Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi. Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Dekstrin Ubi Kayu Metode Pragelatinisasi Parsial Pada Produk Cassava Stick

Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung Jln. Soekarno Hatta no.10, Rajabasa Bandar Lampung. Telp. (0721) ) ABSTRACT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Mi Kering Non Terigu Cooking Time

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

USUL UBER HKI METODE PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG MODIFIKASI DENGAN CARA PENGGILINGAN BASAH DAN PEMANASAN

Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

Karakterisasi Tepung Ubi Kayu Modifikasi

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri. Berdasarkan data dari Wardhana (2013) dalam Majalah Tempo

PEMBAHASAN 4.1.Karakteristik Fisik Mi Jagung Cooking loss

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

KARAKTERISASI TEPUNG KASAVA YANG DIMODIFIKASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK MIE DAN BISKUIT

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang peranan penting kedua setelah beras.

FORMULASI MI KERING SAGU DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

FORTlFlKASl ZAT BESl PADA MIE KERING YAMG DllBblAT DARl CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUMG SlNGKONG

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KARAKTERISTIK MI KERING BERBAHAN BAKU TEPUNG JAGUNG PUTIH HASIL FERMENTASI TERKENDALI YANG DITAMBAH CMC DENGAN KONSENTRASI BERBEDA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

DIVERSIFIKASI PATI SAGU (METROXYLON SP) SEBAGAI BAHAN BAKU MIE DAN MAKARONI SAGU

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

Karakteristik Dekstrin dari Pati Ubi Kayu yang Diproduksi dengan Metode Pragelatinisasi Parsial

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN POTENSI MIE BERBAHAN BAKU JAGUNG

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN MUTU MI INSTAN YANG TERBUAT DARI TEPUNG JAGUNG LOKAL RIAU DAN PATI SAGU. Riau. Riau

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

Formulasi Kombinasi Tepung Sagu dan Jagung pada Pembuatan Mie

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

PEMBUATAN MIE INSTAN DARI TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

MEMPELAJARI LAJU PENGERINGAN DAN SIFAT FISIK MIE KERING BERBAHAN CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TAPIOKA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR...

PEMANFAATAN PASTA SUKUN (ARTOCARPUS ALTILIS) PADA PEMBUATAN MI KERING THE USE OF BREADFRUIT (ARTOCARPUS ALTILIS) PASTA ON DRIED NOODLES PRODUCTION

HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI PEMANFAATAN TEPUNG JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN PRODUK MIE KERING YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG BAYAM

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

PEMBUATAN MIE KERING DARI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG RUMPUT LAUT YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KACANG KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

KARAKTERISASI DAGING SINTETIS DARI PERLAKUAN KONSENTRAT KEDELAI, TEPUNG TERIGU DAN METODE PEMASAKAN

I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia

Uji Karakteristik Mie Instan Berbahan Baku Ubi Jalar (Ipomea batatas) The Characteristic Of Instant Noodle Made From Yams (Ipomea batatas)

Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI MI JAGUNG DENGAN PENAMBAHAN SODA ABU DAN GLISERIL MONOSTEARAT

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

PEMANFAATAN PATI SAGU DAN TEPUNG BIJI SAGA DALAM PEMBUATAN MI INSTAN UTILIZATION OF SAGO STARCH AND SAGA SEED FLOUR FOR PRODUCING INSTANT NOODLES

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa

Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3,4

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SISKA SANITA

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis umbi-umbian yang belum

I. PENDAHULUAN. Pisang adalah tumbuhan berdaun besar memanjang dari famili musaceae dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI PROSES DAN FORMULA PADA PENGOLAHAN MI SAGU KERING (Metroxylon sagu)

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA PATI UMBI KELADI SEBARING

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG DAN PURE PISANG NANGKA PADA PROSES PEMBUATAN FOOD BAR BERBASIS PISANG SEBAGAI PANGAN DARURAT

PENGARUH PENAMBAHAN TAPIOKA TERHADAP MUTU BRONDONG JAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRUDER

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

I PENDAHULUAN. diantaranya adalah umbi-umbian. Pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia belum

Lampiran 1. Hasil-hasil Penelitian Mi Jagung No. Produk Bahan Proses Parameter Mutu Keterangan 1. Mie jagung basah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

