BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Istilah deskriptif berasal dari dari bahasa Inggris to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan suatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Istilah deskriptif itu menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada (Sudaryanto, 1992: 62). Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010:3). Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena hasil analisis datanya tidak berupa data statistik melainkan penjabaran berupa kalimat maupun paragraf.peneliti menggunakan penelitian deskripsif kualitatif karena peneliti hanya mendeskripsikan, peneliti tidak mengubah, menambah atau memanipulasi terhadap objek atau wilayah penelitiandan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2010:15).Sementara model penelitiannya adalah Non-tes (bukan tes), yaitu dokumentasi. B. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti adalah sebagai pengamat dan pengumpul data melalui dokumentasi. Kehadiran peneliti sebagai pengamat dan pengumpul data tidak diketahui oleh subjek atau informan, hal ini dikarenakan peneliti merupakan peneliti pasif. 42
C. Data dan Sumber Data Data penelitian ini berupa cerita pendek atau wacana yang ditulis oleh anak-anak mulai dari Pendidikan Sekolah Dasar hingga Siswa Sekolah Menengah Pertama kemudian cerita tersebut dikirimkan ke surat kabar (koran). Sumber datanya adalah Surat Kabar Harian Kompas Anak pada ruang Rubrik Kita yang terbit setiap hari Minggu. Dalam satu Minggu hanya ada satu judul wacana yang dimuat dalam Harian Kompas Anak. Data diperoleh mulai edisi tanggal 10 Mei 2009 sampai dengan 13 November 2011. Jumlah data sebanyak 56 wacana. D. Teknik Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data merupakan kegiatan peneliti dalam mengumpulkan data secukupnya. Teknik pengumpulan data yang pertama dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengutip dari catatan-catatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Wacana dalam rubrik Ruang Kita pada harian Kompas merupakan sumber data yang tergolong sebagai dokumentasi. Dokumentasi digunakan sebagai sumber data, karena dapat dimanfaatkan untuk dikaji. Teknik pengumpulan data yang kedua dilakukan dengan teknik catat, yakni dengan mencatat semua data yang telah dikumpulkan dalam kartu data analisis data sesuai urutan tanggal terbit. Teknik catat adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dengan jalan mencatat apa yang ditemukan pada saat peneliti mengamati objek penelitian (Sudaryanto, 1993:133-135). E. Teknik Analisis Data Sesuai dengan namanya analisis, tahap ini merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Teknik analisis data dalam penelitian ini bertolak dari teknik analisis bahasa yang dikemukakan Sudaryanto (1993:55). Teknik ini kemudian
dikembangkan dan disesuaikan dengan objek penelitian. Pengembangan dan penyesuaian dilakukan karena objek penelitian terdapat dalam data penelitian yang berupa wacana. Setiap wacana yang menjadi data penelitian mengalami perlakuan analisis yang sama. Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut, (1) menentukan wacana yang akan dianalisis, (2) menentukan penanda kohesi yang terdapat dalam wacana yang akan dianalisis, (3) menentukan penanda koherensi yang terdapat dalam wacana yang akan dianalisis, (4) membuat tabel klasifikasi,(5) memasukan data pada kartu klasifikasi data, dan (6) menganalisis data sesuai dengan kartu klasifikasi data. Dengan analisis data tersebut, masalah penelitian dapat dipecahkan dengan baik. Teknik analisis data pada unsur-unsur wacana penelitian ini menggunakan metode agih dan metode refleksif-introspektif. Metode agih yakni metode dengan alat penentunya bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15). Sedangkan metode refleksifintrospektif adalah peran peneliti sebagai penutur bahasa tanpa melebur-melesapkan peranan peneliti itu sendiri (Sudaryanto, 1993:121). Metode reflektif-introspektif yaitu metode yang menggunakan pemahaman peneliti tentang pengetahuan kebahasaan yang bukan hanya pada data penelitian, tetapi juga pemahaman tentang pengetahuan bahasa diluar data penelitian.pengetahuan yang dimaksud bukan hanya berasal dari pemikiran peneliti, tetapi sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Untuk menganalisis kohesi dan koherensi wacana pada rubrik Ruang Kita ini digunakan teknik lesap, teknik perluas, teknik ubah ujud, teknik ulang, dan teknik ganti. Untuk menguji penghubung topik dengan isi bacaan, analisi data dengan teknik lesap bisa diperkuat dengan teknik analisis yang lain, yakni teknik sisip, teknik perluas dapat diuji dengan teknik analisis lain, yakni teknik ganti, teknik ubah ujud dan teknik ulang dapat diuji dengan
