Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017

dokumen-dokumen yang mirip
- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017

I. Produk Sablon Kertas

TUGAS PRAKARYA: SABLON

Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar

BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapan-tahapan untuk

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

TEKNIK DASAR CETAK SABLON

BAGIAN 7 PROSES DAN PROSEDUR DALAM PEMBUATAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAB III METODE PENCIPTAAN

MODUL PRATIKUM MATA KULIAH METODE PRODUKSI GRAFIKA TERAPAN. Topik PROSES KERJA MENYABLON KAOS. Tim Penyusun: Rudi Hedi Marwan, S.Sn., M.

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan

BAB II METODE PERANCANGAN

Metode Produksi Grafika

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN GRAFIS PADA KAOS TEMA CEGAH SAKIT JANTUNG

BAB III METODE PENCIPTAAN

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

III. METODE PENCIPTAAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

KREASI CETAK SABLON MUDAH DAN BERKUALITAS TINGGI PADA KAOS

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MANTAN TENAGA KERJA INDONESIA MELALUI PELATIHAN SABLON AGAR DAPAT BERWIRAUSAHA

BAB III METODE PENCIPTAAN

Cara Membuat Sablon Baju Secara Manual

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data AWSE Sablon

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN PENUTUP. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditemukan hasil

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

SCREEN PRINTING. Oleh: Ismadi, S.Pd., M.A.

KARYA SENI JUDUL KARYA : KETIKA SENJA TIBA PENCIPTA : I WAYAN AGUS EKA CAHYADI PAMERAN

KAOS DIGITAL PRINTING

yang diterapkan. Peta topografi digunakan sebagai gambar desain karena memiliki

INCUBATOR SHAKER IK.KS.4000i Control

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia grafika mempunyai ilmu yang sangat luas dalam aplikasi cetak, kebutuhan

Tips & Trik Rawat Printer agar Tetap Sehat

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

Pengertian sticker dan jenisnya

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KATA PENGANTAR. Modul ini diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi peserta didik SMK-SB dalam meningkatkan kompetensi keahlian. Jakarta, Desember 2013

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN TEKNIK PRINTING PADA MGMP GURU SENI RUPA SMP SE KABUPATEN BANTUL

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan soal 8.2. Petunjuk menghilangkan rasa sakit karena tertusuk duri yang tepat adalah...

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODOLOGI. A. Metodologi Penelitian

BAB VII MESIN DAN PERALATAN

Macam-macam Teknik Cetak. Reprografika Dkv216

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Berbisnis Sablon Digital Dengan Basis Transfer Paper Stabilo Digiblong Produksi RONIta

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051.

Panduan penggunamu. ZANKER TD4213

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

Makalah. Penyelesaian. dan Pelapisan. Oleh: Azrilla Salsabilla DG 2B

Mengenal Mesin Laser RONIta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

Metode Produksi Grafika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL

TEKNIK AFDRUK DALAM CETAK SARING MAKALAH

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB II PRODUK DAN JASA

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan soal 8.3. Bagian no (2) dan (5) pada petunjuk tersebut dapat dilengkapi dengan kalimat...

1. Starter dengan larutan gula

Warseno, Candra Nur Indriyo, Agung Widodo Pendidikan Ekonomi BKK PTN, FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Pengaturan Parameter Proses Pencetakan Pada Teknologi Sablon Digital

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

Laporan Kegiatan PPM

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN PROSES

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

PENGARUH PERBANDINGAN FOSFOR DAN RUBBER TERHADAP HASIL JADI SABLON GLOW IN THE DARK PADA GLOSSE SLEEVE BERBAHAN LYCRA

BAB II METODE PERANCANGAN

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

BAB IV HASIL DAN EVALUASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Transkripsi:

