Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

POLITIK & SISTEM POLITIK

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

Meskipun investor secara historis dimasukkan unsur penilaian risiko geopolitik di pasar negara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

ANALISIS PELUANG DI PASAR GLOBAL. Pokok Bahasan

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A.

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

RESUME PERUBAHAN SIKAP CHILE TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

RAN HAM SEBAGAI KERANGKA DASAR PROSES REKONSTRUKSI SOSIAL MEMASUKI ERA INDONFSIA BARU. Oleh: Dr Hafid Abbas Dirjen Perlindungan HAM

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

Manajemen Isu dan Manajemen Krisis

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

BAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

Pertemuan V : Perspektif Teoritis Regionalisme. Diplomasi HI di Kawasan Asia Pasifik Sylvia Octa Putri, S.IP

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

A. Proses Pengambilan Keputusan

Komitmen Dan Kebersamaan Untuk Memperjuangkan Hak Asasi Manusia diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

DESAIN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL YANG EFEKTIF

Pengantar: Kebijakan Berbasis Bukti

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

PEMBANGUNAN YES GBHN No!

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kontrak: Pendekatan-pendekatan Hukum Perdata dan Common Law

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar ( ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh investor, yakni risiko sistematis dan risiko tak sistematis

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum

tingkat kerapuhannya untuk terinfiltrasi pengaruh eksternal yang mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahannya. Negara-negara Asia Tengah sendiri

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH

Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik

STRATEGI ALBA MELAWAN HEGEMONI NEOLIBERALISME DAN MEMBANGUN INTEGRASI EKONOMI POLITIK KAWASAN AMERIKA LATIN

PEMILU. Oleh : Nur Hidayah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

Sarana utama memulai & mengembangkan hubungan internasional. Bentuk semua perbuatan hukum dan transaksi masyarakat internasional

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

BAB V INSTRUMEN-INSTRUMEN INTERNASIONAL TENTANG PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA. 1. Memahami dan mengetahui sistem internasional hak-hak asasi manusia;

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi internasional yang paling terkenal saat ini adalah

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL

hambatan sehingga setiap komoditi dapat memiliki kesempatan bersaing yang sama. Pemberian akses pasar untuk produk-produk susu merupakan konsekuensi l

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL I. PENDAHULUAN

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

Perlindungan Sosial, Kemiskinan dan Kesenjangan: Pengalaman di Amerika Latin

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

HUKUM INTERNASIONAL Argentina Mengakui Negara Palestina. Oleh : Didik Sugianto ( )

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

Pidato Penutupan Menlu RI Dr. R.M. Marty Natalegawa Pada Forum Pertemuan Badan Penyelenggara Pemilihan Umum ASEAN

BAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

TINJAUAN UMUM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN Regionalisme Mercosur merupakan regionalisme yang telah mengalami proses yang panjang dan dinamis. Berbagai peristiwa dan upaya negara anggotanya terhadap organisasi ini telah menjadikannya salah satu organisasi regional yang eksis dan hidup di dunia internasional. Evolusi Mercosur yang terkait dengan perbaikan struktur, sistem, dan norma berlangsung dalam empat periode depolitisasi dan repolitisasi. Periode pertama di tahun 1991-1996 menggambarkan proses depolitisasi yang memperlihatkan upaya besar yang berfokus pada bidang ekonomi dan pasar bebas. Periode pertama ini yang ditandai oleh traktat dasar Mercosur yaitu Treaty of Asuncion menunjukkan desain pertama dari Mercosur yang eksklusif, penuh target dan aturan, serta terfokus pada mimpi pasar bebas yang sangat bebas bertolak belakang dengan kondisi politik wilayah Amerika Latin selama beberapa dekade terakhir. Desain ini banyak dipengaruhi oleh semangat neoliberalisme yang muncul dari para pemimpin negara pendiri pasca berakhirnya siklus otoritarianisme di Amerika Latin dan gagalnya strategi import-substitution untuk memperbaiki kondisi negara ditambah lagi promosi tren neoliberal dari Amerika Serikat seperti tercermin pada Enterprise for the Americas Initiative dan FTAA yang dipromosikan untuk meliberalisasi wilayah Amerika Latin. Periode kedua di tahun 1996-1998 menunjukkan tahap repolitisasi yang mulai membicarakan integrasi dalam konteks yang lebih luas dan mengadopsi norma baru yaitu demokrasi. Periode ketiga 1998-2002 menunjukkan pengulangan proses depolitisasi yang diiringi krisis ekonomi dan fokus kembali pada pengelolaan ekonomi. Periode terakhir yaitu 2002-2013 menunjukkan besarnya proses repolitisasi yang ditandai banyak perubahan yang signifikan dan berdampak hingga saat ini. Periode keempatlah yang paling signifikan dalam Mercosur. Tahun 2002-2006 menjadi waktu dimana integrasi diperluas dengan mencakup berbagai bidang baru sekaligus memperkuat sistem yang telah ada pada Mercosur setelah evaluasi dan dinamika yang terjadi selama 11 tahun pertama. Tahun-tahun berikutnya merupakan konsekuensi dari perubahan-perubahan besar pada periode tersebut. Pada masa ini lah institusi Mercosur secara structural mengalami berbagai perubahan dan pendekatan rational design of international institution membantu memilah-milah variabel yang penting untuk membaca dan menjelaskan perubahan-perubahan tersebut. 56

