PENERAPAN MODEL PAP BERBANTUAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL TALKING STICK BERBANTUAN KARTU SOAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENERAPAN TIME TOKEN ARENDS BERBANTUAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KELAS V

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN SATUA BALI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Script, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, Mata Pelajaran Geografi ABSTRACT

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Pendahuluan. Wardani et all, Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT RENDAH IPA KELAS V

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS PADA BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DAN SIKAP SOSIAL

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI MODEL JIGSAW BERBANTUAN MEDIA LINGKUNGAN SEKITAR

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja Melalui Model Talking Stick

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULUTANGKIS

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 3, Juli 2014 ISSN

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn PADA SISWA KELAS XI, SMKN 1 SUKAWATI GIANYAR

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI KOGNITIF IPS

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE DI KELAS IV SDN 03 DURIAN TINGGI KABUPATEN 50 KOTA

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PETARANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENERAPAN MODEL CRH BERBANTUAN MEDIA VISUAL 3D UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATERI IPA SISWA KELAS V SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Keywords: Snowball Throwing Cooperative Learning, Motivation, Learning Outcomes, Student Response, Social Science (IPS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA, SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN KERJASAMA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBASIS QUANTUM TEACHING BERBANTUAN PERMAINAN EDUKATIF MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PAP BERBANTUAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV I Made Agus Muliarta 1, I Nyoman Murda 2, Ndara Tanggu Renda 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: aguszd567@gmail.com 1, nyomanmurda@yahoo.co.id 2, ndara_renda@yahoo.com 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan model Picture and Picture berbatuan media komik. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan model Picture and Picture berbatuan media komik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SDN 2 Banjar Bali tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 21 orang. Data keaktifan dikumpulkan dengan metode observasi dan data hasil belajar dengan metode tes. Hasil penelitian siklus I menunjukan rata-rata persentase keaktifan sebesar 71,82% kategori cukup aktif, rata-rata hasil belajar 72,85, ketuntasan klasikal mencapai 66,66%. Hasil ini belum mencapai katagori keberhasilan. Pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata persentase keaktifan sebesar 80,86% kategori cukup aktif, rata-rata hasil belajar 81,87, ketuntasan klasikal mencapai 85,71%. Hasil siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut (1) Terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa setelah dibelajarkan dengan model Picture and Picture berbatuan media komik. (2) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah dibelajarkan dengan model Picture and Picture berbatuan media komik. Kata-kata kunci: hasil belajar, keaktifan belajar, Picture and Picture Abstract This research has purposed such as: (1) Increased of students' learning activeness on the subjects of Social Sciences through the application of models Picture and Picture assisted by comics medium. (2) Increased of student learning achievement on the subjects of Social Sciences through the application of models Picture and Picture assisted by comics medium. This research is a classroom action research. The subjects were all of students in grade IV SDN 2 Banjar Bali in the academic year of 2015/2016, totaling 21 people. Activeness data collected by observation method and learning achievement data with test method. The results of the first cycle of the researched show the average percentage of 71.82% activeness on active enough category, the average learning result 72.85, reaching 66.66% classical completeness. These results have not reached the success category. In the second cycle occurred an increase in the average percentage of 80.86% activeness on active enough category, the average learning achievement 81.87, reaching 85.71% classical completeness. The results of the second cycle have achieved success criteria. Based on the analysis, we can conclude matters such as: (1) Occur an increase in students' learning activeness after application of model Picture and Picture assist by comics medium. (2) Occur an increase in student learning outcomes after application of model Picture and Picture assist by comics medium. Keywords: learning activeness, learning achievement, Picture and Picture 1

PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia. Selain membawa manfaat bagi kehidupan manusia, di satu sisi perubahan tersebut juga membawa kita pada era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam perasaingan global, maka harus ada upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berbicara tentang peningkatan sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Hal itu karena peningkatan kualitas pendidikan terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia. Selain membawa manfaat bagi kehidupan manusia, di satu sisi perubahan tersebut juga membawa kita pada era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam perasaingan global, maka harus ada upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berbicara tentang peningkatan sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Hal itu karena peningkatan kualitas pendidikan terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Pendidikan berfungsi sebagai cara atau sarana dalam memajukan peradaban dan kebudayaan suatu negara. Menurut Kadir, dkk (2014:27) menyatakan bahwa Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan negara ditentukan oleh keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan antara lain lewat pendidikan yang berkualitas. Kehidupan pendidikan yang bermutu merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar dalam sebuah negara. Perkembangan iptek dan era persaingan global menuntut peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan nasional mempunyai tugas untuk berupaya meningkatkan mutu pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, yaitu Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berbagai langkah telah dilakukan pemerintah dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan nasional salah satunya dengan penyediaan fasilitas pendidikan serta melakukan penyempurnaan kurikulum. Perubahan atau penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran yang berujung pada perbaikan sistem pendidikan (Kurniasih dan Sani, 2014). Namun kenyataan di lapangan berbeda, walaupun terdapat penyempurnaan kurikulum, hal ini belum sepenuhnya dapat menyelesaikan permasalahan mutu pendidikan di Indonesia. Sanjaya (2013:6) mengatakan bahwa Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan guru dalam mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pendidikan, maka kurikulum itu tidak akan memiliki makna. Salah satu SD yang mengalami permasalahan adalah SD Negeri 2 Banjar Bali. Hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas IV SD Negeri 2 Banjar Bali pada tanggal 27 Desember 2015, menemukan bahwa mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa. Beliau menuturkan bahwa pada jam pembelajaran IPS, siswa cenderung lebih suka bermain-main dengan temannya dari pada menyimak penjelasan guru. Menurut beliau siswa juga kurang dalam mengemukakan ide-ide atau pendapatnya. Selain itu siswa cepat merasa bosan dalam pembelajaran, serta kesulitan dalam menjelaskan kembali tentang materi pelajaran yang telah mereka pelajari. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, selanjutnya dilakukan pengamatan langsung untuk mengetahui secara lebih nyata permasalahan yang terjadi selama 2

pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Banjar Bali. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan permasalah dalam proses pembelajaran IPS yaitu berupa permasalahan rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini didukung beberapa bukti hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Siswa kurang menunjukan interaksi yang positif dalam proses pembelajaran; 2) Siswa sangat jarang mengajukan pertanyaan; 3) Siswa kurang dalam mengemukakan pendapatnya di dalam pembelajaran; 4) Siswa sangat sedikit yang mengangkat tangan saat diberikan pertanyaan oleh guru. Permasalahan tersebut muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) Pembelajaran masih berpusat pada guru; 2) Kurangnya penggunaan model pembelajaran, dalam hal ini guru mengajar hanya dengan menggunakan metode konvensional yaitu berupa ceramah; 3) Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menarik bagi siswa; 4) Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPS. Selain permasalahan rendahnya keaktifan siswa, terdapat permasalahan lain berupa rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tercermin dari hasil belajar siswa pada aspek kognitif yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPS adalah 72. Hasil pencatatan dokumen diperoleh berupa nilai ulangan akhir semester I untuk mata pelajaran IPS yakni rata-rata nilai siswa adalah 69,33 dari 21 orang siswa, hanya 7 orang siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, sedangkan 14 orang lainnya memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini berarti hanya 33% siswa yang memenuhi target KKM, sedangkan 67% siswa belum mampu memenuhi target KKM. Berdasarkan hasil wawancara, pengamatan, serta pencatatan dokumen tersebut dapat diketahui bahwa terdapat permasalahan rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai kajian ilmu mencakup aspek yang sangat luas, seperti hubungan sosial, ekonomi, budaya, sejarah, psikologi, serta politik (Susanto, 2014). Oleh karena itu guru diharapkan untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran secara efektif, efisien, dan menarik kepada siswa, serta menentukan model dan media pembelajaran yang sesuai, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif. Menindaklanjuti dari hasil wawancara, pengamatan, serta pencatatan dokumen yang diperoleh di SD Negeri 2 Banjar Bali, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu perbaikan dan inovasi dalam pembelajaran, agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif dan bermakna, serta akhirnya dapat memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. Salah satu model pembelajaran yang sesuai diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah model kooperatif Picture and Picture. Kurniasih & Sani (2015:44) menyatakan bahwa Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini memiliki karakteristik yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Selain itu model ini dapat melatih siswa berpikir logis dan sistematis, sehingga sangat cocok digunakan dalam pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam mengatasi permasalahan tersebut didukung oleh beberapa alasan sebagai berikut: 1) Model Picture and Picture ini merupakan model kooperatif yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok, pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok tersebut akan meningkatkan interaksi positif diantara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru; 2) Pada model Picture and Picture siswa dilatih untuk mengemukan ide-ide atau pendapatnya sehingga siswa akan menjadi lebih aktif dalam mengemukakan pendapat; 3) Penggunaan media berupa gambar memudahkan guru dalam menjelaskan, selain itu juga memudahkan 3

