Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DIAGNOSIS SITOLOGI PASIEN DENGAN NODUL TIROID YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

BAB I PENDAHULUAN diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut (Lester, 2004 ;

UJI DIAGNOSTIK FNAB (FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY) DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

KETEPATAN PEMERIKSAAN TERPADU SITOLOGI BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (Si-BAJAH) DAN ULTRASONOGRAFI PADA NODUL TIROID DI RSUP H.

BAB 1 PENDAHULUAN. Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang

BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG. American Thyroid Association (2014) mendefinisikan. nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena

BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

KONFIRMASI DIAGNOSTIK SITOLOGI IMPRINT DAN POTONG BEKU TERHADAP HISTOPATOLOGI LESI-LESI TIROID DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

Fine Needle Aspiration Biopsy Has Important Role and High Accuracy as Preoperative Diagnostic Method for Bone Tumors

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

NILAI DIAGNOSTIK KARAKTERISTIK KLINIS DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

NASKAH PUBLIKASI SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY (FNAB) PADA NODUL TIROID DI RSUD SOEDARSO PADA PERIODE TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER TIROID DI BAGIAN BEDAH ONKOLOGI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

ABSTRAK. UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID

VALIDITAS DIAGNOSTIK BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS PADA KARSINOMA PAYUDARA

Keakuratan Diagnosis Pemeriksaan Sitologi Aspirasi Jarum Halus pada Tumor Payudara di RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Biopsi payudara (breast biopsy)

" The validity of the CT scan examination on Therapy Response Evaluation of Primary Carcinoma Tumor Nasofarings "

Seminar Hasil Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. klinik. Prevalensi nodul berkisar antara 5 50% bergantung pada populasi tertentu

ABSTRAK KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN PATOLOGI DALAM DIAGNOSTIK TUMOR PAYUDARA

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan masyarakat perkotaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

GAMBARAN HISTOPATOLOGI TUMOR PAYUDARA DI INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK-MEDAN TAHUN

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Limfoma merupakan keganasan yang berasal dari. sistem limfatik (University of Miami Miller School of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat,

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. (radioimmunoassay) dan IRMA (immunoradiometric assay), atau metode

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

KETEPATAN PEMERIKSAAN KLINIS, SITOLOGI ASPIRASI JARUM HALUS DAN POTONG BEKU PADA NODUL TUNGGAL TIROID

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. letak anatomisnya. Sebagian jaringan tiroid ini kadang tertinggal di

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Insidensi Fibroadenoma di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Siti Fitria Dewi, Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin.,dr,Mkes.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

UJI DIAGNOSTIK FNAB (FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY) DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID

III. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang. Moeloek Provinsi Lampung periode Agustus 2012 Juli 2014.

Laporan Kasus. Peran Sitologi Aspirasi Jarum Halus dalam Mendiagnosis Pembesaran Kelenjar Salivari : Kajian 227 Kasus

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

TESIS REZA ADITYA DIGAMBIRO Pembimbing : Prof Dr. Gani W Tambunan, SpPA (K) Dr. H Delyuzar M.Ked(PA), SpPA (K)

INSIDENSI KANKER KEPALA LEHER BERDASARKAN ANATOMI DI RS DR KARIADI SEMARANG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2005 ARTIKEL PENELITIAN

Diagnostic & Screening

KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: WULAN MELANI

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

PROFIL PENDERITA TUMOR KELENJAR LIUR DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2012-JUNI

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Validitas Pemeriksaan Imunositokimia HMGA2 dalam Penegakan Diagnosis Nodul Jinak dan Ganas Tiroidpada Sediaan Biopsi Aspirasi Jarum Halus

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti

UJI DIAGNOSTIK ULTRASONOGRAFI DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PENDAHULUAN METODE HASIL

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

HUBUNGAN ANTARA GAMBARAN ULTRASONOGRAFI TIROID BERDASARKAN KLASIFIKASI TIRADS DENGAN KLASIFIKASI SITOPATOLOGI BETHESDA PADA NODUL TIROID

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu tempat terjadinya inflamasi primer akut. 3. yang akhirnya dapat menyebabkan apendisitis. 1

Transkripsi:

