KEGIATAN APRESIASI LAGU POPULER: UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI SISWA KELAS VII

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI SISWA KELAS VIIIB SMPN 1 SUMBERMALANG SITUBONDO MELALUI KEGIATAN APRESIASI LAGU-LAGU POPULER REMAJA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE TANDUR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

Oleh: Tri Sudarmi Sugondo, Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (class action research),

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

METODE PEMBELAJARAN IMAJINATIF DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGARANG BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE PEMODELAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KUTOWINANGUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PUISI DENGAN TEATRIKALISASI KELAS VIII A SMP NEGERI 4 TANJUNG. Afsun Aulia Nirmala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu siklus dan digambarkan pada diagram berikut : Gambar2. Alur Pelaksanaan PTK

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: J U R I A H Guru SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

Peningkatan Kemampuan Siswa Menggunakan Huruf Kapital Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 1 Sidole

Penerapan Pendekatan Semiotik untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII SMPN 4 Tanantovea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendapat Kemmis dan Taggart (dalam Kasbolah, 1998, hlm. 13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh : HERI SUTRISNO NIM : ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN METODE AKROSTIK SISWA KELAS VI SD KARTIKA KOTA MAKASSAR. Syahrun. Kepala SD Kartika XX-1

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI KELAS VII A SMP NEGERI 47 MUARO JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PAHLAWAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI STRATEGI PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGARGOTIRTO 4 SUMBERLAWANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMP BINA PUTRA NUSANTARA SEREN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM TATA SURYA MELALUI INKUIRI ILMIAH SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 04 TANGGUL JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN 038/XI SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

JURNAL PENERAPAN METODE BERCERITA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN 3 KABUPATEN SUMEDANG

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI BEBAS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) Jumadi

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kemampuan membaca puisi pada siswa kelas V SDN 6 Limboto setelah

BAB III METODE PENELITIAN A.

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

WIWIK PUJIATI. Pendahuluan. Abstrak:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM DENGAN METODE PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Transkripsi:

KEGIATAN APRESIASI LAGU POPULER: UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI SISWA KELAS VII Setio Wawan Adiatma Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma setiowawan@gmail.com Abstrak:Puisi dan lagu menawarkan suatu kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Lagu memberikan masukan yang sangat berarti bagi para pembelajar, sehingga hal ini dapat membedakan dengan bahan pembelajaran yang lain. Pemakaian lagu dalam pembelajaran ini lebih memberikan kesempatan terjalinnya interaksi antara guru siswa, juga antarsiswa, sehingga pembelajaran apresiasi puisi berlangsung lebih menarik. Dalam penelitian ini, lagu-lagu populer akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas keterampilan membaca indah puisi pada siswa kelas VIIB SMPN 1 Widang.Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan jenis penelitian simultan terpadu. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, dilakukan kolaboratif antara peneliti dan guru. Sumber data dalam penelitian ini adalah proses kegiatan pembelajaran apresiasi puisi melalui kegiatan apresiasi lagu-lagu populer remaja, lembar observasi, lembar penilaian tes unjuk kerja siswa, serta dokumentasi berupa rekaman audio visual. Data diperoleh dari subjek terteliti, yakni guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VIIB dan siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Widang. Teknik pengumpulan data pada setiap siklus diperoleh melalui teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik tes unjuk kerja.berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran membacakan puisi siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Widang melalui kegiatan membacakan syair lagu-lagu populer remaja meningkat. Peningkatan ini ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat keberhasilan tindakan aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II. Kata-kataKunci: apresiasi lagu populer, kualitas pembelajaran, membaca indah puisi PENDAHULUAN Seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran membaca indah puisi adalah pembelajaran apresiasi sastra. Hal itu disebabkan bahwa puisi merupakan salah satu bentuk seni yang dapat diapresiasi. Apresiasi sastra yang diajarkan di sekolah merupakan bentuk upaya mengembangkan sikap siswa dalam menghargai hasil cipta sastra. Sehubungan dengan hal tersebut pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses pembelajaran yang sangat membutuhkan komunikasi yang lebih mendalam antara guru dan siswa untuk keberhasilannya, karena pembelajaran apresiasi sastra ini khususnya membaca indah puisi memerlukan pengenalan, pemahaman, dan penghayatan. Puisi bisa dinikmati ketika pembaca mampu memahami dan menafsirkan isi puisi secara tepat atau mampu menempatkan dirinya sebagai penyair yang sajaknya sedang dibacakan. Pembacaan puisi dengan benar akan menambah rasa nikmat baik

