MEDIKORA Vol. IX, No 1 Oktober 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PERCAYA DIRI DAN KEMAMPUAN MENGATASI STRES MELALUI AKTIVITAS OUTBOUND. Oleh: Komarudin*) Abstrak

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Umum 2. Psikologi Sosial. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

I. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

Kami sangat menantikan anda untuk dapat kami layani dengan sebaik-baiknya. Terima Kasih CV. KOMPAS ADVENTURE

D LAM PENDI D D I I D K I A K N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta

Desain Proyek Efektif: Menggunakan Pengetahuan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Artikel keperawatan sebagai ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN.

2014 PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Meningkatkan Kemampuan Sosial Melalui Metode Outbound Anak Usia 3-4 Tahun Di PPT Umi Qolbu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di Indonesia cukup menarik banyak perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli dalam perkembangannya pada saat ini semakin

BAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ISU OLAHRAGA YANG LAYAK ANGKAT UNTUK KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gilang Ginanjar H, 2014

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

bab i Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka disusun rumusan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut

Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Keselamatan kerja dan Kesehatan lingkungan 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erpan Herdiana, 2013

PROPOSAL ASSESSMENT. Appraisal & interview, success rate 35% Materi tes yang terukur dan realistis. Multiple Assessment, success rate 76%

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

MODUL LIMA KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ADAPTASI (PENERAPAN MODEL ADAPTASI ROY) PADA PASIEN KANKER DI YAYASAN KANKER INDONESIA CABANG JAWA TIMUR

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kredit pegawai adalah fasilitas pemberian kredit yang ditujukan

DEFINISI KOMUNIKASI UNSUR KOMUNIKASI. 1. Sumber/komunikator. 2. Isi pesan. 3. Media/saluran. 4. Penerima/komunikan ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP HASIL TES KETEPATAN JUMP SERVE BOLAVOLI. (Studi Pada Tim Bolavoli Putra SMK PGRI 3 Kediri Tahun Ajaran )

oleh: Agus Supriyanto M.Si

PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BAGI KELOMPOK TANI WANITA PANEN RAYA DI KANAGARIAN PADANG TAROK KEC. BASO KAB.

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

PENGGUNAAN ALGORITMA GREEDY PADA PERMAINAN CAPSA SUSUN

PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK (USIA 2 12 / 13 TAHUN)

BAB I PENDAHULUAN. Stadion Si-jalak Harupat merupakan stadion kebanggaan masyarakat kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertandingan serta banyak atlet yang mengikuti sejumlah pertandingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat menyadari bahwa olahraga sangat penting bagi kesehatan

METODE PERMAINAN WHISPER RACE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS. Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. menyehatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Manfaat kegunaan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA JUDO

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahayu Nuryaningrum, 2013

PENELITIAN KELOMPOK FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan

BAB III PENILAIAN A. Benar-Salah. Petunjuk:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. (source) kepada komunikan (receiver) melalui suatu media, yang kemudian

MEKANISME PEMBELAAN DIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

Transkripsi:

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 OUTBOUND SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PSIKOLOGIS PADA ATLET Oleh: Eka Nvita Indra, M.Kes dan RR.Wijayanti Dsen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Outbund memiliki kecenderungan dan hampir pasti melibatkan aktivitas fisik, akan tetetapi banyak dari kita yang belum menyadari bahwa bukan karena terlihat hanya bersifat aktivitas fisik, berarti kemanfaatannya hanya terbatas pada aspek fisik semata. Ada banyak nilai dan manfaat yang mungkin tidak secara langsung dapat dirasakan leh seserang yang melakukan utbund, khususnya pada atlet. Apabila serang atlet ingin memiliki kapasitas diri yang maksimal baik itu fisik maupun psikis untuk menunjang terlaksananya prgram latihan yang kemudian dapat memberikan prestasi ptimal, dibutuhkan suatu bentuk latihan yang tidak hanya efektif tetapi juga menyenangkan, sebagaimana adanya kmpnen variasi latihan sebagai salah satu prinsip latihan agar atlet tidak merasa jenuh. Selain itu pada tahap tertentu, atlet tidak hanya disiapkan secara fisik tetapi juga psiklgis. Keterampilan psiklgis, sebagaimana kapasitas fisik dapat dilatih sehingga mencapai suatu level tertentu. Meskipun berbagai mits seputar latihan keterampilan fisilgis berkembang, tetapi kita tidak dapat mengelakkan pentingnya keterampilan psiklgis atau kesiapan mental atlet dalam menunjang prestasi. Latihan fisik maupun latihan keterampilan psiklgis sekiranya dapat berjalan beriringan leh karenanya diperlukan adanya aktivitas yang memungkin untuk melatihkan keduanya, salah satu alternatifnya adalah melalui aktivitas utbund. Kata Kunci: utbund, keterampilan psiklgis atlet Terminlgy utbund menjadi demikian ppular saat ini seiring dengan berbagai macam bentuk kebutuhan tersier dalam diri manusia yang muncul dan memerlukan pemenuhan. Di sela-sela hiruk pikuknya manusia dalam dunia kerja dan rutinitas seharian, utbund seringkali dipilih menjadi sarana pelepas lelah dan kejenuhan psiklgis yang menghinggapi manusia. Tidak mengherankan sehingga saat ini banyak sekali wahana rekreasi yang menawarkan fasilitas utbund sebagai salah satu daya tarik pasarnya. Ditambah lagi sekian banyak agent maupun event rganizer saat ini banyak bermunculan menawarkan berbagai paket rekreasinal dengan menu utamanya adalah aktivitas utbund. Wacana utbund tidak hanya menuai ketenaran dalam ruang-ruang rekreatif saja. Secara nyata dapat disimak bahwa banyak kajian-kajian akademis turut meramaikan fenmena utbund dalam segenap pr dan kntranya. Lebih menarik lagi, bahwa ruang utbund saat ini banyak digunakan sebagai sarana pendidikan maupun pelatihan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, Apa sebenarnya makna dan fungsi utbund? 1

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 Apakah sebatas ruang rekreatif belaka atau mempunyai nilai edukatif yang lain, sehingga sekian banyak prgram pendidikan maupun pelatihan menggunakan ruang ini sebagai sarananya? Kiranya perlu sebuah telaah yang mendalam, sehingga keyakinan akan suatu fenmena tidak jatuh pada ruang mitis belaka yakni sebuah kepercayaan tanpa argumentasi yang lgis. Atlet tidak hanya harus memiliki kualitas fisik pada derajat tertentu tetapi juga harus memiliki kesehatan dan keterampilan psiklgis. Kualitas fisik terlihat secara nyata dan dapat dilakukan pengukuran terhadapnya, biasanya di represantasikan dengan tingkat kebugaran fisik, baik itu yang sifatnya kekuatan, ketahanan, kapasitas aerbik dan anaerbik yang prima serta keterampilan-keterampilan spesifik yang dibutuhkan atlet pada cabang lahraga tertentu. Berbeda dengan keterampilan psiklgis, sifatnya kasat mata dan memerlukan instrumen khusus untuk mengetahui kapasitas dan kualitasnya pada seserang. Namun demikian, sebagaimana keterampilan dan kapasitas fisik, keterampilan psiklgis atau kadang diistilahkan dengan kesiapan mental juga dapat ditingkatkan dengan latihan. Beberapa referensi alternatif latihan untuk meningkatkan keterampilan psiklgis, sifatnya langsung ( direct). Bentuk aktivitas latihan yang dilakukan biasanya langsung menyasar pada kndisi psikis seserang, misalnya dengan menggunakan metde berpikir psitif, penetapan sasaran, self talking, latihan knsentrasi dan imagery. Aplikasi dari beberapa metde latihan keterampilan psiklgis tersebut biasanya bersifat pasif. Secara umum, tujuan latihan menurut Bmpa (199 9: 5-6) adalah untuk: (1) Perkembangan fisik multilateral/ Multilateral physical develpment, (2) Perkembangan fisik spesifik/ Sprt_specific physical develpment, (3) Perkembangan teknis/ Technical factrs, (4) Perkembangan taktik/ Tactical factrs, (5) Perkembangan psikis/ Psychlgical aspect, (6) Kapabilitas tim/ Team capability, (7) Peningkatan kesehatan/ Health factrs, (8) Pencegahan cedera/ Injury preventin (9) Pengetahuan/ Theretical knwledge. Jelas terlihat, bahwa atlet dapat berprestasi ptimal dengan tidak hanya memiliki aspek fisik, tetapi juga kesehatan dan keterampilan secara mental. Dibandingkan latihan fisik, latihan keterampilan psiklgis memang kurang begitu ppular di kalangan masyarakat awam atau praktisi lahraga sekalipun. Ke-tidak ppulerannya itu bukan sepenuhnya disebabkan leh faktr tidak tahu, tetapi lebih kepada belum dikembangkannya metde yang efektif dan menyenangkan sehingga dapat diterima leh atlet atau pelaku lahraga lainnya. 2