Akurasi Diagnosa FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) Dibandingkan dengan Pemeriksaan Histopatologi pada Tumor Tiroid (Studi Kasus di Instalasi Patologi Anatomi RS dr. Saiful Anwar Malang Periode 2008-2010) Amalia Pradanti Widarso*, Eviana Norahmawati**, Nanik Setijowati*** ABSTRAK Tumor tiroid adalah tumor yang berasal dari kelenjar tiroid. Insiden tumor kelenjar tiroid mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Adanya kemajuan ilmu patologi anatomi di bidang sitopatologi mendorong berkembangnya diagnosa FNAB (fine needle aspiration biopsy) yang merupakan diagnosa preoperatif untuk tumor tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur akurasi diagnosa FNAB dan mengetahui profil penderita tumor tiroid di Instalasi Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 2008 2010. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dan uji diagnostik dengan mengambil data sekunder dari rekam medik penderita tumor tiroid. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 126 kasus pasien tumor tiroid dengan pemeriksaan FNAB dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi hasil operasi. Dibandingkan dengan pemeriksaan histopatologi sebagai baku emas, menunjukkan bahwa akurasi diagnosa FNAB adalah sebesar 92,24 % dengan sensitifitas 50%, spesifisitas 97,12 %, prediksi positif 66,5 %, prediksi negatif 93,52 %. Pada pemeriksaan FNAB didapatkan nilai sensitivitas yang rendah, maka diperlukan pemeriksaan histopatologi dalam menegakkan diagnosa tumor tiroid secara akurat. Nilai prediksi positif pada pemeriksaan FNAB ini menunjukkan angka yang tidak tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah FNAB dapat digunakan sebagai sarana diagnostik preoperatif tumor tiroid yang akurat, tetapi bukan sebagai pengganti diagnosa histopatologi yang masih menjadi diagnosa pasti untuk tumor tiroid. Kata kunci : Akurasi FNAB (fine needle aspiration biopsy), histopatologi, tumor tiroid The Accuracy of FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) Compared with Histopathology Examination of the Thyroid Gland Tumors (Case Study in Anatomy Pathology Installation, Dr. Saiful Anwar Hospital, Malang in 2008-2010) ABSTRACT Thyroid tumor is tumor originated from thyroid glands. The incident of thyroid tumor shows an increase each year. The anatomical pathology science especially cytopathology encourage the development of FNAB (fine needle aspiration biopsy) as a preoperative diagnosis for thyroid tumor. This study was aimed to measure the accuracy of FNAB diagnosis and describe the profile of patients with thyroid tumor in Anatomy Pathology Installation, Dr. Saiful Anwar Hospital, Malang in 2008-2010. The study was an observational descriptive research and diagnostic test using the secondary data collected from the medical record of patients with thyroid tumor. The findings showed that there were 126 cases of patients with thyroid tumor which treated with FNAB examination and followed up with the histopathotology examination from operative tissue. Compared to histopathology examination as a gold standart, the accuracy of FNAB examination was 92.24 %, 50 % for sensitivity, 97.12 % for specificity, 66.5 % for positive prediction, and 93.52 % for negative prediction. It was known that the sensitivity value was not high enough, so histopathology examination was still required in diagnosing the thyroid tumor accurately. The FNAB examination showed that the positive prediction value was not high enough. It can be concluded that FNAB can be used as accurate preoperative diagnostic tool for thyroid tumor. However, FNAB diagnosis can not be a substitute for the histopathology diagnosis that remain as gold standard in diagnosing thyroid tumor. Keywords: FNAB (fine needle aspiration biopsy) accuracy, histopathology, thyroid tumor * Program Studi Ilmu Kedokteran FKUB ** Lab Patologi Anatomi RSSA-FKUB *** Lab Ilmu Kesehatan Masyarakat FKUB 127