SKRIPSI PAKET TEKNOLOGI PEMBUATAN MI KERING DENGAN MEMANFAATKAN BAHAN BAKU TEPUNG JAGUNG. Oleh : ANGELIA MERDIYANTI F

PEMANFAATAN TEPUNG LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA) SEBAGAI SUMBER KAROTEN DALAM PEMBUATAN MIE BASAH

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

Food Science and Culinary Education Journal

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

FLOUR TREATMENT OF OYSTER MUSHROOM (Pleurotus Ostreatus) AND OLD DRIED NOODLES DRYING ON QUALITY OF WHEAT MOCAF (Modified Cassava Flour)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Diterima: 24 Maret 2017 Disetujui: 7 September 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 24 Mei 2014 ISBN 978-602-70530-0-7 halaman 524-530 Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn Beni Hidayat, Nurbani Kalsum, dan Surfiana Staf Pengajar Program Studi Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung PENDAHULUAN ABSTRACT Objective of this research was to develop corn noodle formulation use modified corn flour as raw material. Development of formulation was conducted by addition of corn flour as wheat flour subtitution at concentration of 50 100 %. The result showed that the best formulation to produce corn noodle was made by addition 50% modified corn flour. The developed formula will produce corn noodle that have similar sensory characteristic with noodle use wheat flour as raw material. Key words : noodle, modified corn flour, formulation Diterima: 18 Mei 2014, disetujui: 23 Mei 2014 Jagung dapat dijadikan sebagai bahan baku pangan pokok mengingat kandungan karbohidratnya dan proteinnya yang tinggi (69,23% dan 9,34%). Meskipun potensial, tetapi pemanfaatan jagung sebagai bahan pangan menunjukkan kecenderungan yang terus menurun (Sunarti, 2002). Upaya untuk memperluas penggunaan jagung sebagai bahan pangan dan pengganti terigu, dapat dilakukan melalui pengolahan dalam bentuk tepung. Penggunaan tepung jagung sebagai bahan baku pada pengolahan aneka produk pangan, memiliki berbagai keterbatasan (Hidayat, dkk., 2013 a ). Oleh karenanya diperlukan upaya untuk memperbaiki karakteristik tepung jagung dalam bentuk tepung jagung modifikasi. Salah satu metode untuk memproduksi tepung jagung modifikasi adalah proses pragelatinisasi parsial. Proses pragelatinisasi parsial adalah proses pemanasan tepung jagung pada suhu di atas titik gelatinisasi sehingga akan terjadi perubahan karakteristik tepung yang dihasilkan (Rismana, 2002; Hidayat, dkk., 2010). Karakteristik tepung jagung modifikasi yang lebih baik dibandingkan tepung jagung konvensional antara lain tercermin dari karakteristik derajat putih (55.50% berbanding 30.20%%), daya serap air (2.58 g/g berbanding 2.24 g/g), dan kelarutan dalam air (0.58 g/ml berbanding 0.27