teknik analisis lain, yakni teknik ganti dan teknik lesap. Teknik ganti dapat diuji dengan teknik analisis lain, yakni teknik ubah ujud. Contoh penggunaan teknik lesap dalam analisis kohesi dan koherensi paragraf adalah: Hari ini aku akan ikut wisata ke Yogyakarta dan sekitarnya. Kami harus berkumpul pukul 04.00 dan kalau terlambat akan ditinggal ø. Karena aku takut ditinggal, malam sebelumnya ø sudah mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa. Klausa keterangan tempat wisata ke Yogyakarta dilesapkan pada kalimat kedua. Dengan demikian kalimat kedua seharusnya berbunyi Kami harus berkumpul pukul 04.00 dan kalau terlambat akan ditinggalwisata ke Yogyakarta. Sedangkan pada kalimat kedua kata aku dilesapkan pada kalimat penjelas. Secara gramatikal teknik lesap diperkuat dengan teknik sisip. Dengan demikian contoh paragraf dapat dianalisis dengan teknik sisip seperti berikut ini. Hari ini aku akan ikut wisata ke Yogyakarta dan sekitarnya. Kami harus berkumpul pukul 04.00 dan kalau terlambat akan ditinggal wisata ke Yogyakarta. Karena aku takut ditinggal, malam sebelumnya aku sudah mempersiapkan barangbarang yang akan dibawa. Pada paragraf tersebuttanda ø disisipi klausa keterangan tempat wisata keyogyakarta sehingga menjadi jelas. Oleh sebab itu teknik lesap bisa diuji kegaramtikalannya dengan teknik sisip. Contoh penggunaan teknik perluas dalam kohesi dan koherensi paragraf adalah: Saat tengah berbenah, alarm berbunyi. Tak disangka, ayam jantan milik tetangga menyahut, ikut berkokok. Kemudian secara beranting, semua ayam di desaku bersahut-sahutan. He-he-he... ayam-ayam itu tertipu. Dikiranya fajar sudah menyingsing, padahal yang tadi berbunyi suara telepon genggamku.
Pada contoh paragraf tersebutyang merupakan hiponimnya adalah ayam jantan, sedangkan hipermin atau superordinat adalah ayam. Contoh penggunaan teknik ganti dalam analisis kohesi dan koherensi paragraf adalah: Seperti biasa, setiap hari senin disekolah diadakan upacara bendera. Senin pagi itu kebetulan giliran kelasku yang kebagian tugas. Aku ditunjuk menjadi pemimpin upacara. Tahap demi tahap, upacara berlangsung lancar. Suaraku terdengar lantang dan kuusahakan tegas. Tak sia-sia aku berlatih dari sore sebelumnya (15 November 2010). Kata lantang dan tegas pada paragraf dua kalimat kedua dapat diuji kegramatikalannya dengan teknik ubah ujud seperti contoh paragraf berikut ini: Seperti biasa, setiap hari senin disekolah diadakan upacara bendera. Senin pagi itu kebetulan giliran kelasku yang kebagian tugas. Aku ditunjuk menjadi pemimpin upacara. Tahap demi tahap, upacara berlangsung lancar. Suaraku terdengar nyaring dan kuusahakan jelas. Tak sia-sia aku berlatih dari sore sebelumnya (15 November 2010). Kalimat kedua pada paragraf kedua yang ada dalam contoh berbunyi Suaraku terdengar lantang dan kuusahakan tegas, berubah menjadi suaraku terdengar nyaring dan kuusahakan jelas. Teknik ganti tersebut setelah diuji kegramatikalannya dengan teknik ubah ujud, ternyata paragraf masih gramatikal. Oleh sebab itu teknik ganti dapat diuji kegramatikalannya dengan teknik ubah ujud. F. Tahap-Tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:
Pertama, peneliti membaca berulang-ulang rubrik Ruang Kita harian Kompas yang terbit setiap Minggu. Tahap yang kedua, peneliti mencatat kata-kata, kalimat, atau paragraf yang dianggap dapat menjadi sumber penelitian. Tahap yang ketiga, mencari referensi yang dapat mendukung proses penelitian. Tahap yang keempat, peneliti memulai proses analisis dari data yang telah dikumpulkan.