Lampiran 1 SKEMA ALUR PIKIR Kalsium Hidroksida ( Ca(OH) 2 ) Kalsium hidroksida telah digunakan sejak tahun 1920 dan saat ini merupakan bahan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan. Sifat antimikroba dari kalsium hidroksida berasal dari penguraian ion-ion Ca 2+ dan OH -. Mekanisme antimikroba kalsium hidroksida terjadi dengan pemisahan ion kalsium dan hydroksil ke dalam reaksi enzimatik pada bakteri dan jaringan, menginhibisi replikasi DNA serta bertindak sebagai barrier dalam mencegah masuknya bakteri dalam sistem saluran akar. Hence menyatakan bahwa kalsium hidroksida bukan merupakan bahan medikamen saluran akar universal karena tidak semua spesies bakteri dalam saluran akar efektif terhadapnya. Salah satu spesies bakteri yang menunjukkan resistensi terhadap kalsium hidroksida adalah Enterococcus faecalis (Podbielski et al, 2000; Siqueira and Uzeda, 1998). Kulit Buah Manggis Kulit manggis yang dahulu hanya dibuang saja ternyata menyimpan sebuah harapan untuk dikembangkan sebagai kandidat obat yang ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi. Hasil penapisan fitokimia ekstrak kulit buah manggis yang dilakukan oleh Masniari Poeloengan dan Praptiwi (2010) menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis mengandung komponen kimia yang mempunyai aktivitas antibakteri, yaitu saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid.. Suksamrarn et al (2003) asal Thailand melakukan penelitian terhadap kulit buah manggis dimana senyawa kimianya menunjukkan aktivitas kuat dalam menghambat bakteri Mycobacterium tuberculosis. Torrungruang et al (2007) melakukan uji antibakteri ekstrak kulit manggis terhadap bakteri Streptococcus mutan KPSK 2 menunjukkan nilai KHM 6,25% dan KBM 12,5%.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa sudah ada penelitian efek antibakteri ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangostana Linn) terhadap beberapa jenis bakteri namun belum ada penelitian efek antibakteri ekstrak kulit buah manggis terhadap Enterococcus faecalis sebagai salah satu bakteri yang patogen di saluran akar. Timbul Permasalahan: Apakah ekstrak kulit buah manggis memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Enterococcus faecalis? Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak kulit buah manggis dengan melihat konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat dan membunuh bakteri Enterococcus faecalis. Judul Penelitian: EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) TERHADAP Enterococcus faecalis SEBAGAI BAHAN MEDIKAMEN SALURAN AKAR (secara in vitro)
Lampiran 2. Skema Alur Penelitian 2.1 Pembuatan ekstrak kulit buah manggis Sediaan kulit buah manggis 1 kg yang segar dan matang Bahan baku dicuci bersih, ditimbang lalu diiris halus dan dikeringkan selama 10 hari di lemari pengering Sampel dihaluskan dengan blender menjadi serbuk, dimaserasi dengan pelarut etanol 70% selama 3 jam, kemudian diperkolasi dan ditutup dengan aluminium foil selama 24 jam Setelah 24 jam, cairan (maserat) ditampung. Ulangi prosedur sampai maserat berwarna jernih Maserat yang didapat, digabung dan disaring, lalu diuapkan menggunakan vacuum rotary evaporator pada tekanan <1 ATM dengan temperatur 50 C Ekstrak kental berwarna kuning kecoklatan dengan konsentrasi 100%
2.2 Pembuatan Media Pertumbuhan Mueller Hinton Agar 12 gram + aquadest 240 ml Dipanaskan hingga mendidih Disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit Saat akan digunakan, dipanaskan kembali hingga mendidih Dituangkan ke dalam petri (20ml/petri) 2.3 Pembiakan spesimen Bakteri Enterococcus faecalis yang telah dibiakkan secara murni pada Mueller Hinton Agar 1-2 ose koloni disuspensikan dengan larutan NaCl 0,9% Diperoleh sesuai kekeruhan Mac Farland ( kekeruhan 0,5 Mac Farland / 1. 10 8 CFU/ml)
2.4 Skema Ujibakteri Suspensi bakteri Enterococcus faecalis Ekstrak etanol kulit buah manggis dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% Dimasukkan dalam inkubator CO 2 dengan suhu 37 0 C selama 24 jam Membandingkan kekeruhan dengan kontrol ( Mac Farland yang diinkubasi 24 jam) Penentuan nilai KHM dari kelompok perlakuan yang mulai tampak jernih Menghitung jumlah koloni bakteri pada kelompok perlakuan yang mulai tampak jernih Metode Drop Plate Mills Mesra Hasil
Lampiran 3