PENDAHULUAN Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin yang paling besar pada tubuh manusia. Pada kelenjar tiroid cukup sering ditemukan nodul tumor. Sekitar 4 8 % nodul tiroid bisa ditemukan saat pemeriksaan fisik (palpasi daerah leher) dan sekitar 13-67 % bisa ditemukan saat pemeriksaan ultrasonografi, umumnya lebih banyak ditemukan pada wanita. Nodul tiroid pada orang dewasa umumnya adalah nodul jinak dan hanya sekitar 5 % yang ganas. Nodul tiroid yang ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, insidensnya hanya sekitar 1,5 %. Nodul pada anak-anak dan dewasa muda lebih sering ditemukan ganas sekitar 26 %. 1 Kanker tiroid didapat 1 % dari seluruh penyakit keganasan dan menempati urutan petama keganasan kelenjar endokrin. Insiden kanker tiroid sampai saat ini menempati urutan ke 10 dari 10 tumor tersering menurut tumor primer pada laki-laki dan perempuan dari seluruh senter di Indonesia. Sementara distribusi kasus menurut tumor primer di Malang tahun 2004, terdapat 10 kasus tumor tiroid dan menempati urutan ke-12 dari tumor ganas tersering yang ada di kota Malang dan banyaknya kasus tumor tiroid jinak yang bertambah tiap tahunnya. Di Amerika didapatkan 14.000 penderita baru dan Republik Federal Jerman 3.000 penderita setiap tahunnya. 2 Diagnosis klinis tumor tiroid ditentukan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk memberi keterangan tambahan atau menentukan tindakan definitif. Pemeriksaan penunjang untuk tumor tiroid diantaranya dengan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan USG, pemeriksaan scanning tiroid/sidik tiroid, pemeriksaan FNAB (fine needle aspiration biopsy), pemeriksaan potong beku, dan pemeriksaan histopatologi dengan parafin coupe. 2 FNAB (fine needle aspiration biopsy) kelenjar tiroid telah ditetapkan sebagai pemeriksaan diagnostik baku dan lebih disukai untuk mengevaluasi goiter dan merupakan pemeriksaan efektif tunggal untuk diagnosis preoperatif nodul tiroid soliter serta prosedur diagnostik pada nodul tiroid terutama dalam menentukan suatu neoplasma. 3,4 FNAB terbukti dapat mengurangi tindakan pembedahan sampai 20-50 %. 5 Angka negatif palsu didapatkan kurang dari 1 % sehingga pemeriksaan ini sering dilakukan dan dapat dipercaya. 3,4 Kelebihan lain dari pemeriksaan FNAB adalah biayanya murah dan tidak menimbulkan bekas berupa jaringan parut. Akan tetapi kekurangan dari FNAB sendiri adalah tidak dapat melihat arsitektur jaringan tumor serta belum jelasnya akurasi (ketepatan) dalam mendiagnosa tumor tersebut jinak atau ganas. 3 Di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang sendiri, akurasi pemeriksaan dengan FNAB (fine needle aspiration biopsy) dalam penanganan tumor tiroid belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui akurasi (ketepatan) diagnosa pemeriksaan FNAB (fine needle aspiration biopsy) pada penderita tumor tiroid di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang (RSSA). Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penggunaan FNAB (fine needle aspiration biopsy) sebagai sarana diagnosis preoperatif tumor tiroid yang murah di kalangan masyarakat. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi di Instalasi Patologi Anatomi untuk meningkatkan keakuratan dalam mendiagnosa tumor tiroid sehingga dapat memperkecil kesalahan dalam menentukan jenis tindakan operasi, dan operasi dapat 128

