BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN STROKE DI POLIKLINIK NEUROLOGI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

LEMBAR PERSETUJUAN HUBUNGAN FREKUENSI STROKE DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASIEN STROKE NON-HEMORAGIK DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kerusakannya (WHO, 2016). Sebagai penyebab utama disabilitas jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

3. Jenis kelamin 4. Obesitas. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : Data Penyakit Kardiovaskuler

Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. ke otak disebut sebagai arteri. Otak membutuhkan. suplai darah yang konstan, dimana pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kardiovaskuler dan kanker. Di pusat-pusat pelayanan neurologi di

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit epidemik global. yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB I PENDAHULUAN. global. Prevalensi FA meningkat seiring dengan pertumbuhan kelompok

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, keluarga, maupun tenaga kesehatan yang merawat, karena tidak menonjol

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi kognitif merupakan hasil interaksi dengan lingkungan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke bukan lagi penyakit yang asing bagi masyarakat luas belakangan ini. Sudah banyak orang yang mengalaminya, mulai dari usia produktif sampai usia tua dan mengenai seluruh lapisan masyarakat. Stroke disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak. Biasanya gangguan suplai darah ke otak ini akibat pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1 Ada berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya stroke. Faktor risiko stroke terdiri dari dua macam, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin, ras, serta riwayat keluarga dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, dislipidemia, anemia sel sabit, terapi hormon pascamenopause, diet yang buruk, obesitas, kebiasaan merokok, serta pola hidup sedentari (sedentary lifestyle). 2 Pada tahun 2008, komplikasi dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi khususnya hipertensi menyebabkan sekitar 9,4% kematian di seluruh dunia setiap tahunnya dimana 51% kematian diantaranya karena penyakit stroke. Stroke dan penyakit kardiovaskuler lainnya masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030. Di Indonesia sendiri berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2013, jumlah penderita penyakit stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan diperkirakan sebanyak 1.236.825 jiwa (7 ). Provinsi Jawa Tengah sendiri memiliki estimasi jumlah penderita stroke terbanyak urutan ketiga setelah Jawa Barat dan Jawa Timur yaitu 1

2 sebanyak 171.035 jiwa (7,1 ). Menurut data tersebut, penderita stroke dan penyakit kardiovaskuler lainnya (penyakit jantung koroner dan gagal jantung) banyak dijumpai dalam kelompok usia 45-54 tahun, 55-64 tahun dan 65-74 tahun, namun berdasarkan diagnosis atau gejala cukup banyak juga yang dijumpai dalam kelompok usia 15-24 tahun dimana penderita termasuk dalam usia produktif. Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, penyakit stroke lebih banyak dijumpai pada laki-laki, namun berdasarkan diagnosis atau gejala lebih banyak dijumpai pada perempuan. Data lain menyatakan bahwa angka kejadian stroke di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2005 sebanyak 614 kasus, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1009 kasus dimana 663 kasus diantaranya merupakan kasus stroke non hemoragik. 3 Sebagian besar penderita stroke kondisinya tidaklah sama seperti sedia kala. Stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik dapat menyebabkan kerusakan pada otak yang mempengaruhi fungsi fisik dan sensorik, fungsi kognitif, cara berkomunikasi dan atau psikis penderita tersebut. Penderita stroke dapat mengalami gangguan motorik ringan sampai berat yang biasanya berupa hemiplegi atau hemiparesis, selain itu penderita dapat pula mengalami gangguan penglihatan, dan gangguan emosi. 4 Stroke juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif penderita. Seperti kita ketahui bahwa fungsi kognitif sangat penting dalam kehidupan seseorang karena fungsi kognitif yang normal kita dapat memusatkan perhatian, mengingat, memiliki inisiatif, memecahkan suatu masalah, dan memiliki fungsi perencanaan yang baik. Fungsi kognitif sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, genetik, tingkat pendidikan, dan pekerjaan penderita. Dengan meningkatnya

