Discrimination and Equality of Employment

dokumen-dokumen yang mirip
2. Konsep dan prinsip

Standar Ketenagakerjaan Internasional tentang Kesetaraan dan Non Diskriminasi

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

KONSEP-KONSEP PENTING KESETARAAN DI TEMPAT KERJA. - Sustaining Competitive and Responsible Enterprises

1. Asal muasal dan standar

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jakarta, 6 September Nina Tursinah, S.Sos.MM. Ketua Bidang UKM-IKM DPN APINDO

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG

MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

COMPANY POLICY OF EMPLOYMENTS 2016

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU PEMENUHAN DAN PELINDUNGAN HAK PEKERJA PEREMPUAN. (Studi di Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Riau) Sali Susiana

LEMAHNYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BURUH WANITA Oleh: Annida Addiniaty *

Situasi Global dan Nasional

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

Persoalan dan strategi penting

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

K156 Konvensi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981

Pembela Hak Asasi Perempuan tentang DEKLARASI ASEAN TENTANG HAK ASASI MANUSIA

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

2017, No kewajiban negara untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses terhadap keadilan dan bebas dari diskriminasi dalam sistem peradilan

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

Proposal LRCT tentang Rancangan Perjanjian ASEAN untuk Promosi dan Perlindungan Hak-Hak Pekerja. Law Reform Commission of Thailand (LRCT)

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

LAYANAN INFORMASI KELUHAN (COMPLAINT INFORMATION SERVICE)

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama

BAB II FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA PEREMPUAN YANG BERKERJA DI MALAM HARI

Sesi 7: Pelecehan Seksual

DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN: KONVENSI DAN KOMITE. Lembar Fakta No. 22. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Tinjauan Terhadap Undang-Undang Diskriminasi

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

Eduard Marpaung KSBSI

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

-2- Selanjutnya, peran Pemerintah Daerah dalam memberikan pelindungan kepada Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari desa, kabupaten/kota, dan p

Mengatasi diskriminasi terhadap penyandang cacat: Persoalan dan strategi penting

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

Transkripsi:

Discrimination and Equality of Employment Pertemuan ke-3 Disusun oleh: Eko Tjiptojuwono Sumber: 1. Mathis, R.L. and J.H. Jackson, 2010. Human Resources Management 2. Stewart, G.L. and K.G. Brown, 2011. Human Resources Management 3. Kemenkertrans, 2012. Panduan Kesetaraan dan Non Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia

Kompetensi Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa mampu memahami konsep, prinsip, dan standar tentang diskriminasi dan kesetaraan tenaga kerja di Indonesia

Sekilas Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan) 1958 (No. 111) Tujuan Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan) 1958 (No. 111) adalah melindungi semua orang dari diskriminasi di tempat kerja. Konvensi ini melindungi tidak hanya orang-orang yang telah mendapat pekerjaan atau menjalankan jabatan, tetapi juga mereka yang segera mulai bekerja, mencari kerja, atau berisiko kehilangan pekerjaan. Konvensi ini mencakup semua pekerjaan dan jabatan dalam sektor publik maupun swasta, dan berlaku pada usaha kecil dan pekerjaan informal. Di kawasan Asia Timur dan Tenggara, pemerintah Kamboja (1999), Cina (2006), Indonesia (1999), Republik Korea (1998), Mongolia (1969), Laos (2008), Filipina (1960) dan Vietnam (1997) telah meratifikasi Konvensi ini, dan oleh karenanya menyatakan komitmen mereka untuk menegakkan hak asasi pekerja dan secara progresif memasukkan prinsip-prinsip kesetaraan dan non diskriminasi ke dalam bidang ketenagakerjaan dan undang-undang serta peraturan lainnya.