g/ml). Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengaplikasikan tepung jagung modifikasi sebagai pengganti ataupun pensubtitusi terigu pada berbagai produk olahan pangan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan formulasi optimal mi jagung berbahan baku tepung jagung modifikasi yang akan menghasilkan produk mi jagung dengan karakteristik organoleptik yang tidak berbeda dengan mi berbahan baku terigu. METODE Penelitian dilakukan pada Bulan April hingga Oktober Tahun 2013 bertempat di Laboratorium Teknologi Pangan, Pilot Plant, dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung. Bahan utama yang digunakan pada pengembangan formulasi mi jagung adalah tepung jagung modifikasi yang diproses dengan metode pragelatinisasi parsial (Hidayat, dkk., 2013 b ), terigu, dan CMC (Carboxy methyl Cellulose). Komposisi kimia dan karakteristik fisikokimia tepung jagung modifikasi yang digunakan, disajikan pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Komposisi kimia tepung jagung modifikasi (per 100 g bahan) Komponen Jumlah Jumlah (basis berat basah) (basis berat kering) Air (g) 9,91 0,30 11,00 0,34 Protein (g) 6,54 0,19 7,26 0,22 Lemak (g) 0,99 0,02 1,10 0,02 Karbohidrat (g) 81,73 1,31 90,72 1,58 Pati (g) 54,56 0,89 60,56 0,92 Serat (g) 0,54 0,02 0,60 0,02 Abu (g) 0,29 0,01 0,32 0,01 Alat utama yang digunakan antara lain adalah ayakan standar Tyler 80 mesh, alat penggiling basah, alat penepung tipe Disk Mill, alat pengering cabinet, alat pencetak mie sistem rol, dan alat-alat analisis kimia. Tabel 2. Karakteristik Fisikokimia Tepung Jagung Modifikasi Parameter Karakteristik Nilai Warna (metode whitenessmeter) 55,50 0,37% Daya serap air (metode sentrifugasi) 2,28 g/g ( 0,09) Kelarutan dalam air (metode sentrifugasi) 0,58 g/ml ( 0,01) Rasio amilosa : amilopektin pati (43,91 : 56,09) Profil amilograf pati suhu gelatinisasi awal 76 o C, suhu gelatinisasi puncak 92,65 o C, viskositas maksimum 797 BU Pengembangan Formulasi Standar Pengembangan formulasi standar dilakukan dalam bentuk uji coba formulasi produk mi menggunakan terigu sebagai bahan baku. Produk mi dibuat melalui tahapan pencampuran adonan sesuai formulasi, pengadonan dan pencetakan adonan menggunakan alat pencetak mi hingga membentuk lembaran yang kemudian dapat dibentuk menjadi untaian mi, dan pemasakan dengan cara dikukus. Formulasi standar yang diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 3. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Polinela 2014 525

Mi hasil uji coba selanjutnya dibandingkan karakteristik kekenyalan, warna dan rasa dengan produk mi industri. Pengujian karakteristik kekenyalan, warna dan rasa dilakukan secara organoleptik menggunakan uji hedonik (Soekarto, 1985). Tabel 3. Formulasi standar mi (basis 1 kg terigu) No Nama Bahan Prosentase (%) 1 CMC (Carboxy methyl Cellulose) 0,5 2 Garam 0,5 3 Air 40% Pengembangan Formulasi Mi Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi Pengembangan formulasi mi jagung dilakukan melalui modifikasi formulasi standar. Modifikasi yang dilakukan berupa subtitusi terigu dengan tepung jagung modifikasi (konsentrasi subtitusi 50% hingga 100%). Adapun susunan perlakuan yang digunakan pada pengembangan formulasi mi jagung adalah A = formulasi standar B = formulasi pengembangan B 1 = konsentrasi tepung jagung 50% B 2 = konsentrasi tepung jagung 60% B 3 = konsentrasi tepung jagung 70% B 4 = konsentrasi tepung jagung 80% B 5 = konsentrasi tepung jagung 90% B 6 = konsentrasi tepung jagung 100% Produk mi jagung dibuat melalui tahapan penyiapan formulasi adonan, penyiapan adonan tepung jagung (tepung jagung dibagi menjadi 2 bagian, tepung jagung I kemudian diberi air agar membentuk adonan basah, dan selanjutnya digelatinisasi dengan cara pengukusan), pencampuran adonan keseluruhan (50% adonan tepung jagung modifikasi yang telah digelatinisasi dicampur dengan keseluruhan bahan yang tersisa), pengadonan dan pencetakan adonan menggunakan alat pencetak mi hingga membentuk lembaran yang kemudian dapat dibentuk menjadi untaian mi, dan pemasakan dengan cara dikukus. Pemilihan formulasi terbaik didasarkan pada perlakuan yang memiliki karakteristik organoleptik (kekenyalan, warna dan rasa) terbaik dan karakteristik fisik (total kehilangan padatan akibat pemasakan) yang terendah. Perbedaan karakteristik antara mi hasil pengembangan dan mi standar dilakukan dengan metode organoleptik menggunakan uji hedonik (Soekarto, 1985). Perbedaan karakteristik antara mi hasil pengembangan dan mi standar secara organoleptik dianggap nyata jika 15 dari total 20 panelis terlatih memberikan respon penilaian berbeda, dan sangat nyata jika respon tersebut dinyatakan oleh sedikitnya 16 panelis. Analisis Komposisi Kimia dan Total Kehilangan Padatan Akibat Pemasakan Analisis komposisi kimia dilakukan dalam bentuk analisis proksimat (Sudarmaji et al., 1986). Pengujian total kehilangan padatan akibat pemasakan dilakukan dengan metode gravimetri dengan cara menghitung prosentase padatan yang terlarut pada air perebus dibandingkan dengan berat awal mi (Muchtadi, 1989). 526 Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Polinela 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Formulasi Mi Jagung Hasil pengujian karakteristik mi jagung yang dihasilkan pada rasio penambahan tepung jagung modifikasi 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%, disajikan pada Gambar 1 dan 2. Hasil pengujian karakteristik organoleptik pada Gambar 1, menunjukkan bahwa peningkatan rasio penambahan tepung jagung modifikasi hingga konsentrasi 100% akan menurunkan nilai kesukaan panelis terhadap parameter kekenyalan mi jagung tetapi akan meningkatkan nilai kesukaan panelis terhadap parameter warna mi jagung. Hasil pengujian organoleptik juga menunjukkan bahwa peningkatan rasio penambahan tepung jagung modifikasi hingga konsentrasi 100% tidak berpengaruh terhadap nilai kesukaan panelis terhadap parameter warna mi jagung. Menurut Kent (1984), warna kuning pada tepung jagung disebabkan oleh adanya pigmen xantofil yang terdapat pada biji jagung. 5,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 kekenyalan warna rasa 2,00 1,50 1,00 50% 60% 70% 80% 90% 100% Gambar 1. Hasil pengujian organoleptik mi jagung pada rasio subtitusi tepung jagung modifikasi 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% Keterangan skor organoleptik: 1 = sangat tidak suka 2 = tidak suka 3 = agak suka 4 = suka 5 = sangat suka Semakin rendahnya tingkat kesukaan panelis terhadap skor kekenyalan mi jagung dengan semakin tingginya rasio subtitusi tepung jagung modifikasi, menunjukkan bahwa rasio subtitusi terigu dengan tepung jagung yang optimal adalah 50%. Hal ini berkaitan dengan perbedaan karakteristik protein tepung jagung dan terigu. Protein pada tepung jagung yang sebagian besar terdiri atas zein dan glutelin (zeanin) tidak mampu membentuk massa yang elastis dan kohesif jika hanya ditambahkan air saja, berbeda halnya dengan protein gluten (gliadin dan glutenin) pada terigu yang dapat bereaksi dengan air membentuk massa yang elastis dan kohesif (Merdiyanti, 2008). Hal yang sama juga dilaporkan oleh Solichah, dkk. (2013) yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi tepung jagung maka kekenyalan mi jagung akan semakin rendah. Semakin rendahnya skor kekenyalan produk mi jagung dengan semakin tingginya rasio subtitusi tepung jagung modifikasi juga didukung oleh data pengamatan parameter kehilangan padatan akibat pemasakan produk mie jagung, disajikan pada Gambar 2. Pada saat perebusan mie Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Polinela 2014 527

