diambil kesimpulan sebagai berikut: rendah sebesar 20%.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

DAFTAR ISI Esya Anesty Mashudi, 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB V PENUTUP. 1. Dukungan Sosial Teman Sebaya SMKN II Malang. Adapun hasil dari analisa adalah 138 siswa/siswi (71%) pada kategori tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khulaimata Zalfa, 2014

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. kemampuan atau potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu tugas atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibentuk. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat dan memelihara anak-anak yatim atau yatim piatu. Pengertian yatim

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. pembeda. Berguna untuk mengatur, mengurus dan memakmurkan bumi. sebagai pribadi yang lebih dewasa dan lebih baik lagi.

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. keluarga telah mencapai resiliensi sebagaimana dilihat dari proses sejak

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya SMA DR. Musta in Romly, Payaman, Solokuro

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidup. Kita juga pernah

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. positif pula. Menurut Ginnis (1995) orang yang optimis adalah orang yang merasa

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Johnson (dalam Mastuti,2001) menyatakan bahwa manusia diciptakan bukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah yang digunakan adalah penelitian Cross

BAB IV. Analisis Peran Dukungan Kelompok Sebaya Dalam Mengembangkan Resiliensi. Siswa Di SMP Negeri 15 Pekalongan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa kedokteran semester VI angkatan 2012/2013 sebanyak 100 orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diterapkan oleh orang tua subjek, dan tingkat sbling rivalry subjek.

BAB V HASIL PENELITIAN. Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR DIAGRAM... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

Bab 4. Hasil Penelitian Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. belajar dan self regulation yaitu siswa yang berjenis kelamin

BAB IV PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 01 PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

ABSTRAK. Kata kunci : kemandirian dan motif berprestasi. iii

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tingkat Dukungan Sosial Siswa SMA Negeri 2 Sidoarjo

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self. regulation dengan motivasi belajar pada siswa-siswi SMA Permata

BAB I PENDAHULUAN. keahlian tertentu sesuai dengan jurusan masing-masing. SMK menyiapkan serta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Outbound Terhadap Peningkatan Nilai

LAMPIRAN A. Skala Penelitian A-1 SKALA PENELITIAN CINDERELLA COMPLEX A-2 SKALA PENELITIAN POLA ASUH OTORITER

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Proses pengambilan data dilakukan pada Oktober 2015 di SMP Negeri 1

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Yogyakarta. berdiri pada tahun 1994, di tanah seluas 3890 m dan memiliki

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PROGRAM INTERVENSI BIBLIOCOUNSELING (MEMBACA BUKU, MENONTON FILM, MENDENGARKAN CERITA) UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

TERAPI KELOMPOK DENGAN TEKNIK LOGOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN ANAK BROKEN HOME. Erwin Erlangga

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang pengaruh pola asuh

Menumbuhkan Resiliensi Generasi Z: Tinjauan Reflektif Terhadap Pengasuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB V PENUTUP. Penelitian yang berjudul Kemampuan Berbicara Argumentatif Anak

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO SAN WACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti (sejauh mana

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI

SKRIPSI OLEH : NUR AMIROH HERMAWATI NPM:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH : RINDA YUANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang besar, dan masing-masing individu itu sendiri harus memulai dan mencoba

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan mengenai penelitian perbedaan tingkat resiliensi remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI dengan yang orang tuanya bukan TKI, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat resiliensi remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI Berdasarkan hasil analisis statistik dan pembahasan, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat resiliensi remaja yang orang tuanya menjadi TKI sebagian besar berada pada kategori sedang, yaitu 50 %, pada kategori tinggi 30% dan pada kategori rendah sebesar 20%. 2. Tingkat resiliensi remaja dari keluarga yang orang tuanya bukan TKI. Berdasarkan hasil analisis statistik dan pembahasan, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat resiliensi remaja yang berasal dari keluarga yang orang tuanya bukan TKI sebagian besar berada pada kategori sedang, dengan prosentase 50%, pada kategori tinggi sebesar 20%, dan kategori rendah sebesar 30%. 119

