BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem referensi koordinat

Bab IV ANALISIS. 4.1 Hasil Revisi Analisis hasil revisi Permendagri no 1 tahun 2006 terdiri dari 2 pasal, sebagai berikut:

METODE PENGUKURAN TRIANGULASI

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan PP No.24/1997 dan PMNA / KBPN No.3/1997, rincian kegiatan pengukuran dan pemetaan terdiri dari (Diagram 1-1) ;

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

DAFTAR PUSTAKA. 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

Bab III Pelaksanaan Penelitian

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S.

Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus

Contohnya adalah sebagai berikut :

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN DATA CHECKING

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Tinjauan Umum Deformasi

ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tujuan Khusus. Tujuan Umum

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

GPS vs Terestris (1)

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

By. Y. Morsa Said RAMBE

Bab III KAJIAN TEKNIS

URGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI. Oleh: Nanin Trianawati Sugito*)

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR

Gambar Sket posisi sudut di sebelah kanan arah jalur ukuran polygon terbuka terikat

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

MIKHO HENRI DARMAWAN Ir.CHATARINA N,MT DANAR GURUH.ST,MT

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

1.Sebagai kerangka Horizontal pada daerah pengukuran 2.Kontrol Jarak dan Sudut 3.Basik titik untuk pengukuran selanjutnya 4.

STUDI KEANDALAN ALAT ETS GOWIN TKS 202 DALAM PENGUKURAN SITUASI. Mikho Henri Darmawan,Ir.Chatarina N.MT, Danar Guruh P.ST,MT

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan Proyek I.3. Manfaat Proyek I.4. Cakupan Proyek...

Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST

Noorlaila Hayati, Dr. Ir. M. Taufik Program Studi Teknik Geomatika, FTSP-ITS, Surabaya, 60111, Indonesia

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

Gambar Penentuan sudut dalam pada poligon tertutup tak. terikat titik tetap P 3 P 2 P 5 P 6 P 7

BAB III APLIKASI PEMANFAATAN BAND YANG BERBEDA PADA INSAR

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

Can be accessed on:

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

Bab II TEORI DASAR. Suatu batas daerah dikatakan jelas dan tegas jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

ANALISIS TINGKAT KETELITIAN PENGUKURAN POLIGON DENGAN POWERSET SERI SET1010

MAKALAH SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT 2 DIMENSI DISUSUN OLEH : HERA RATNAWATI 16/395027/TK/44319

BAB III PENGOLAHAN DATA Proses Pengolahan Data LIDAR Proses pengolahan data LIDAR secara umum dapat dilihat pada skema 3.1 di bawah ini.

Pengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat

Bab IV Analisa dan Pembahasan. Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai analisa dari materi penelitian secara menyeluruh.

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1 Suhu, tekanan, dan nilai ZWD saat pengamatan

Metode Titik Kontrol Horisontal 3.1. Metode Survei Klasik Gambar. Jaring Triangulasi

Pengantar Surveying kelas Teknik Sipil

SURVEYING (CIV 104) PERTEMUAN 2 : SISTEM SATUAN, ARAH DAN MENENTUKAN POSISI DALAM SURVEYING

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tanggal 27 Oktober 2014;

BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS. Lama Pengamatan GPS. Gambar 4.1 Perbandingan lama pengamatan GPS Pangandaran kala 1-2. Episodik 1 Episodik 2. Jam Pengamatan KRTW

BAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

SPESIFIKASI PEKERJAAN SURVEI HIDROGRAFI Jurusan Survei dan Pemetaan UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

BAB II LANDASAN TEORI

LATIHAN SOAL ILMU UKUR TANAH. Oleh: YULI KUSUMAWATI, S.T., M.T.