PENGAPLIKASIAN PASTA PLASTISOL DAN PASTA RUBBER PADA KAIN COMBED 30S Mohammad Djazman Addin Suryana Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar e-mail : addinsuryana@yahoo.co.id Abstrak Dalam dunia percetakan, cetak saring tidak bisa terlepas dari kehidupan percetakan, di mana setiap percetakan besar maupun percetakan kecil pasti ada cetakan saring, ada pun beberapa bahan yang biasa dipakai di cetak saring adalah, kain, kemasan plastik, kertas, karung, kayu, besi, dan lain-lain. Untuk melakukan cetak saring oprator harus memperhatikan media apa yang akan di tempati mencetak, media yang dingin di tempati mencetak harus sesuai tinta yang akan digunakan, tidak semua tinta bisa di cetak di media sembarang, dalam melakukan cetak saring kita juga harus berhati-hati agar kualitas bisa terjaga karena kualitas dan ketepatan waktu sangat berpengarus dalam cetak saring. Pada penelitian ini dua pasta yang dipakai yaitu pasta plastisol dan pasta rubber dimana kedua pasta memiliki krakter yang berbeda, proses pengaplikasian yang berbeda dan phinising yang berbeda bahkan kualitas yang di hasilkan jauh berbeda dan tentunya juga memiliki harga yang beda, mengunakan pasta sablon tidak lepas dari pengamatan terutama pasta yang akan kita pakai contohnya, pasta harus kental, pasta tidak encer maupun tidak keras, harus juga tahan dan kuat tidak mudah luntur dalam proses pencucian. Kata kunci: cetak saring, pasta plastisol, pasta rubber I. PENDAHULUAN Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patennya untuk teknik cetak sablon. Teknik sablon yang dibuat menggunakan Chiffon sebagai pola (form) untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari gasa atau kain saring. Gambar yang tercetak akan mengikuti pola gambar yang ada pada kain gasa. Itu sebabnya teknik ini dikenal dengan sebutan silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutra. Setelah itu cetak sablon berkembang ke Amerika Serikat sehingga pada tahun 1924 pertama kalinya proses cetak sablon dilakukan di atas bahan tekstil dan kemudian pada tahun 1946 MC Kornick dan Penney menemukan mesin cetak sablon. Usai perang Dunia kedua, teknik cetak saring terus berkembang pesat. Inovasi-inovasi terus dilakukan hingga memunculkan genre baru yaitu teknik cetak saring moderen. Namun, teknik dasar yang di gunakan cetak saring tetap sederhana, mudah, dan murah untuk di praktekan. Karenanya, selama bertahun-tahun, pandangan orang pada teknik saring ini tetap sama, yakni usaha sampingan tetapi menghasilkan. Pada Zaman sekarang sudah banyak sekali teknik cetak sablon yang berkembang. Melihat dalam Negeri, teknologi grafika di Indonesia sangat minim dan belum mampu untuk menyetarakan diri dengan standar mutu industri Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 39