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya bahwa Outbund merupakan suatu rangkaian aktivitas lahraga rekreasi yang saat ini sedang menjadi idla di masyarakat, di segala umur dan strata ssial. Permainan yang dilakukan bermacam ragam, dan biasanya tidak dilakukan secara individu. Dalam pelaksanaannya, pelaku utbund sesungguhnya tidak hanya melakukan aktivitas fisik semata, dalam setiap tugas atau aktivitas biasanya terselubung misi terkait pengembangan psikis dan kepribadian. Terkait keterampilan psikis atlet, belum banyak kajian yang membahas tentang pemanfaatan aktivitas utbund sebagai sarana melatih dan meningkatkan keterampilan psiklgis atlet. Dengan dimilikinya keterampilan psiklgis, yang kemudian terrepresentasikan dalam nilai-nilai kepribadian yang baik, diharapkan bangsa ini akan memiliki atlet-atlet yang berambisi prestatif tinggi, gigih dan pekerja keras, mandiri, cerdas, swakendali (dapat membuat keputusan dengan cepat dan tepat), dan berkmitmen tinggi. Oleh karenanya, kajian ini diharapkan dapat membuka cakrawala baru bagi masyarakat, baik yang merupakan pelaku aktif maupun pelaku pasif dalam bidang lahraga. PEMBAHASAN Tahap Perkembangan Pelatihan Pada Atlet Tahap perkembangan pelatihan pada atlet meliputi empat aspek yang perlu di latih yang juga mencerminkan urgensi dari masing-masing aspek. Empat aspek tersebut adalah aspek fisik, aspek teknik, aspek taktik dan aspek mental. Aspek fisik merupakan fndasi bagi atlet untuk melanjutkan prgram latihan pada tahap berikutnya yaitu prgram latihan terkait teknik dan keterampilan bermain, kemudian dilatihkan taktik bermain dan bertanding. Berbeda dengan fisik, teknik, dan taktik yang harus dilaksanakan berurutan dan simultan, maka aspek mental justru perlu dilatihkan sejak awal. Pelatihan keterampilan psiklgis (mental) akan membe rikan nilai-nilai psitif bagi atlet secara psikis. Khususnya bagi atlet junir, setiap perkembangan latihan harus diperhatikan tumbuh kembang dan kebutuhan spesifik lainnya yang diseuaikan dengan anatmical age, bilgical age, dan athletic age. Selain itu, faktr psik-ssial juga memberikan kntribusi yang signifikan terhadap keberhasilan pelaksanaan prgram latihan. Menurut Rushal dan Pyke (1990: 153-162) faktr-faktr psik-ssial yang mempengaruhi usaha dan efisiensi latihan pada atlet adalah: 3

