BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa (Suharto, 2015). Kehidupan anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan. Namun, sangat disayangkan akhir-akhir ini berbagai fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. bermain/oddler, masa usia prasekolah, usia sekolah, remaja sampai dewasa. Anak

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminatif. Sebaliknya, mereka bukanlah. manusiawi dari pihak siapapun atau pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Ruben (2006 : 17) berpendapat komunikasi manusia adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara umum pengertian kekerasan seksual pada anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pembahasan mengenai anak merupakan suatu kajian yang

ANALISA PIDANA SODOMI PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Surakarta cukup tinggi, yaitu pada bulan Januari-Juni 2012,

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan child abuse disebut juga child maltreatment merupakan

I. PENDAHULUAN. Konsep good governance adalah konsep yang diperkenalkan oleh Bank Dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada. ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan seksual ini juga tidak hanya berlangsung di lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan, dan pusat-pusat. keluarga yang berantakan dan ada masalah dengan orang tua.

BULLYING. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya menikah. Pada hakikatnya pernikahan adalah ikatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelanggaran mendasar atas hak-hak anak. Tekanan fisik dan emosi yang. yang mereka alami bukan karena kehendaknya.

BAB I PENGANTAR. A. Latar belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang menjunjung tinggi penegakan hukum

[

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan terbagi menjadi laki-laki dan perempuan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan hanyalah fisiknya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengenai kekerasan seksual pada anak (KSA). Kekerasan seksual yang dialami oleh anakanak

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai collaborative governance pada penyelenggaraan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP ANAK DI SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. anak - anak dan sebelum dewasa yaitu dari usia Menurut WHO,

2016, No c. bahwa Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang

BAB I PENDAHULUAN. anak dibawah umur seperti yang telah banyak diberitakan diberbagai media.

KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI

PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK MELALUI UU TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN UU TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Oleh : Nita Ariyulinda *

JAKARTA 14 FEBRUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016, No c. bahwa Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih

Bab 4. Simpulan dan Saran

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Selama periode angka perlakuan salah pada anak. justru memperlihatkan peningkatan sampai 50 % (Huraerah, 2012).

Analisa Media Edisi Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, pada tahun 2010 tercatat 48 % kekerasan terjadi pada anak,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekerasan seksual anak (KSA) adalah masalah kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan. Problematika anak dapat disebut juga sebagai unfinished agenda,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB III TINDAK PIDANA JUAL BELI ORGAN TUBUH ANAK DAN BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PELAKU, SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap anak. Berdasarkan data Komisi Nasional PerlindunganAnak Indonesia

STOP KEKERASAN PADA ANAK SECARA SISTEMIK

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN ANAK, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Benua Australia dan Benua Asia serta terletak diantara dua Samudra yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

situasi bencana memberikan pendampingan hukum dan pelayanan (UUPA Pasal 3; Perda Kab. Sleman No.18 Tahun 2013, Pasal 3)

PENANGANAN KASUS PENCABULAN PADA ANAK (Studi Kasus di Wilayah Hukum Polresta Surakarta Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

2015 PERSEPSI ALUMNI TERHADAP PELATIHAN MANAJEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI BBPPKS BANDUNG

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK JAWA BARAT Jl. Karang Tinggal No. 33 Bandung Telp/Fax

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa tindak kekerasan pada anak pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB V PENUTUP. Meningkatnya pendapatan negara dari sektor pariwisata di Thailand merupakan. menyumbang sebagian besar dari pendapatan nasional negara.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan terhadap anak menjadi isu nasional dan global padahal anakanak merupakan generasi penerus bangsa (Suharto, 2015). Kehidupan anak saat ini mencerminkan kehidupan bangsa di masa mendatang. Anak wajib dilindungi dari segala kemungkinan kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan seksual. Melindungi anak pada hakikatnya melindungi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara di masa depan (Age dalam Noviana, 2015). Kekerasan seksual terhadap anak terjadi terus menerus dan jumlahnya meningkat setiap tahun. Komite Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) tahun 2014 mencatat kasus kekerasan seksual yang terjadi tahun 2010 sejumlah 859 kasus dan tahun 2013 meningkat 88,6% menjadi 1620 kasus. Setiap bulan 135 anak Indonesia menjadi korban kekerasan seksual. Menurut Surti (2014) pelecehan seksual terjadi pada satu dari enam anak laki-laki dan satu dari empat anak perempuan. Adapun laporan kekerasan pada anak di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2013 mencapai 622 kasus, 459 kasus (73,8%) di antaranya merupakan pengaduan kejahatan seksual (Aswidah, 2014). End Child Prostitution in Asia Tourism (ECPAT) tahun 2012 mencatat terjadi peningkatan 450% kasus tindakan kriminal seksual online dalam empat tahun (Erlinda, 2014). 1