grafika internasional sehingga belum bisa untuk menjawab tantangan pasar global. Dengan kata lain belum go internasional yang dipicu karena kurangnya sumber daya manusia yang berkompeten. Terdapat dua macam Pasta yang sering di gunakan dalam cetak saring, Pasta Plastisol dan pasta Rubber, yang mempunyai krakter yang berbeda yaitu: a. Plastisol pasta yang berbasis minyak b. Rubber pasta yang berbasis Air Mengenai pasta yang berbeda jenis terkadang operator sulit menghasilkan hasil sablon yang maksimal dalam pengunaan pasta yang berbeda oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan judul Pengaplikasian Pasta Sablon Plastisol dan Pasta Sablon Rubber pada kain Combed 30s. Berdasar uraian diatas maka dapat dibuat rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Hal yang membedakan pasta plastisol dan pasta rubber. 2. Bagaimana cara pengaplikasian pasta plstisol dan pasta rubber. Teknik sablon adalah salah satu bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Teknik sablon digunakan untuk mencetak berbagai media iklan visual seperti kertas, kain, plat dan media yang lain yang tidak mengandung air. Cetak sablon digunakan untuk mencetak reproduksi desain, seperti kartu nama, kartu undangan, t-shirt, stiker dan lain-lain. Dengan kuantitas lebih dari satu untuk menghasilkan hasil yang serupa. Kelebihan teknik cetak saring yakni memiliki kemudahan teknik dalam proses penggandaan dibandingkan dengan proses teknik grafis sebelumnya, berkat perkembangan seni cetak saring yang menawarkan kemungkinan baru seperti halnya efek raster serta perpaduan teknik fotografi sebagai salah satu cara baru dalam mengekspresikan karya seni yang tidak lagi mengutamakan keunggulan karya seni konvensional yang menjunjung nilai originalitas serta nilai autentik sebuah karya seni grafis, teknik fotografi terutama memiliki keunggulan dalam penggandaan serta mampu menduplikasikan bentuk-bentuk visual serta ekspresi seni yang dikehendaki, sedangkan pada karya cetak saring, proses fotografi dapat pula menjadi bagian dari perpaduan explorasi teknik yang dikemas melalui teknik cetak saring dan dari karya tersebut mengalami beberapa proses, dari pemilihan nada-nada warna cemerlang yang menampilkan serta membuat sifat kemurnian dan intensitas warna menjadikan tolok ukur dan ciri khas karakteristik idiom seni cetak dalam perkembangan teknik industri pada masa tersebut. Dalam dunia grafika, teknik cetak sablon dapat di kategorikan ke dalam kegiatan cetak mencetak manual, adapun alat yang diperlukan dalam teknik cetak sablon adalah sebagai berikut :Screen, Rakel (squeeqee), Meja Cetak, Bingkai Screen, Rak Jemur,Gelas Ukur, Mangkuk Plastik, Bantalan Pengalas, Kaca Penekan, Meja Gambar, Central Coater. Sedangka bahan bahan yang biasa digunakan yaitu : 1. Bahan Afdruk, Bahan Penghapus Obat Afdruk, Bahan Penguat, Bahan Bahan Tercetak, Tinta Cetak Sablon, Pasta Plastisol, pasta Rubber, Kain Combed 30s II. METODE A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan eksperimen. Desain penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan pelaksanaan yang diarahkan untuk mendapatkan suatu rumusan yang optimal dalam melaksanakan penelitian. Adapun tahapan dimaksud sebagai berikut : a. Tahap Persiapan, meliputi : perumusan latar belakang dan tujuan penelitian, menyusun landasan teori atau konsep dari literatur yang menyangkut dengan penelitian, merumuskan metode penelitian dan variabel penelitian Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 40

b. Tahap Pelaksanaan, meliputi : eksperimen langsung c. Tahap kompilasi data dan analisa data : data disajikan dalam bentuk deskripsi, dan dianalisa, d. Tahap kesimpulan dan rekomendasi yang meliputi : penulisan hasil penelitian yang merupakan akhir dari proses penganalisaan dan dirangkum dalam kesimpulan penelitian, serta memberikan rekomendasi yang berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian. B. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar C. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah gabungan antara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, dimana analisis kuantitatif digunakan untuk mendukung analisis kualitatif atau metode kuantitatif sebagai fasilitator penelitian kualitatif III. HASIL Plastisol adalah jenis tinta tekstil yang berbasis minyak, terbuat dari bahan resin PVC dan Plasticizer. tinta ini sangat mudah digunakan karena tinta tidak akan kering pada saat penyablonan sehingga bisa dilakukan oleh siapapun tanpa khawatir tinta akan kering dipermukaan screen. Karena tinta tidak akan kering pada suhu ruangan, maka dibutuhkan alat pengering khusus yaitu dengan infra red curing, yang intinya tinta ini akan kering jika dipanaskan dengan bara api, yang jadi masalah dari mana sumber panas tersebut, ya kalau ada dananya sih tinggal beli aja curing yang sudah jadi. tapi tidak semua dari kita mampu beli alat tersebut, yang pada saat pertama kali alat ini keluar, harganya bisa mencapai 20 juta an, meskipun sekarang udah terjun bebas dan ada juga buatan lokal yang lebih murah. Sebenarnya kalau kita mau sedikit berinovasi banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah pengeringan tinta plastisol tersebut gunakan oven selain itu bisa juga kita bikin rangkaian dengan kawat wolfram. tapi biasanya kalau pakai tenaga listrik lumayan juga makan wattnya. kalau khawatir biaya listrik jadi besar, bisa kita gunakan gas dengan stove khusus yg tidak mengeluarkan lidah apai tapi berupa bara, lebih hemat kan. tetapi cara apapun yg digunakan harap selalu berhati-hati. Tinta plastisol akan kering pada suhu 110 DC untuk Flash Curing artinya untuk pengeringan cepat hanya pada permukaannya, hal ini dilakukan jika kita akan melakukan penyablonan dengan beberapa warna. dan tinta ini akan kering total pada suhu 160 DC. Tinta basis air adalah semua tinta yang digunakan untuk menyablon bahan tekstil dan bahan kaos. Pada umumnya semua tinta untuk tekstil dan kaos dapat dipergunakan dalam pencetakan (penyablonan), hanya pelekatnya dalam serat berbeda. Oleh karena pemilihan tinta juga harus disesuaikan dengan sifat bahan yang akan dicetak (disablon). Dengan demikian tinta (pasta) yang digunakan didasarkan pada jenis kain (bahan cetak). Di samping jenis tekstil juga harus memperhatikan warna dasar dari kain (bahan cetak) sehingga efek hasil pencetakan pada bahan nampak jelas. Adapun tinta-tinta yang dimaksud adalah: Tinta dasar terang adalah tinta yang digunakan untuk mencetak kain (bahan cetak) yang berwarna terang (muda), yaitu tinta merk Sandy Super Color. Tinta ini berupa pasta putih yang dijual dalam kilogram dengan wadah kalengan, Plastik, atau tong plastik. Bentuk pasta kental, tidak mengeras pada kain, daya resap baik, dan tidak luntur, namun biasanya pada saat proses cetak tinta ini cepat mengering atau cepat mengendap pada pori-pori screen. Tinta dasar gelap adalah tinta yang digunakan untuk mencetak kain warna Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 41