3 usia dapat meningkatkan terjadinya perubahan fungsi kognitif akibat proses degenerasi pada otak. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin baik jenis pekerjaan penderita, makin ringan gangguan kognitif yang dapat diderita. Gangguan kognitif akibat sroke sering terjadi pada penderita stroke sekitar 20% sampai 80% tergantung dari beberapa faktor seperti asal negara, ras, dan kriteria diagnostik. Pada penelitian terdahulu disebutkan bahwa 30% penderita pasca stroke non hemoragik mengalami gangguan fungsi kognitif. Di benua Eropa, khususnya negara Inggris dan Swedia, penderita stroke yang mengalami gangguan fungsi kognitif sebanyak 24% sampai 39% menggunakan pemeriksaan MMSE, sedangkan di benua Asia seperti di negara Korea Selatan, jumlah penderita yang mengalami gangguan fungsi kognitif lebih tinggi yaitu sebesar 69,8%. 5 Menurut penelitian lain di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan November sampai Desember 2013 didapatkan hasil untuk penderita stroke yang mengalami gangguan kognitif sebesar 67,5% yang berarti cukup tinggi. 6 Salah satu pemeriksaan fungsi kognitif bagi penderita stroke yang sering digunakan adalah mini mental state examination (MMSE) dimana MMSE merupakan suatu alat yang digunakan secara sistematis untuk penilaian status mental. Pemeriksaan menggunakan MMSE relatif mudah dan cepat karena pemeriksa tidak harus menggunakan alat canggih yang mahal dan hanya butuh waktu sekitar 5 sampai 10 menit. MMSE ini terdiri dari 11 pertanyaan untuk menilai beberapa fungsi kognitif, yaitu orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, mengingat kembali, dan bahasa. 7 Berdasarkan banyaknya faktor risiko stroke dan cukup banyak penderita stroke yang mengalami gangguan fungsi kognitif maka, dirumuskan proposal

4 penelitian tentang faktor - faktor yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? Permasalahan penelitian di atas selanjutnya dijabarkan sebagai berikut: a. Apakah faktor usia berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? b. Apakah faktor jenis kelamin berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? c. Apakah faktor riwayat keluarga berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? d. Apakah hipertensi berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? e. Apakah faktor riwayat penyakit kardiovaskular berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? f. Apakah diabetes melitus berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? g. Apakah dislipidemia berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? h. Apakah obesitas berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik?

5 i. Apakah kebiasaan merokok berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? j. Apakah faktor pola hidup sedentari berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. 1.3.2 Tujuan Penelitian Khusus a. Menganalisis pengaruh faktor usia terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. b. Menganalisis pengaruh faktor jenis kelamin terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. c. Menganalisis pengaruh faktor riwayat keluarga terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. d. Menganalisis pengaruh hipertensi terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. e. Menganalisis pengaruh faktor riwayat penyakit kardiovaskuler terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. f. Menganalisis pengaruh diabetes melitus terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik.

6 g. Menganalisis pengaruh dislipidemia terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. h. Menganalisis pengaruh obesitas terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik. i. Menganalisis pengaruh kebiasaan merokok terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik. j. Menganalisis pengaruh faktor pola hidup sedentari terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat dalam bidang akademik Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang pengaruh dari faktor risiko stroke non hemoragik terhadap gangguan fungsi kognitif. 1.4.2 Manfaat dalam bidang pelayanan kesehatan Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan faktor faktor yang mempengaruhi gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke. 1.5 Orisinalitas Penelitian Penelitian mengenai faktor risiko stroke gangguan fungsi kognitif sudah sangat banyak dilakukan, namun belum ada penelitian yang menjelaskan mengenai hubungan faktor risiko stroke non hemoragik gangguan fungsi kognitif. Hal ini yang membuat penelitian ini berbeda penelitian terdahulu. Adapun beberapa penelitian terdahulu tentang faktor risiko stroke