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 (1) Psitive athmsphere Kualitas dan efisiensi unjuk kerja fisik serang atlet berbanding lurus dengan keterampilan psiklgis yang dimilikinya, khususnya terkait dengan kemampuan untuk dapat menciptakan situasi dan kndisi yang kndusif bagi dirinya dan rangrang disekitarnya. Sebagai cnth, bila serang atlet memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya, maka secara fisilgis respn tubuh juga akan psitif. Kekuatan dan pwer tt bekerja ptimal, dan usaha kita untuk mendapatkan hasil maksimal yang terus berkelanjutan. Berbeda dengan atlet yang tidak memiliki keterampilan psiklgis yang baik, selalu merasa tidak siap, merasa rendah diri, dan mengalami kecemasan berlebih akan target yang harus dicapainya. Bila hal tersebut terjadi, maka secara fisilgis respn tubuh yang terjadi salah satunya pada sistem kardivaskuler akan mengalami unjuk kerja yang tidak ptimal (tachycardia dan hypertensi). (2) Achievement Secara psiklgis bila serang atlet mengalami keberhasilan bahkan untuk hal terkecil terkait pelaksanaan prgram latihan, atau mendapatkan prestasi yang baik pada suatu kmpetisi maka mereka akan memiliki mtivasi lebih untuk meningkatkan kapasitas dirinya baik secara kualitas maupuan kuantitas. (3) Advancement Berbeda dengan achievement yang biasanya bersifat shrt-term, advancement adalah pencapaian serang atlet dalam jangka waktu yang lebih panjang. Jadi dapat dianalgikan bahwa advancement sifatnya bukan hanya perlehan gelar juara dalam suatu kmpetisi, tetapi lebih ke peningkatan level atau kelas pada kelmpk kmpetisi tertentu. (4) Training activities Tidak hanya berpengaruh pada peningkatan fisik, ternyata aktivitas latihan juga harus dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan psik-ssial atlet. Adalah tugas serang pelatih untuk merancang suatu prgram latihan yang tidak hanya efektif, tetapi juga nilai akseptabilitasnya tinggi. Artinya, saat melakukan aktivitas latihan atlet merasa senang, menerima, dan melaksanakannya sebagai suatu kebutuhan. (5) Self-imprvement Hal paling kuat yang dapat dijadikan sumber mtivasi bagi atlet adalah selfimprvement. Penting bagi serang atlet mengetahui perkembangan hasil latihannya, 4

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 leh karena itu selain memberikan prgram latihan, pelatih juga secara berkelanjutan melakukan assessment terhadap peningkatan perfrma atletnya. (6) Scial situatin Interaksi dan situasi ssial pada suatu tim, secara langsung berpengaruh pada kualitas latihan dan tingkat partisipasi atlet. Kaitannya dengan lahraga kesehatan maupun prestatif, terkadang justru alasan yang sifatnya ssial menjadi mtivasi yang kuat atas partisipasi seserang untuk terlibat dalam suatu prgram latihan. Keterampilan Psiklgis Atlet Keterampilan psiklgis merupakan kualitas kemampuan dari aspek psiklgis yang diharapkan dapat dimiliki leh seserang khususnya atlet. Berbagai mits seputar latihan keterampilan psiklgis berkembang, dikarenakan terkait dengan kesehatan mental. Masyarakat menilai sebagai usaha memulihkan mental, ada yang menganggap tidak berguna, tetapi ada juga yang menyatakan bahwa itu adalah instant slutin atau slusi cepat untuk penyelesaian suatu masalah psikis. Mits yang berkembang terkait latihan keterampilan psiklgis diantaranya: (1) Latihan keterampilan psiklgis memberikan slusi cepat terhadap suatu masalah (2) Latihan keterampilan psiklgis tidak memiliki banyak manfaat (3) Latihan keterampilan psiklgis diberikan karena keadaan darurat (4) Latihan keterampilan psiklgis hanya untuk atlet bermasalah (5) Latihan keterampilan psiklgis hanya untuk atlet bintang/ elite athlete (6) Masalah terkait psikis (mental atlet) tidak dapat dirubah (Mnty. P. Satiadarma. 2000: 174-176; Ali Maksum. 2011: 149). Apa dan bagaimana latihan keterampilan psiklgis? Dalam kajian ilmu lahraga sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa latihan keterampilan psiklgis memberikan dampak psitif bagi pencapaian prestasi lahraga. Terlepas mits apa yang berkembang terkait dengan keterampilan psiklgis atlet, hal tersebut semata-mata karena kurangnya infrmasi dan pengetahuan, serta kesadaran akan manfaat melakukan latihan keterampilan psiklgis pada para praktisi dan pelaku lahraga itu sendiri, baik secara teri maupun bagaimana aplikasi yang dapat diterapkan di lapangan. Weinberg dan Guld (1995) mengemukakan empat metde dasar yang dapat digunakan untuk penyelenggaraan prgram latihan katerampilan psiklgis, meliputi: 1) pengaturan serta pengendalian gugahan ( arusal regulatin), 2) penggunaan imajinasi (imagery training rehearsal), 3) perencanaan atau penetapan sasaran (gal setting), dan 4) pengendalian perhatian serta pikiran ( attentin/ thught cntrl). Dari ke-empat 5