Jumlah Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015 dilakukan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis tiroid. BAHAN DAN METODE Penelitian ini bersifat deskriptif observasional yaitu berupa laporan khusus yang memberikan gambaran (profil) penderita tumor tiroid yang dilakukan pemeriksaan FNAB dan uji diagnostik yang meliputi uji sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi positif maupun negatif dan akurasi diagnosa dari pemeriksaan FNAB tumor tiroid di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Hasilnya kemudian dicocokkan dengan hasil pemeriksaan histopatologi sebagai standar baku emas. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data sekunder yang didapat dari rekam medis pasien tumor tiroid yang dilakukan pemeriksaan FNAB dan operasi (histopatologi) di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2008 Desember 2010. HASIL Pada Gambar 1, erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2008 Desember 2010 dari data rekam medis didapatkan 1.170 kasus pasien tumor tiroid yang dilakukan pemeriksaan dengan FNAB dan 288 kasus pasien tumor tiroid yang dilakukan pemeriksaan histopatologi. Dari 288 kasus tersebut didapatkan 72 kasus pasien tumor tiroid yang dilakukan pemeriksaan histopatologi saja yaitu hasil operasi, dan 116 kasus pasien tumor tiroid yang dilakukan pemeriksaan dengan FNAB yang dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi hasil operasi. Berdasarkan 1.170 data didapatkan 984 kasus tiroid jinak dan 114 kasus tiroid ganas, sedangkan sisanya sejumlah 72 kasus merupakan follicular neoplasma yang tidak dapat dibedakan ganas ataupun jinak dengan pemeriksaan FNAB. 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Distribusi Jumlah Kasus Pasien Tumor Tiroid Per Tahun 338 34,35% 310 43 43 37,72% 37,72% Gambar 1. Distribusi jumlah kasus tumor tirod yang diperiksa FNAB di Instalasi Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2008 Desember 2010. Gambar 2. Jenis kelamin penderita tumor tiroid di Instalasi Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2008 Desember 2010. Pada Gambar 2 diketahui jumlah penderita tumor tiroid yang dilakukan pemeriksaan FNAB paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 967 orang (82,65 %) dan sisanya adalah laki-laki sebanyak 203 orang (17,35 %). Untuk usia penderita tumor tiroid didapatkan penderita tumor tiroid berkisar antara 1 tahun (paling muda) sampai dengan usia 98 tahun (paling tua). Sementara rentang usia penderita tumor tiroid terbanyak berusia di antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun yaitu sebanyak 363 kasus (31,19 %) (Gambar 3). Penderita tumor tiroid terbanyak berasal dari 336 2008 2009 2010 JINAK 83% 31,50% 34,15% Tahun (967) GANAS 17% (203) laki 28 24,56% pempuan 129

Jumlah (orang) Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015 daerah Malang berjumlah 863 orang (73,76 %), dan penderita tumor tiroid lainnya berasal dari daerah luar Malang dengan jumlah yang bervariasi per daerah. 350 300 250 200 150 100 50 0 300 248 199 JINAK GANAS 103 5 32 51 0 2 4 14 39 27 21 17 11 2 0 1 0 1-10 31-40 61-70 91-100 Usia Gambar 3. Kisaran usia penderita tumor tiroid di Instalasi Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2008 Desember 2010. Pada tabel 1 dan 2 ditampilkan data rekam medis FNAB pasien tumor tiroid yang dikumpulkan di Instalasi Patologi Anantomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 2008-2010, didapatkan pasien penderita tumor tiroid jinak sebanyak 984 kasus dan tumor tiroid ganas sebanyak 114 kasus. Kasus tumor tiroid jinak terbanyak adalah adenomatous goiter yaitu 457 kasus (46,44 %), sedangkan kasus tumor tiroid ganas terbanyak adalah papillary carcinoma yaitu 52 kasus (45,61 %). Sementara dari 288 kasus tumor tiroid yang dilakukan pemeriksaan histopatologi didapatkan pasien penderita tumor tiroid jinak sebanyak 259 kasus dan tumor tiroid ganas sebanyak 29 kasus. Kasus tumor tiroid jinak terbanyak adalah adenomatous goiter yaitu 193 kasus atau sebesar 74,5 %, sedangkan kasus tumor tiroid ganas terbanyak adalah papillary carcinoma tiroid yaitu 18 kasus atau sebesar 62,07 %. Tabel 1. Jenis diagnosa sitopatologi penderita tumor tiroid jinak di Instalasi Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2008 Desember 2010 Jenis Sitopatologi (Jinak) Frekuensi Persentase (%) Adenomatous goiter 457 46,44 Simple goiter 265 26,93 Benign cystic colloid nodule 134 13,62 Adenomatous Goiter dengan sel Atypic 24 2,44 Struma diffuse 21 2,13 D quervain Tiroiditis 18 1,83 Diffuse primary hiperplasia 17 1,72 Tiroiditis 9 0,91 Grave s disease 8 0,81 Hashimoto tiroiditis 6 0,61 Multinodul goiter 6 0,61 Abses leher 4 0,41 Hanya proses fibrosis 4 0,41 Granuloma tiroiditis 3 0,30 Follicular adenoma 2 0,20 Attipical adenoma 1 0,10 Intratoracal goiter 1 0,10 Jaringan tiroid tanpa kelainan 1 0,10 Jaringan Tiroid dengan Amyloid 1 0,10 Lymphocytic tiroiditis 1 0,10 Retrosternal goiter 1 0,10 Jumlah 984 100,00 130

