UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJARPERMAINAN KASTI MELALUI PERMAINAN KASBOLLUN BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 01 LEBAKBARANG KEC. LEBAKBARANG KAB. PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang oleh NASIP SAPUTRO 6102411041 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
ABSTRAK Nasip Saputro. 2016. UpayaMeningkatkan HasilBelajarPermainanKasti Melalui Permainan Kasbollun Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Lebakbarang Kec. LebakbarangKab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing :Dra. Endang Sri Hanani, M.Kes. Kata kunci : Pembelajaran, bola kasti, dan permainan kasbollun. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar permainan bola kecil kususnya kasti di SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan masih rendah. Hal ini dapat di lihat dari presentase tingkat serapan siswa terhadap materi bola kecil kususnya kasti masih banyak kesulitan dalam memukul bola. Permasalahan penelitian ini adalah Apakah Kasbollun pada materi permainan bola kecil dapat meningkatkan hasil pembelajaran penjaskes Pada siswa IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015 / 2016?.Adapun tujuan dari penelitian ini adalahmenulis dan mengembangkan permaian kasbollun pada materi permainan bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015 / 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan di SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan, dengan subjek penelitian kelas IV dengan jumlah 29 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, kegiatannya dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan Desember 2015. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi motivasi belajar siswa, lembar observasi minat belajar siswa, angket respon siswa dan tes praktek. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan melalui hitungan rumus yang telah ditentukan. Penelitian dikatakan berhasil jika tingkat hasil belajar siswa mencapai KKM minimal 75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bola kasti menggunakan permainan kasbollun, pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa secara keseluruhan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 1,44 % yaitu dari 74,97 % (siklus I) menjadi 76,41 % (siklus II) Berdasarkan dari hasil peneletian bahwa pembelajaran bola kecil melalui permainan kasbollun bagi kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar permainan bola kecil 1,44 %. Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini di harapkan pembelajaran bola kecil melalui permainan kasbollun dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam permainan bola kecil khususnya permainan kasti. ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Susah itu bagi orang yang tidak siap untuk kerja keras, bagi orang yang siap kerja keras, tidak ada yang susah (Dahlan Iskan) PERSEMBAHAN 1. Yang tercinta orang tua saya: Ayahanda Suwarno (Alm),Ibu Tursinah dan kakak saya Eko.S, terima kasih atas segala dukungan, do a, cinta dan kasih sayang, serta nasehatnya. v
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah- Nya, penyusunan skripsi yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJARPERMAINAN KASTI MELALUI PERMAINAN KASBOLLUN BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 01 KEC. LEBAKBARANGKAB. PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2015/2016. dapat penulis selesaikan dengan baik.skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana (S1) pada UNNES Semarang. Dalam proses penulisan skripsi ini banyak kendala yang penulis hadapi, namun berkat rahmat Allah SWT serta bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas ijin yang telah diberikan untuk menulis skripsi ini. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas ijin yang telah diberikan untuk menulis skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Mugiyo Hartono, M. Pd, atas ijin yang diberikan untuk menulis skripsi ini. 4. Ibu Dra. Endang Sri Hanani, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah berjasa dalam memberikan bimbingan, petunjuk, saran-saran dengan penuh bijaksana dan tanggung jawab sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Kepala SD Negeri 01Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan vi
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 6. Bapa/Ibu Guru Penjasorkes SDNegeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian. 8. Teman-teman seperjuangan, dan rekan rekan guru disdnegeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan yang telah memberikan bantuan dan dorongan moril. 9. Bapak ibu guru dan pendidikku, serta almamaterku tercinta. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah membantu pengumpulan data serta memperlancar penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan kerendahan hati penulis menyadari skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semarang, 17Januari 2016 Penulis vii