bagi pendengar maupun bagi pembacanya, karena dalam kondisi seperti itu pendengar dan pembaca masuk dalam emosi puisi yang dibacakan. Sehubungan dengan hal tersebut mengapa kompetensi membaca indah puisi perlu dikuasai para siswa. Oleh karena itu, salah satu standar kompetensi pembelajaran sastra di SMP kelas VII semester II adalah memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak. Kemampuan membaca puisi tingkat SMP terdapat dalam kompetensi dasar membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinestik sesuai dengan isi puisi. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas VII SMP Negeri 1 Widang, Tuban menunjukkan bahwa apresiasi siswa terhadap puisi rendah.banyak persoalan yang sering muncul ketika seorang guru harus menyajikan pembelajaran puisi di kelas. Persoalan tersebut dapat dikelompokkan atas dua faktor, yakni siswa dan guru. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan apresiasi puisi siswa dalam hal ini membaca indah puisi adalah kegiatan apresiasi lagu karena pada dasarnya syair dalam lagu adalah puisi. Lagu juga banyak diminati dan mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat kemampuannya. Selain itu lagu dapat membantu siswa mencintai dan menikmati karya sastra khususnya puisi, sehingga tidak ada anggapan pembelajaran sastra membosankan dan menegangkan. Orlova (dalam Sakdiyah, www.cybersastra.net) menyatakan bahwa lagu dianggap sebagai suatu alat dan bahan yang efektif untuk pengajaran apresiasi puisi. Untuk mendukung pendapatnya tersebut Orlova juga mengemukakan beberapa alasan antara lain: (1) lagu dapat menampilkan fungsi yang berbeda dalam pengajaran bahasa (terutama puisi); (2) lagu dapat menjadi pendorong untuk melakukan percakapan di kelas; (3) lagu dapat memotivasi suatu pendekatan emosional untuk belajar Bahasa; (4) lewat lagu siswa dapat mengekspresikan sikapnya terhadap apa-apa yang telah dia dengar; dan (5) lagu juga dapat membantu perkembangan estetis seseorang. Hal ini sejalan dengan pendapat Maley (dalam Sakdiyah, www.cybersastra.net) yang menyebutkan bahwa lagu dan puisi sangatlah berirama. Irama itu merupakan petunjuk untuk susunan atau struktur informasi dalam pesan yang ada. Puisi dan lagu menawarkan suatu kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat membaca puisi dengan menggunakan syair lagu tanpa ada perasaan bahwa kegiatan pembelajaran itu tidak alamiah. Lagu memberikan masukan yang sangat berarti bagi para pembelajar, sehingga hal ini dapat membedakan dengan bahan pembelajaran yang lain. Mendengar dan menyanyikan lagu tidak dikenal sebagai pembelajaran melainkan kegiatan yang biasa dilakukan siswa sehari-hari. Hal ini memudahkan pembelajar untuk mengekspresikan jiwanya berdasarkan pengalaman pribadinya. Kelebihan kegiatan apresiasi lagu dalam pembelajaran apresiasi puisi tidak sekadar membuat siswa merasa memperoleh sesuatu yang bermanfaat, melainkan juga untuk membuat siswa merespon secara pribadi. Respon secara pribadi tersebut diharapkan akan lebih memudahkan siswa mengapresiasi puisi. Pemakaian lagu dalam pembelajaran ini juga lebih memberikan kesempatan terjalinnya interaksi antara guru siswa, juga

antarsiswa, sehingga pembelajaran apresiasi puisi berlangsung lebih menarik. Berdasarkan uraian di atas, maka apresiasi lagu-lagu populer diterapkan untuk meningkatkan kualitas keterampilan membaca indah puisi pada siswa kelas VIIB SMPN 1 Widang. METODE Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini merupakan penelitian yang menerapkan suatu teknik dalam proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan (action research), karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Secara khusus penelitian ini dalam lingkup kelas maka penelitian tindakan ini selanjutnya disebut penelitian tindakan kelas. Kasbolah (1998:15) mendefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Esensi penelitian tindakan kelas terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang alami untuk memecahkan permasalahan praktis atau untuk meningkatkan kualitas praktis. Mistar (2010:29) mengidenti - fikasikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilaksanakan dalam rangka memecahkan masalah-masalah nyata dalam proses belajar-mengajar di kelas sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bisa dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut Wardani (2007:1.4) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Kasbolah, 1998:14) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu proses yang dinamis di mana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk spiral dan dilakukan dengan menggunakan tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Penelitian ini dilaksanakan peneliti berkolaborasi dengan guru pengampu mata pelajaran. Bahwa penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Kolaborasi ini dilakukan untuk menjaga mutu kecermatan peneliti. Peneliti bertindak pengamat partisipan artinya kehadiran peneliti dalam proses adalah sebagai desainer pembelajaran dan sekaligus sebagai penyusun instrumen pengumpul data. Sebagai pengamat partisipan peneliti hadir sebagai penggagas penggunaan kegiatan apresiasi lagu-lagu populer dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran membaca indah puisi yang akan diterapkan di kelasnya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIB SMPN 1 Widang, yang beralamat di Jalan Raya Compreng Nomor 1 Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. Waktu penelitian dilaksanakan pada pembelajaran

semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Pemilihan waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 karena sesuai dengan rencana pembelajaran di silabus yang dikembangkan. Penelitian dimulai pada bulan Maret 2016 sampai dengan akhir bulan April 2016.Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIB SMPN 1 Widang Kabupaten Widang, dengan jumlah siswa di kelas ini 30 siswa. Secara umum prosedur penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa tahap. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto, 2013:131). Be rikut merupakan langkah-langkah dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (1) terlebih dahulu direncanakan secara saksama jenis tindakan yang akan dilakukan, (2) setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan, (3) bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkan dengan berkolaborasi dengan guru pengampu bahasa Indonesia, (4) berdasarkan hasil pengamatan tersebut peneliti melakukan refleksi atas tindakan yang dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan revisi atau perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksnakan berikutnya tidak sekadar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal. Penelitian tindakan terbagi dalam beberapa siklus. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan berupa kegiatan prasiklus untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas utamanya pembelajaran membaca indah puisi. Insrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang akan diambil dari penelitian. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran, karena selain untuk mengukur peningkatan hasil belajar dari penerapan teknik pembelajaran juga untuk mengetahui proses pembelajaran. Karena dilakukan bersamaan dengan pembelajaran maka instrument yang disiapkan adalah lembar observasi proses, catatan pegamatan, daftar pertanyaan untuk wawancara, dan tes unjuk kerja. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada siklus I kualitas pembelajaran masuk pada kategori sangat baik. Guru tidak mengalami kesulitan saat pelaksanaan tindakan. Berdasarkan pedoman pengamatan hanya satu deskriptor yang tidak muncul yaitu guru tidak memberikan contoh saat menyampaikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membacakan puisi. Walaupun begitu siswa lebih aktif dibandingkan dengan prasiklus. Siswa berani dalam menyampaikan pendapat, sehingga terjalin interaksi dalam pembelajaran. Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba membacakan puisi dengan menggunakan lagu, siswa berani membacakan di depan tanpa dipaksa oleh guru. Hal ini menunjukkan kemajuan luar biasa dibandingkan dengan prasiklus di mana guru harus menunggu lama dan memaksa siswa untuk membacakan puisi di depan.