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di negara anggota dan memroyeksikan pemilihan umum Mercosur Parliament di tahun 2014. Signifikansi hal ini adalah mulai majunya demokrasi dan integrasi di Mercosur diiringi lebih baiknya pengawasan lembaga legislatif terhadap kinerja Mercosur dan proses yang mengiringi pembentukan keputusan serta resolusi baru sehingga proses adopsi hukum internasional ke hukum lokal menjadi mudah. Parlemen juga menjadi jembatan yang lebih mendekatkan hubungan antara Mercosur dengan masyarakat sipil yang terwakilkan melalui parlemen. Permanent Review Court dan Pengadilan Arbitrase Mercosur menjadi satu kemajuan lagi terutama di bidang penegakan. Sejarah Mercosur saat itu menunjukkan lemahnya Mercosur sebagai organisasi internasional dalam menegakkan peraturan dan rencana integrasi di Mercosur. Dengan adanya pengadilan ini konflik-konflik yang terjadi dapat diselesaikan secara lebih terpusat, netral, dan normatif, tidak lagi berdasarkan lobi-lobi negara anggota yang dapat berimplikasi negatif. Badan-badan baru dan penguatan fungsi tersebut menunjukkan kemajuan pada variabel sentralisasi. Sedikit demi sedikit Mercosur mulai menguatkan institusi dan menjadikan Mercosur sebagai institusi yang berdaya. Menggunakan rational design, penguatan sentralisasi ini disebabkan oleh enforcement problem dan ketidakpastian akan sikap yang telah terjadi bertahun-tahun di Mercosur. Keengganan mengadopsi peraturan dan ketidakpatuhan pada institusi yang berlangsung pada periode-periode sebelumnya ditunjukkan salah satunya oleh sedikitnya keputusan dan peraturan Mercosur yang diadopsi menjadi hukum nasional. Sentralisasi adalah solusi yang diharapkan dapat mendorong penguatan kembali penegakan peraturan. Berlawanan dengan sentralisasi yang relatif lemah, variabel kontrol di Mercosur sangatlah tinggi (berimplikasi pada lemahnya sentralisasi). Pengamat mengenal sistem presidensial kolektif yang kental di Mercosur dengan presiden dan diplomat sebagai penentu kebijakan utama, bukan institusi. Arah gerak institusi dan kebijakan yang ditelurkan juga sangat dikontrol oleh negara melihat tiga lembaga penentu kebijakan Mercosur yaitu Common Market Council, Common Market Group, dan Mercosur Trade Commission yang berbentuk forum perwakilan pejabat masing-masing negara sehingga menghasilkan produk yang sangat kental dengan kepentingan negara anggota. 57

Tiap negara di Mercosur memiliki kontrol penuh atas institusi dengan satu suara yang sama rata dan diperkuat syarat pembuatan keputusan yang mengharuskan suara bulat (bukan suara terbanyak) sehingga tiap negara benar-benar dihargai. Kontrol tinggi ini disebabkan oleh ketidakpastian akan kondisi dunia yang terjadi saat didirikannya Mercosur. Dalam kondisi dunia yang baru mengalami perang dingin dan banyaknya proposal kerjasama yang menyusul liberalisasi yang baru dimulai di akhir abad 20, negara anggota Mercosur melihat dunia yang sangat dinamis dan penuh resiko. Maka keanggotaan dalam sebuah institusi tidak boleh memberikan resiko yang sangat besar bagi mereka. Atas dasar tersebut sistem kontrol di Mercosur dibuat dengan menjunjung tinggi kedaulatan negara dan kontrol atas institusi. Dari segi keanggotaan periode keempat juga menunjukkan perubahan yang signifikan. Untuk pertama kalinya Mercosur menerima anggota baru yaitu Venezuela yang masuk pada Juli 2006 meskipun baru resmi setelah ratifikasi Paraguay di tahun 2013. Bolivia juga mulai menjadi anggota penuh Mercosur di tahun 2012, menjadi anggota keenam yang masuk setelah sebelumnya menjadi associate member. Proses yang cukup panjang dan lama dalam keanggotaan ini menunjukkan keanggotaan yang restriktif di Mercosur. Untuk menjadi anggota Mercosur diperlukan syarat yang sangat rumit dan costly sehingga akan meminimalisasi free rider yang sesungguhnya tidak dapat diprediksi secara pasti arahan sikapnya dalam kebijakan ekonomi maupun politik. Ketidakpastian akan sikap ini yang kemudian menjadi alasan restriksi keanggotaan Mercosur. Belajar dari kasus-kasus yang terjadi, konflik antara Argentina dan Uruguay menunjukkan sikap yang dapat berubah dan berbahaya terhadap institusi. Kemudian kasus nasionalisasi gas alam Bolivia di tahun 2005 (saat itu menjadi associate member) yang merugikan impor Argentina dan Brazil juga menunjukkan negara-negara di luar Mercosur memiliki ketidakpastian preferensi kebijakan sehingga apabila bergabung dengan Mercosur akan memberikan dampak yang lebih besar. Evolusi Mercosur juga ditunjukkan oleh lingkup isu yang meluas dan mendalam. Sebagai organisasi integrasi Mercosur secara otomatis membahas seluruh isu ekonomi yang ada dan semakin dalam. Kemudian pelebaran isu yang diampu oleh Mercosur juga meluas. Pada tahun 1998 diadopsi Ushuaia Protocol yang berisikan 58