gelap, yaitu tinta karet, dengan tambahan perbandingan tertentu dapat menempel baik di atas permukaan bahan cetak (kain). Bentuk berupa pasta, agak mengeras pada kain, daya lengket kuat, tidak luntur, tetapi tidak tahan panas gosokkan seterika. Hal-hal Yang Membedakan Pasta Plastisol Dan Pasta Rubber Pasta Plastisol - Tidak mudah kering, dengan sifat tinta yang demikian tentu menguntungkan dalam produksi dikarenakan produksi tidak perlu khawatir tinta akan menyumbat pori-pori screen. - Pasta plastisol menempel kuat pada kain. - Warna sablonan yang dihasilkan cukup cerah walaupun hanya satu kali gesut. - Limbah sisa pasta sangat minim, dikarenakan sifatnya yang tidak mudah kering sehingga sisa tinta plastisol dapat dimasukkan wadah dan disimpan kembali, Pasta Rubber - Tinta rubber umumnya merupakan tinta berbasis air sehingga mudah dibersihkan dengan air dalam kondisi tinta masih basah. - Harga jauh lebih murah, umumnya berkisar antara 50rb - 100rb menyesuaikan merk dan kualitasnya. - Cepat kering, hal ini menguntungkan dalam mempersingkat waktu produksi. - Lebih diterima pasar, mungkin karena harganya lebih ekonomis dan proses produksi tidak seribet plastisol. - Kaos dengan sablon rubber mudah perawatannya, area sablon disetrika pun tidak masalah. Proses Pengaplikasian Pasta Plastisol Dan Pasta Rubber 1 Proses Pengaplikasian Plastisol Pada dasarnya cara sablon tinta plastisol dan tinta rubber adalah sama saja, yang membedakan hanya tinta yang dipakai dan finishingnya saja. Tinta ruber adalah tinta sablon berbasis air (water based), sedangkan tinta plastisol adalah tinta sablon berbasis minyak (oil based). Berikut ini langkah-langkah sablon kaos manual menggunakan tinta plastisol sebagi berikut: - Langkah yang pertama adalah oleskan emulsi film pada permukaan screen. Anda bisa menggunakan kartu nama atau sendok plastik yang tipis untuk meratakan emulsi film ke seluruh permukaan screen. Pastikan ada bagian screen yang tidak terlapisi emulsi film kira-kira selebar 1 2 inch dari - frame. Untuk mengoleskan emulsi film ini harus dilakukan di ruang gelap. Gambar 1. Proses Emulsi film - Gunakan squeege untuk meratakan emulsi film di permukaan screen agar ketebalannya sama dan seragam. Biarkan beberapa menit hingga emulsi film mengering. - Print gambar desain yang akan disablon. Desain yang diprint harus hitam putih, resolusi gambar dibuat sebaik mungkin. - Desain yang telah diprint letakkan pada screen yang telah diolesi emulsi film dan telah kering. Pastikan kertas desain melekat rata tidak menggelembung, tidak berkerut dan tidak terlipat karena akan mempengaruhi hasil desain yang dibuat filmnya pada screen. Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 42