PENERAPAN NAVSTAR GPS UNTUK PEMETAAN TOPOGRAFI

Penggunaan Egm 2008 Pada Pengukuran Gps Levelling Di Lokasi Deli Serdang- Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara

BAB 3. Akuisisi dan Pengolahan Data

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) KERANGKA DASAR PEMETAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

TACHIMETRI. Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil. lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip

PENENTUAN MODEL GEOID LOKAL DELTA MAHAKAM BESERTA ANALISIS

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Cakupan

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

REKONSTRUKSI/RESTORASI REKONSTRUKSI/RESTORASI. Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA. 1. Rekonstruksi (Destripe) SLC (Scan Line Corrector) off

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI)

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?

Transkripsi:

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada BAB III ini akan dibahas mengenai pengukuran kombinasi metode GPS dan Total Station beserta data yang dihasilkan dari pengukuran GPS dan pengukuran Total Station pada bidang poligon. Selain itu akan dibahas juga hasil pengolahan data model hitungan penentuan posisi dua dimensi di sistem koordinat proyeksi dan sistem koordinat toposentrik dengan memanfaatkan data yang diperoleh dari pengukuran kombinasi metode GPS dan Total Station, beserta ketelitiannya. III.1 Pengukuran GPS dan Total station Kombinasi metode pengukuran GPS dan Total Station dilakukan untuk menentukan koordinat geodetik titik-titik poligon. Pengukuran kombinasi metode GPS dan Total Station ini dilakukan di area yang memiliki luas sekitar 12808 meter persegi. Area yang digunakan adalah lapangan Pacuan Kuda yang berlokasi di jalan Arcamanik, Bandung. Lokasi ini memiliki ketinggian sekitar 708 meter diatas msl. Pengukuran ini dilakukan di 8 titik poligon dengan jarak masing masing berkisar antara 50-80 meter. Berikut ini merupakan sketsa pengukuran kombinasi metode GPS dan Total Station yang dilakukan dalam studi kasus ini : Titik referensi GPS D GPS C 7km E m d β B H F A G Gambar.III.1 Pengukuran GPS dan Total Station poligon Titik = Titik-titik yang akan dicari koordinatnya. Titik = Titik-titik yang dilakukan Pengamatan GPS. Titik E-F-A-G-H-B dilakukan pengukuran sudut horizontal dan vertikal serta jarak dengan Total Station Seperti yang terlihat pada sketsa di atas, pengamatan GPS dilakukan di dua koordinat awal C dan D, dengan tujuan untuk mendapatkan azimuth awal α CD. Pengamatan GPS ini dilakukan dengan menggunakan metode statik differensial, yang dilakukan dengan 23

cara mengikatkan titik pengamatan GPS C dan D dengan titik referensi yang berjarak sekitar 7 km. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi pengukuran GPS yang diterapkan dalam penelitian tugas akhir ini : Pengamatan GPS metode Statik Differensial. Menggunakan receiver tipe geodetik, (Trimbel 4000ssi). Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 2 jam, dengan epok 10 detik. Survai GPS menggunakan sistem Radial. Pengolahan data post processing, menggunakan Broadcast Ephemeris dan software komersil Ski Pro. Setelah dilakukan pengukuran GPS di dua titik awal C dan D, selanjutnya dilakukan pengukuran cara terestris pada titik E-F-A-G-H-B menggunakan alat Total Station untuk mendapatkan data ukuran sudut horizontal, sudut vertikal dan jarak. Dalam penelitian tugas akhir ini digunakan Total Station dengan merek SOKKIA Series 030R code SET 1030R3/1030R, dengan spesifikasi sebagai berikut : Ketelitian untuk pengukuran sudut adalah 1. Ketelitian untuk pengukuran jarak ±(2 + 2ppm x D) mm. Pada pengukuran cara terestris dengan menggunakan Total Station, diterapkan metode pengukuran Biasa dan Luar Biasa untuk mereduksi kesalahan sistematik. Hasil pengukuran kombinasi metode GPS dan Total Station ini digunakan untuk menentukan koordinat geodetik yang dihitung di sistem koordinat proyeksi dan sistem koordinat toposentrik. III.2 Pengukuran GPS Selain pengukuran kombinasi GPS dan Total Station, dilakukan pula pengamatan GPS yang dilakukan di semua titik poligon. Pengukuran GPS ini dilakukan dengan menggunakan spesifikasi yang sama dengan pengamatan GPS yang dilakukan pada kombinasi pengukuran GPS dan Total Station. Sketsa pengamatan GPS ini ditunjukan pada Gambar. IV.1 berikut : 24

