HUBUNGAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA DI KELOMPOK B PAUD MADAMBA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

PENGARUH METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN ANAK BERBICARA DI TK BETHEL KECAMATAN LORE SELATAN ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK A1 TK KEMALA BHAYANGKARI 01 PALU

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

PENGARUH MEDIA KARTU HURUF HIJAIYYAH TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYYAH DI KELOMPOK B TK 1 AL-KHAIRAAT KASIMBAR

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL KONSEP WAKTU MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE

MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK SION TATURA PALU

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP PENGEMBANGAN MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK PUDJANANTI KECAMATAN SIGI BIROMARU NI PUTU AYU SARTIKA ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL WARNA MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

MENINGKATKAN NILAI AGAMA PADA ANAK MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK PERTIWI DONGGALA

PERANAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B TK PGRI BAIYA

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

K A R M I NIM. A53B111043

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL MACAM- MACAM MAKANAN BERGIZI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B2 TK BUNDA HATI KUDUS PALU

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

PERANAN PEMBIASAAN BERDOA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK DI KELOMPOK B TK RIA KARTINI PEWUNU KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KREATIVITAS SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) PADA ANAK TK AL-KHAIRAAT BOBO KECAMATAN DOLO BARAT

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL IV PALU. Siti Gamar H.

HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TAVANJUKA. Widhi adyanita 1

Desly Manalu, Tri Utami, Enda Puspitasari

PENINGKATAN KREATIVITAS MEWARNAI GAMBAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B1 TK NEGERI PEMBINA PALU UTARA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL CIPTAAN TUHAN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK PADA TEMA PEKERJAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK AL AMIN WANI II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa anak anak, bermain merupakan dasar bagi perkembangan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini SUNARSI NIM : A53H111029

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE

Disusun Oleh LASINI A53B111022

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : DIAN KRISNAYANTI NPM:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B3 RA DEPAG 1 PALU BARAT

Nyoman Deni Setia Andari 1 ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2014 : 109) Metode yang digunakan dalam penelitian ini

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK Di KELOMPOK B3 PAUD-TK NEGERI PEMBINA PALU. Rahayu 1

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

PENGARUH METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK DI KELOMPOK B PAUD TERPADU HARAPAN MULIA PALU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 2 KARANGANYAR KEBUMEN

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK PADA KELOMPOK B DI TK BOHHATEMA ACEH BESAR. Abstrak

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

MENINGKATAKAN MORAL ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK A TK NEGERI PEMBINA SINDUE

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM KANITA TIARA BAKI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

PENGARUH PERMAINAN MODIFIKASI BOLA BASKET TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK B1 RAUDHATUL ATHFAL AL IKHLAS PALU. Yayan Hidayanti 1 ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK TAMAN HARAPAN

PENGARUH PERCOBAAN SAINS SEDERHANA TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 PALU

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TATURA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN BERCERITA DI PAUD NURUL HIDAYAH ACEH BESAR. Rizka Marputri, Fakhriah, Dewi Fitriani

PENINGKATAN KREATIVITAS SENI RUPA KOLASE DENGAN MEDIA DAUN PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 03 BANYUMANIK SEMARANG

JURNAL PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

Oleh: Dibimbing oleh : 1. Dema Yulianto, M.Psi 2. Anik Lestariningrum, M.Pd

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

PENGARUH METODE EKSPERIMEN SAINS SEDERHANA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B5 TK AISYIYAH 1 PALU

Meningkatkan penguasaan keaksaraan anak usia dini melalui media flashcard di TK Para Bintang Kota Jambi Kelompok B3

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

Transkripsi:

