada tentang usia 70-75 tahun. Dan 50% lebih pasien berjenis kelamin perempuan Hospitalisasi pada pasien gagal jantung dapat dikategorikan dalam tiga area, yaitu (1) pasien dengan onset gagal jantung baru yang biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yang spesifik seperti infark miokard; (2) pasien dengan gagal jantung kronik dan mengalami kekambuhan; (3) pasien kategori D pada guidelines AHA/ACC baru yang mengalami disfungsi sistolik ventrikel kiri dan sering mengalami kekambuhan (O Connor, 2005). Diagnosa yang sering muncul pada pasien gagal jantung yaitu ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik. Pasien yang sering kali kembali ke rumah sakit atau klinik akibat adanya kekambuhan episode gagal jantung. Hal ini sesuai dengan data awal yang penulis dapatkan pada saat melaksanakan studi pendahuluan pada tanggal 11 Maret 2016 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yaitu jumlah kasus baru pasien gagal jantung pada tahun 2015 sebanyak 159 dengan jumlah kunjungan sebanyak 798 kunjungan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis ingin melihat karakteristik pasien ADHF meliputi usia, jenis kelamin dan tekanan arteri rata-rata. METODE Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan metode deskriptifdan menggunakan desain retrospective study.pengambilan data penelitian ini dilakukan di ruang Rawat Bedah Jantung (RBJ) dan Geulima 2RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 sampai 19 Juli 2016. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah pasien dengan diagnosa ADHF dari Januari juni 2016 di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh menggunakan teknik total sampling sebanyak 33 responden. Penelitian ini menggunakan analisa univariat untuk melihat frekuensi dan distribusi dari setiap variabel penelitian. HASIL Pengolahan variabel usia dikategorikan dewasa awal jika pasien berusia 26-35 tahun, dikategorikan dewasa akhir jika berusia 36-45tahun, 2

dikategorikan lansia awal jika berusia 46-55 tahun, dikategorikan lansia akhir jika berusia 56-65 tahun dan dikategorikan manula jika pasien berusia > 65 tahun Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden Acute Decompensated Heart Failure Denovo (n=33) Usia f % Dewasa 3 9,1 awal Dewasa 6 18,2 akhir Lansia 10 30,3 awal Lansia 10 30,3 akhir Manula 4 12,1 Total 33 100 Tabel 1 menjelaskan bahwa dari 33 responden Acute Decompensated Heart Failure Denovo yang diteliti, 10 responden (30,3 %) berada pada kategori lansia awal atau pada rentang 46 55 tahun dan 10 responden (30,3%) berada pada kategori lansia akhir atau pada rentang 56 65 tahun. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Acute Decompensated Heart Failure Denovo (n=33) Jenis kelamin f % Laki-laki 22 66,7 Perempuan 11 33,3 Total 33 100 Tabel 2 menjelaskan bahwa dari 33 responden Acute Decompensated Heart Failure Denovo yang diteliti jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, yaitu 22 orang (66,7%). Pengolahan variabel tekanan arteri rata-rata (MAP) dikategorikan berdasarkan kategori tekanan darah berdasarkan nilai MAP, dengan kategori normal jika nilai MAP 70 99 mmhg, normal tinggi jika nilai MAP 100-105 mmhg, hipertensi ringan (stadium 1) jika nilai MAP 106 119 mmhg, hipertensi sedang (stadium 2) jika nilai MAP 120 132 mmhg, hipertensi berat (stadium 3) jika nilai MAP 133 149 mmhg dan dikategorikan hipertensi maligna (stadium 4) jika nilai MAP 150 mmhg. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tekanan Arteri Rerata(MAP) PasienAcute Decompensated Heart Failure Denovo (n= 33) MAP f % Normal 18 54,5 Normal tinggi 1 3,0 ringan 7 21,2 sedang 4 12,1 berat 2 6,1 maligna 1 3,0 Total 33 100 Tabel 3 menjelaskan bahwa dari 33 responden Acute Decompensated Heart Failure Denovo, 18 responden (54,5 %) memiliki tekanan arteri rerata (MAP) pada kategori normal yaitu pada rentang 70 99 mmhg. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 33 responden dengan diagnosa gagal jantung akut dekompensata denovo, didapatkan bahwa usia responden yang berada pada kategori dewasa awal (26 35 tahun) sebanyak 3 orang (9,1%), pada kategori dewasa akhir (36 45 tahun) sebanyak 6 3