siswa dalam mengerti apa yang dijelaskan oleh guru; 4) Salah satu keunggulan model Picture and Picture ini adalah memunculkan motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik, dengan meningkatnya motivasi siswa dalam belajar, akan sejalan dengan peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran tersebut dan pada akhirnya akan sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa. Supaya penerapan model pembelajaran Picture and Picture ini dapat berjalan dengan efektif dan optimal, perlu menggunakan bantuan media pembelajaran yang inovatif. Menurut Ali (dalam Tegeh, 2010:6) menyatakan bahwa Media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Media pembelajaran memiliki fungsi dan peranan yang sangat vital dalam pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai akan menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Salah satu media inovatif yang dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan model ini adalah media komik. Menurut McCloud (dalam Mariyanah, 2005), Komik adalah gambargambar serta lambang-lambang terjukstaposisi dalam urutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Komik adalah media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti. Dengan bantuan media komik ini diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan, sehingga mendorong motivasi siswa dalam belajar ke arah yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Berbantuan Media Komik untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester Genap SD Negeri 2 Banjar Bali Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri oleh orang yang terlibat didalamnya dan dilakukan dalam situasi sosial termasuk pendidikan, serta bertujuan untuk memperbaiki berbagai aspek. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi/evaluasi dan refleksi. Refleksi Refleksi Perencanaan SIKLUS I Observasi/Evalu asi Perencanaan SIKLUS II Observasi/Evalu asi Pelaksanaan Pelaksanaan Gambar 1. Model Siklus Tindakan Kelas (Koyan,2012) a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, maka ditetapkan alternatif tindakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture berbantuan media komik. Penerapan model tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Banjar Bali tahun pelajaran 2015/2016. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam tahap ini adalah sebagai berikut. 1) Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah SD Negeri 2 Banjar Bali untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di sekolah tersebut. 2) Mempersiapkan materi mata pelajaran IPS sesuai pokok bahasan yang disesuaikan dengan pedoman kurikulum tingkat satuan pendidikan 4

(KTSP) bersama guru kelas IV SD Negeri 2 Banjar Bali. 3) Menyusun RPP sesuai dengan materi yang telah ditetapkan dengan model pembelajaran Picture and Picture. 4) Berdiskusi dengan guru kelas IV tentang penerapan model Picture and Picture dalam pembelajaran di kelas. 5) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini. 6) Mempersiapkan instrumen evaluasi, berupa: lembar evaluasi dan tes akhir siklus dalam bentuk pilihan ganda beserta kunci jawabannya. 7) Sosialisasi pembelajaran pada guru dan siswa untuk penerapan model pembelajaran Picture and Picture serta pembentukan kelompok. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan yang merupakan pelaksanaan/penerapan dari isi rancangan, yaitu berupa yan tindakan yang dilakukan di kelas. Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan oleh peneliti dan berkolanorasi dengan guru kelas. Tahap pelaksanaan tindakan siklus I ini akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Pada setiap pertemuan guru ataupun peneliti akan mengisi lembar observasi keaktifan siswa. Berikut adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu sebagai berikut. 1) Menerapkan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media komik dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa. 2) Guru melakukan kegiatan apersepsi sesuai materi ajar. 3) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan diajarkan. 4) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dan tujuan pembelajaran. 5) Guru menyiapkan media berupa gambar komik. 6) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dibahas, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari materi tersebut. 7) Setelah siswa selesai mempelajari tentang materi tersebut, selanjutnya guru akan menunjukan gambargambar komik untuk diamati oleh siswa. 8) Guru menunjuk siswa untuk mengurutkan gambar-gambar komik tersebut menjadi urutan yang logis. 9) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar komik. 10) Guru memberikan tuntunan kepada siswa dalam berdiskusi untuk menemukan jalan cerita sesuai dengan tuntutan KD dan indikator yang ingin dicapai. Disini guru memberikan peran sebanyakbanyaknya kepada siswa untuk berdiskusi agar diskusi semakin menarik. 11) Guru mengembangkan dan menanamkan konsep materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Guru juga harus memberikan penekanan-penekanan tentang kompetensi yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta siswa mengulangi, menuliskan, atau dengan hal yang lainnya. 12) Siswa dibantu oleh guru merangkum/menyimpulkan materi yang telah dipelajari, apabila siswa belum mengerti dengan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati gambar komik tersebut, guru dapat memberikan penguatan kembali tentang gambar komik tersebut. 13) Guru melakukan tes evaluasi pada akhir pembelajaran. c. Observasi/Evaluasi Observasi akan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung sampai pembelajaran tersebut berakhir. Hal ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang pengelolaan kelas dan kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas IV ataupun peneliti saat pembelajaran berlangsung. Dalam tahap ini, observasi dilakukan dengan mengamati jalannya proses pembelajaran serta menilai keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi yang 5