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 metde dasar tersebut, pada pelaksanannya yang saat ini masih banyak dilakukan adalah dengan aktivitas latihan pasif, dan terkadang dirasa membsankan. Oleh karena itu perlu dikembangkan metde-metde latihan untuk meningkatkan keterampilan psiklgis atlet yang tidak hanya efektif, tetapi juga tetap menyenangkan untuk dilakukan di sela rutinitas latihan fisik yang melelahkan. Lebih lanjut, Vealey (1988) mengungkapkan tiga bentuk pengembangan keterampilan psiklgis, yaitu: (1) Keterampilan dasar ( fundatin skills): mengarahkan kehendak, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan harga diri, meningkatkan rasa percaya diri. (2) Keterampilan kinerja ( perfrmance skills): ptimasi gugahan fisik, ptimasi gugahan mental, ptimasi pemusatan perhatian. (3) Keterampilan penunjang ( Facilitative skills): keterampilan membina hubungan interpersnal, keterampilan mengendalikan gaya hidup. Berdasarkan kajian beberapa literatur tersebut, hampir selalu mengidentikan latihan keterampilan psiklgis dengan aktivitas yang sifatnya pasif. Hal itulah yang kemudian menjadi hambatan dan menimbulkan permasalahan-permasalahan. Permasalahan yang sering kali muncul dalam penyelenggaraan prgram latihan keterampilan psiklgis (Mnty. P. Satiadarma. 2000: 176-178): (1) Kurangnya tekad serta keyakinan (2) Kurangnya waktu, latihan fisik padat, jadi sulit untuk meluangkan waktu memberikan materi untuk latihan mental. Dan juga diakibatkan kurangnya kesadaran akan pentingnya latihan keterampilan psiklgis. (3) Kurangnya pengetahuan, banyak praktisi lahraga yang belum paham benar manfaat melakukan latihan keterampilan psiklgis. (4) Kurangnya atau tidak ada tindak lanjut, tidak adanya umpan balik serta evaluasi lebih lanjut mengenai dampak latihan keterampilan psiklgis sehingga tidak memberikan kemanfaatan yang signifikan. Outbund Sebagai Aktivitas Untuk Meningkatkan Keterampilan Psikilgis Atlet Outbund ditinjau dari fungsinya sebagai sarana pelatihan/pendidikan, secara garis besar dibagi ke dalam dua definisi yaitu: definisi psikssial ( psychscial), berhubungan dengan fungsi kegiatan utbund yang digunakan sebagai sarana pembelajaran yang berhubungan dengan manusia ( relatinship), dan utbund sebagai media pembentukan karakter dan kerja sama team (team building). Outbund merupakan sebuah metde pembelajaran untuk mencari pengalaman dengan menggunakan alam 6