terjadi cooking loss/kehilangan padatan akibat pemasakan. Hal ini terjadi karena lepasnya sebagian kecil pati dari untaian mia saat pemasakan. Pati yang terlepas tersuspensi dalam rebusan dan menyebabkan kekeruhan. Fraksi pati yang keluar selain menyebabkan kuah mie menjadi keruh, juga menyebabkan kuah mie menjadi kental. Tingginya cooking loss dapat menyebabkan tekstur mie menjadi lemah dan kurang licin. Hasil pengujian pada Gambar 2, menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio subtitusi terigu dengan tepung jagung modifikasi maka total kehilangan padatan akibat pemasakan juga akan semakin tinggi. Menurut Merdiyanti (2008), Cooking loss yang tinggi ini disebabkan oleh kurang optimumnya matrik pati tergelatinisasi dalam mengikat pati yang tidak tergelatinisasi. Gambar 2. Histogram hasil pengujian kehilangan padatan akibat pemasakan mie jagung pada berbagai perlakuan rasio subtitusi tepung jagung modifikasi Perbedaan Karakteristik antara Produk Mi Formulasi Pengembangan dan Formulasi Standar Hasil pengujian organoleptik (Tabel 4), menunjukkan bahwa produk mi yang diformulasi dengan rasio subtitusi tepung jagung modifikasi 50% memiliki kekenyalan, warna, dan rasa yang tidak berbeda nyata dibandingkan mi yang diformulasi dengan bahan baku terigu. Tidak berbedanya karakteristik organoleptik produk mi yang diformulasi dengan bahan baku tepung jagung dibandingkan mi yang diformulasi dengan bahan baku terigu, menunjukkan bahwa karakteristik organoleptik produk mi sangat dipengaruhi oleh komposisi protein bahan bakunya. Hal ini menunjukkan bahwa protein pada tepung jagung yang sebagian besar terdiri atas zein dan glutelin (zeanin) tidak mampu membentuk massa yang elastis dan kohesif yang sempurna.. Tabel 4. Rekapitulasi hasil pengujian organoleptik perbedaan antara produk mi yang diproduksi dengan formulasi pengembangan dengan formulasi standar Parameter Jumlah panelis yang Jumlah panelis yang menyatakan menyatakan sama berbeda Kekenyalan 16 4 Warna 16 4 Rasa 17 3 Komposisi Kimia Produk Mi Jagung Hasil penelitian (Tabel 5), menunjukkan bahwa produk mi jagung yang dihasilkan memiliki kandungan protein 7,55%. Menurut SNI 2972-1996, syarat mutu mi kering adalah mi yang 528 Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Polinela 2014