Titik referensi C D B E H F A G G Gambar.III.2 Pengukuran GPS pada poligon Pengamatan GPS pada gambar.iii diatas dilakukan untuk mendapatkan koordinat geodetik yang akan digunakan sebagai bahan untuk memvalidasi koordinat geodetik hasil penghitungan di sistem koordinat proyeksi dan sistem koordinat toposentrik. III.3 Data sudut dan jarak hasil pengukuran Total Station Berikut ini merupakan data sudut horizontal, sudut vertikal dan jarak ruang yang dihasilkan dari pengukuran pada poligon menggunakan Total Station : Tabel.3.1 Sudut horizontal, sudut vertikal dan jarak ruang hasil pengukuran Titik Sudut horizontal Sudut miring Jarak Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik titik Jarak (meter) C 216 14 46.5 0 12 35.75 C-D 66.855 D 271 16 56.2 0 25 51.75 D-E 78.48 E 160 35 23.75-1 15 9.5 E-F 51.221 F 221 4 39.75 1 16 45.75 F-A 54.55 A 295 48 35.5 0 30 52.75 A-G 51.084 G 180 47 54.5 0 30 52.75 G-H 65.521 H 194 7 24.75 0 23 19.25 H-B 63.051 B 260 3 20.25 0 41 16 B-C 54.941 Dalam melakukan pengukuran poligon tertutup memiliki syarat geometrik sudut dan koordinat sebagai berikut : Untuk sudut (sudut luar) Dalam pengukuran poligon tertutup memiliki syarat geometrik sudut sebagai berikut : β dalam = ( m + 2) * 180 o Sehingga besarnya salah penutup sudut adalah : u o Fβ = β ( m + 2) * 180 = 5.88 detik 25

Koreksi sudut adalah minus salah penutup sudut, yaitu : K = = -5.88 detik β F β Untuk koordinat Dalam pengukuran poligon tertutup memiliki syarat geometrik koordinat sebagai berikut : X Y akhir akhir = X = Y awal awal Sehingga besarnya salah penutup absis dan ordinat masing-masing adalah : F X = ΔX = 0.026 meter F = 0.101 meter Y = ΔY Koreksi absis dan ordinat adalah minus salah penutup absis dan ordinat, yaitu : K X = F X = -0.026 meter KY = F Y = -0.101 meter (Koreksi bowdich untuk sudut dan koordinat yang diterapkan pada pengukuran poligon terdapat pada lampiran B) Data pengukuran sudut horizontal yang diukur menggunakan Total Station memenuhi ketelitian pengukuran 3 n.. III.4 Data sudut dan jarak hasil reduksi di bidang ellipsoid dan di bidang proyeksi Berikut ini merupakan data sudut horizontal dan jarak ruang yang telah direduksi ke bidang ellipsoid : Tabel.3.2 Sudut horizontal dan jarak hasil reduksi di bidang ellipsoid Sudut di bidang Titik ellipsoid Derajat Menit Detik Jarak titik Jarak di ellipsoid (meter) C 216 14 46.52 C-D 66.847 D 271 16 56.19 D-E 78.472 E 160 35 23.76 E-F 51.215 F 221 4 39.76 F-A 54.544 A 295 48 35.48 A-G 51.078 G 180 47 54.52 G-H 65.514 H 194 7 24.76 H-B 63.043 B 260 3 20.27 B-C 54.935 26