1 HUBUNGAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA DI KELOMPOK B PAUD MADAMBA PALU Niluh Dewi Kristiani 1 ABSTRAK Masalah pokok dalam tulisan ini adalah kemampuan anak berbicara belum berkembang sesuai harapan dalam hal mengenal kosa kata, menjawab, dan mengajukan.upaya meningkatkan kemampuan anak berbicara telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan metode bercerita dengan kemampuan anak berbicara di kelompok B PAUD Madamba Palu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Subjek penelitian seluruh anak di kelompok B PAUD Madamba Palu yang berjumlah 19 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan anak berbicara terbukti minggu terakhir dalam aspek mengenal kosa kata kategori BSB 1 (5,26%), kategori BSH 2 (10,52%), kategori MB 3 (15,78%), dan kategori BB 13 (68,42%) menjadi kategori BSB 5 (26,31%), kategori BSH 6 (31,57%), kategori MB 7 (36,84%), dan kategori BB 1 (5,26%). Dalam aspek menjawab kategori BSB 1 (5,26%), kategori BSH 2 (10,52%), kategori MB 2 (10,52%), dan kategori BB 14 (73,68%) menjadi kategori BSB 5 (26,31%), kategori BSH 8 (42,10%), kategori MB 5 (26,31%) dan kategori BB 1 (5,26%). Dalam aspek mengajukan kategori BSB 1 (5,26%), kategori BSH 2 (10,52%), kategori MB 3 (15,78%), dan kategori BB 13 (68,42%). Meningkat menjadi kategori BSB 6 (31,57%), kategori BSH 7 (36,84%), kategori MB 5 (26,31%). Dan kategori BB 1 (5,26%). Kata Kunci : Metode Bercerita, Kemampuan Anak Berbicara PENDAHULUAN Berdasarkan observasi awal di kelompok B PAUD Madamba Palu, ditemukan masalah yaitu kemampuan anak berbicara belum berkembang sesuai harapan seperti anak belum mampu mengenal kosa kata, belum mampu menjawab dan belum mampu mengajukan disebabkan anak belum terbiasa melatih diri untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya, masih merasa malu dan kurang banyak mendengarkan cerita. Untuk 1 Mahasiswa Program Studi PG-PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. No. Stambuk A 411 11 024

2 mengatasi masalah tersebut, telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan metode bercerita dengan kemampuan anak berbicara di Kelompok B PAUD Madamba Palu. Metode bercerita bagi anak TK merupakan salah satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai bahan pelajaran dengan lebih baik. Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik Taman Kanak-Kanak. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak metode bercerita dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan, memberikan keterangan atau penjelasan tentang hal baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai kompetensi dasar Taman Kanak-Kanak. Menurut Umar (2007:49), menyatakan bahwa metode bercerita adalah cara menyampaikan atau menyajikan materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak Taman Kanak-Kanak. Selanjutnya menurut Tadiakum Musfiro (2005:65), bahwa metode bercerita salah satu metode pembelajaran moral yang sesuai untuk anak modeling atau contoh bertindak. Menurut Winda Gunarti (2008:57) menyatakan bahwa penyampaian bercerita dengan cara bertutur. Yang membedakan antara metode bercerita dengan metode penyampaian cerita lain adalah lebih menonjol aspek teknis penceritaan lainnya.sebagaimana pantonim yang lebih menonjolkan gerak dan mimik, operet yang lebih menonjolkan musik dan nyanyian, puisi dan deklamasi yang lebih menonjolkan syair, sandiwara yang lebih menonjol pada permainan peran oleh para pelakunya, atau monolog (teater tunggal) yang mengoptimalkan semuanya. Jadi tugasnya, metode bercerita lebih menonjolkan penuturan lisan materi cerita dibandingkan aspek teknis yang lainnya. Menurut Nurbiana Dhieni (2008:6.3), bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah donggeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh karna itu orang menyajikan cerita tersebut menyampaikannya dengan menarik. Menurut Bachir (2005:10), bercerita adalah menuturkan sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. Sedangkan, berbicara menurut Tarigan dalam Solchan (2007:11), memberikan batasan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya, berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar atau penyimak. Sedangkan dalam Tarigan (1993:15), mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

