FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

Jurnal Kesehatan Kartika 50

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

CORELATION BETWEEN FACTORS WITH MOTHER OF UNDER FIVE YEARS OLD CHILDREN VISIT TO POSYANDU AT JAMBANGAN VILLAGE, PUSKESMAS GEYER I, GROBOGAN 2013

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

ABSTRAK. Kata Kunci : pelayanan tenaga kesehatan, kepatuhan kunjungan ulang balita

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

1. Puskesmas Punggur, Kabupaten Lampung Tengah 2. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN B O J O N E G O R O

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DROP OUT KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CABANG BUNGIN KABUPATEN BEKASI TAHUN M.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER DENGAN PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACITAN KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

DATA POSYANDU DESA Jumlah seluruh balita di wilayah Jumlah seluruh balita di posyandu. Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di wilayah kerja

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU KENCURSARI I DI DUKUH TEGALTANDAN DESA BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

DAFTAR PUSTAKA. Adisasmito, W.(2007). Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Grafindo Persada

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

PENDAHULUAN ISSN : Jul Tumbol 1, Telly Mamuaya 2, Fredrika N Losu 3. 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado.

Transkripsi:

FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016 Sun Aidah, S.ST STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK Salah satu partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan adalah kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat melalui upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk, dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Desa Ngampel Kecamatan. Jenis Penelitian ini adalah analitik. Populasinya adalah ibu balita di Posyandu. Teknik sampling menggunakan total sampling, jumlah sampel 50 ibu balita. Uji statistik yang digunakan yaitu univariat, bivariat (chi square), dan multivariat (logistik regresi) menggunakan program SPSS Berdasarkan uji bivariate, tidak terdapat hubungan antara partisipasi ibu balita dengan umur ibu, pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu, status bekerja ibu, jarak tempuh rumah, kepemilikan KMS, perilaku kader, dan perilaku petugas kesehatan, dengan semua nilai p > 0,05. Uji multivariat didapatkan semua variabel mempunyai nilai p > 0,05 dan nilai OR = untuk semua variabel, berarti bahwa enam variabel tersebut merupakan faktor protektif dari partisipasi aktif ibu balita ke Posyandu. Kesimpulannya adalah bahwa sebagian besar partisipasi ibu ke Posyandu di Desa Ngampel Kecamatan Kapas yaitu aktif sebesar 98%. Diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi ibu balita dengan umur ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, status bekerja ibu, jarak tempuh rumah, dan kepemilikan KMS di Posyandu Desa Ngampel Kecamatan. Kata Kunci : Faktorfaktor, partisipasi ibu balita PENDAHULUAN Dalam penjelasan umum Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, disebutkan bahwa salah satu prinsip dasar dalam pelaksanaan setiap kegiatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya adalah partisipasi masyarakat. Salah satu partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan adalah kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Menurut Depkes RI (2009), Posyandu merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat melalui Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk, dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu memiliki beberapa kegiatan, salah satu kegiatan bulanan (kegiatan rutin) yang dilakukan yaitu memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan karena kelompok umur balita menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, serta merupakan kelompok yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Soediaoetama, 2006). Ibu yang tidak menimbang balitanya ke Posyandu secara rutin dapat menyebabkan tidak terpantaunya pertumbuhan dan perkembangan balita, sehingga berisiko terjadinya gangguan pertumbuhan dan mengalami gizi buruk (Depkes RI, 2006). SURYA 9 Vol. 09, No. 01, April 2017

FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Desa Ngampel Kecamatan Banyaknya anak berstatus gizi kurang mencerminkan masalah yang besar pada sumber daya manusia di Indonesia. Pada periode 1989 2003 Pemerintah Indonesia hanya dapat mengurangi kondisi malnutrisi <1% per tahun (Depkes, 2005 dalam Khomsan, et al, 2007). Pada tahun 2007 prevalensi nasional gizi buruk kurang mencapai 18,4% (gizi buruk 5,4% dan gizi kurang 13%). Walaupun angka tersebut sudah mencapai target MDGs untuk Indonesia yaitu sebesar 18,5%, namun berdasarkan prevalensi tersebut gizi burukkurang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat (>15%) dan dalam hal gizi kurang masih dalam situasi kritis (1014,9%) (Depkes RI, 2007). Prevalensi kurang gizi merupakan salah satu indikator MDGs dan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, diukur dari Berat Badan menurut Umur (BB/U), yakni dari angka berat badan (BB) sangat kurang dan berat badan (BB) kurang. Dan berdasarkan hasil PSG tahun 2012, Jawa Timur sudah berhasil mencapai angka di bawah target MDGs (15,5%) dan Renstra (15,1%) yakni sebesar 12,6% (Berat Badan Kurang 10,3% dan Berat Badan Sangat Kurang 2,3%) (Dinkes Provinsi Jatim, 2013). Rekapitulasi bayi gizi buruk di Kabupaten Bojonegoro tahun 2014 terdapat 34 bayi (0,04%), sedangkan pada tahun 2013 terdapat 48 bayi (0,06%) dari seluruh bayi yang ada di Bojonegoro. Hal tersebut memang sudah terdapat penurunan 0,02%, akan tetapi masih menjadi masalah di Kabupaten Bojonegoro jika tidak segera ditangani dengan programprogram yang mendukung program pemerintah (Dinas Kesehatan Kab Bojonegoro 2014). Peran serta masyarakat menjadi begitu penting sejak dikembangkannya Posyandu sebagai sarana pendidikan dan pelayanan gizi kepada para ibu agar lebih sadar gizi, karena dengan adanya partisipasi masyarakat akan berpengaruh besar terhadap peningkatan status gizi balita. Untuk meningkatkan status gizi balita, maka diperlukan peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan Posyandu, yaitu dengan cara memantau pertumbuhan balita. Menurut Depkes RI (2009), perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak balita. Jadi, untuk memantau berat badan seluruh balita di suatu wilayah maka diperlukan tolak ukur balita yang dipantau berat badannya, yaitu dengan melihat cakupan penimbangan atau jumlah balita yang ditimbang dibandingkan dengan jumlah balita seluruhnya (D/S). Cakupan balita ditimbang (D/S) di Indonesia tahun 2014 semester 1 sebesar 74,4% dengan provinsi tertinggi Nusa Tenggara Barat (83,2%) dan terendah Papua (30,6%). Semua provinsi masih belum memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85%. Cakupan balita ditimbang (D/S) Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 semester 1 sebesar 71,9% dengan cakupan di Kabupaten Bojonegoro (86,3%), cakupan tersebut sudah memenuhi target Renstra 2014 (85%). Meskipun begitu masih ada kemungkinan cakupan tersebut bisa mengalami penurunan jika tidak ada peran serta masyarakat (Kemenkes, 2014). Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin di kabupaten Bojonegoro tahun 2015 sebanyak 89,1%, sedangkan di Puskesmas Tanjungharjo tahun 2015 sebanyak 86,2% (Dinkes Bojonegoro, 2015). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengambil rumusan masalah yaitu bagaimana faktorfaktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016?, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik, merupakan penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, selanjutnya melakukan analisis dinamika korelasi antar fenomena tersebut (Sulistyaningsih, 2010). Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu balita di Posyandu. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 ibu balita. Alat pengumpulan data menggunakan kuisioner. Metode pengumpulan data menggunakan teknik komunikasi untuk mendapatkan data primer maupun data sekunder dengan cara peneliti mengadakan SURYA 10 Vol. 09, No. 01, April 2017

FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Desa Ngampel Kecamatan hubungan langsung dengan subjek tersebut (Sulistyaningsih, 2010). Pada analisis univariat, data yang diporoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Pada analisis bivariat digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan antar variabel yaitu dengan menggunakan chi square. Analisis multivariat dengan menggunakan logistik regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat dan Bivariat Tabel 1 Distribusi Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 No Partisipasi Ibu F % 1 Tidak aktif (<4 kali) 1 2 2 Aktif ( 4 kali) 49 98 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi responden pada penelitian ini sebagian besar partisipasi ibu ke Posyandu aktif ( 4 kali) yaitu sebesar 98% dan yang berpartisipasi tidak aktif (<4 kali) sebesar 2%. bahwa ibu balita yang berpartisipasi aktif ke Posyandu lebih banyak dibandingkan dengan ibu balita yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu. Ibu balita yang berpartisipasi aktif ke Posyandu di Desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro sebesar 98%. Menurut Notoatmodjo (2007), partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahanpermasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi sendiri baik masalah keluarga ataupun masyarakat itu sendiri. Tabel 2 Hubungan Umur Ibu dengan No Umur Ibu F % p 1 Berisiko (<20/>35 th) 9 18 0,363 2 Tidak berisiko (2035 th) 41 82 berumur 2035 tahun yaitu sebesar 82%, sedangkan yang berumur <20/>35 tahun yaitu sebesar 18%. Berdasarkan uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan partisipasi ke Posyandu, dengan nilai p = 0,363. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hurlock dalam Gabriel (2008) bahwa faktor usia muda cenderung menjadikan ibu untuk mendahulukan kepentingan sendiri daripada kepentingan anaknya. Menurut Sunyoto dalam Arinta (2010) mengatakan adanya pengalaman bahwa seseorang yang lanjut usia maka penerimaan terhadap hal baru semakin rendah dikarenakan mereka memilki kecenderungan selalu bertahan dengan nilainilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima halhal yang sifatnya baru. Tabel 3 Hubungan Pendidikan Ibu dengan No Pendidikan Ibu F % p 1 Rendah (SMP/lebih rendah) 31 62 0,197 2 Tinggi (SMA/lebih tinggi) 19 38 berpendidikan rendah yaitu sebesar 62%, sedangkankan yang berpendidikan tinggi yaitu sebesar 38%. Berdasarkan hasil uji statistic tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan partisipasi ke Posyandu dengan nilai p = 0,197. Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan Soetjiningsih dalam Khalimah (2007) yang menyatakan bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai dasar seseorang untuk berperilaku sesuai dengan tingkatan dan jenis pendidikan yang diikutinya. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya. SURYA 11 Vol. 09, No. 01, April 2017

FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Desa Ngampel Kecamatan Tabel 4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Balita ke Posyandu di Desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 No Tingkat Pengetahuan F % p 1 Tidak baik (<median) 0 0 0,363 2 Baik ( median) 50 100 Kapas Kabupaten Bojonegoro semua tingkat pengetahuan ibu tentang Posyandu yaitu baik sebesar 100%. Hal ini sejalan dengan terori Winkel dalam Khomsan (2007) yang mengemukakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh kemampuan intelektualnya. Tingkat pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang karena berhubungan dengan daya nalar, pengalaman dan kejelasan konsep mengenai objek tertentu, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku tidak didasari oleh pengetahuan. Tabel 5 Hubungan Sikap Ibu dengan No Sikap Ibu F % p 1 Tidak baik (<median) 2 4 0,837 2 Baik ( median) 48 96 sikap ibu ke Posyandu baik yaitu sebesar 96%, sedangkan yang tidak baik sebesar 4%. Berdasarkan uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan partisipasi ke Posyandu, dengan nilai p = 0,837. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono dalam Maulana (2009) bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap dapat terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu. Interaksi disini tidak hanya berupa kontak sosial dan hubungan antarpribadi sebagai anggota kelompok sosial, tetapi meliputi juga hubungan dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis serta dapat berubah jika ada pengalaman luar biasa. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Maharsi (2007) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara sikap ibu dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu. Tabel 6 Hubungan Status Bekerja Ibu dengan No Status Bekerja F % p 1 Bekerja 6 12 0,709 2 Tidak Bekerja 44 88 ibu ke Posyandu tidak bekerja yaitu sebesar 88%, sedangkan yang bekerja sebanyak 12%. Berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status bekerja ibu dengan partisipasi ke Posyandu, dengan nilai p = 0,709. Menurut Pandji Anoraga dalam Khalimah (2007), kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada keadaan sebelumnya. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Himawan (2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita di Posyandu. Tabel 7 Hubungan Jarak Tempuh Rumah dengan Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 No Jarak Tempuh Rumah F % p 1 Jauh 5 10 2 Dekat 45 90 0,736 jarak rumah ke Posyandu yang dekat yaitu sebesar 90%, sedangkan yang jauh sebanyak 10%. Berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan SURYA 12 Vol. 09, No. 01, April 2017

FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Desa Ngampel Kecamatan antara jarak tempuh rumah dengan partisipasi ke Posyandu, dengan nilai p = 0,736. Yang dimaksud dengan jarak disini adalah ukuran jauh dekatnya dari rumah atau tempat tinggal seseorang ke Posyandu dimana adanya kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayahnya. Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Khalimah (2007), jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara rumah dengan tempat Posyandu. Menurut Effendy dalam Khalimah (2007), letak Posyandu sebaiknya berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat, ditentukan lokal sendiri, atau dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT atau RW atau pos lainnya. Hal ini agar jarak Posyandu tidak terlalu jauh sehingga tidak menyulitkan masyarakat untuk menimbangkan anaknya. Tabel 8 Hubungan Kepemilikan KMS dengan Partisipasi Ibu Balita di Posyandu No Kepemilikan KMS F % p 1 Tidak Ada 13 26 0,088 2 Ada 37 74 memiliki KMS yaitu sebesar 74%, sedangkan yang tidak memiliki KMS yaitu sebesar 26%. Berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan KMS dengan partisipasi ke Posyandu, dengan nilai p = 0,088. Menurut Mahdi dalam Maharsi (2007), KMS merupakan alat untuk memotivasi ibu dalam upaya memberikan sesuatu yang terbaik untuk anaknya agar perkembangan anak akan lebih normal, dengan demikian dikemudian hari anak menjadi lebih cerdas. Menurut Sukarni dalam Khomsan (2007), KMS adalah alat yang memungkinkan dilakukan pengamatan yang terarah dengan cara yang sederhana terhadap masalah kesehatan anak dari segala segi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Hidayati (2011), bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan KMS dengan partisipasi ibu ke Posyandu. Tabel 9 Distribusi Perilaku Kader di Posyandu No Perilaku Kader F % 1 Tidak Baik 0 0 2 Baik 50 100 Kapas Kabupaten Bojonegoro semua perilaku kader di Posyandu yaitu baik (100%). Menurut Yulifah dan Yuswanto (2009), kader adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak atau promotor kesehatan. Tabel 10 Distribusi Perilaku Petugas Kesehatan di Posyandu Desa Ngampel Kecamatan Kapas No Perilaku Petugas F % Kesehatan 1 Tidak Baik 0 0 2 Baik 50 100 % Kapas Kabupaten Bojonegoro semua perilaku petugas kesehatan di Posyandu yaitu baik (100%). Menurut Widiastuti (2007) menyatakan bahwa dalam kegiatan Posyandu petugas kesehatan menjadi acuan bagi masyarakat. Petugas yang berperilaku baik seperti akrab dengan masyarakat, menunjukkan perhatian pada kegiatan masyarakat dan mampu mendekati para tokoh masyarakat merupakan salah satu cara yang dapat menarik simpatik masyarakat, sehingga masyarakat mau ke Posyandu. 2. Analisis Multivariat Tabel 11 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik No Variabel Nilai P OR 95 % CI 1 2 3 4 5 6 Umur Ibu Pendidikan Ibu Sikap Ibu Status Bekerja Jarak Tempuh Rumah Kepemilikan KMS 0,998 0,998 Pada tabel diatas terlihat bahwa dari semua variabel mempunyai nilai p > 0,05, hal SURYA 13 Vol. 09, No. 01, April 2017

FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Desa Ngampel Kecamatan tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, status bekerja ibu, jarak tempuh rumah, dan kepemilikan KMS dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu. Nilai OR = untuk semua variabel, berarti bahwa enam variabel tersebut merupakan faktor protektif dari partisipasi aktif ibu balita ke Posyandu. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar partisipasi ibu ke Posyandu di Desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 yang aktif ( 4 kali) yaitu sebesar 98% dengan umur tidak berisiko (82%), tingkat pendidikan rendah (62%), tingkat pengetahuan baik (100%), sikap baik (96%), status ibu tidak bekerja (88%), jarak tempuh rumah dekat (90%), memiliki KMS (74%), perilaku kader baik (100%), dan perilaku petugas kesehatan baik (100%). Diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 dengan nilai p = 0,363 dan OR = 1,225. Diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di dengan nilai p = 0,197 dan OR = 2,722. Diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 dengan nilai p = 0,837 dan OR = 1,043. Diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status bekerja ibu Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 dengan nilai p = 0,709 dan OR = 1,140. Diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jarak tempuh rumah dengan partisipasi ibu balita dari rumah ke Posyandu di dengan nilai p = 0,736 dan OR = 1,114. Diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan KMS Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 dengan nilai p = 0,088 dan OR = 4,083. DAFTAR PUSTAKA Arinta, Fitriyah Rahayu. 2010. Partisipasi Ibu dan Kader Dalam Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Kaitannya dengan Tingkat Kepatuhan Ibu Balita. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. IPB Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta. 2009. Buku Saku Gizi. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI Dinkes Bojonegoro. 2015. Jumlah Balita ditimbang menurut Jenis Kelamin, Kecamtan, dan Puskesmas Kabupaten/Kota Bojonegoro. Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro. 2014. Rekapitulasi Bayi Gizi Buruk di Kabupaten Bojonegoro. http://data.go.id/dataset/rekapitulasibayigiziburukdangizikurangdikabupatenbojonegoro. Diakses : 28 Maret 2016 Dinkes Prov Jatim. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2012. http://www.depkes.go.id/resources/do wnload/profil/profil_kes_provi NSI_2012/15_Profil_Kes.Prov.JawaT imur_2012.pdf. Diakses : 28 Maret 2016 Gabriel A. 2008. Perilaku keluarga sadar gizi (kadarzi) serta hidup bersih dan sehat ibu kaitannya dengan status gizi dan kesehatan balita di Desa Cikarawang, SURYA 14 Vol. 09, No. 01, April 2017

FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Desa Ngampel Kecamatan Bogor. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Diakses : 28 Maret 2016 Hidayati, N. 2011. Faktorfaktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita Ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2010. Skripsi. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bi tstream/123456789/2393/1/nurul% 20HIDAYATIFKIK.pdf. Diakses : 28 Maret 2016 Himawan, A.W. 2006. Hubungan antara Karakteristik Ibu dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang. Skripsi. http://lib.unnes.ac.id/684/1/1259.pdf. Diakses : 28 Maret 2016 Khalimah, Umi. 2007. Hubungan antara Karakteristik dan Sikap Ibu Batita dengan Praktek Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran Gunungpati Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Diakses : 28 Maret 2016 Maulana Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC Notoadmojo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Soediaoetama, Achmad Djaeni. 2006. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat. Sulistyaningsih. 2010. Buku Ajar dan Panduan Praktikum Metodologi Penelitian Kebidanan. Program Studi DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Yogyakarta Widiastuti, Atin 2007. Faktor faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. www.libraryunes.com. Diakses : 28 Maret 2016 Yulifah, R. dan Yuswanto, A. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. Khomsan, Ali. 2007. Tehnik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi Msyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. IPB Kemenkes. 2014. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Timur. www.depkes.go.id/download.php?file...kerja/...%2015%20okt%2014... Diakses : 28 Maret 2016 Khomsan, Ali et al. 2007. Studi Implementasi Program Gizi: Pemanfaatan, Cakupan, Keefektifan dan dampak Terhadap Status Gizi. Departemen Gizi Masyarakat. IPB Maharsi, Retno. 2007. Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Balita Datang ke Posyandu Di Wilayah Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Tahun 2007. Tesis. FKM UI SURYA 15 Vol. 09, No. 01, April 2017