7 gangguan fungsi kognitif adalah sebagai berikut: Tabel 1. Penelitian yang Berhubungan Stroke dan Fungsi Kognitif Nama Judul dan Tempat Metodologi Hasil Penelitian Peneliti Tahun Penelitian Penelitian Penelitian Trinita C., Penurunan Poliklinik Cross Didapatkan Mahama Fungsi Kognitif Neurologi sectional penurunan fungsi CN, pada Pasien BLU kognitif terbanyak Tumewah R Stroke di RSUP Dr. sampel pada usia 75 Poliklinik R. D. penderita tahun Neurologi BLU Kandou stroke yang menggunakan RSUP Prof. Dr. Manado berobat di parameter MMSE R. D. Kandou Poliklinik (100%), pada usia Manado Periode Neurologi 55 64 tahun Oktober BLU RSUP Desember 2013 Dr. R. D. menggunakan 8 Kandou CDT (60,0%), 2014 Manado TMT A (57,1%), TMT B (50,0%). menggunak Penurunan fungsi an teknik kognitif konsekutif berdasarkan selama riwayat hipertensi periode parameter Oktober - MMSE (3,1%), Desember CDT (40,6%), 2013. TMT A (34,4%), TMT B (15,6%). Penurunan fungsi kognitif berdasarkan

8 riwayat diabetes melitus parameter MMSE (0%), CDT (25,0%), TMT A (25,0%), TMT B (12,5%). Eman M. Cognitive Departme Cohort Demensia post Khedr et all. Impairment nt of stroke (PSD) After Neurology sampel didiagnosa pada Cerebrovascular, Assiut pasien dari 21% pasien dari Stroke: University unit stroke sampel yang ada. Relationship to Hospital, akut PSD secara Vascular Risk Assiut, Departeme signifikan Factors 9 Egypt n berhubungan 2009 Neurologi, Assiut bertambahnya University usia, tingkat Hospital, pendidikan yang Assiut, rendah, infark Mesir yang yang luas, tingkat masuk keparahan stroke, kriteria kondisi P300 aten inklusi. yang berkepanjangan, merokok, hipertensi, dan kadar Hcy yang tinggi. Tingginya kadar Hcy meningkatkan

9 odds ratio dari PSD setelah penyesuaian variable yang relevan secara signifikan termasuk usia, merokok, ukuran infark, dan stenosis carotis. PSD disebabkan oleh stroke dan faktor risiko yang terkait termasuk kemungkinan hubungan langsung kadar Hcy yang tinggi. Ljiljana Motor and Departme Cross Hipertensi Čengić et Cognitive nt of sectional merupakan faktor all. Impairment Neurology risiko utama After Stroke 10, Vinkovci sampel 50 stroke. Stroke 2011 Genaral Hospital, pasien, laki laki dan iskemik dijumpai lebih banyak Croatia perempuan, (78%) daripada usia 30 70 stroke hemoragik tahun (22%). Pada stroke fase faktor risiko subakut maupun stroke fase akut

10 positif dari Departemen Neurologi, Vinkovci Genaral Hospital, Kroasia. perbaikan fungsi motorik yang baik diikuti perbaikan kognitif yang baik. Gangguan kognitif ditemukan di 12% pasien lesi di hemisfer otak sebelah kiri, rata rata skor mmmse 31 dan skor SKT 19. Semua pasien gangguan kognitif memiliki tingkat edukasi rendah, tamat atau tidak tamat SD, dan usia di bawah usia risiko demensia (< 75 tahun). Perbedaan penelitian ini penelitian Trinita C adalah penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan penelitian ini meneliti hubungan faktor risiko stroke non hemoragik gangguan fungsi kognitif parameter MMSE. Sedangkan penelitian Eman M. Khedr et all berbeda penelitian ini karena penelitian ini tidak meneliti tentang demensia tetapi gangguan fungsi perencanaan desain penelitian cross sectional. Penelitian

11 ini juga berbeda penelitian Ljiljana Čengić et all karena penelitian ini tidak meneliti gangguan fungsi motorik dan IQ penderita stroke, hanya fungsi kognitif menggunakan MMSE.