Pernyataan Konstitusi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) semua manusia, tanpa memandang ras, kepercayaan atau jenis kelamin, memiliki hak untuk mengejar kesejahteraan material maupun pengembangan spiritual secara bebas dan bermartabat, dengan jaminan ekonomi serta kesempatan yang sama. Prinsip-prinsip ini diartikulasikan sebagai hak-hak dasar setiap manusia. Apa yang benar bagi seorang individu manusia adalah benar pula bagi masyarakat, dan juga baik bagi ekonomi maupun bangsa Dalam komunitas internasional, ILO mengemban mandat untuk mempromosikan keadilan sosial dan memastikan pekerjaan yang layak bagi semua dengan cara membantu negara-negara anggotanya melawan diskriminasi dan mempromosikan kesetaraan di dunia kerja

Pentingnya kesetaraan bagi manusia, masyarakat dan bisnis Di tingkat perorangan Diskriminasi melanggar martabat manusia dan produktivitas Pada tingkat masyarakat Diskriminasi menghalangi keadilan dan kohesi sosial Pada tingkat perusahaan Kesetaraan kesempatan dan perlakuan menciptakan bisnis yang baik Pada tingkat ekonomi makro Diskriminasi melumpuhkan pembangunan sosial dan ekonomi

Definisi Diskriminasi Diskriminasi adalah pembedaan apapun, pengecualian atau pemilihan yang dibuat berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pendapat politik, asal kebangsaan atau asal-usul sosial, yang berdampak pada menghilangkan atau menghambat kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam pekerjaan dan jabatan Sumber: Pasal 1 (1) (a) Konvensi No. 111

Unsur-unsur Diskriminasi PENYEBAB FAKTA EFEK 1.Jenis kelamin 2.Ras, warna kulit 3.Agama 4.Asal-usul Sosial 5.Asal kebangsaan 6.Pendapat politik 7.dll Perbedaan dalam Perlakuan Pengecualian dari Kesempatan Pemberian Pengutamaan Hasil Ketenagakerjaan tidak Setara

Kesetaraan kesempatan dan perlakuan Diskriminasi dan kesetaraan adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Diskriminasi berarti tidak ada kesetaraan. Kesetaraan di tempat kerja mewakili nilai dan prinsip mendasar yang memungkinkan para pekerja untuk memperoleh bagian kekayan yang adil yang diperoleh berkat bantuan mereka: 1. Prinsip kesempatan setara dalam bekerja bertujuan untuk memastikan bahwa orang-orang memiliki kesempatan yang setara untuk mengembangkan potensi mereka sepenuhnya dan dapat mengalokasikan waktu dan energi mereka untuk mendapatkan imbalan tertinggi. 2. Prinsip kesetaraan perlakuan di tempat kerja bertujuan untuk memastikan bahwa kinerja pekerjaan orang diberi imbalan sesuai dengan produktivitas dan prestasi mereka. Hal ini merujuk pada kondisi kerja dan hubungan ketenagakerjaan, seperti hak setara dalam pembayaran dan jaminan kerja.

Jenis-jenis Diskriminasi 1. Diskriminasi dalam UU dan Praktik 2. Diskriminasi langsung 3. Diskriminasi tak langsung 4. Diskriminasi struktural 5. Pelecehan

Diskriminasi dalam UU dan Praktik Diskriminasi dapat hadir dalam UU atau peraturan dikenal juga dengan istilah de jure dan/atau ada dalam kenyataan dan praktik dikenal dengan sebutan de facto. Sebuah kitab peraturan perburuhan yang mengatur bahwa orang dari satu kelompok etnis akan memperoleh bayaran yang lebih rendah dari kelompok etnis lainnya karena asal etnis mereka itu merupakan diskriminasi de jure. Sementara praktik nyata dengan membayar orang dari kelompok etnis tertentu labih besar dari kelompok etnis lainnya merupakan diskriminasi de facto.

