BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB 1 PENDAHULUAN. bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas dan kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat dan zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang ideal untuk memberikan pelayanan publik secara baik dan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya persaingan didalam dunia perusahaan/bank dan semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam sebuah organisasi. Dalam organisasi komitmen anggotanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. dan sistem-sistem organisasi yang menghasilkan output yang menurutkan tingkat

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN. untuk berupaya menjadi yang terbaik dan terdepan. Salah satunya adalah PT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang manufaktur ataupun di bidang jasa, semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang sama. Setiap organisasi atau perusahaan beroperasi menggunakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kelangsungan dan perkembangan suatu perusahaan. tercipta semangat kerja yang baik pada pegawai maka perlu dipenuhi

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULAN. dan diteliti; organisasi merupakan sarana mencapai sasaran sebab itu banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. komponen penting dalam mencapai kinerja. Robbins (2007) mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial menjadi kebutuhan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan zaman yang semakin berkembang menuntut manusia untuk

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang turut serta memunculkan lembaga-lembaga keuangan yang mewarnai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seorang karyawan tentunya memiliki berbagai keinginan atau motivasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Udayana (Unud) sebagai sebuah lembaga pemerintah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada jaman era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang memengaruhi kenyamanan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli

BAB I PEND AHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

2016 PENGARUH KEPUASAN KERJA D AN KOMITMEN ORGANISASI TERHAD AP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (OCB) merupakan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri perbankan di Indonesia merupakan salah satu faktor pendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dayanya rendah, slowdown dan terkesan upaya dalam menyelesaikan. pekerjaan kurang optimal. Selain itu, dikatakan juga bahwa pegawai

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang memiliki kinerja yang optimal. Tugas dari manajemen sumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan penopang utama dalam suatu perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai bukan hanya dari aspek keuangan saja tetapi juga dari sumber daya manusianya (SDM). Selain itu, suatu perusahaan sangat diharapkan memiliki keunggulan tersendiri agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Salah satu keunggulan yang dapat diciptakan oleh perusahaan adalah dimulai dari sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan hendaklah orang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi (Rivai, 2004: 6). Keberhasilan organisasi tidak akan terlepas dari peran karyawannya, tanpa karyawan suatu organisasi tidak akan dapat mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkannya. Dalam suatu perusahaan, karyawan hendaklah dianggap sebagai aset tersendiri karena karyawanlah yang menggerakkan semua target dan tujuan organisasi, tanpa karyawan yang memiliki suatu kelebihan dan perilaku extra, perusahaan tidak akan berkembang. Perilaku yang harus ditunjukkan dalam perusahaan bukan hanya perilaku in role, akan tetapi juga harus menunjukkan perilaku extra role. Perilaku extra role ini dapat dikatakan sebagai Organizational Citizenship 1

behavior (OCB). Organizational citizenship behavior (OCB) merupkan suatu perilaku positif diluar pekerjaan formal karyawan dalam perusahaan, perilaku ini ditunjukkan melalui kesediaan secara sadar terhadap perusahaan. Menurut Schnake (1991) dalam Rini dan Djati (2011: 262) Organizational citizenship behavior (OCB) adalah suatu fungsi seseorang dalam melakukan pekerjaan melebihi wewenangnya, secara sosial masyarakat dan langsung pada sebuah group maupun di organisasi. Contoh dari perilaku OCB misalnya datang sebelum waktunya, membantu rekan kerja, menghargai peraturan yang berlaku di dalam suatu organisasi, toleransi pada situasi yang kurang ideal (situasi tidak menyenangkan) dan memberi saran-saran yang dapat membangun di tempat kerja. Perusahaan yang memiliki karyawan dengan perilaku extra akan menguntungkan perusahaan bahkan menjadi nilai lebih bagi perusahaan itu sendiri, karena perusahaan yang maju dan berkembang tidak lepas dari peran karyawannya (sumber daya manusia) pada perusahaan dan terlebih didukung dengan karyawan yang memiliki perilaku extra akan sangat membantu kinerja perusahaan dan menjadikan perusahaan terus maju dan berkembang. Agar perilaku extra tersebut dapat ditunjukkan dengan baik, maka peran seorang pemimpin sangat berpengaruh, sehingga diperlukanlah dalam sebuah organisasi kepemimpinan yang baik. Sejarah umat manusia memperlihatkan kepada kita bahwa sejak zaman dahulu, manusia yang hidup berkelompok sudah mengenal adanya pemimpin (Winardi, 2007: 303). Seorang pemimpin harus memahami bahwasanya mengatur karyawan tidak mudah karena mereka 2