Berikut ini merupakan data sudut horizontal yang telah direduksi ke bidang ellipsoid : Tabel.3.3 Sudut horizontal hasil reduksi di bidang proyeksi Titik Sudut di bidang proyeksi UTM Sudut di bidang proyeksi TM3 Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik C 216 14 46.73 216 14 46.61 D 271 16 56.12 271 16 56.16 E 160 35 23.82 160 35 23.78 F 221 4 39.67 221 4 39.72 A 295 48 35.48 295 48 35.48 G 180 47 54.49 180 47 54.51 H 194 7 24.67 194 7 24.73 B 260 3 20.27 260 3 20.27 Berikut ini merupakan data sudut horizontal yang telah direduksi ke bidang ellipsoid : Tabel.3.4 Jarak hasil reduksi di bidang proyeksi Jarak titik Jarak di proyeksi UTM (meter) Jarak di proyeksi TM3 (meter) C-D 66.899 66.856 D-E 78.532 78.481 E-F 51.254 51.221 F-A 54.586 54.551 A-G 51.118 51.085 G-H 65.565 65.522 H-B 63.092 63.051 B-C 54.977 54.942 27

III.5 Koordinat geodetik Tabel.3.5 berikut adalah koordinat geodetik hasil pengamatan GPS yang dilakukan di semua titik poligon : Tabel.3.5 Koordinat geodetik hasil pengamatan GPS Lintang Bujur Titik Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik C -6 54 41.363 107 40 30.11 D -6 54 43.119 107 40 31.395 E -6 54 41.567 107 40 33.423 F -6 54 41.049 107 40 35.009 A -6 54 39.526 107 40 35.919 G -6 54 39.38 107 40 34.263 H -6 54 39.222 107 40 32.135 B -6 54 39.574 107 40 30.112 Koordinat geodetik pada hasil pengamatan GPS di atas selanjutnya dijadikan bahan untuk memvalidasi koordinat geodetik hasil pengukuran kombinasi Total Station yang dihitung menggunakan algoritma hitungan di sistem koordinat proyeksi dan sistem koordinat toposentrik. Tabel.3.6 berikut merupakan koordinat geodetik yang dihitung di sistem koordinat proyeksi UTM dan TM3 yang dihitung dengan menggunakan hitung perataan parameter : Tabel.3.6 Koordinat geodetik hasil penghitungan di sistem proyeksi UTM dan TM3 Sistem proyeksi UTM Sistem proyeksi TM3 Titik Lintang Bujur Lintang Bujur Der M Det Der M Det Der M Det Der M Det C -6 54 41.36262 107 40 30.10959-6 54 41.36262 107 40 30.10959 D -6 54 43.1194 107 40 31.39461-6 54 43.1194 107 40 31.39461 E -6 54 41.566469 107 40 33.42358-6 54 41.566614 107 40 33.42346 F -6 54 41.050233 107 40 35.00992-6 54 41.050421 107 40 35.00969 A -6 54 39.527415 107 40 35.91235-6 54 39.527687 107 40 35.92109 G -6 54 39.380385 107 40 34.26449-6 54 39.380652 107 40 34.26433 H -6 54 39.221426 107 40 32.13674-6 54 39.221657 107 40 32.13672 B -6 54 39.572417 107 40 30.11335-6 54 39.572604 107 40 30.11347 28

Tabel.3.7 berikut merupakan koordinat geodetik hasil hitungan di sistem koordinat toposentrik menggunakan data kombinasi metode GPS dan Total Station : Tabel.3.7 Koordinat geodetik hasil penghitungan di sistem koordinat toposentrik Lintang Bujur Titik Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik C -6 54 41.36262 107 40 30.10959 D -6 54 43.1194 107 40 31.39461 E -6 54 41.56623 107 40 33.42391 F -6 54 41.05012 107 40 35.00983 A -6 54 39.52672 107 40 35.92162 G -6 54 39.37966 107 40 34.26436 H -6 54 39.22065 107 40 32.13631 B -6 54 39.57163 107 40 30.113 III.6 Ketelitian koordinat geodetik hasil hitungan di sistem koordinat proyeksi Proses penghitungan koordinat geodetik menggunakan algoritma di sistem koordinat proyeksi dilakukan dengan menerapkan hitung perataan parameter.berikut ini merupakan matrik sigma-xx yang dihasilkan dari proses hitung perataan parameter yang dilakukan di sistem koordinat UTM (dalam satuan meter) : Sigma-xx UTM Kolom 1-6: 1 2 3 4 5 6 0.000726 0.000549 0.000535 0.000489 0.000392 0.000252 0.000549 0.000416 0.000405 0.000370 0.000297 0.000191 0.000535 0.000405 0.001413 0.000685 0.001179 0.000299 0.000489 0.000370 0.000685 0.000433 0.000548 0.000206 0.000392 0.000297 0.001179 0.000548 0.001207 0.000595 0.000252 0.000191 0.000299 0.000206 0.000595 0.000695 0.000283 0.000214 0.000810 0.000383 0.000855 0.000457 0.000263 0.000199 0.000333 0.000221 0.000628 0.000708 0.000171 0.000129 0.000437 0.000214 0.000495 0.000310 0.000272 0.000206 0.000363 0.000235 0.000657 0.000720 0.000002 0.000001 0.000002 0.000002 0.000004 0.000005 0.000243 0.000184 0.000290 0.000199 0.000575 0.000669 29

