BAB I PENDAHULUAN 1.8. Latar Belakang Dalam upaya untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah tersedianya sarana penunjang kesehatan yang lengkap. Salah satu sarana kesehatan yang penting adalah tersedianya rumah sakit yang memadai dengan peralatan medis yang lengkap. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan merupakan suatu lembaga yang penting keberadaannya bagi masyarakat. Semakin tinggi taraf kehidupan masyarakat, semakin tinggi pula tuntutannya terhadap penyediaan fasilitas kesehatan. Fasilitas tersebut meliputi unsur pelayanan berupa jenis-jenis pelayanan yang disediakan dan unsur sarana pelayanan berwujud gedung beserta perlengkapan yang ada pada ruang-ruang di dalamnya. Kedua unsur ini memiliki kaitan erat satu dengan yang lain. Sarana pelayanan yang memadai akan menjadi sia-sia apabila tidak didukung oleh sistem pelayanan yang baik, demikian pula sistem pelayanan yang baik tidak dapat diciptakan tanpa adanya sarana pelayanan yang memadai. Kabupaten Tapanuli Utara saat ini merupakan salah satu wilayah yang mulai berkembang. Perkembangan wilayah akan mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan mempengaruhi kebutuhan hidup masyarakat akan sarana dan fasilitas umum yang memadai, salah satunya kebutuhan akan sarana kesehatan. Sarana kesehatan untuk wilayah Kabupaten Tapanuli Utara masih terbatas pada puskesmas-puskesmas. Rumah Sakit Umum (RSU) Swadana Tarutung merupakan satu-satunya rumah sakit yang ada dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dan memiliki peranan cukup besar dalam memberikan kesehatan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara. Saat ini Rumah Sakit Umum (RSU) Swadana Tarutung senantiasa berupaya meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan tersebut maka perlu didukung oleh peningkatan kualitas sarana pelayanannya. Rumah Sakit Umum (RSU) Swadana Tarutung sebagai rumah sakit yang mengutamakan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan sebagai rumah ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11
sakit satu-satunya rujukan dari puskesmas-puskesmas yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara maka diperlukan pembangunan ulang gedung Rumah Sakit Umum Tarutung yang baru. Konsep pembangunan yang diterapkan yaitu konsep dengan bertemakan Arsitektur Fungsional. 1.9. Maksud dan Tujuan 2.2.1. Maksud Rumah Sakit Umum (RSU) Swadana Tarutung diharapkan dapat memberikan fasilitas yang maksimal, bermutu dan dapat menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan yang Paripurna dalam mewujudkan masyarakat sehat. Selain itu diharapkan juga dapat menjadi rumah sakit yang handal sehingga masyarakat tidak perlu mencari pelayanan kesehatan ke daerah yang lain. Dalam hal desain, dapat memberikan suasana yang nyaman dan menghindari kesan monoton dan menyeramkan dan menjadi rumah sakit yang bersahabat dengan pengunjungnya terutama berorientasi pada kepentingan pasien. 3.2.2. Tujuan Tujuan dari pembangunan ulang Rumah Sakit Umum (RSU) Swadana Tarutung yaitu untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas Rumah Sakit Umum (RSU) Tarutung secara sarana dan prasarana sehingga mampu bersaing dengan rumah sakit lain yang sejenis, bertujuan untuk memperbaiki/memperbaharui bengunan Rumah Sakit Umum (RSU) Tarutung, bertujuan untuk menyediakan sarana kesehatan dengan mutu yang baik dan dapat dijangkau oleh masyarakat di sekiktarnya. Selain itu, juga untuk meningkatkan harapan hidup, menurunkan angka kematian dan angka kesakitan agar keinginan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung dapat meningkat. 1.10. Masalah Perancangan Dalam proses mendesain Rumah Sakit Umum Tarutung sering sekali muncul masalah. Beberapa masalah yang sering muncul yaitu dalam masalah fisik bangunan eksisting antara lain mencakup masalah tata letak bangunan; kondisi ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 12
bangunan; jaringan-jaringan utilitas; mekanikal dan elektrikal; perbandingan luas bangunan dengan lahan yang ada; masalah parkir; tata hijau; merencanakan pola sirkulasi dan sebagainya dan masalah non fisik antara lain mencakup masalah sistem pelayanan; tenaga kerja; kebutuhan ruang; aktivitas; keefektifan pergerakan dalam rumah sakit yang dapat mempengaruhi hasil rancangan dan bagaimana menerapkan perancangan sebuah Rumah Sakit Umum Tipe C. 1.11. Pendekatan Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar masalah perancangan yang timbul selama proses mendesain Rumah Sakit Umum (RSU) Tarutung dapat diselesaikan sehingga menghasilkan desain yang diharapkan adalah sebagai berikut: a. Studi Literatur mencakup karakteristik dan citra sebuah Rumah Sakit Tipe C, standar ruang-ruang dan fasilitas Rumah Sakit Tipe C beserta ruang-ruang penunjangnya, tipologi bangunan rumah sakit dan fasilitas pendukung, studi banding tema sejenis sebagai perbandingan dalam perancangan proyek nantinya serta standar peraturan dan