orang (18,2%), pada kategori lansia awal (46 55 tahun) sebanyak 10 orang (30,3%), pada kategori lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 10 orang (30,3%) dan pada kategori manula ( 65 tahun) sebanyak 4 orang (12,1 %). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Pakpahan (2011) diketahui bahwa distribusi tertinggi umur penderita gagal jantung adalah pada umur 40 tahun yaitu 96,5%. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Siagihan (2009) di RSUP H. Adam Malik Medan, jumlah penderita gagal jantung semakin meningkat dengan bertambahnya usia 75,6% pada usia 40 tahun dan 24,4% pada usia 40 tahun. Insidensi dan prevalensi gagal jantung meningkat secara dramatis sesuai dengan peningkatan umur. Study Framingham menunjukkan prevalensi gagal jantung untuk usia 50-59tahun adalah 0,8% dan untuk orang dengan usia 60-69 tahun adalah 2,3% (Sany, 2007, p.60). Hasil penelitian Greenberg (2012), diketahui distribusi umur penderita ADHF di amerika dan eropa secara umum berada pada rentang 70 tahunan, sedangkan di asia ratarata umur penderita lebih rendah. Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) juga mengungkapkan rata-rata umur pasien ADHF berada pada rentang 70-75 tahun (Joseph, 2009). Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 33 responden dengan diagnosa Acute Decompensated Heart Failure Denovo, 22 responden (66,7%) berjenis kelamin lakilaki dan 11 responden (33,3%) berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul Majid (2010) dimana frekuensi tertinggi rawap inap ulang pasien gagal jantung adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 54 orang (56,25%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita penyakit jantung dibandingkan perempuan.hal ini sesuai dengan data WHO yang menyatakan bahwa pasien pria lebih banyak daripada pasien wanita yang terdiagnosa dengan penyakit jantung koroner (PJK).Hal ini bisa disebabkan karena perempuan yang belum menopause memiliki hormone ekstrogen yang tinggi.hormone ekstrogen memiliki efek protektif terhadap penyakit jantung koroner, yaitu dengan meningkatkan apoprotein AI (Pakpahan, 2011). Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 33 responden dengan diagnosa Acute Decompensated Heart Failure Denovo, 18 responden (54,5 %) memiliki nilai tekanan arteri rerata (MAP) pada kategori normal (51,4 %), 1 responden (3 %) berada pada kategori normal tinggi, 7 responden (21,2 %) berada pada kategori hipertensi ringan (stadium 1), 4 responden (12,1 %) berada pada kategori hipertensi sedang (stadium 2), 2 responden (6,1%) berada pada kategori hipertensi berat (stadium 3) dan 1 responden (3%) berada pada kategori hipertensi maligna (stadium 4). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2015) di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo, didapatkan hasil sebagian besar responden (73,3%) mempunyai kasifikasi tekanan arteri rerata dalam kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya tekanan darah yang tinggi sehingga menyebabkan sirkulasi darah tidak stabil.tekanan arteri rata-rata dikontrol oleh baroreseptor yang terdapat di sistem sirkulasi. Apabila baroreseptor mendeteksi tekanan yang abnormal, baroreseptor akan mengaktivasi sistem reflek untuk memulihkan tekanan arteri ke nilai normal (Sherwood, 2011). Tekanan arteri rata-rata adalah daya utama yang menentukan perfusi jaringan, tekanan ini mendorong darah ke dalam jaringan.oleh karena itu, tekanan arteri rata-rata harus dipertahankan pada rentang normal untuk menjamin aliran darah yang adekuat ke berbagai jaringan 4

terutama otak dan tidak membebani jantung serta tidak meningkatkan risiko kerusakan vaskular. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang karakteristik pasien Acute Decompensated Heart Failure Denovo di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dapat disimpulkan bahwa Usia pasien Acute Decompensated Heart Failure Denovo terbanyak berada pada kategori usia lansia awal atau pada rentang 46 55 tahun pada 10 responden (30,3 %) dan pada kategori usia lansia akhir atau pada rentang 56 65 tahun pada 10 responden (30,3 %). Jenis kelamin pasien Acute Decompensated Heart Failure Denovo terbanyak adalah laki-laki yaitu 22 orang (66,7 %). Nilai MAP pasien Acute Decompensated Heart Failure Denovo lebih banyak berada kategori normal yaitu pada 18 responden (54,5 %). Penelitian ini dapat menjadi referensi bahwa nilai MAP normal dapat menjadi faktor pemicu sindrom gagal jantung akut (Acute Decompensated Heart Failure, ADHF). Diharapkan perawat pelaksana dapat mempertahankan nilai MAP yang normal pada pasien ADHF sehingga kebutuhan nutrisi jaringan dan otak dapat terpenuhi dan diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tepat dan cepat pada pasien ADHF. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan jumlah sampel yang lebih besar. Juga dapat dilakukan penelitian mengenai hubungan peningkatan nilai MAP dengan mortalitas pasien Acute Decompensated Heart Failure Denovo. REFERENSI Brunauer, A. (2014). The Arterial Blood Pressure Associated With Terminal Cardiovascular Collapse In Critically Patients: A Retrospective Cohort Study. Critical Care (2014) 18:719 Depkes RI. (2013). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Fenton, D.E. (2009). Myocardial Infarction. Diakses pada tanggal 21 Maret dari http://emedicine.medscape.com Guyton, A. C and Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC Horton, C. F & Collins, S. P. (2013). The Role of the Emergency Department in the Patient with Acute Heart Failure. Curr Cardional Rep (2013) 15:365 Joseph, S.M,.Cedars, A.M., Ewald, G.A., Geltman, E.W. & Mann, D.L (2009). Acute Decompensated Heart Failure. Houston: Texas Heart Institue Levine, G. N. (2010). Cardiology Secret Third Edition. Philadelphia: Mosby Elsevier O Connor, C. M. (2005). Managing Acute Decompensated Heart Failure. USA: Taylor & Francis Saputra, T. T., Ketaren, I. & Tejoyuwono, A. A. T. (2013). Hubungan Lokasi Infark dengan Mortalitas pada Pasien Infark Miokard Akut yang Dirawat di Ruang Intensif Cardiac Care Unit (ICCU) RSU Dokter Soedarso Pontianak diakses pada tanggal 26 maret 2016 Sherwood, L. (2011). Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC 5

Smeltzer C. S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Stilwell, Susan B. (2011). Pedoman Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC Thygesen, K., Joseph S.A. & Harvey D.W. (2007). Universal Definition of Myocardial Infarction. Journal of American College of Cardiology Vol. 50, No. 22 6