KEPALA BIRO PERENCANAAN PERAN LITBANG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN SEKTOR KEHUTANAN JAKARTA, 11 JULI 2012 SISTEMATIKA PENYAJIAN : 1. BAGAIMANA ARAHAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN? 2. APA YANG SUDAH DICAPAI? 3. APA TANTANGAN YANG DIHADAPI? 4. BAGAIMANA MENDORONG PERAN LITBANG? 1
1. BAGAIMANA ARAHAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN? ARAHAN Mempertahankan kawasan hutan Memulihkan kawasan hutan yang telah rusak, Meningkatkan pendapatan dan perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar hutan Meningkatkan ekspor produk kehutanan (kayu dan non kayu) serta jasa lingkungan untuk FUNGSI HUTAN HUTAN PRODUKSI HUTAN KONSERVASI HUTAN LINDUNG 1. Meningkatkan penebangan secara legal 2. Meningkatkan suplai bahan baku dari hutan tanaman dan limbah 3. Meningkatkan mekanisme PHPL untuk unit manajemen 4. Meningkatkan pengawasan peredaran kayu 5. Pengukuhan kawasan hutan 1. Meningkatkan restorasi ekosistem untuk LOA 2. Menata LOA ke dalam KPHP 1. Mendorong HTI dan HTR melalui dana bergulir. 2. HKm dan HD 1. Meningkatkan efisiensi industri 2. Meningkatkan produk kayu dan HHBK 1. Mengurangi konflik lahan dan penataan ruang 2. Meningkatkan populasi spesies 3. Mengurangi hotspot 4. Meningkatkan penegakan hukum kejahatan kehutanan 5. Pengukuhan kawasan hutan 1. Restorasi ekosistem 2. Rehabilitasi hutan 1. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi 2. Model Desa Konservasi 1. Meningkatkan penangkaran dan pemanfaatan TSL 2. Meningkatkan pariwisata alam 1. Meningkatkan pengelolaan ekosistem esensial 2. Operasionalisasi KPHL 3. Mengurangi konflik lahan dan penataan ruang 4. Mengurangi hotspot 5. Meningkatkan penegakan hukum kejahatan kehutanan 6. Pengukuhan kawasan hutan 1. Rehabilitasi hutan 2. HKm dan HD 1. HKm dan HD 2. Kelompok masyarakat produktif mandiri 1. Meningkatkan produksi non kayu dan HHBK 2. APA YANG SUDAH DICAPAI? Realisasi pemenuhan bahan baku (juta m3) Volume eksport kayu(m3) 44 47 37 2.727.832 2.769.616 3.986.947 2009 2010 2012 2009 2010 2011 1. Luas lahan kritis berkurang sebesar 2,9 juta ha dari tahun 2006. 2. Penurunan laju deforestasi dan degradasi 3. Peningkatan produksi kayu olahan, pemenuhan bahan baku dan eksport produk kayu. 4. Peningkatan populasi dan penurunan hotspot. 5. Opini WTP dari BPK atas laporan keuangan Kementerian Kehutanan Dimana peran LITBANG? 2
APA YANG PERLU DITINGKATKAN? HT RE HKm HD HR Isu Sifat koordinasi Terkait dengan masyarakat dengan pengusaha Lintas sektoral Distribusi kewenangan Pemkab/Pemkot 3. APA TANTANGAN YANG DIHADAPI? Ringkasan permasalahan Akibat Kebutuhan Kawasan hutan produksi open access dan hutan lindung rentan terhadap perambahan dan penebangan liar dan juga kegiatan liar lainnya seperti penambangan liar dan perkebunan liar Konflik lahan di kawasan hutan Tidak optimalnya hasil pelaksanaan kegiatan kehutanan lainnya untuk peningkatan fungsi dan daya dukung DAS, rehabilitasi hutan dan lahan serta perlindungan hutan Deforestasi dan degradasi hutan Minat investasi rendah Hasil dari pembangunan kehutanan kurang akuntabel Meningkatkan pengelolaan di tingkat tapak Arahan kegiatan prioritas 2013 Pembangunan KPH Pengukuhan kawasan hutan 3