2 Kasus kekerasan seksual terjadi dimana-mana. Di Jakarta kejahatan seksual menimpa murid Taman Kanak-Kanak Jakarta International School (JIS). Di Jember, Jawa Timur, 11 santri yang sebagian besar berusia anakanak disetubuhi oleh pengasuh pondok pesantren. Di Sukabumi puluhan anak di bawah usia 14 tahun menjadi korban kekerasan seksual. Di Riau kejahatan seksual pada anak disertai pembunuhan berantai (Aswidah, 2014). Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Surakarta juga menangani sebanyak 19 kasus kekerasan seksual anak pada tahun 2016. Korban kekerasan seksual mayoritas berusia 8-12 tahun (dilansir dari media online Joglosemar). Kekerasan seksual pada anak berdampak buruk baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik, korban merasa tidak nyaman karena luka di sekitar vagina/alat kelamin, berisiko tertular penyakit menular seksual, dan kehamilan tidak diinginkan. Secara psikologis, anak akan mengalami posttraumatic stress disorder (PTSD) seperti depresi, goncangan jiwa, perasaan bersalah dan menyalahkan diri sendiri, insomnia, ketakutan berlebihan, disfungsi seksual, kecanduan, keinginan bunuh diri, dan lain-lain. Weber dan Smith (2010) mengungkapkan dampak jangka panjang anak korban kekerasan seksual memiliki potensi untuk menjadi pelaku kekerasan seksual di kemudian hari (Noviana, 2015). Salah satu faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak yaitu rendahnya pengetahuan masyarakat. Pendidikan seksual berbasis komunitas merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan

3 masyarakat (Erlinda, 2014). Pendidikan kesehatan tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak penting diberikan. Jika pengetahuan masyarakat meningkat maka mereka akan berdaya mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa SD Negeri Wonosaren, kelurahan Pucangsawit, Jebres, Surakarta terletak dekat dengan daerah bantaran sungai Bengawan Solo. Pada tahun 2013 pernah terjadi kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh siswa kelas VI terhadap teman sekelasnya. Di SD ini juga belum pernah diadakan pendidikan kesehatan yang secara khusus membahas tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak. Sebanyak lima dari tujuh siswa yang ditemui tidak mampu menjawab dengan benar ketika diberi pertanyaan tentang bagaimana pencegahan kekerasan seksual terhadap anak, dua siswa yang lain mengatakan tidak tahu. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah: Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak di SD Negeri Wonosaren?

4 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari rumusan masalah diatas antara lain: 1. Mengetahui pengetahuan anak SD Negeri Wonosaren tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan. 2. Mengetahui pengetahuan anak SD Negeri Wonosaren tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol. 3. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak di SD Negeri Wonosaren. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa Menambah wawasan siswa tentang upaya pencegahan kekerasan seksual yang saat ini sering terjadi sehingga meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap hal-hal yang mengarah pada perilaku kekerasan seksual pada anak. 2. Bagi Sekolah

5 a. Memberikan informasi bagi sekolah tempat penelitian tentang pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. b. Menambah wawasan guru dalam memberikan pendidikan kesehatan sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak. c. Sebagai referensi untuk mengembangkan program kelas guna meningkatkan dan memperkuat kemampuan siswa untuk mengenali, mencegah, dan melaporkan kekerasan seksual. 3. Bagi orangtua Memberikan informasi yang bermanfaat tentang upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak sehingga kesadaran orangtua meningkat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak. 4. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai referensi atau bahan acuan penelitian selanjutnya khususnya mengenai pendidikan kesehatan tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak.

6