kebijakan yang berlaku b. Survey Lapangan mencakup survey lokasi site untuk mengetahui kondisi site, permasalahan dan potensi yang dapat menjadi prospek bangunan rumah sakit yang akan direncanakan, melakukan studi banding proyek sejenis dengan melakukan survey yang berhubungan dengan proyek sejenis sehingga dapat mengadopsi tipologi yang ada dari hasil survey dan melakukan wawancara dan kuisioner 1.12. Lingkup dan Batasan Secara garis besar, lingkup batasan pembangunan Rumah Sakit Umum Tarutung meliputi: Bagaimana merancang sebuah rumah sakit yang sesuai dengan prinsipprinsip dasar suatu rumah sakit dengan menghindari kontak seminimal mungkin dengan pasien dengan cara peletakkan massa-massa bangunan sesuai dengan jenis penyakitnya ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 13
Bagaimana merencanakan sistem sirkulasi dalam rumah sakit seefisien mungkin agar segala aktivitas rumah sakit dapat berjalan dengan baik serta dapat memberikan fasilitas pelayanan berupa pelayanan medis yang cepat dan tepat Bagaimana merencanakan sistem utilitas sebaik mungkin agar fungsi bangunan dapat berjalan lancar dan keberadaannya tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya Bagaimana merencanakan rumah sakit dimana setiap ruang, bentuk dan bahan yang digumakan dapat berfungsi secara maksimal Bagaimana menciptakan suatu kondisi dan suasana antara fisik bangunan dan ruang luar yang tercipta untuk membantu dalam penyembuhan Bagaimana menciptakan rumah sakit yang efektif dan efisien dalam operasionalnya, baik bagi pegawai, pengunjung maupun bagi pasien 1.13. Kerangka Berpikir Latar Belakang: Rumah Sakit Umum(RSU) Swadana Tarutung Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang penting keberadaannya bagi masyarakat Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat Tarutung terhadap fasilitas kesehatan. Sarana kesehatan di Tarutung masih terbatas pada puskesmas-puskesmas Perlunya dilakukan pembangunan ulang Rumah Sakit Umum Tarutung Ide / gagasan Maksud: Memberikan fasilitas yang maksimal, bermutu dan dapat menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan yang Paripurna dalam mewujudkan masyarakat sehat Menjadi rumah sakit yang handal sehingga masyarakat tidak perlu mencari pelayanan kesehatan ke daerah yang lain Memberikan suasana yang nyaman dan menghindari kesan monoton dan menyeramkan Menjadi rumah sakit yang bersahabat dengan pengunjungnya terutama berorientasi pada kepentingan pasien ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 14
Tujuan: Meningkatkan fasilitas dan kualitas Rumah Sakit Umum(RSU) Tarutung secara sarana dan prasarana sehingga mampu bersaing dengan rumah sakit lain yang sejenis Mengubah/memperbaharui bengunan Rumah Sakit Umum(RSU) Swadana Tarutung yang sudah tua dan sudah tidak layak sebagai rumah sakit Menyediakan sarana kesehatan dengan mutu yang baik dan dapat dijangkau oleh masyarakat di sekiktarnya Meningkatkan harapan hidup, menurunkan angka kematian dan angka kesakitan Meningkatkan keinginan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung Pengumpulan data Data Primer Data tentang jumlah sarana kesehatan Data-data penyakit yang diderita Data-data tenaga kesehatan dan pelayanan medis yang ada Survey Lokasi Data sekunder Data Studi banding Data StudiLiteratur Tema Arsitektur Fungsional Analisa Konsep Fisik: Non Fisik: Fisik: Non Fisik: - Site - Pengguna - Bangunan - Aktifitas - Program ruang - Site - Ruang dalam - Bangunan - Ruang luar - Struktur - Sirkulasi Rancangan Desain Skematik Gambar. Skema Kerangka Berpikir Pra perancangan - penzoningan - alternatif bentuk ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 15
1.14. Sistematika Laporan BAB I : PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, lingkup kajian dan batasan, kerangka berpikir, sistematika laporan. BAB II : TINJAUAN UMUM Menguraikan tentang tinjauan terhadap rumah sakit, tinjauan umum terhadap Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung, tinjauan terhadap lokasi proyek, tinjauan khusus proyek dan studi banding proyek sejenis. BAB III : TINJAUAN TEMA Menguraikan tentang pengertian tema arsitektur fungsional, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul serta studi banding tema sejenis. BAB IV : ANALISA Menguraikan tentang analisa kondisi lingkungan dan potensi lahan, karakter lingkungan, peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi, organisasi ruang, program ruang dan persyaratan teknis. BAB V : KONSEP PERANCANGAN Menguraikan tentang konsep dasar, rencana tapak (tata letak, gubahan massa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir, utilitas, tata hijau), bangunan (bentuk, fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas,, pentahapan pembangunan, penyelesaian ruang luar/lansekap) BAB VI : HASIL RANCANGAN Menguraikan tentang gambar-gambar hasil rancangan dan foto-foto Maket DAFTAR PUSTAKA DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 16