memiliki kadar air maksimal 10% dan protein minimal 8%. Lebih rendahnya kandungan protein pada produk mi jagung hasil pengembangan disebabkan karena produk mi jagung yang dihasilkan adalah mi jagung basah yang memiliki kadar air tinggi (42,91%). Tabel 5 Komposisi kimia produk mi jagung hasil pengembangan Komponen Kandungan (dalam 100 gram bahan) Air 42,91 Abu 0,12 Serat 0,54 Lemak 0,99 Protein 7,55 Karbohidrat 47,88 KESIMPULAN Rasio penambahan tepung jagung optimal untuk menghasilkan produk mi jagung adalah sebesar 50%. Produk mi jagung yang dihasilkan memiliki karakteristik organoleptik yang tidak berbeda nyata dengan mi yang diproduksi dengan dengan bahan baku terigu. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, atas pendanaan penelitian ini melalui proyek Hibah Bersaing tahun 2013. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, B, Kalsum N, Surfiana. 2010. Optimasi Proses Pragelatinisasi Parsial pada Pembuatan Tepung Ubi Kayu Modifikasi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna. Lampung, 5-6 April 2010. Hidayat, B, Kalsum N, Surfiana. 2013 a. Karakterisasi Tepung Jagung Modifikasi yang Diproses Menggunakan Metode Pragelatinisasi Parsial. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi V. Bandar Lampung, 19-20 November 2013. Hidayat, B, Kalsum N, Surfiana. 2013 b. Aplikasi Metode Pragelatinisasi Parsial Untuk Memproduksi Tepung Jagung Modifikasi serta Aplikasinya Pada Pengolahan Aneka Produk Pangan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun II. Politeknik Negeri Lampung. Kent, N.L. 1984. Technology of Cereals. Pergamon Press. Oxford-New York-Toronto-Sydney- Paris-Frankfurt. Merdiyanti, A. 2008. Paket Pembuatan Mi Kering dengan Memanfaatkan Bahan Baku Tepung Jagung. Skripsi. Departemen Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Polinela 2014 529

Muchtadi, D. 1989. Petunjuk Laboratorium Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Rismana, E. 2002. Modifikasi Pati untuk Farmasi. Pikiran Rakyat Cyber Media. Standar Nasional Indonesia. 1996. SNI 01-2974-1996 Tentang Mi Kering. Dewan Standardisasi Nasional. Soekarto, ST. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara. Jakarta. Solichah, E., R.D.A Darmayana., N. Indrianti., A. Haryanto., A. Sukarwanto., N. Komalasari., dan T. Santoso. 2013. Sistem Produksi Mi Berbasis Jagung Skala Pilot Plant. Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.Subang. Sudarmadji, S., Suhardi, B. Haryono. 1984. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Sunarti. 2002. Pemanfaatan Jagung sebagai Bahan Baku Industri. Makalah Pelatihan Manajemen Pasca Panen Jagung. Bogor. Swikles, J.J.. 1985. Source of Starch; Its Chemistry and Physics. Di dalam Van Beynum, G.M.A. and J.A. Roles (ed.). Starch Convertion Technology. Marcell Dekker, New York. 530 Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Polinela 2014