Kolom 7-12: 7 8 9 10 11 12 0.000283 0.000263 0.000171 0.000272 0.000002 0.000243 0.000214 0.000199 0.000129 0.000206 0.000001 0.000184 0.000810 0.000333 0.000437 0.000363 0.000002 0.000290 0.000383 0.000221 0.000214 0.000235 0.000002 0.000199 0.000855 0.000628 0.000495 0.000657 0.000004 0.000575 0.000457 0.000708 0.000310 0.000720 0.000005 0.000669 0.001558 0.000391 0.000810 0.000451 0.000002 0.000316 0.000391 0.000730 0.000281 0.000739 0.000005 0.000693 0.000810 0.000281 0.001125 0.000255 0.000001 0.000067 0.000451 0.000739 0.000255 0.000755 0.000006 0.000713 0.000002 0.000005 0.000001 0.000006 0.000000 0.000005 0.000316 0.000693 0.000067 0.000713 0.000005 0.000703 Berikut ini merupakan matrik sigma-xx yang dihasilkan dari proses hitung perataan parameter yang dilakukan di sistem koordinat TM3 (dalam satuan meter) : Sigma-xx TM3 Kolom 1-6: 1 2 3 4 5 6 0.000664 0.000506 0.000489 0.000449 0.000359 0.000232 0.000506 0.000385 0.000373 0.000342 0.000273 0.000177 0.000489 0.000373 0.001294 0.000633 0.001080 0.000277 0.000449 0.000342 0.000633 0.000401 0.000506 0.000192 0.000359 0.000273 0.001080 0.000506 0.001105 0.000548 0.000232 0.000177 0.000277 0.000192 0.000548 0.000642 0.000259 0.000197 0.000742 0.000353 0.000783 0.000421 0.000242 0.000184 0.000308 0.000205 0.000577 0.000653 0.000156 0.000119 0.000400 0.000197 0.000452 0.000284 0.000249 0.000190 0.000334 0.000218 0.000603 0.000664 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000002 0.000003 0.000223 0.000170 0.000266 0.000184 0.000526 0.000616 Kolom 7-12: 7 8 9 10 11 12 0.000259 0.000242 0.000156 0.000249 0.000001 0.000223 0.000197 0.000184 0.000119 0.000190 0.000001 0.000170 0.000742 0.000308 0.000400 0.000334 0.000001 0.000266 0.000353 0.000205 0.000197 0.000218 0.000001 0.000184 0.000783 0.000577 0.000452 0.000603 0.000002 0.000526 0.000421 0.000653 0.000284 0.000664 0.000003 0.000616 0.001429 0.000362 0.000742 0.000415 0.000001 0.000288 0.000362 0.000673 0.000258 0.000681 0.000003 0.000638 0.000742 0.000258 0.001032 0.000236 0.000000 0.000059 0.000415 0.000681 0.000236 0.000695 0.000003 0.000655 0.000001 0.000003 0.000000 0.000003 0.000000 0.000003 0.000288 0.000638 0.000059 0.000655 0.000003 0.000646 30