3. Perbedaan tingkat resiliensi antara remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI dengan remaja dari keluarga yang orang tuanya bukan TKI. Hasil analisa menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat resiliensi yang signifikan antara remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI dengan remaja dari keluarga yang orang tuanya bukan TKI. Dengan perhitungan statistik menggunakan analysis independent sample t-test pada program SPSS 16.0 for windows, diketahui bahwa tingkat signifikansi 0,777 (P > 0,05). 4. Proses pembentukan resiliensi pada remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI. Proses pembentukan resiliensi pada remaja dari keluarga yang orang tuanya bermula saat dia merasakan banyak dukungan yang dimiliki. Mulai dari dukungan keluarga yang mengasuhnya, yang dapat menggantikan peran orang tuanya dan komunikasi dengan orang tua yang selalu terjaga. Dari hal tersebut, dia merasa masih diperhatikan dan mendapat kasih sayang yang cukup. Dia juga mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan sekitar, karena tempat tinggalnya dekat dengan pondok dan banyak remaja lain yang juga ditinggal orang tuanya menjadi TKI. Koping dan kontrol emosi yang tepat dalam menghadapi persoalan juga menjadi aspek yang mendukung dia menjadi remaja yang resilien. 120

Rasa optimis yang tinggi dan prestasi yang diraih selama ini mampu membuatnya mempunyai nilai lebih dan membuat dirinya menjadi resilien. konsep diri dan penyesuaian diri dengan perubahan yang positif semakin menguatkan dia untuk mampu bertahan dalam kondisi sulit. Sedangkan proses pembentukan resilien pada remaja dari keluarga yang orang tuanya bukan TKI dimulai dari lingkungan keluarga yang mampu berperan dengan baik. koping dan kontrol emosi yang tepat dan mampu membuatnya tetap tenang adalah mengahadapi dan menyelesaikannya dengan solusi terbaik serta tidak berlarut-larut dalam kemarahan. Keaktifan berorganisasi juga memberinya manfaat, sehingga dia bisa berkembang menjadi seseorang yang resilien. Keoptimisan dalam meraih cita-cita serta mengahadapi masa depan yang didukung dengan prestasi yang diraihnya selama ini juga memberikan sumbangan dia berkembang menjadi resilien. Jika dibandingkan proses pembentukan resiliensi antara remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI dengan keluarga yang orang tuanya bukan TKI sebenarnya hampir sama. Hanya saja terdapat perbedaan yang terlihat, jika dalam proses pembentukan resiliensi pada remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI terdapat konsep diri dan penyesuaian diri yang baik. Sedangkan proses pembentukan resiliensi remaja yang 121

orang tuanya bukan TKI tidak terdapat hal tersebut. Karena memang sebagian besar penduduk tempat remaja dari keluarga yang ditinggal orang tuanya menjadi TKI itu banyak yang menjadi TKI, sehingga perasaan senasib dengan remaja yang lain itu bisa menguatkannya. Perubahan keadaan yang dialami oleh remaja yang ditinggal orang tuanya menjadi TKI menuntut mereka untuk mampu menyesuaikan diri dengan baik, hal ini yang tidak dialami oleh remaja dari keluarga yang orang tuanya bukan TKI. Namun remaja dari keluarga yang orang tuanya bukan TKI aktif dalam kegiatan organisasi, sedangkan remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI kurang aktif dalam organisasi. B. Saran - saran Dari hasil penelitian ini, kiranya perlu ada beberapa pihak yang bisa memahami secara cermat dan seksama dengan mempertimbangkan hal-hal (saran-saran), sebagai berikut: 1. Bagi siswa diharapkan lebih mengasah kemampuan untuk berani menghadapi masalah, bertahan dalam kondisi tertekan dan siap menghadapi apapun yang terjadi dalam hidup ini. 2. Bagi orang tua dapat memberikan yang terbaik bagi anakanaknya, kasih sayang, perhatian dan dukungan dalam kondisi apapun sangat dibutuhkan oleh anak, karena hal itu mampu membuat anak menjadi lebih kuat. 122

3. Bagi guru hendaknya benar-benar mengemban amanah dengan baik dan meningkatkan perannya untuk membantu anak anak ketika menghadapi masalah, seperti memberikan konseling. 4. Peneliti selanjutnya untuk lebih melakukan pemilihan sampel yang benar-benar sesuai tujuan penelitia agar dapat menunjukkan perbedaan. Peneliti selanjutnya hendaknya juga mengembangkan pengetahuan tentang resiliensi khusunya pada remaja yang ditinggal orang tuanya menjadi TKI, baik membedakan berdasarkan jenis kelamin atau menggali lebih dalam dinamika pembentukan resiliensinya. Peneliti selanjutnya juga bisa menambah variable-variable lain yang mungkin bisa berhubungan atau berpengaruh dengan resiliensi dan menambah jumlah populasi dan sampel agar data yang diperoleh lebih sempurna. 123