Tabel 2. Jenis diagnosa sitopatologi penderita tumor tiroid ganas di Instalasi Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2008 Desember 2010 Jenis Sitopatologi (Jinak) Frekuensi Persentase (%) Adenomatous goiter 457 46,44 Simple goiter 265 26,93 Benign cystic colloid nodule 134 13,62 Adenomatous goiter dengan sel Atypic 24 2,44 Struma diffuse 21 2,13 D quervain Tiroiditis 18 1,83 Diffuse primary hiperplasia 17 1,72 Tiroiditis 9 0,91 Grave s disease 8 0,81 Hashimoto tiroiditis 6 0,61 Multinodul goiter 6 0,61 Abses leher 4 0,41 Hanya proses fibrosis 4 0,41 Granuloma tiroiditis 3 0,30 Follicular adenoma 2 0,20 Attipical adenoma 1 0,10 Intratoracal goiter 1 0,10 Jaringan tiroid tanpa kelainan 1 0,10 Jaringan Tiroid dengan Amyloid 1 0,10 Lymphocytic tiroiditis 1 0,10 Retrosternal goiter 1 0,10 Jumlah 984 100,00 Hasil perbandingan FNAB dengan standar baku emasnya yaitu diagnosa histopatologi hasil operasi dari 116 kasus pasien tiroid, didapatkan 6 kasus true positive, 101 kasus true negative, 3 false positive, serta 6 kasus false negative. Dari hasil di atas didapatkan uji sensitifitas sebesar 50 %, spesifisitas sebesar 97,12 %, nilai prediksi positif sebesar 66,67 %, nilai prediksi negatif sebesar 94,39 % dan akurasi diagnosa sebesar 92,24 %. PEMBAHASAN Pada penelitian ini ditemukan beberapa kategori yang sukar ditentukan jinak ganasnya dari pemeriksaan FNAB. Dari 124 kasus pasien tumor tiroid yang dilakukan pemeriksaan dengan FNAB yang dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi hasil operasi didapatkan 8 kasus yang terdiagnosa follicular neoplasm pada pemeriksaan FNAB. Sementara pada pemeriksaan histopatologi dari 8 kasus tersebut didapatkan 4 kasus tiroid yang terdiagnosa ganas dan 4 kasus tiroid yang terdiagnosa jinak. Kategori tidak bisa ditentukan (tidak jelas) memiliki arti penting untuk nodul tiroid. Kategori ini meliputi dua tipe lesi dengan implikasi klinis yang berbeda. Satu tipe adalah kasus yang sebenarnya tidak bisa ditentukan dan menunjukkan beberapa fitur mencurigakan dari neoplasma tertentu tetapi tidak demikian dengan diagnostiknya. Kasus seperti itu dapat dijlaskan dengan pengulangan biopsi, pengambilan gambar radiologi, studi pendukung dsb. Kelompok satunya lagi adalah nodul folikular seluler yang sama dengan follicular neoplasm yang prediksi sifat jinak dan ganas tidak dapat dibuat oleh sitologi biasa. Pengulangan biopsi tampaknya tidak bisa menjelaskan situasi ini kecuali jika dilakukan dengan studi pendukung spesifik atau dilakukan selama 131