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 terbuka (utdr educatin) sebagai medianya (Hahn, 2004: 1). Dalam filsfi utbund yang dikemukakan leh Karlisch (1979: 9) bahwa: utbund dilakukan untuk menghasilkan rang-rang muda yang mempengaruhi bahwa apa yang mereka kerjakan adalah benar, disamping kesukaran, bahaya, keraguan-raguan, lk-lk, atau keadaan emsi. Dengan demikian, utbund merupakan upaya untuk membentuk atlet agar setiap tindakan yang dilakukan dalam kndisi apapun selalu benar. Dalam keadaan bahaya, kesulitan, ragu-ragu, dilk-lk, atau dalam kndisi tidak stabil, mereka dituntut agar selalu bertindak dan mengambil keputusan dengan benar. Menurut Djamaludin Anck (2006:4-6) ada tiga alasan mengapa metde utbund ini banyak digemari leh kalangan masyarakat luas yaitu: Pertama, metde ini adalah sebuah simulasi kehidupan artinya segala macam bentuk aktivitas didalam pelatihan adalah merupakan bentuk sederhana dari kehidupan yang sangat kmpleks. Kedua, metde ini menggunakan pendekatan metde belajar melalui pengalaman artinya metde utbund ini memudahkan pemahaman tentang knsep belajar karena peserta terlibat langsung secara kgnitif (pikiran), afeksi (emsi) dan ps ikmtrik (gerakan mtrik). Ketiga, metde ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan, artinya metde ini sebagai sarana untuk menemukan kembali pengalaman masa kecil yang penuh kegembiraan. Iversn (2001: 133) mengatakan bahwa selain latiha n yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan juga membutuhkan kemampuan dasar (basic ability) untuk melakukan pekerjaan secara mudah dan tepat. Rekreasi lahraga adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang didalam nya mengandung unsur gerak psitif. Rekreasi lahraga adalah aktivitas indr maupun utdr yang didminasi unsur-unsur lahraga (gerak) sehingga menimbulkan rasa menyenangkan. Bukanlah tanpa alasan sekiranya menjadikan utbund sebagai alternatif metde untuk latihan keterampilan psiklgis pada atlet. Outbund merupakan kegiatan yang juga memiliki tujuan terapi psiklgi, dengan tujuan meningkatkan kinerja percaya diri, kmunikasi, kerjasama, mengatasi stress dalam menggapai tujuan yang ditetapkan. Apapun bentuknya, untuk memberikan prgram latihan keterampilan psiklgis pada atlet, harus memenuhi prinsip dasar yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaannya. Hal-hal tersebut adalah: a) Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain b) Setiap manusia pasti menghadapi masalah, dan setiap masalah pasti ada cara penyelesaiannya 7

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 c) Manusia pada hakikatnya adalah makhluk berkesadaran, karena itu tingkah laku yang ditampilkan dipengaruhi leh kesadarannya d) Manusia dalam melakukan aktivitas kesehariannya memiliki tujuan, leh karenanya tingkal laku manusia sebagian besar didrng leh tujuan yang diinginkan e) Manusia pada hakekatnya adalah makhluk aktif yang tidak hanya dipengaruhi, tetapi juga mempengaruhi lingkungan f) Manusia dalam perkembangannya dipengaruhi leh faktr keturunan dan lingkungan g) Sebagaimana latihan fisik, latihan keterampilan psiklgis juga perlu dilakukan secara teratur, sistematis dan berkelanjutan. (Ali Maksum. 2011: 149). Tabel 1. Jenis Permainan dalam Outbund Unit Kegiatan N Tahap Kegiatan (Games) 1. The rpes cures/us 2. Grup activities 3. Chelenggers Tw Line Bridge cmmand crawl flying fx Elpis walk Kitten crawl Pst man The all abard Human knt Punctured drum Big ft Pithn pentatn G fr it Turun tebing/dinding Panjat tebing/ dinding 8 Teaching Pints Melatih diri menghadapi masalah. Melatih diri menghadapi resik dan penuh tantangan. Percaya diri. Kegigihan menyelesaikan tugas beragam dan banyak pilihan. Melatih bekerjasama dan diskusi. Melatih keberanian untuk mengeluarkan pendapat. Keterlibatan dan rasa ingin tahu. Melatih diri memecahkan masalah. Mengkmunikasikan hasilhasil. Membuat penyelesaian menjadi menarik. Keterpaduan mandiri, kmbinasi, kepekaan, terhadap masalah. Melatih diri menyelesaikan pekerjaan rumit. Diskusi kelmpk. Melatih diri mengeluarkan pendapat. Melatih keberanian menghadapi resik dan penuh tantangan. Melatih diri memecahkan masalah dan banyak p;ilihan. Melatih diri menjajaki npekerjaan rumit. Kepercayaan diri.