Selain hal tersebut pada pembelajaran ini suasana kelas terlihat menyenangkan. Siswa tidak merasa tegang dan menikmati kegiatan pembelajaran, karena guru menciptakan suasana santai dengan memutar lagu sebelum siswa mencoba membacakan puisi di depan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diketahui kualifikasi yang diperoleh pengamat 1 dan pengamat 2 adalah 20, sedangkan kualifikasi maksimal adalah 21. Jadi, skor yang diperoleh berdasarkan rumus pada instrumen pengumpul data adalah 95,2%. Tingkat keberhasilan tindakan aktivitas guru pada siklus I berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat 1 dan pengamat 2 masuk pada kategori sangat baik yaitu 95,2%. Jadi, kegiatan guru sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya dan tidak mengalami hambatan. Aktivitas siswa pada siklus I diketahui bahwa kualifikasi yang diperoleh pengamat 1 dan pengamat 2 yaitu 20. Sedangkan kualifikasi maksimal adalah 21. Jadi, skor yang diperoleh berdasarkan rumus dalam intstrumen pengumpul data adalah 95,2%. Aktivitas siswa ini berada pada kriteria sangat baik, yaitu 95,2%. Walaupun ada deskriptor yang tidak muncul, tetapi secara keseluruhan aktivitas siswa sudah sangat baik. Siswa berani dalam menyampaikan pendapatnya, sehingga dalam kegiatan pembelajaran terjalin interaksi baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Interaksi antara siswa dengan siswa misalnya terlihat saat siswa memberikan penilaian terhadap penampilan temannya dalam membacakan puisi di depan. Hasil tes unjuk kerja siswa pada siklus I menunjukkan bahwa dari 24 siswa ada 4 siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar minimal (lampiran 8). Ketuntasan belajar secara klasikal yang diperoleh berdasarkan hasil tes unjuk kerja siswa adalah 83,3%. Hasil tersebut belum mencapai ketuntasan secara klasikal, karena dapat dikatakan tuntas secara klasikal jika nilainya di atas 85% dari jumlah keseluruhan siswa. Belum tercapainya ketuntasan secara klasikal ini disebabkan oleh satu deskriptor yang tidak dilakukan oleh guru yaitu memberikan contoh masingmasing penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membacakan puisi, sehingga siswa tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membacakan puisi. Pada siklus II pelaksanaan tindakan oleh guru berjalan dengan sangat baik, semua deskriptor muncul dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga tetap menjaga interaksi dengan siswa agar pembelajaran menarik. Dengan demikian tindakan pada siklus II ini sudah sesuai dengan skenario pembelajaran. Hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui bahwa kualifikasi yang diperoleh pengamat 1 dan pengamat 2 adalah 21, sedangkan kualifikasi maksimal adalah 21. Jadi, skor yang diperoleh berdasarkan rumus dalam instrumen pengumpul data adalah 100%. Tingkat keberhasilan tindakan aktivitas guru pada siklus II ini sempurna, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat 1 dan pengamat 2 masuk pada kategori sangat baik. Jadi, kegiatan guru sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya dan tidak mengalami hambatan. Aktivitas siswa dapat diketahui bahwa kualifikasi yang diperoleh pengamat 1 dan pengamat 2 yaitu 20. Sedangkan kualifikasi maksimal adalah

21. Jadi, skor yang diperoleh berdasarkan rumus dalam instrumen pengumpul dataadalah 95,2%. Aktivitas siswa pada siklus II ini sama dengan siklus I berada pada kriteria sangat baik, yaitu 95,2%. Deskriptor yang tidak muncul juga sama dengan siklus I yaitu siswa tidak menanggapi penjelasan guru tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membacakan puisi, siswa menyatakan paham berkaitan dengan penjelasan guru sehingga tidak menanggapi dan menanyakan penjelasan yang disampaikan oleh guru tersebut. Deskriptor yang tidak muncul ini dianggap tidak terlalu berpengaruh, karena dalam kegiatan pembelajaran guru dan siswa tetap menjaga interaksi dengan baik. Sedangkan hasil tes unjuk kerja siswa pada siklus II berdasarkan tabel 4.6 dari 26 siswa hanya 2 siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal. Hasil tersebut sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 92,3%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tidak perlu dilakukan pengulangan siklus. Maksudnya, pemberian tindakan sudah selesai pada siklus II saja. Dengan demikian, kualitas pembelajaran apresiasi puisi siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Widang melalui kegiatan apresiasi lagulagu populer meningkat. Secara keseluruhan keberhasilan aktivitas pembelajaran dan hasil tes siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Tahap Siklus I Siklus II Tingkat Keberhasilan Tindakan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Pengamat Pengamat 2 1 Pengamat 1 Pengamat 2 95,2% 95,2% 95,2% 95,2% 100% 100% 95,2% 95,2% Persentase 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Tingkat Keberhasilan Tindakan Aktivitas Guru 100% 100% Persentase 100,00% 95,14% 95,20% 95,00% 90,00% 85,00% 80,00% 75,00% 70,00% 1 2 SIKLUS Gambar 1.1: Tingkat Keberhasilan Tindakan Aktivitas Guru Tingkat Keberhasilan Tindakan Aktivitas Siswa Jumlah Siswa 25 20 15 10 5 2 95,20% 95,20% 95,20% 95,20% 25 1 2 SIKLUS Gambar 5.2: Tingkat Keberhasilan Tindakan Aktivitas Siswa Hasil Tes Unjuk Kerja Siswa 0 Prasiklus 1 2 Siklus 3 I 4 Siklus 5 II 20 4 24 2 Tuntas Pengamat 1 Pengamat 2 Belum Tuntas Gambar 5.3: Hasil Tes Unjuk Kerja Siswa tentang Membacakan Puisi Tingkat kegagalan tindakan dalam penelitian ini terjadi pada siklus I. Hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus I terdapat deskriptor yang tidak dilakukan oleh praktisi yaitu memberikan contoh masing-masing penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membacakan puisi. Hal tersebut tidak disampaikan oleh praktisi karena pada prasiklus guru telah menjelaskannya. Secara keseluruhan aktivitas guru dalam Pengamat 1 Pengamat 2