3 Pendapat lain dikemukakan oleh Santoso (2006:34), bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran. Ahli lainnya bernama Mulgrave (dalam Nurmin, 2007:8), juga mengemukakan bahwa berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar. Selanjutnya definisi berbicara juga dikemukakan oleh Brown dan Yule dalam Puji Santosa, dkk (2006:34), berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Dengan metode bercerita anak akan terbiasa dalam menceritakan pengalamannya atau sesuatu yang ia sukai, sehingga akan membantu perkembangan kemampuan anak berbicara. Karena kemampuan berbicara sangatlah penting dikembangkan pada jenjang pendidikan anak di Taman Kanak-Kanak. Dapat disimpulkan penerapan metode bercerita sangat penting untuk membantu mengembangkan kemampuan anak, khususnya berbicara anak. Hal tersebut disebabkan karena saat anak mendengar apa yang dibicarakan oleh guru merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi anak. Oleh karena itu, jika guru mengajar menggunakan metode bercerita maka kemampuan anak berbicara akan berkembang secara optimal. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah kualitatif, dan jenisnya deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh anak di kelompok B PAUD Madamba Palu yang berjumlah 19 orang anak, terdiri dari 9 laki-laki dan 10 perempuan. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi dan dokumentasi. Untuk memudahkan penelitian, ditetapkan dua variabel penelitian, variabel bebas (X) yaitu metode bercerita dan variabel terikat (Y) yaitu kemampuan berbicara. Sedangkan, rancangannya dapat digambarkan sebagai berikut: X Y Keterangan: X : Metode Bercerita Y : Kemampuan Berbicara : Hubungan. Selanjutnya, data yang terkumpul diolah dengan menggunakan teknik persentase, kemudian hasil olahan dianalisis secara deskriptif, sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Anas Sudjiono (1989:40), yaitu: F P = X 100% N Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi hasil pengamatan kemampuan anak berbicara. N : Jumlah anak

4 HASIL PENELITIAN Mengenal Kosa Kata Pertanyan Tabel 1. Rekapitulasi Kemampuan Anak Berbicara Minggu I NO Kategori Aspek Yang Di Amati Ratarata 1 BSB 1 5,26 1 5,26 1 5,26 5,26 2 BSH 2 10,52 2 10,52 2 10,52 10,52 3 MB 3 15,78 2 10,52 3 15,78 21.04 4 BB 13 68,42 14 73,68 13 68,42 70,17 Berdasarkan tabel 1 diatas,dapat dilihat berdasarkan ketiga aspek pengamatan dari 19 subjek penelitian, pada kemampuan mengenal kosa kata kategori BSB terdapat 1 anak ( 5,26%), kategori BSH terdapat 2 anak (10,52%), kategori MB terdapat 3 anak (15,78%), kategori BB 13 anak (68,42). Selanjutnya, kemampuan menjawab kategori BSB terdapat 1 anak (5,26%), kategori BSH terdapat 2 anak (10,52%), kategori MB terdapat 2 anak (10,52%), kategori BB terdapat 14 anak (73,68%). Selanjutnya kemampuan mengajukan kategori BSB terdapat 1 anak (5,26%), kategori BSH terdapat 2 anak (10,52%), kategori MB terdapat 3 anak (15,78%), kategori BB 13 anak (68,42%). Tabel 2 Rekapitulasi Kemampuan Anak Berbicara Minggu ke-ii Mengenal Kosa Kata Pertanyaan Pertanyaan NO Kategori Aspek Yang Di Amati Ratarata 1 BSB 1 5,26 1 5,26 1 5,26 5,26 2 BSH 2 10,52 2 10,52 3 15,78 12,27 3 MB 4 21,05 4 21,05 4 21,05 21,05 4 BB 12 63,15 12 63,15 11 57,89 61.39 Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat dilihat berdasarkan ketiga aspek pengamatan dari 19 subjek penelitian, pada kemampuan mengenal kosa kata kategori BSB terdapat 1 anak ( 5,26%), kategori BSH terdapat 2 anak (10,52%), kategori MB terdapat 4 anak (21,05%), kategori BB