Diskriminasi langsung Diskriminasi langsung timbul ketika suatu dasar diskriminasi yang dilarang secara terang-terangan digunakan untuk suatu perbedaan perlakukan terkait pekerjaan dalam UU, peraturan atau praktik. Misalnya, suatu UU ketenagakerjaan mengatur bahwa pekerja migran dari pedesaan di kota akan menerima bayaran kurang dari pekerja yang merupakan penduduk kota ini untuk jenis pekerjaan yang sama merupakan tindak diskriminasi langsung. Atau, penciptaan kesempatan kerja yang berbeda bagi laki-laki atau perempuan saja, atau bagi orang yang menganut agama tertentu saja, merupakan diskriminasi langsung.

Diskriminasi tak langsung Diskriminasi tak langsung merujuk pada peraturan dan praktik-praktik yang terlihat netral tetapi pada praktiknya berujung pada kondisi tidak menguntungkan terutama dialami oleh orang-orang dari satu kelompok jenis kelamin, ras, warna kulit atau karakteristik lainnya, dan tidak dapat dibenarkan oleh persyaratan inheren dari suatu pekerjaan. Diskriminasi tak langsung dapat melibatkan persyaratan tertentu (misalnya, tinggi badan atau cara berpakaian), kondisi (misalnya jam kerja) atau praktik (misalnya, menyalahkan orang untuk kejadian biasa) yang memiliki dampak negatif yang tidak proporsional terhadap anggota kelompok tertentu, seperti perempuan, kelompok etnis atau agama.

Diskriminasi struktural Perlakuan berbeda paling sering dianggap sebagai perlakuan yang timbul dari tingkah laku seorang pengusaha individu dalam situasi tertentu dan pada waktu tertentu. Akan tetapi, seringkali diskriminasi tidak merupakan hal yang menyimpang dari biasanya atau pengecualian, timbul sebagai akibat dari tindakan terpisah dari seorang individu pengusaha atau pekerja, tetapi merupakan fenomena yang sistematis, yang telah sangat berakar dalam cara suatu organisasi berfungsi, penerapan UU dan peraturannya, dan operasi di tempat kerja. Efeknya akan jauh lebih signifikan, tentunya, jika timbul akibat UU, peraturan administratif, kebijakan, praktik-praktik, dan fungsi institusi-institusi atau pola sosial hal ini yang disebut dengan diskriminasi struktural (sistemik, sistematis atau institusional) dan harus ditanggapi sebagai suatu kebijakan publik.

Pelecehan Pelecehan merupakan bentuk diskriminasi jika berdasarkan salah satu dari dasar diskriminasi yang dilarang seperti yang didefinisikan dalam Konvensi atau legislasi nasional. Tindakan yang termasuk pelecehan dapat berupa: Fisik contohnya kekerasan (seksual) atau kontak fisik yang tidak diharapkan seperti mencium atau menyentuh. Verbal contohnya komentar, lelucon yang kasar, hinaan pribadi, bahasa yang menghina. Non-verbal contohnya memandang, mengedipkan mata, bersiul, tingkah laku yang mengancam, tindakan yang menyiratkan seksual, atau mengucilkan seseorang.

Bentuk-bentuk Diskriminasi 1. Jenis kelamin dan gender 2. Ras dan warna Kulit 3. Asal-usul sosial 4. Asal kebangsaan 5. Agama 6. Pendapat politik 7. Kehamilan 8. Tanggungjawab Keluarga 9. Anti Serikat 10.Usia 11.Kesehatan dan Disabilitas 12.Orientasi Seksual

Non Diskriminasi dalam Siklus Pekerjaan Tindakan untuk menghapus tindak diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan harus dilakukan dalam semua tingkat yang ada, sebelum, selama dan setelah bekerja: 1. Akses terhadap pendidikan dan bimbingan dan pelatihan kejuruan. 2. Akses ke pekerjaan dan pemanfaatan layanan ketenagakerjaan. 3. Akses terhadap jabatan-jabatan tertentu. 4. Kondisi pekerjaan. 5. Pengupahan yang setara untuk pekerjaan dengan nilai yang setara. 6. Pengembangan karir berdasarkan karakter individu, pengalaman, kemampuan dan ketekunan. 7. Kepastian akan masa bekerja. 8. Setelah pensiun.

Thanks