telah disediakan. Observasi dilaksanakan dengan mencatat kendala-kendala dan masalah-masalah yang dialami pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari kegiatan observasi ini merupakan dasar dilakukannya refleksi, sehingga observasi yang dilakukan harus menceritakan keadaan sesungguhnya. Kemudian, mengevaluasi kendala-kendala yang ditemukan selama tindakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Selanjutnya pada akhir siklus akan dilakukan evaluasi tes hasil belajar berbentuk tes pilihan ganda sesuai dengan materi yang telah dibelajarkan, hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar serta pemahaman materi pembelajaran oleh siswa setelah melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media komik. d. Refleksi Refleksi ini dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan siklus I mengenai hasil belajar IPS. Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukannya observasi dan evaluasi pada siklus I. Pada tahap refleksi ini akan diketahui apakah tujuan penelitian telah tercapai atau belum. Hasil refleksi ini akan menentukan penelitian harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, atau tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester II SD Negeri 2 Banjar Bali tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 21 orang. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV Semester II SD Negeri 2 Banjar Bali yang diukur melalui lembar observasi dan tes hasil belajar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan metode tes. Metode observasi ini akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, sehingga diperoleh data keaktifan belajar siswa selama pembelajaran menggunakan lembar observasi keaktifan dan metode tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar IPS dengan instrumen berupa tes pilihan ganda yang terdiri atas 20 butir soal. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif yang mencakup menghitung rata-rata (mean), menentukan kriteria tingkatan persentase rata-rata dengan PAP, dan menyajikan dalam diagram batang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Hasil penelitian keaktifan belajar IPS adalah rata-rata (mean) 71,82 dengan persentase rata-rata 71,82% kategori cukup aktif. Hasil ini belum mampu mencapai kriteria keberhasilan yaitu 80% dengan kategori aktif. Hasil penelitian hasil belajar IPS adalah rata-rata (mean) 72,85 kategori sedang, dan ketuntasan klasikal 66,66% dengan kategori tuntas. Tetapi hasil penelitian ini belum mampu mencapai kriteria keberhasilan yaitu 80 untu ratarata hasil belajar dan 80% untuk ketuntasan klasikal. Refleksi Siklus I Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi serta evaluasi yang telah dilaksanakan, penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media komik dalam pembelajaran IPS pada siklus I belum dikatakan sepenuhnya berhasil. Walaupun telah terjadi peningkatan baik peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa, tetapi peningkatan tersebut masih belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini., Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan tindakan siklus I, adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi sebagai berikut. a. Siswa belum terbiasa dan mengerti dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. b. Siswa kurang disiplin dalam kegiatan kerjasama kelompok. c. Siswa masih ragu-ragu ketika mengemukakan ide, bertanya kepada guru, serta menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru karena takut salah. d. Siswa belum mampu menyimpulkan pembelajaran dengan baik 6