5 12 anak (63,15%). Selanjutnya, kemampuan menjawab kategori BSB terdapat 1 anak (5,26%), kategori BSH terdapat 2 anak (10,52%), kategori MB terdapat 4 anak (21,05%), kategori BB terdapat 12 anak (63,15%). Selanjutnya kemampuan mengajukan kategori BSB terdapat 1 anak (5,26%), kategori BSH terdapat 3 anak (15,78%), kategori MB terdapat 4 anak (21,05%), kategori BB 11 anak (57,89%). Tabel 3 Rekapitulasi Kemampuan Anak Berbicara Minggu ke-iii Mengenal Kosa Kata NO Kategori Aspek Yang Di Amati Ratarata 1 BSB 2 10,52 2 10,52 2 10,52 10,52 2 BSH 3 15,78 3 15,78 4 21,05 17,53 3 MB 5 26,31 4 21,05 4 21,05 22,80 4 BB 9 47,36 10 52,63 9 47,36 49,11 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil rekapitulasi kemampuan anak berbicara dalam aspek mengenal kosa kata kategori BSB terdapat 2 anak ( 10,52%), kategori BSH terdapat 3 anak (15,78%), kategori MB terdapat 5 anak (26,31%), kategori BB 9 anak (47,36%). Selanjutnya, kemampuan menjawab kategori BSB terdapat 2 anak (10,52%), kategori BSH terdapat 3 anak (15,78%), kategori MB terdapat 4 anak (21,05%), kategori BB terdapat 10 anak (52,63%). Selanjutnya kemampuan mengajukan kategori BSB terdapat 2 anak (10,52%), kategori BSH terdapat 4 anak (21,05%), kategori MB terdapat 4 anak (21,05%), kategori BB 9 anak (47,36%). Tabel 4. Rekapitulasi Kemampuan Anak Berbicara Minggu ke-iv Mengenal Kosa Kata NO Kategori Aspek Yang Di Amati Ratarata 1 BSB 2 10,52 2 10,52 2 10,52 10,52 2 BSH 5 26,31 4 21,05 6 31,57 26,31 3 MB 6 31,57 5 26,31 6 31,57 29,81 4 BB 6 31,57 8 42,10 5 26,31 33,32

6 Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat dilihat berdasarkan ketiga aspek pengamatan dari 19 subjek penelitian, pada kemampuan mengenal kosa kata kategori BSB terdapat 2 anak ( 10,52%), kategori BSH terdapat 5 anak (26,31%), kategori MB terdapat 6 anak (31,57%), kategori BB 6 anak (31,57%). Selanjutnya, kemampuan menjawab kategori BSB terdapat 2 anak (10,52%), kategori BSH terdapat 4 anak (21,05%), kategori MB terdapat 5 anak (26,31%), kategori BB terdapat 8 anak (42,10%). Selanjutnya kemampuan mengajukan kategori BSB terdapat 2 anak (10,52%), kategori BSH terdapat 6 anak (31,57%), kategori MB terdapat 6 anak (31,57%), kategori BB terdapat 5 anak (26,31%). Tabel 5 Rekapitulasi Kemampuan Anak Berbicara Minggu ke-v Mengenal Kosa Kata peranyaan NO Kategori Aspek Yang Di Amati Ratarata 1 BSB 3 15,78 3 15,78 3 15,78 15,78 2 BSH 7 36,84 5 26,31 7 36,84 33,33 3 MB 7 36,84 6 31,57 7 36,84 35,08 4 BB 2 10,52 5 26,31 2 10,52 15,78 Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat dilihat berdasarkan ketiga aspek pengamatan dari 19 subjek penelitian, pada kemampuan mengenal kosa kata kategori BSB terdapat 3 anak ( 15,78%), kategori BSH terdapat 7 anak (36,84%), kategori MB terdapat 7 anak (36,84%), kategori BB 2 anak (10,52%). Selanjutnya, kemampuan menjawab kategori BSB terdapat 3 anak (15,78%), kategori BSH terdapat 5 anak (26,31%), kategori MB terdapat 6 anak (31,57%), kategori BB terdapat 5 anak (26,31%). Selanjutnya kemampuan mengajukan kategori BSB terdapat 3 anak (15,78%), kategori BSH terdapat 7 anak (36,84%), kategori MB terdapat 7 anak (36,84%), kategori BB terdapat 2 anak (10,52%). Tabel 6. Rekapitulasi Kemampuan Anak Berbicara Minggu ke-vi NO Kategori Aspek Yang Di Amati Rata-rata Mengenal Kosa Kata 1 BSB 5 26,31 5 26,31 6 31,57 28.06 2 BSH 6 31,57 8 42,10 7 36,84 36,83