LITBANG BPDASPS PHKA 15/07/2012 4. BAGAIMANA MENDORONG PERAN LITBANG? Resolusi konflik Pengurangan laju Penetapan deforestasi kawasan hutan dan degradasi seluruh Indonesia Permasalahan (disampaikan oleh Dirjen Planologi Kehutanan pada Rakorenbanghutpus 2012) Klaim atas kawasan hutan Adanya usulan perubahan kawasan hutan dalam revisi tata ruang Keterbatasan sumber daya manusia Kelembagaan KPH Pembiayaan KPH Kompleksitas data dalam NSDH PENELITIAN INTEGRATIF Panduan restorasi ekosistem/ kawasan konservasi Terjaminnya tanaman RHL pada DAS Prioritas seluas 500.000 ha Restorasi Ekosistem akibat penebangan liar dan perambahan Penelitian didesain bersama-sama, dilaksanakan bersama sehingga hasilnya diakui bersama-sama 4
PENELITIAN HULU-HILIR : sebuah contoh untuk HKm Pencadangan Areal HKm Data Empiris Kesejahteraan masyarakat IUPHKm Kajian analisis pasar dan kesesuaian produk Pengembangan produk dan kelembagaan LITBANG mengawal pembangunan HKm untuk memetik pelajaran-pelajar penting, sebagai dasar pengambilan kebijakan JAWABAN UNTUK KEBUTUHAN : PENGEMBANGAN PLASMA NUTFAH Food HUTAN Medicine Energy 5
Kecenderungan proporsi sesuai jenis belanja Badan Litbang Kehutanan (%) 54,74 56,25 35,75 36,16 9,51 7,58 51,67 37,68 10,65 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 2011 2012 2013 Proporsi belanja barang APBN 2012 Proporsi belanja barang APBN-P 2012 Lainnya 59% Perjalanan 41% Lainnya 58% Perjalanan 42% BLN REALISASI ANGGARAN BADAN LITBANG KEHUTANAN Realisasi B. Pegawai Realisasi B. Barang Realisasi B. Modal JUMLAH Rencana Realisasi % 37,10% 23,30% 6,51% 266.339.000.000 71.179.692.650 26,73 WAKTU TERSISA TOTAL 175 hari EFEKTIF 116 hari 6
BEBERAPA PELAJARAN PENTING 1. RKA-K/L seyogyanya merupakan instrumen intervensi anggaran, sehingga setiap komponen input secara langsung mendukung pencapaian target. 2. Langkah-langkah penyelesaian permasalahan dalam pencapaian target perlu disusun, diberikan alokasi pendanaan dan dipastikan termuat di dalam RKA-K/L. 3. Upaya percepatan terhadap kinerja yang tidak tercapai perlu dilakukan tidak secara BAU ARAHAN : STRATEGI MEMANTAPKAN LAPORAN KEUANGAN KEMENHUT TAHUN 2012 DENGAN OPINI WTP 1. Segera tindaklanjuti temuan hasil audit BPK-RI sesuai dengan rencana aksi (UU No 15/2004 pasal 26 ayat 2 dan Permenhut No.P.22/Menhut-II/2010 pasal 17 ayat 2). 2. Meningkatkan kemampuan pejabat perbendaharaan (KPA,PPK,Bendahara,Penandatangan SPM) dan staf verifikasi SPJ. 3. Meningkatkan kemampuan dalam menyusun laporan keuangan (Kepala Satker, KSBTU petugas SAK dan SIMAK BMN). 4. Melakukan penertiban dalam pengelolaan PNBP. 5. Melakukan penertiban pengelolaan BMN termasuk barang persediaan. 6. Melakukan penertiban pengelolaan belanja hibah. 7. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pengadaan barang/jasa. 7
ARAHAN : STRUKTUR ANGGARAN 2013 1. Memfokuskan pada kegiatan utama yang mengarah pada pencapaian IKU/IKK. 2. Memprioritaskan alokasi komponen biaya utama dan meminimalisir komponen biaya penunjang pada setiap output kegiatan. 3. Meningkatkan proporsi belanja modal untuk meningkatkan sarpras pada kawasan hutan konservasi, sarpras tata batas serta sarpras pembangunan KPH. 4. Meningkatkan alokasi kegiatan pemberdayaan masyarakat. 5. Mengurangi perjalanan dinas dalam negeri dan luar negeri yang tidak terkait langsung dengan kegiatan dan tidak terkait dengan agenda yang penting. 6. Mengurangi kegiatan-kegiatan seremonial, seminar/lokakarya, kajian, studi, rapat-rapat koordinasi yang mengundang satker daerah. 7. Merumuskan skema pembiayaan untuk kegiatan cross cutting issue antar unit eselon I : HKm, HD, KPH, HTR, kegiatan tata batas dan lain-lain. 8. Internalisasi kegiatan penyuluhan dan penelitian ke dalam setiap kegiatan prioritas pada unit eselon I. TERIMA KASIH BIRO PERENCANAAN 8