memiliki perilaku dan perasaan yang berbeda-beda. Perilaku dan gaya pemimpin tidak bisa dipisahkan dari keberhasilan dan tanggung jawab yang diberikan kepada anggotanya. Menurut Rahmi (2013) dalam Putranto (2014: 3) untuk menjadi pemimpin yang efektif, seorang ketua organisasi harus dapat mempengaruhi seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya melalui caracara yang positif untuk mencapai tujuan organisasi. Ketika pemimpin menunjukkan gaya kepemimpinan yang baik, maka karyawan juga akan menunjukkan perilaku yang tepat dengan pekerjaan mereka. Selain faktor kepemimpinan, hal lain yang bisa meningkatkan perilaku extra dari karyawan adalah komitmen organisasi. Menurut Robbins dan Judge (2008: 100) komitmen organisasi adalah suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Seorang karyawan yang mempunyai komitmen organisasi yang tinggi akan selalu memihak kepada perusahaannya hingga target dan tujuan perusahaan tercapai, akan semakin banyak hal yang dilakukan untuk perusahaannya, mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya maupun keinginan dari dalam dirinya untuk memajukan perusahaannya. Seorang karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi cenderung akan selalu berperilaku positif dan menunjukkan perilaku extra role. Selain hal yang tersebut di atas, dalam suatu organisasi atau perusahaan kompensasi karyawan berbeda-beda tergantung pelaksanaan pekerjaan. Dalam kenyataan di lapangan banyak karyawan yang lebih memilih 3

perusahaan yang menjanjikan kompensasi atau gaji yang lebih tinggi. Kompensasi bukan hanya gaji tetapi juga berasal dari tunjangan dan juga penghargaan atau reward yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya. Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya akan mempengaruhi perilaku kerja dari para karyawankaryawannya. Gaji, tunjangan dan kesempatan untuk mencapai tujuan yang menantang dalam suatu organisasi dianggap sebagai penghargaan oleh sebagian orang (Ivancevich, et. al, 2006: 235). Perusahaan yang memberikan kompensasi yang tinggi cenderung akan membuat karyawannya senang dan merasakan kepuasan tersendiri dalam perusahaan tersebut. Karyawan yang merasa puas dan senang karena mendapatkan kompensasi yang sesuai maka akan menunjukkan perilaku extra tersebut untuk perusahaannya. Istilah kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang ada pada dirinya (Rivai, 2004:475). Seseorang yang merasakan kepuasan dalam bekerja cenderung akan berupaya untuk memaksimalkan kinerjanya dalam organisasi atau perusahaan. Kepuasan kerja bergantung pada tingkat hasil intrinsik dan ekstinsik dan bagaimana pemegang pekerjaan memandang hasil tersebut (Ivancevich, et al, 2006: 185). Keyakinan bahwa karyawan yang puas akan membawa dampak yang baik bagi perusahaan, menjadikan kepuasan kerja sebagi hal yang diperhatikan perusahaan. Kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan sebab akibat terhadap kinerjanya. Menurut Handoko (2001: 193), Kepuasan kerja yaitu 4

keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana seseorang memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja seharusnya menjadi faktor utama dari perilaku kewargaan organizational (organizational citizanship behavior- OCB) seorang karyawan. Karyawan yang puas akan cenderung berbicara positif tentang organisasi, membantu individu lain dan melewati harapan normal dalam pekerjaan mereka. kepuasan mempengaruhi OCB, tetapi melalui prinsip-prinsip keadilan. (Robbins dan Judge, 2008: 114). Lembaga keuangan syariah di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat, salah satu dari lembaga keuangan syariah tersebut adalah Baitul maal wattamwil (BMT) yang merupakan lembaga keuangan dengan prinsip syariah dan bergerak dalam skala mikro. BMT di Indonesia tumbuh setiap tahunnya, Menurut data terbaru Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM), jumlah BMT di Indonesia hingga oktober 2014 yaitu sejumlah 4.500 BMT. (http://www.republika.co.id, 2014) Salah satu BMT yang berkembang dan tetap bertahan selama 20 tahun dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat adalah BMT Beringharjo Yogyakarta. BMT Beringharjo menetapkan lingkungan kerja yang positif bagi karyawannya, dilihat dari karyawannya BMT Beringharjo memiliki karyawan yang rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (http://www.bmtberingharjo.com). BMT Beringharjo memiliki suatu 5