DAFTAR ISI Halaman JUDUL... I ABSTRAK... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... Vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... Xii DAFTAR GAMBAR... Xiii DAFTAR LAMPIRAN... Xiv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Kegunaan Penelitian... 4 1.4.1 Kegunaan Bagi Siswa... 4 1.4.2 Kegunaan Bagi Guru... 5 1.4.3 Kegunaan Bagi Sekolah... 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka... 6 2.1.1 Pengertian belajar... 6 2.1.2 Belajar Gerak... 7 2.1.3 Pengertian Pembelajaran... 8 2.1.4 Pengertian Pendidikan Jasmani... 9 2.1.5 Tujuan Pendidikan Jasmani... 11 2.1.6 Konsep Bermain... 12 2.1.7 Permainan Kasti Dengan Bola Lunak... 13 2.1.7.1 Peraturan Permainan... 13 2.1.7.2 Lapangan Kasti... 14 2.1.7.3 Lapangan Kasti Bola lunak... 15 2.1.7.4 Peralatan Kasbollun... 16 2.1.7.5 Teknik Dasar Permainan Kasti Bola Lunak... 16 2.2 Kerangka Berpikir... 19 viii
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian... 21 3.2 Objek Penelitian... 21 3.3Waktu Penelitian... 22 3.3.1 Tindakan Siklus I... 22 3.3.2 Tindakan Siklus II... 22 3.3.3 Penyusunan Laporan... 22 3.4Lokasi Penelitian... 22 3.5Perencanaan Tindakan Per Siklus... 22 3.5.1 Prosedur Tindakan... 23 3.5.1.1 Perencanaan ( Planning )... 23 3.5.1.2 Pelaksanaan ( Action )... 23 3.5.1.3 Pengamatan ( Observing )... 23 3.5.1.4 Refleksi ( Reflection )... 23 3.5.2 Rancangan Tindakan... 24 3.5.2.1 Perencanaan ( Planning )... 24 3.5.2.2 Pelaksanaan ( Action )... 25 3.5.2.3 Pengamatan ( Observing )... 25 3.5.2.4 Refleksi ( Reflection )... 25 3.5.3 Langkah-langkah Tindakan... 25 3.5.3.1 Siklus I... 25 3.5.3.2 Siklus II... 27 3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 29 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data... 29 3.6.1.1 Observasi Selama Proses Pembelajaran Berlangsung. 29 3.6.1.2 Tes Setelah Proses Pembelajaran Selesai... 29 3.6.1.3 Dokumentasi... 29 3.6.2 Alat Pengumpulan Data... 29 3.6.2.1 Lembar Evaluasi... 30 3.6.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 30 3.7 Validasi Data... 30 3.8 Analisa Data... 30 3.8.1 Penilain Tes... 30 3.8.2 Penilaian Ketuntasan Belajar... 31 3.9 Indikator Keberhasilan Belajar... 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 33 4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I... 33 ix
4.1.1.1 Perencanaan (Planning)... 33 4.1.1.2 Tindakan (Acting)... 33 4.1.1.3 Pengamatan (Observing)... 34 4.1.1.4 Refleksi (Reflecting)... 35 4.1.1.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I... 36 4.1.1.6 Diagram Ketuntasan Belajar SiklusI... 36 4.1.2Hasil Penelitian Siklus II... 37 4.1.2.1 Perencanaan (Planning)... 37 4.1.2.2 Tindakan (Acting)... 38 4.1.2.3 Pengamatan (Observing)... 38 4.1.2.4 Refleksi (Reflecting)... 40 4.1.2.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II... 40 4.1.2.6 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II... 41 4.1.3 Analisa Data Angket... 42 4.1.3.1 Angket Motivasi... 42 4.1.3.2 Angket Minat... 43 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 44 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 47 5.2 Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA... 49 LAMPIRAN... 50 x
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang... 21 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa... 32 4.1 Lembar Observasi... 34 4.2 Perolehan Nilai Pra Siklus dan Siklus I... 37 4.3 Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II... 39 4.4 Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II... 41 4.5 Rekapitulasi angket motivasi siswa dalam pembelajaran 42 kasti menggunakan pemukul modifikasi dan bola lunak... 4.6 Rekapitulasi angket minat siswa dalam pembelajaran bola kasti menggunakan permainan kasbollun... 43 xi
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Ukuran Lapangan Kasti... 15 2.2 Pemukul Kasti Modifikasi... 15 2.3 Macam-macam Teknik Melempar... 17 2.4 Macam-macam Teknik Menangkap Bola... 18 2.5 Macam-macam Teknik Memukul... 19 3.1 Siklus Alur PTK... 24 3.2 Alur Permainan Kasti... 26 3.3 Posisi Regu Penjaga dan Regu Pemukul... 27 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I... 37 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II... 41 4.3 Hasil Angket Motivasi Siswa... 42 4.4 Hasil Angket Minat Siswa... 44 xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 : Usulan Judul Skripsi 50 2 : SK Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi 51 3 : Ijin Observasi Dari Fakultas 52 4 : Ijin Penelitian Dari Fakultas 53 5 : Surat Pengantar Dari Dinas UPPT 54 6 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SD 55 7 : Daftar siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang 56 kec.lebakbarang Kab.Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016... 8 : Silabus Permainan Bola Kecil 57 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus I )... 58 10 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus II )... 64 11 : Hasil Belajar Pra Siklus... 70 12 : Lembar Penilaian... 71 13 : Hasil Belajar Siklus I... 72 14 : Hasil Belajar Siklus I ( Afektif )... 73 15 : Hasil Belajar Siklus I ( Kognitif )... 