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 4. Olahraga tradisinal 5. Wisata air Panjat pinang Bakiak Egrang Jalan tempurung Arung jeram Cane 6. Relaksasi Relaksasi Keberanian memecahkan ideide baru. Keterpaduan mandiri, kmbinasi, kepekaan terhadap masalah dan tantangan. Bebas bereksperimen. Mempertimbangkan banyak gagasan, kemungkinankemungkinan. Mengkmunikasikan hasilhasil. Keterlibatan yang tinggi dalam masalah. Kesempatan menciptakan dan berkarya. Melatih keberanian menghadapi resik dan penuh tantangan. Menjajaki pekerjaan rumit. Kepercayaan diri. Memberikan rasa nyaman. Menghilangkan rasa kecemasan. Menghilangkan rasa jenuh dan stress. KESIMPULAN Penting bagi pelatih untuk memberi bekal psiklgis pada atlet, karena salah satu kunci meraih kesuksesan adalah memiliki keterampilan dan ketahanan mental yang baik. Tekanan psikis yang datang dari dalam maupun luar lingkungan terhadap atlet akan selalu terjadi disetiap pertandingan, bahkan sebelum pertandingan. Oleh karena itu atlet harus diberi pemahaman dan latihan yang mendukung untuk menghadapi pertandingan yang sifatnya fisik dan terjadinya tekanan psikis. Outbund merupakan salah satu alternatif untuk melatih keterampilan psiklgis atlet, belum banyak literatur yang mendukung hal tersebut, karena dalam aktivitasnya hampir selalu melibatkan aktivitas fisik, sehingga terkadang kita berasumsi bahwa utbund hanya memberikan efek secara fisilgis. Ragam aktivitas yang dipilih dalam suatu paket kegiatan disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan kegiatan utbund itu sendiri. Ada yang memang hanya menyasar pada aktivitas fisik semata, tapi juga ada yang menyisipkan materi-materi khusus di setiap ragam aktivitas yang dilakukan, sehingga tidak hanya menyenangkan tapi juga memberikan efek terhadap kndisi psiklgis seserang. Oleh karenanya, 9

MEDIKORA Vl. IX, N 1 Oktber 2012 tulisan ini diharapkan dapat menjadi awalan bagi penulis untuk dapat mengembangkan dan melakukan penelitian lebih lanjut, tentang metde dan permainan yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga secara bersamaan dapat meningkatkan keterampilan psiklgis atlet. DAFTAR PUSTAKA Ali Maksum, DR. (2011). Psiklgi Olahraga: Teri dan Aplikasi. Cetakan kedua. Surabaya: Unesa University Pers. Anck, Djamaludin. (2002). Outbund Management Training. Ygyakarta: UII Press. (2006). Outbund Management Training. Ygyakarta: UII Press. Bmpa, Tudr O. (1999). Peridizatin: Thery and Methdlgy f Training. 4 th editin. Champaign, IL: Human Kinetics. (2000). Ttal Training fr Yung Champins. Yrk University. Human Kinetics. Hahn, Kurt. (1985). Outwardbund. Available at: www.utwardbundusa.cm. Di unduh pada hari Sabtu, 19 Januari 2013). Karlisch, Kenneth. (1979). The Rle f Instructr in the Outwardbund Educatinal Prcess. Wincnsin: Three Lakes. Mnty P. Satiadarma. (2010). Dasar-dasar psiklgi lahraga. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Rushal, Brent S. dan Pyke, Frank S. (1990). Training fr sprt and fitness. Australia: The MacMillan Cmpany. Weinberg, R. S. & Guld, D. (1995). Fundatins f Sprt and exercise psychlgy. Champaign, IL: Human Kinetics. 10