7 3 MB 7 36,84 5 26,31 5 26,31 29,82 4 BB 1 5,26 1 5,26 1 5,26 5,26 Berdasarkan tabel 6 diatas, dapat dilihat berdasarkan ketiga aspek pengamatan dari 19 subjek penelitian, pada kemampuan mengenal kosa kata kategori BSB terdapat 5 anak ( 26,31%), kategori BSH terdapat 6 anak (31,57%), kategori MB terdapat 7 anak (36,84%), kategori BB 1 anak (5,26%). Selanjutnya, kemampuan menjawab kategori BSB terdapat 5 anak (26,31%), kategori BSH terdapat 8 anak (42,10%), kategori MB terdapat 5 anak (26,31%), kategori BB terdapat 1 anak (5,26%). Selanjutnya kemampuan mengajukan kategori BSB terdapat 6 anak (31,57%), kategori BSH terdapat 7 anak (36,84%), kategori MB terdapat 5 anak (26,31%), kategori BB terdapat 1 anak (5,26%). PENERAPAN METODE BERCERITA Penerepan metode bercerita untuk mengembangkan kemampuan anak berbicara dilakukan melalui 3 aspek pengamatan yang berkaitan dengan kemampuananak berbicara, yaitu kemampuan mengenal kosa kata, kemampuan menjawab, dan kemampuan mengajukan. PEMBAHASAN 1. Mengenal kosa kata Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian berlangsung, menunjukan bahwa metode bercerita semakin berpengaruh terhadap kemampuan anak berbicara dalam aspek mengenal kosa kata. Kosa kata merupakan salah satu bagian terpenting dari bahasa,. Menurut Zuchdi (1995:37), kemampuan kosa kata adalah kemampuan anak untuk mengenal, memahami, dan mengunakan kata-kata dengan baik dan benar, selain itu kosa kata mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. masih banyak anak yang belum bisa mengenal kosa kata dengan bahasa yang benar. Selanjutnya setelah peneliti mengadakan kegiatan metode bercerita, ternyata diperoleh hasil yang baik. pada minggu pertama dalam mengenal kosa kata yaitu yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 1 anak (5,26%), kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 2 anak (10,52%), kategori Mulai Berkembang terdapat 3 anak (15,78%), dan kategori Belum Berkembang tedapat 13 anak (68,42%). Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang kurang baik, perlu adanya pengulangan dari setiap kegiatan yang dilakukan agar bisa didapatkan hasil yang diharapkan. Setelah dilakukan pengamatan kembali, pada minggu keenam masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 5 anak (26,31%), kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 6 anak (31,57%), kategori Mulai Berkembang terdapat 7 anak (36,84%), dan kategori Belum Berkembang tedapat 1 anak (5,26%). Hal ini membuktikan ada peningktan mulai dari minggu pertama hingga minggu keenam, sehingga mengenal kosa kata pada kegiatan bercerita berhubungan dengan kemampuan anak berbicara di kelompok B PAUD Madamba Palu.