kegiatan pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan skenario pembelajaran. Selain itu contoh membacakan puisi yang disampaikan oleh guru pada siklus I ini terlalu sedikit. Sedangkan deskriptor yang tidak muncul dalam aktivitas siswa pada siklus I adalah menanggapi penjelasan yang disampaikan oleh guru tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membacakan puisi. Deskriptor ini tidak muncul karena dalam menjelaskan halhal yang perlu diperhatikan dalam membacakan puisi guru tidak memberikan contoh. SIMPULAN DAN SARAN Kualitas proses pembelajaran membacakan puisi siswa kelas VIIIB SMPN 1 Widang melalui kegiatan apresiasi lagu-lagu populer meningkat. Peningkatan ini ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat keberhasilan tindakan aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II yang sama-sama masuk pada kriteria sangat baik ( 90%). Pada siklus I siswa lebih aktif dibandingkan dengan prasiklus. Siswa berani membacakan puisi ke depan kelas tanpa dipaksa oleh guru karena puisi yang akan dibacakan adalah syair lagu yang biasa dinyanyikan dan didengar dalam keseharian siswa, sehingga siswa tidak tegang. Siswa juga berani dalam menyampaikan pendapat karena guru berhasil menciptakan suasana yang menyenangkan dengan memutarkan lagu-lagu populer kesukaan siswa, sehingga terjalin interaksi dalam pembelajaran. Pada siklus II pelaksanaan tindakan oleh guru berjalan lebih baik, guru tetap menjaga interaksi dengan siswa agar pembelajaran menarik dan menyenangkan. Walaupun begitu ada kegagalan tindakan yang mengurangi efektifnya proses pembelajaran membacakan puisi yaitu pada siklus I guru tidak memberikan contoh masingmasing penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membacakan puisi. Hal tersebut tidak disampaikan oleh guru karena pada prasiklus telah dijelaskan. Hasil pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dari hasil tes unjuk kerja siswa yaitu membacakan puisi menggunakan lagu dengan memperhatikan penghayatan sesuai dengan isi disertai gerak dan mimik yang tepat. Hasil dari tes unjuk kerja siswa yaitu dari 27 siswa (dua siswa ijin sakit dan satu siswa absen) sebanyak 20 siswa telah mencapai standar ketuntasan minimal, dan sebanyak 4 siswa belum mencapai standar ketuntasan minimal. Ketuntasan belajar klasikal berdasarkan hasil tes unjuk kerja siswa pada siklus I belum tuntas, yaitu 83,3%. Sedangkan pada siklus II dari 27 siswa (satu siswa ab sen) sebanyak 24 siswa telah mencapai standar ketuntasan minimal, dan sebanyak 2 siswa belum mencapai standar ketuntasan minimal. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus II sudah tuntas, yaitu 92,3%. Ketuntasan belajar secara klasikal dikatakan tuntas jika mencapai 85%. DAFTARRUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Maidar G, Sakura Ridwan, dan Abdul Chaer Mad ie. 2002. Buku Materi Pokok Kesusastraan II. Jakarta: Karunika, Universitas Terbuka. Atmazaki. 2000. Analisis Sajak. Bandung: Angkasa. Budi, Anang Setia. 2006. Penggunaan Teknik Pemodelan untuk Meningkatkan Kemampuan Membacakan Puisi Siswa Kelas V SDN Pedagangan II Kecamatan Turis Kabupaten Probolinggo.

Jember: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNEJ. Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra. Yogyakarta: Kota Kembang. Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pradopo, Rachmat Djoko. 2000. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: GadjahMadaUniversity Press. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Rofi uddin, Ahmad. Rancangan Penelitian Tindakan. Loka Karya Tingkat Lanjut Penelitian Kualitatif Angkatan VII Tahun1998/1999. Lembaga Penelitian IKIP Malang. Sakdiyah, Mislinatul. 2006. Menggauli Puisi Lewat Lagu. http://www.cybersastra.net/cgibin/naskah/viewesai.cgi?categor y=5&id=1016303152. [Juni 2006]. Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. Sumardi dan Rozak Z., Abdul. 1997. Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi SLTP & SLTA untuk Guru dan Siswa. Jakarta: Balai Pustaka. Tjahjono, Tengsoe. 2001. Materi Pokok Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Waluyo, Herman J. 2001. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Wardani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Zaidan, Abdul Rozak, Rustapa, Anita K., Hani ah. 1994. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.