- Timpa kertas desain yang menempel pada screen dengan busa dan pemberat yang rata. - Tutup screen, busa dan pemberat dengan plastik sampah warna hitam. Karena dengan menggunakan plastik sampah mempermudah dalam membersihkan tempat kerja, karena emulsi film yang berceceran di plastik sampah tinggal dibuang saja, sehingga tidak mengotori tempat kerja. - Nyalakan lampu UV atau lampu neon dan biarkan menyala sekitar 7 menit. - Cuci screen yang telah dipanasi dengan hati-hati. Pada saat membersihkan bagian yang bukan gambar desain emulsi filmnya tetap melekat, sedangkan bagaian gambar desain emulsi filmnya akan rontok, dibagian ini lah tinta plastisol akan masuk ke kaos. - Setelah dicuci biarkan screen kering. - Tutup bagian-bagian berlubang yang tinta tidak diperbolehkan keluar ke kaos, terutama bagia yang dekat dengan frame yang memang tidak dilapisi emulsi film. Untuk menutup screen ini gunakan tape yang biasa digunakan untuk mengecat. - Kunci screen ada meja sablon. - Letakkan kaos pada meja sablon. Pastikan kaos dalam kondisi rata dan cukup kekencangannya, kaos jangan sampai terlipat dan ada tonjolan atau bergelombang. Karena hal ini bisa mempengaruhi kualitas hasil sablon. - Turunkan screen. - Keluarkan tinta plastisol ke screen sepanjang desain yang akan dicetak. Aduk dan padatkan tinta plastisol diatas screen, sepanjang desain. - Tarik tinta plastisol sepanjang screen menggunakan rakel. Berikan tekanan secukupnya agar tinta yang keluar dan melekat pada kaos sesuai dengan desain yang diinginkan. - Setelah proses sablon selesai khusus tinta plastisol memerlukan pemanasan agar tintanya kering. Panas yang diperlukan sekitar 170 o C, dengan menggunakan pemanas khusus seperti flash dryer atau hotgun. - 2. Proses Pengaplikasian Pasta Rubber Sablon manual dengan pasta rubber paling umum digunakan. Berikut ini langkahlangkah sablon kaos manual menggunakan pasta rubber yaitu: - Langkah yang pertama adalah oleskan emulsi film pada permukaan screen. Anda bisa menggunkan spatula atau sendok plastik yang tipis untuk meratakan emulsi film ke seluruh permukaan screen. Pastikan ada bagian screen yang tidak terlapisi emulsi film kira-kira selebar 1 2 inch dari frame. Untuk mengoleskan emulsi film ini harus dilakukan di ruang gelap. - Gunakan squeege untuk meratakan emulsi film di permukaan screen agar ketebalannya sama dan seragam. Biarkan beberapa menit hingga emulsi film mengering. Gambar 2. Proses Emulsi Film - Print gambar desain yang akan disablon. Desain yang diprint harus hitam putih, resolusi gambar dibuat sebaik mungkin. Media cetak terbaik adalah kertas kalkir yang bisa didapat di toko alat tulis terdekat. Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 43