8 2. Pertanyaan Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian berlangsung, menunjukan bahwa metode bercerita semakin berhubungan dengan kemampuan anak berbicara dalam aspek menjawab. setelah peneliti mengadakan kegiatan metode bercerita, ternyata diperoleh hasil yang baik. Pada minggu pertama dalam menjawab yaitu yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 1 anak (5,26%), kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 2 anak (10,52%), kategori Mulai Berkembang terdapat 2 anak (10,52%), dan kategori Belum Berkembang tedapat 14 anak (73,68%). Melihat dari hasil pengamatan minggu pertama pada aspek menjawab, hasil yang didapatkan masih kurang baik. perlu adanya pengulangan, dan setelah dilakukan pengulangan pada minggu keenam hasil yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 5 anak (26,31%), kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 8 anak (42,10%), kategori Mulai Berkembang terdapat 5 anak (26,31%), dan kategori Belum Berkembang tedapat 1 anak (5,26%). Hal ini membuktikan ada peningkatan mulai dari minggu pertama hingga minggu keenam, sehingga menjawab pada bercerita berhubungan pada kemampuan anak berbicara di kelompok B PAUD Madamba Kota Palu. 3. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian berlangsung, menunjukan bahwa metode bercerita semakin berhubungan dengan kemampuan anak berbicara dalam aspek mengajukan. setelah peneliti mengadakan kegiatan metode bercerita, ternyata diperoleh hasil yang baik. Pada minggu pertama dalam mengajukan yaitu yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 1 anak (5,26%), kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 2 anak (10,52%), kategori Mulai Berkembang terdapat 3 anak (15,78%), dan kategori Belum Berkembang tedapat 13 anak (68,42%). Melihat dari hasil pengamatan minggu pertama pada aspek mengajukan, hasil yang di dapatkan masih kurang baik. perlu adanya pengulangan, dan setelah dilakukan pengulangan pada minggu keenam hasil yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 6 anak (31,57%), kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 7 anak (36,84%), kategori Mulai Berkembang terdapat 5 anak (26,31%), dan kategori Belum Berkembang tedapat 1 anak (5,26%). Hal ini membuktikan ada peningktan mulai dari minggu pertama hingga minggu keenam, sehingga mengajukan pada kegiatan bercerita berhubungan pada kemampuan anak berbicara di kelompok B PAUD Madamba Palu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mengenai hubungan metode bercerita dengan kemampuan anak berbicara di kelompok B PAUD Madamba Palu, dapat disimpulkan:

9 1) Perkembangan anak berbicara di Kelompok B PAUD Madamba terlihat meningkat mulai dari minggu pertama hingga minggu keenam, terlihat peningkatan yang signifikan pada minggu keenam kategori BSB (28,06%), BSH (36,83%), MB (29,82%), dan BB (5,26%). 2) Perkembangan anak berbicara di Kelompok B PAUD Madamba sangat meningkat, yang ditandai dengan adanya perubahan perkembangan anak berbicara sesudah menggunakan kegiatan bercerita. 3) Berdasarkan hasil data perkembangan anak berbicara serta penerapan yang diamati oleh peneliti, terbukti bahwa ada peningkatan anak berbicara dari minggu pertama sampai pada minggu keenam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui metode bercerita berhubungan dengan kemampuan anak berbicara pada anak usia dini di Kelompok B PAUD Madamba. 5.2 Saran Dari hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Bagi TK\Yayasan: Diharapkan menyediakan media-media, fasilitas, sarana prasarana pembelajaran, dan alat-alat permainan edukatif serta kegiatan bercerita dapat dijadikan rutinitas mingguan dalam upaya mengembangkan kemampuan anak berbicara. 2. Bagi Guru: untuk lebih kreatif dan dapat memberikan metode pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan anak berbicara salah satunya adalah metode bercerita. Karna metode bercerita dapat menjadikan anak lebih aktif. 3. Bagi Anak: Agar lebih giat dalam melatih kemampuan anak berbicara terutama dalam mengikuti kegiatan bercerita. 4. Peneliti lain: Untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam merancang penelitian yang sama atau berbeda dalam metode yang dipakai, seperti metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode bermain peran, dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Bachir, S Bachtiar. (2005). Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik, dan Prosedurnya. Jakarta: Depdikbud. Dhieni, Nurbiana dkk. (2008). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka. Musfiroh.T (2005). Cerita untuk Usia Dini. Tiara Wacana, Jakarta. Nurmin. (2007). Tinjauan Pengajaran Berbicara Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Palu. Skripsi tidak diterbitkan. Palu, Universitas Tadulako. Puji Santoso, dkk. (2007). Materi dan Pembelajaran Universitas Terbuka. Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Santoso. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

10 Umar (2007). Pembelajaran Bahasa dan Sastra di TK. Gorontolo: IKIP Gorontalo. Modul tidak dipublikasikan. Winda, dkk. (2008). Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta. Universitas Terbuka. Zuchdi, Darmiyanti. (1995). Humanisasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.