norma demokrasi yang harus diterapkan di Mercosur. Isu ini muncul setelah peristiwa kudeta di Paraguay di tahun 1996 yang menganggu kestabilan Mercosur. Lingkup isu yang menjadi dalam dan luas didukung oleh distribution problem yang terus bertambah. Kondisi perdagangan bebas yang ada di Amerika Latin meningkatkan interdependensi antar negara sehingga menyebabkan distribution problem yang kompleks. Ruang lingkup isu yang ditambah melalui penambahan subgroup dari CMG menunjukkan resapan isu yang berusaha mewujudkan kerjasama dan integrasi di berbagai bidang. Terakhir, variabel yang penting dalam institusi internasional adalah variabel fleksibilitas yang ada dalam sistem Mercosur. Fleksibilitas ini muncul terutama pada liberalisasi perdagangan seperti pembebasan tarif impor yang bersifat gradual dan bahkan ditambah dengan peraturan khusus agar tenggatnya bertambah. Kebijakan yang sesungguhnya menyalahi traktat awal Mercosur ini merupakan fleksibilitas yang ada di Mercosur, betapa traktat dapat direnegosiasi untuk kepentingan negara anggota. Terlepas dari fakta kegagalan negara meliberalisasi perdagangan dan kompromi dari sentralisasi yang lemah. Kemudian norma juga berhasil terbentuk di Mercosur dengan prinsip liberalisasi dan demokrasi yang muncul. Akan tetapi ketika norma demokrasi berhasil menjaga stabilitas politik di Mercosur, liberalisasi gagal dengan masih banyaknya kebijakan proteksionis dari dalam dan masuknya negara-negara dengan kecenderungan sosialistik seperti Venezuela dan Bolivia. Pakem dan keajegan yang terlihat berhubungan juga terdapat pada masing-masing variabel tersebut yang menunjukkan norma yang diterima oleh negara anggota seperti prinsip nonintervention, kedaulatan nasional, dan kecenderungan proteksionisme yang terutama terlihat pada variabel sentralisasi, kontrol, dan fleksibilitas. Dalam segi komparasi untuk menunjukkan keunikan Mercosur, terlihat beberapa hal yang membuat Mercosur tetap berbeda dengan institusi regional lain di wilayah Amerika Latin. Dengan Communidad Andina, dalam beberapa sisi pola desain yang ada mirip. Akan tetapi perkembangan dan pendalaman desain institusi yang ada menunjukkan perbedaan. Sentralisasi yang lebih rapih terlihat pada institusi Mercosur dengan orientasi menuju integrasi yang lebih baik. Kemudian perkembangan pembentukan norma disertai perluasan lingkup isu lebih terlihat jelas dengan misalnya 59

keberadaan klausul demokrasi yang dimiliki Mercosur. Dari segi fleksibilitas Mercosur juga menunjukkan kedisiplinan yang lebih dalam menjaga hubungan eksternal dari negara anggota kepada negara di luar institusi sementara CAN lebih fleksibel yang menimbulkan berbagai dualisme dalam sikap negara anggota. Dengan ALBA, komparasi memperlihatkan perbedaan desain. Dari sisi keanggotaan Mercosur lebih protektif dan eksklusif berbeda dengan sistem aliansi pada ALBA yang terbuka dan normatif. Perbedaan terbesar berikutnya adalah pada sentralisasi dimana sentralisasi Mercosur lebih kuat dan kehadiran badan supranasional yang lebih sentral dan kompleks sementara ALBA lebih terbuka dengan sistem aliansi dan blok normatif yang dimilikinya. Lingkup isu juga menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Di saat Mercosur cenderung masuk pada isu institusi dan kerjasama Hasil penelitian ini menemukan bahwa terlepas dari kecenderungan dan situasi geopolitik, Mercosur tetap memiliki desain institusi yang unik yang menunjukkan perbedaannya dengan institusi lain terutama ALBA. Mercosur diciptakan oleh titik temu dari pertimbangan rasional negara yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sekitar negara tersebut yang menafsirkan kepentingannya dalam bentuk desain institusi. Di sisi lain kesimpulan dari penelitian ini juga mengonfirmasikan asumsi rezim internasional sebagai titik temu antara norma, prinsip, dan prosedur yang disepakati oleh anggota institusi dan terbentuk dari perhitungan rasional masing-masing negara dengan adanya satu-dua kemiripan desain institusi pada organisasi negara-negara yang satu wilayah historis dan geopolitik (yang berarti kemiripan kondisi dimana perhitungan rasional terbentuk) di Amerika Latin. 60