Gambar 3. Proses cetakan desain - Desain yang telah diprint letakkan pada screen yang telah diolesi emulsi film dan telah kering. Pastikan kertas desain melekat rata tidak menggelembung, tidak berkerut dan tidak terlipat karena akan mempengaruhi hasil desain yang dibuat filmnya pada screen. - Timpa kertas desain yang menempel pada screen dengan busa dan pemberat yang rata, misalkan kaca berat. Untuk menutup screen ini gunakan tape yang biasa digunakan untuk mengecat. - Kunci screen pada meja sablon. - Letakkan kaos pada meja sablon. Pastikan kaos dalam kondisi rata dan cukup kekencangannya, kaos jangan sampai terlipat dan ada tonjolan atau bergelombang. Karena hal ini bisa mempengaruhi kualitas hasil sablon. - Turunkan screen.keluarkan pasta rubber ke screen sepanjang desain yang akan dicetak. Aduk dan padatkan rubber diatas screen sepanjang desain. - Tutup screen, busa dan pemberat dengan - plastik sampah warna hitam. Karena dengan menggunakan plastik sampah Gambar 4. Proses sablon mempermudah daam membersihkan tempat kerja, karena emulsi film yang berceceran di plastik sampah tinggal dibuang saja, sehingga tidak mengotori tempat kerja. - Nyalakan lampu UV atau lampu neon dan biarkan menyala sekitar 6 menit. - Cuci screen yang telah dipanasi dengan hati-hati. Pada saat membersihkan bagian yang bukan gambar desain emulsi filmnya tetap melekat, sedangkan bagaian gambar desain emulsi filmnya akan rontok, dibagian ini lah tinta plastisol akan masuk ke kaos. - Setelah dicuci biarkan screen kering. - Tutup bagian-bagian berlubang yang tinta tidak diperbolehkan keluar ke kaos, terutama bagian yang dekat dengan frame yang memang tidak dilapisi emulsi film. - Tarik rubber pasta sepanjang screen menggunakan rakel. Berikan tekanan secukupnya agar rubber yang keluar dan melekat pada kaos sesuai dengan desain yang diinginkan. - Setelah proses sablon selesai pasta rubber memerlukan pemanasan agar tintanya kering. Panas yang diperlukan sekitar 150 o C, dengan menggunakan heat press. Gambar 5. Proses penyablonan Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 44

IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hal-hal yang membedakan pasta plastisol dan pasta rubber adalah pasta plastisol berbasis minyak dalam proses pengunaan cetak bayak pasta ini sangat bagus di gunakan karena tidak muda menyumbat pori-pori screen. Sedangkan pasta rubber berbasis air atau bahasa kerennya water based, dapat di gunakan dalam cetak lusinan di karenakan pasta ini cepat kering jadi tidak memungkinkan bisa mencetak banyak. 2. Dalam proses pengaplikasian pasta Plastisol dan pasta rubber Pada dasarnya sama saja yang membedakan hanya tinta yang dipakai dan finishingnya saja. Tinta ruber adalah tinta sablon berbasis air (water based), sedangkan tinta plastisol adalah tinta sablon berbasis minyak (oil based). 3. Dalam mengunakan pasta sablon ada beberapa syarat yang harus kita perhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalalm proses penggunaan pasta sablon, ada pun yang harus di perhatkan sebagai beriku : - Pasta harus kental - Setalah disablonkan tidak mengeras dan tidak merembes pada kain - Harus memiliki daya serat yang baik pada kain. - Tahan dan kuat tidak luntur dalam proses pencucian 2. Sesuaikan putaran rol bak air dengan jenis cetakan dan jenis kertas yang digunakan, sesuaikan pula dengan hasil cetak coba yang telah dilakukan. REFERENSI Herry Basir, 2014. Pedoman Praktis Sablon,, Penerbit C.V. Simplex, Jakarta. Rachbini, 2015. Sablon 1 Cetak Saring, Penerbit Arfi. Basir, 1986. Pedoman Praktis Sablon. Jakarta: CV. Siplex Dameria, anne. 2012. Desiger handbook dan produksi cetak dan digital printing. Basunanda. Ponadi. 2000. Pengetahuan Cetak Saring. Depdiknes: Pusat Grafika Indonesia. http://duniagrafika.wordpress.com B. Saran 1. Sebelum melakukan proses pencetakan sebaiknya periksa kondisi mesin cetak terlebih dahulu, periksa setiap unitnya. Tidak kalah pentingnya periksa kondisi air pembasah pada mesin, apakah masih layak digunakan atau tidak, jika dianggap tidak sebaiknya diganti dengan air pembasah yang baru. Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 45