Adapun solusi yang didapatkan dalam rangka meminimalisir kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut. a. Siswa diberikan penjelasan tentang proses pembelajaran yang akan diterapkan, sehingga siswa siap dan mengerti bagaimana Picture and Picture. b. Siswa diberikan penjelasan tentang nilai kedisiplinan yang dapat mereka peroleh ketika melaksanakan pembelajaran. Guru akan lebih transparan dalam memberikan nilai kedisiplinan ini kepada siswa, sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam meningkatkan kedisiplinan mereka saat kegiatan pembelajaran berlangsung. c. Siswa diberikan motivasi oleh guru agar rasa percaya diri dan keberanian mereka akan meningkat dalam mengemukakan ide, bertanya kepada guru, dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. d. Siswa diberikan bimbingan dalam menyimpulkan dengan memberikan pertanyaan arahan. Hal ini dilakukan samapai siswa mampu menyimpulkan sendiri konsep yang telah dipelajari. Refleksi yang telah dilaksanakan tersebut kemudian digunakan sebagai acuan dalam pemberian tindakan pada siklus II. Sehingga diharapkan akan mampu memeperbaiki proses pembelajaran pada siklus I dan mampu mencapai target criteria keberhasilan yang diharapkan. Hasil Penelitian Siklus II Hasil penelitian keaktifan belajar IPS mengalami peningkatan. Rata-rata (mean) 80,86 dengan persentase rata-rata 80,86% kategori aktif. Hasil ini telah mampu mencapai kriteria keberhasilan yaitu 80% dengan kategori aktif. Hasil penelitian hasil belajar IPS adalah rata-rata (mean) 81,67 kategori sedang tinggi dan ketuntasan klasikal mencapai 85,71% dengan kategori tuntas. Hasil penelitian ini telah mampu mencapai kriteria keberhasilan yaitu 80 untu ratarata hasil belajar. Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil observasi pada setiap pertemuan siklus II, adapun temuan yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut. a. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, siswa terlihat sudah mulai terbiasa belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. b. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, siswa terlihat lebih disiplin dalam kerjasama kelompok, selain itu siswa menjadi lebih fokus dalam pembelajaran. c. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, siswa mulai lebih berani serta lebih percaya diri baik dalam mengemukakan ide, bertanya serta menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. d. Pada pelaksanaan tindakan siklus II siswa sudah mampu menyimpulkan pembelajaran dengan baik dengan bimbingan guru. Hasil penelitian telah berhasil memenuhi kriteria yang ditetapkan sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Tabel 1. Data Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Siswa pada Siklus I, dan Siklus II Siklus I Siklus II Variabel M M Keaktifan Belajar 70,95 (cukup aktif) 81,19 (aktif) Hasil Belajar 72,85 (sedang) 81,67 (tinggi) Berdasarkan data-data tersebut, hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II ini telah mampu mencapai katagori keberhasilan yang ditetapkan. Sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata keaktifan, rata-rata hasil belajar dari siklus I hingga siklus II 7

dapat dilihat pada diagram batang seperti pada gambar 4.1 berikut. 85 80 75 70 65 70,95 Siklus I 72,85 81,19 81,67 Siklus II Rata-rata Keaktifan Belajar Siswa Rata-rata Hasil Belajar Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar dari Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas IV SDN 2 Banjar Bali Pembahasan. Peningkatan keaktifan serta hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Banjar Bali dapat terjadi dikarenakan adanya perbaikan pembelajaran berupa penerapan model Picture and Picture berbantuan media komik. Melalui penerapan model ini, siswa dituntut lebih kooperatif dan mampu bekerjasama dengan baik, sehingga mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan pengertian dari model Picture and Picture itu sendiri, Kurniasih & Sani (2015:44) menyatakan bahwa Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang kooperatif atau mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Dengan adanya kelompok-kelompok dalam pembelajaran kooperatif ini akan mampu meningkatkan interaksi positif siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurulhayati (dalam Rusman, 2010:203) yang menyatakan bahwa, Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Interaksi positif antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru akan mampu meningkatkan keaktifan siswa di kelas. Pembelajaran dengan menggunakan model ini diawali dengan kegiatan pertama guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Guru menyampaikan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran yang bersangkutan, sehingga siswa dapat mengukur sampai apa dan sejauh mana yang harus dikuasainya. Dengan siswa mengetahui sampai sejauh mana kompetensi yang harus dikuasainya, siswa akan menjadi lebih fokus dalam pencapaian kompetensi tersebut. Sehingga pada akhirnya siswa akan mampu mencapai kompetensi yang diinginkan. Tahap kedua guru memberikan materi pengantar sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Pada tahap ini guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap, kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Kurniasih & Sani (2015) juga menjelaskan beberapa kelebihan model pembelajaran Picture and Picture salah satunya adalah dapat memunculkan motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik. Melalui penerapan model Picture and Picture siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar. Motivasi akan mendorong siswa dalam proses belajar, sehingga siswa akan lebih tertarik dan fokus pada pembelajaran. Dengan peningkatan motivasi akan berbanding lurus dengan tingkat keaktifan siswa di dalam pembelajaran, dan pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sadirman (dalam Wardani, dkk, 2014:5.28) yang menyatakan bahwa Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi. Dengan usaha yang tekun dan didasari oleh motivasi, akan membuat seseorang belajar dan melahirkan prestasi yang baik. Berdasarkan pendapat tersebut, peningkatan motivasi yang terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Banjar Bali pada pembelajaran IPS setelah 8