periode waktu yang lama sebagai bagian tindak lanjut klinis. 3 Tingkat sensitivitas yang memperlihatkan kemampuan uji diagnostik guna mendeteksi adanya penyakit atau kemungkinan bahwa hasil uji diagnostik akan positif (true positive) bila dilakukan pada sekelompok subjek yang sakit adalah sebesar 50 %. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa sensitivitas FNAB dalam penelitian ini kurang baik dalam mendiagnosa tumor tiroid. Sehingga dibutuhkan pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologi, sedangkan pemeriksaan histopatologi digunakan sebagai standar baku emas untuk dapat menegakkan diagnosa tumor tiroid secara akurat. Tingkat spesifitas yang menunjukkan kemampuan uji diagnosis untuk menunjukkan subjek tidak sakit atau kemungkinan bahwa hasil uji diagnosis akan negatif bila dilakukan pada sekelompok subjek yang sehat adalah sebesar 97,12 %. Hasil menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil uji sensitivitas. Pada penelitian terdahulu didapatkan nilai spesifitas sebesar 97,7 % dan 96 %. 6,7 Hasil penelitian ini menunjukkan nilai spesifisitas yang tinggi dan sama dengan penelitian sebelumnya. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah sampel yang diperoleh relatif lebih banyak. Nilai prediksi positif yang menunjukkan probabilitas seseorang menderita penyakit bila hasil uji diagnostik positif adalah sebesar 66,67 %. Beberapa literatur menyebutkan bahwa tingkat diagnosa positif-semu (false positive) berada pada tingkat yang rendah, sekitar 1-3 % dari total jumlah keganasan jika nodul folikular yang tidak bisa dipastikan tidak diikutsertakan. Pada beberapa pusat dengan frekuensi praktek tinggi, tingkat diagnosa positif-semu (false positive) hampir mendekati angka kosong dan laporan sitologi dapat digunakan sebagai dasar operasi. Akan tetapi, sebagian besar dokter bedah masih membutuhkan konfirmasi histopatologi dari frozen section atau blok parafin sebelum melakukan total tiroidektomi untuk menemukan kesalahan sitologi. 3 Penyebab dari diagnosa positif semu (false positif) pada FNAB adalah kesalahan interpretasi yaitu sel jinak diinterpretasikan sebagai sel ganas, hal ini bisa disebabkan karena tidak adanya data radiologis yang mendukung atau data klinis yang kurang. 3 Sementara nilai prediksi negatif yang menunjukkan probabilitas seseorang tidak menderita penyakit bila hasil uji diagnostiknya negatif adalah sebesar 94,39 %. Beberapa literatur menyebutkan bahwa tingkat diagnosa negatif semu (false negative) cukup tinggi untuk beberapa seri. Resiko terbesar diagnosa negatif semu (false negative) biasanya berhubungan dengan neoplasma kistik, biasanya cystic papillary carcinoma. Lebih dari 40 % neoplasma kistik mungkin tidak terdeteksi oleh FNAB. La Rosa menemukan tingkat diagnosa negatif semu (false negative) sebesar 6,4 % untuk nodul sistik, sedangkan hanya 1,4 % untuk nodul padat. Diagnosa negatif semu (false negative) mungkin disebabkan oleh sampel yang tidak memadai, lokasi yang keliru, patologi rangkap (contohnya nodul jinak dominan mungkin menutupi karsinoma lebih kecil yang tumbuh lebih menyebar) dan kesalahan interpretasi. Kesalahan interpretasi terbanyak didapatkan pada jenis papillary. Bentuk morfologi pada sitologi tumor ganas tersebut dapat terlihat mirip dengan bentuk morfologi pada tumor jinak. Seperti misalnya gambaran sel yang monoton, yang seharusnya ciri bentuk morfologi ganas adalah pleomorfisme. Bentukan morfologi tumor ganas yang mirip dengan bentukan morfologi tumor jinak inilah yang meningkatkan nilai negatif semu (false 132

