BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pemerintahan orde baru menjadi pemerintahan reformasi yang terjadi pada pertengahan tahun 1998 membawa dampak yang besar dalam sistem kenegaraan maupun kebijakan perekonomian. Pada era reformasi saat ini membawa perubahan paradigma sistem pemerintahan nasional, dari sistem terpusat menjadi sistem pemerataan kedaerahan. Perubahan paradigma ini diwujudkan dengan adanya kebijakan otonomi daerah dan kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diatur dalam undang-undang. Kebijakan otonomi daerah diatur dalam undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, menjelaskan tentang tanggung jawab politik dan administratif pemerintah pusat, provinsi, dan daerah. Kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah diatur dalam undang-undang nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyediakan dasar hukum tentang desentralisasi fiskal, menjelaskan pembagian baru mengenai sumber pemasukan dan transfer antar pemerintah. Undang-undang tersebut di atas mengalami revisi atau perubahan, undang-undang nomor 22 tahun 1999 direvisi menjadi undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, sedangkan undang-undang nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah direvisi menjadi undang-undang nomor 33 tahun 2004. Undang-undang 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah menyebutkan bahwa otonomi daerah diartikan sebagai hak, wewenang dan kewajiban daerah 1
otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada sebagai sumber keuangan dan pembiayaan yang tercermin pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Oleh karena itu Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus dioptimalkan secara maksimal, karena merupakan salah satu tolak ukur dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah. Kota Yogyakarta merupakan daerah di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki persentase penerimaan Pendapatan Asli Daerah tertinggi dari daerah yang lainnya, seperti Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul. Berikut merupakan data yang terdapat dalam publikasi Badan Pusat Statistik yaitu Statistik Keuangan Daerah Kota Yogyakarta tahun 2014-2015. Hal tersebut dapat diketahui dari data Statistik Keuangan Daerah Kota Yogyakarta 2014-2015 dalam tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Persentase Realisasi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2014 Pemerintah Daerah 2010 2011 2012 2013 2014 Kab. Kulonprogo 7,63 6,79 8,39 9,57 14,16 Kab. Bantul 8,27 10,92 12,46 14,75 19,70 Kab. Gunungkidul 5,33 5,64 6,23 6,72 11,60 Kab. Sleman 14,88 17,29 18,94 23,65 27,61 Kota Yogyakarta 22,00 24,05 29,26 29,25 32,24 Sumber: Statistik Keuangan Daerah Kota Yogyakarta tahun 2014-2015 2
Berdasarkan data tersebut persentase realisasi PAD terhadap pendapatan daerah pada tahun 2010-2014, Kota Yogyakarta merupakan daerah yang tertinggi persentasenya dibandingkan dengan daerah lainnya. Salah satu tolak ukur kemampuan dan kemandirian suatu daerah dalam segi keuangan adalah pengelolaan PAD, dan salah satu perhitungannya adalah dengan mengetahui kontribusi komponen PAD terhadap PAD, berikut ini merupakan tabel perhitungan kontribusi komponen PAD terhadap PAD di Kota Yogyakarta. Tabel 1.2 Rata-rata Kontribusi Komponen PAD terhadap PAD Kota Yogyakarta tahun 2007-2015 Tahun Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah 2007 48,01% 25,59% 7,70% 18,70% 2008 47,16% 26,38% 6,38% 20,07% 2009 44,50% 14,55% 6,33% 34,62% 2010 43,61% 17,95% 6,15% 32,28% 2011 52,63% 15,03% 4,42% 27,91% 2012 61,40% 11,46% 3,40% 23,74% 2013 59,46% 10,53% 3,29% 26,72% 2014 53,85% 11,92% 2,99% 31,23% 2015 59,82% 7,87% 2,53% 29,78% Rata-rata 52,27% 15,70% 4,80% 27,23% Sumber: Laporan Realisasi PAD Kota Yogyakarta tahun 2007-2015 (diolah) Berdasarkan hasil perhitungan kontribusi di atas dapat diketahui bahwa komponen PAD yang menyumbang kontribusi terbesar terhadap PAD adalah pajak daerah dengan rata-rata kontribusi terhadap PAD pada tahun 2007-2015 sebesar 52,27%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pajak daerah merupakan komponen yang sangat penting dalam penerimaan PAD. Menurut Mardiasmo dalam buku Akhmad 3
Makhfatih dan Chairil Agus (2010) pajak daerah merupakan komponen Pendapatan Asli Daerah yang utama. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berjudul Analisis Runtut Waktu Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Yogyakarta tahun 2007-2015. Analisis runtut waktu dalam pembahasan ini selanjutnya akan disebut analisis tren. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana tren kontribusi pajak daerah terhadap PAD di Kota Yogyakarta pada tahun 2007-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pajak daerah di Kota Yogyakarta pada tahun 2007-2015 yang meliputi: 1. Analisis kontribusi pajak daerah terhadap PAD. 2. Tren kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap PAD. 3. Tren realisasi penerimaan pajak daerah. 4. Analisis kontribusi penerimaan tiap jenis pajak daerah terhadap pajak daerah. 5. Rata-rata kontribusi tiap jenis pajak daerah terhadap pajak daerah. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Ekonomika Terapan, Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 2. Sebagai referensi untuk pengkajian lebih lanjut mengenai pajak daerah dan retribusi daerah. 4
1.5 Kerangka Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka dalam penelitian adalah sebagai berikut: Analisis kontribusi pajak daerah terhadap PAD Analisis tren realisasi penerimaan pajak daerah Peramalan penerimaan pajak daerah tahun 2016 Analisis tren kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap PAD Peramalan kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap PAD daerah tahun 2016 Analisis kontribusi penerimaan tiap jenis pajak daerah terhadap pajak daerah 5