penerapan model Picture and Picture telah berdampak positif pada peningkatan keaktifan serta hasil belajar siswa. Tahap ketiga pada kegiatan inti guru menyediakan gambar-gambar atau media pembelajaran yang akan digunakan yang berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar atau media pembelajaran yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Guru dapat memodifikasi gambar ataupun menggantinya dengan media yang relevan, sesuai kebutuhan pembelajaran. Dengan penggunaan media pembelajaran akan mampu merangsang minat dan perhatian siswa dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Ibrahim, dkk. (dalam Tegeh, 2010:6) mengungkapkan pengertian media pembelajaran yaitu Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan pebelajar (siswa) dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contoh: gambar, bagan, model, film, video, komputer, dan sebagainya. Penerapan model Picture and Picture pada penelitian ini menggunakan media pembelajaran berupa media komik. Menurut McCloud (dalam Mariyanah, 2005) Komik adalah gambar-gambar serta lambang-lambang terjukstaposisi dalam urutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Penggunaan media komik dalam penelitian ini juga memiliki peranan penting dalam keberhasilan penelitian. Karena media komik ini disukai oleh siswa dan memiliki kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti, dan penggunaannya sangat efektif dalam pembelajaran, sehingga dapat membantu penerapan model Picture and Picture yang menggunakan gambar sebagai media utamanya. Tahap keempat guru memberikan kesempatan siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambargambar yang ada. Langkah ini menuntut guru agar dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif. Salah satu cara adalah dengan undian ataupun permainan sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan, dan tidak tertekan dalam pembelajaran. Dengan adanya kegiatan mengurutkan atau memasangkan gambar ini, akan mampu meningkatkan keaktifan siswa karena siswa diberikan kegiatan yang dapat merangsang untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Tahap kelima guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. Pada tahap ini siswa diajak mengemukakan alasannya dalam mengurutkan gambar, dengan begitu model pembelajaran Picture and Picture ini juga melatih siswa untuk berani untuk mengemukakan ide-ide atau pendapatnya dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran model Picture and Picture siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide atau pendapatnya dengan jalan mengemukakan alasan/dasar pemikiran dalam mengurutkan gambar-gambar. Hal ini akan mampu memunculkan keberanian siswa dalam mengemukakan ide atau pendapatnya, dan akan sejalan dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam mengemukakan ide/pendapatnya di dalam proses pembelajaran. Tahap keenam dari alasan ataupun pendapat-pendapat siswa tersebut, guru akan mengembangkan dan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pada tahap ini siswa diberikan penekanan-penekanan yang akan menjadikan siswa menjadi lebih mengerti tentang pembelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya, sehingga siswa akan mampu memahami materi pembelajaran tersebut dengan baik. Pada akhirnya apabila siswa diberikan tes mengenai materi tersebut maka siswa akan dapat mengerjakannya dengan baik 9