negative) dan dapat menurunkan angka sensitifitas pada penelitian tersebut. 3 Pada Penelitian ini didapatkan nilai sensitivitas 50 % dengan nilai prediksi positif 66,67 % yang berarti apabila diagnosa FNAB seorang pasien adalah tumor ganas maka pasien tersebut belum bisa dipastikan secara benar menderita tumor ganas tiroid. Sehingga dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut yaitu pemeriksaan histopatologi sebagai standar baku emas dalam menegakkan diagnosa tersebut secara pasti. 3 Dari penelitian ini didapatkan nilai spesifitas 97,12 % dengan nilai prediksi negatif 94,39 %, yang berarti apabila diagnosa FNAB seseorang pasien adalah tumor tiroid jinak maka kemungkinan besar pasien tersebut benar menderita tumor tiroid jinak. Nilai sensitivitas dan spesifisitas FNAB akan lebih tinggi bila dilakukan oleh dokter ahli patologi yang telah berpengalaman dalam tehnik pengambilan FNAB dan sekaligus berpengalaman dalam melakukan interpretasi sitopatologi hasil aspirasi tumor. 8 Dari hasil pengukuran terhadap tingkat akurasi yang merupakan nilai yang menunjukkan ketepatan hasil pemeriksaan FNAB dalam mendiagnosa penderita tumor tiroid didapatkan akurasi sebesar 92,24 %. Pada penelitian sebelumnya didapatkan tingkat akurasi FNAB tumor tiroid sebesar 91,67 % dan 93 %. 6,7 Dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini memiliki tingkat akurasi diagnosa yang cukup tinggi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa FNAB dapat digunakan sebagai sarana penunjang pemeriksaan diagnostik tumor tiroid yang cukup akurat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Akurasi diagnosa FNAB pada penderita yang didiagnosis tumor tiroid di Instalasi Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2008 Desember 2010 adalah sebesar 92,24 %. 2. Tumor tiroid terbanyak adalah tumor jinak dengan jumlah penderita terbanyak berjenis kelamin perempuan, dengan rentang usia antara 41-50 tahun yang berasal dari daerah Malang. Jenis diagnosa sitopalogi untuk tumor tiroid jinak terbanyak adalah adenomatous goiter dan tumor tiroid ganas terbanyak adalah papillary carcinoma. 3. Spesifitas pemeriksaan FNAB dari penderita yang didiagnosis tumor tiroid adalah sebesar 97,12 %, dan sensitivitas adalah 50 %. 4. Nilai prediksi positif pemeriksaan FNAB dari penderita yang didiagnosis tumor tiroid adalah sebesar 66,67% dan nilai prediksi negatif adalah 94,39 %. SARAN 1. Pemeriksaan dengan menggunakan FNAB dapat dikembangkan dengan lebih baik di berbagai kalangan baik dokter umum/spesialis agar dapat menunjang diagnosa histopatologi sebagai diagnosa operatif. Akan tetapi, pada tumor tiroid yang terdiagnosa jinak maupun ganas pada FNAB sebaiknya tetap dilanjutkan pemeriksaan histopatologi. 2. Pembenahan sistem rekam medis di RSU Dr. Saiful Anwar Malang khusunya di Instalasi Patologi Anatomi untuk memudahkan memperoleh data yang akurat dan dapat dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya, serta menghindari adanya penyimpangan hasil. 3. Kewaspadaan masyarakat terhadap tumor tiroid perlu ditingkatkan terutama 133

pada usia rawan yakni antara usia 40 50 tahun. 4. Pemeriksaan dan penanganan harus segera dilakukan bila dicurigai adanya tumor tiroid. Hal ini untuk mencegah penyakit yang bertambah parah dan komplikasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Sampepajung D. Thyroid Cancer: The Diagnose and The Management. (Online). 2008. Diakses 9 Desember 2011.http://med.unhas.ac.id/jurnal/phoc adownload/jurnal2008vol2/tpkanker% 20Tiroid%20Diagnosis%20Danial20%S ampepayungkoreksi.pdf. 2. Pasaribu ET. Epidemiologi dan Gambaran Klinis Kanker Tiroid. Majalah Kedokteran Nusantara. 2006; 39(3):270-273. 3. Orell RS, Sterett FG, Whitaker D. Fine Needle Aspiration Cytology. 5 th Edition. Philadelphia: Elsevier. 2012. p 119-149. 4. Renshaw AA. Aspiration Cytology, A Pattern Recognition Approach. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2005. p 331-375. 5. Koss LG. Koss' Diagnostic Cytology And Its Histopathologic Bases. 5 th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2006. p 1149-1172. 6. Reksoprawiro S. Akurasi Diagnostik dan Peran Biopsi Jarum Halus pada Tonjolan Tunggal Tiroid. Follia Medica Indonesiana XXIV. 1998. hlm 31-35. 7. Jabotonski S. Tyroid Neoplasm-Errors of The Cytological Diagnosis; Arch Med Sci. 2005. p 105-109. 8. Norahmawati E. The Accuracy of Fine Needle Aspiration Biopsy For Bone Tumors in Saiful Anwar Hospital Malang. Makassar: Kongres Nasional XVII Ikatan Ahli Patologi Indonesia. 2012 134