kebiasaan untuk seluruh karyawan yaitu membaca (iqro') qur'an dan mengkajinya setiap akan memulai kerja. Dilakukan setiap pagi dari jam 8 hingga jam 9. Hal tersebut dilakukan dengan alasan BMT Beringharjo dibangun dengan pondasi syariah, tentu sangat kental dengan aturan dan norma-norma yang bersumber pada dataran ilahiyah. Hingga saat ini, BMT Beringharjo memiliki cabang di berbagai daerah. BMT Beringharjo mulai berdiri pada tahun 1994 secara informal dan memiliki badan hukum pada tahun 1997. Sejak berdirinya hingga saat ini BMT Beringharjo terus mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya kantor cabang BMT yang berdiri diberbagai daerah. Perkembangan ini tentunya harus terus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan lagi, hal ini tentunya tidak lepas dari kinerja perusahaan dan karyawannya. Kinerja karyawan sangat penting untuk diperhatikan, bahkan yang diharapkan karyawan bukan hanya memiliki soft skill dan kualitas yang bagus, tetapi juga memiliki suatu perilaku ekstra yang salah satunya adalah organizational citizenship behavior (OCB). Setiap perusahaan tentunya memiliki peraturan yang berbeda-beda, dari segi kepemimpinan, kompensasi, budaya dan lain sebagainya, begitupula dengan BMT Beringharjo Yogyakarta, tentunya pemimpin memiliki gaya kepemimpinan tersendiri dan segi kompensasi yang berbeda-beda antar karyawan. Karyawan dari BMT Beringharjo juga tentunya memiliki komitmen organisasi dan Kepuasan kerja yang berbeda-beda. Dengan sistem manajemen BMT Beringharjo yang seperti 6

terurai di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk mengambil objek penelitian pada BMT Beringharjo. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dikembangkan untuk menguji dan meneliti dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Kompensasi Finansial dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada BMT Beringharjo Yogyakarta A. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengemukakan rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan BMT Beringharjo? 2. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan BMT Beringharjo? 3. Bagaimana pengaruh kompensasi finansial terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan BMT Beringharjo? 4. Bagaimana pengaruh Kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan BMT Beringharjo? 5. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, kompensasi finansial dan kepuasan kerja secara simultan terhadap organizational citizenship behavior (OCB)? 7

6. Berapa besar gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, kompensasi finansial dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior (OCB)? B. Tujuan Penelitian Melalui susunan kalimat yang tertuang dalam rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan BMT Beringharjo. 2. Untuk mengidentifikasi pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan BMT Beringharjo. 3. Untuk mengidentifikasi pengaruh kompensasi finansial terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan BMT Beringharjo. 4. Untuk mengidentifikasi pengaruh Kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan BMT Beringharjo. 5. Untuk mengidentifikasi secara simultan pengaruh variabel pengaruh gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, kompensasi finansial dan Kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB). 8

C. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana pengaruh gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, kompensasi finansial dan kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan BMT Beringharjo khususnya dan pada bidang sumber daya manusia umumnya. Selain itu memberikan kontribusi sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti Kegunaan penelitian ini bagi peneliti sendiri adalah diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tersendiri terutama di bidang lembaga keuangan syariah dan sember daya manusia, serta dapat mengaplikasikan ilmu yang peneliti peroleh baik yang diperoleh di perkuliahan ataupun dari proses penelitian ini ke dalam dunia kerja. b. Bagi Lembaga Pendidikan Kegunaan ini bagi lembaga pendidikan yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya, serta sebagai acuan bagi kinerja lembaga pendidikan yang semakin modern. 9

c. Bagi Lembaga atau Instansi Syariah Kegunaan penelitian ini bagi lembaga atau instansi yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, saran dan masukan kepada BMT Beringharjo maupun lembaga keuangan lainnya untuk lebih memperhatikan dan mendorong timbulnya sikap organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan untuk ke depannya. 10