pula, dan akan berbanding lurus dengan peningkatan hasil belajar siswa. Tahap terakhir menyimpulkan atau merangkum, kesimpulan dan rangkuman dilakukan guru bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran, maka akan mampu merangsang siswa agar menjadi lebih aktif dalam menyampaikan pendapatnya berupa simpulan dari pembelajaran. Efektifnya peran guru dalam pembelajaran model Picture and Picture dalam memfasilitasi serta mengorganisasikan siswa juga menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif serta terarah, dan menjadi salah satu faktor dalam meningkatnya hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhamad Ali (dalam Agung, 2005) yang mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah salah satunya guru. Tetapi hal ini bukan berarti dalam pembelajaran Picture and Picture peran siswa lebih kecil dalam pembelajaran, tetapi antara peran siswa dan guru seimbang sehingga dapat saling menunjang sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penerapan model Picture and Picture dalam penelitian ini memiliki peranan besar dalam tercapainya tujuan penelitian yaitu peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Banjar Bali. Dengan penerapan model Picture and Picture secara optimal disertai media pembelajaran yang sesuai telah mampu meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran IPS kelas IV di SDN 2 Banjar Bali tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini juga didukung beberapa penelitian serupa yang menerapkan model pembelajaran Picture and Picture dalam proses pembelajaran. Pertama: penelitian Nuraini saleh, Ngatiyo dan Aunur Rahman dalam jurnal pendidikan yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV SDN 27 Pontianak Tenggara. Hasil akhir penelitian yang diperoleh yaitu adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dengan menerapkan model Picture and Picture. Kedua: penelitian Subbarono Pri Hartoyo, Naswan Suharsono dan I Made Tegeh dalam jurnal pendidikan yang berjudul Implementasi Metode Picture and Picture Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Bagi Siswa Kelas VI SLB Negeri Klungkung. Hasil penelitian ini menggambarkan terjadinya peningkatan kemampuan menulis siswa yang tercermin dari peningkatan nilai rata-rata kelas dengan nilai melebihi KKM. Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Banjar Bali pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media komik ini, dapat dikatakan berhasil dengan mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dapat dihentikan karena peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar IPS sudah mencapai kriteria keberhasilan penelitian. PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut. (1) Terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa kelas IV SDN 2 Banjar Bali tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPS setelah penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media komik. (2) Terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Banjar Bali tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPS setelah penerapan model pembelajaran Picture and Picture berbantuan media komik. SARAN Memperhatikan simpulan di atas, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut. (1) Bagi siswa, sebaiknya siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran agar mampu menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang disampaikan oleh 10

guru dalam pembelajaran. (2) Bagi guru, disarankan agar lebih memahami penerapan model pembelajaran sebagai salah satu strategi dan bagian penting dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang benar, akan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. (3) Bagi Sekolah, sebaiknya mengembangkan kualitas sekolah dengan memperhatikan masalah-masalah mutu pendidikan yang muncul di sekolah, dan menemukan cara penyelesaiannya. Salah satunya dengan mengembangkan program yang mampu mengembangkan kualitas guru sebagai pendidik di sekolah, serta dapat melakukan perbaikan dalam kualitas pembelajaran. (4) Bagi peneliti lain, disarankan untuk meneliti aspek atau variabel lain yang memiliki kontribusi terhadap konsep-konsep dan teori-teori tentang pembelajaran. Sehingga memberi konstribusi di bidang pendidikan. Jurnal Pendidikan dan pembelajaran. Tersedia pada http://lib.unnes.ac.id/ 360/1/1074.pdf. Diakses 10 Januari 2015. Saleh, N, dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SDN 27 Pontianak Tenggara. Jurnal Pendidikan. Tersedia pada http://jurnal.untan.ac.id/ index.php/jpdpb/article/view/1468. Diakses 10 Januari 2016. Susanto, A. 2014. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Tegeh, I Md. 2010. Media Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press. Hartoyo, Pri S, dkk. 2013. Implementasi Metode Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Bagi Siswa Kelas VI SLB Negeri Klungkung. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Tersedia pada http://pasca.undisha.ac.id/ejurnal/index.php/jurnal_tp/article/do wnload/ 895/649. Diakses 10 Januari 2016. Koyan, I Wy. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Kurniasih, Imas dan Berlin S. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena.. Mariyanah, N. 2005. Efektivitas Media Komik Dengan Media Gambar Dalam Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Perhubungan Dan Pengangkutan (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas II SD/MI N 1 Pengandon Kabupaten Kendal). 11