74 16 : Hasil Belajar Siklus I ( Psikomotor )... 75 17 : Hasil Belajar Siklus II... 76 18 : Hasil Belajar Siklus II ( Afektif )... 77 19 : Hasil Belajar Siklus II ( Kognitif )... 78 20 : Hasil Belajar Siklus II ( Psikomotor )... 79 21 : Angket Minat Siswa Kelas IV SD Negeri 01 80 Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016... 22 : Angket Motivasi Siswa Kelas IV SD Negeri 01 81 Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab.Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016... 23 : Soal Evaluasi Pembelajaran Siklus I... 82 24 : Soal Evaluasi Pembelajaran Siklus II... 83 25 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran 84 xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) adalah kelompok pelajaran wajib yang ada dalam kurikulum pembelajaranpada tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD)/sederajat.Mata pelajaran penjasorkes merupakan mata pelajaran yang mempunyai aspek-aspek yang sangat luas, tidak hanya betujuan untuk meningkatan aspek fisik saja, namun penjasorkes berusaha untuk meningkatkan kemampuan sosial dengan melatih siswa bersifat jujur dan sportif, mengembangkan kerja sama, meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan nilai-nilai ataupun sikap dalam dirinya. Dengan menggunakan metode atau model dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi sekolah, maka tujuan pembelajaran penjasorkes akan dapat dicapai. Dengan kenyataan yang ada di sekolah dari hasil observasi yang di lakukan di Sekolah Dasar Negeri 01 Lebakbarang pada tanggal 30 Oktober 2015 wawancara langsung dengan Bapak Sarofi selaku guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri 01 Lebakbarang banyak masalah dalam proses belajar mengajar khususnya untuk permainan bola kecil banyak kendala seperti sarana yang digunakan dalam materi penjaskes itu sendiri kurang sesuai dengan kondisi siswa yang ada di sekolah,sehingga akan menjadi kendala tujuan dari pembelajaran tersebut tidak akan dapat terwujud dengan baik. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran penjasorkes secara maksimal,maka pembelajaran penjasorkes harus diajarkan dengan metode,model, dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah 1
2 yang bersangkutan. Akan tetapi yang menjadi masalah itu adalah materi penjasorkes itu sendiri yang dianggap menyusahkan siswa menjadi tidak aktif dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Kondisi ini akan menyebabkan proses belajar penjasorkes tidak bisa maksimal sehingga tidak dapat mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan pada kurikulum. Modifikasi model pembelajaran dalam penjasorkes sangat penting untuk diketahui dan dilaksanakan oleh para guru pendidikan jasmani. Dengan modifikasi siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pembelajaran,meningkatkan prestasi,siswa dapat melakukan gerak secara benar (Lutan,1988). Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif,efektif dan psikomotor siswa. Guru merupakan kunci sukses dari segala kegiatan pembelajaran penjasorkes di sekolah. Oleh karena itu kemampuan, kreatifitas dan inovasi seorang guru mutlak diperlukan dalam keberhasilan pembelajaran tersebut. Permasalahan ini akan dapat diselesaikan dengan cara meneliti model pembelajaran penjasorkes di sekolah dengan memodivikasi alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran penjaskes. Dalam hal ini peneliti mengambil materi permainan bolas kasti yang menggunakan pemukul modifikasi dan bola lunak atau disebut kasbollun (kasti bola lunak). Hasil observasi awal penelitian di sekolah Dasar Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan sekolah ini mempunyai fasilitas lapangan yang cukup dan alat yang cukup untuk berlangsungnya proses pembelajaran terutama untuk penjasorkes. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru penjasorkes Sekolah Dasar 01 Lebakbarang dalam penyampaian materi tidak ada kesulitan.yang menjadi masalah dalam pembelajaran yaitu hasil dari
3 penyampaian materi yang diberikan ada beberapa siswa tidak sesuai dengan harapan guru. Dari penyerapan materi yang diberikan muncul berbeda-beda dari siswa, seperti kesulitan manipulatif dalam melempar 75% sedangkan menangkap 50% variasi melempar melambung 60% memukul dengan alat asli pemukul kasti 30%. Akan tetapi proses pembelajarannya belum dapat dilaksanakan dengan optimal karena terbentur permasalahan alat dan peraturan yang digunakan dalam permaianan tersebut sehingga di pandang perlu untuk memodifikasi sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan memodifikasi alat yang ada dalam permainan bola kasti. Alat pemukul dalam permainan bola kasti yang digunakan untuk memukul bola, pada prakteknya tidak bisa di gunakan secara maksimal oleh siswa sekolah dasar di sebabkan karna anak susah untuk memukul nola mengenai sasaran,.selain itu salah satu peraturan permainannya yaitu dalam mematikan lawan dengan cara melemparkan bola kebadan, membuat siswa merasa takut karena lemparan yang keras pada tubuh akan terasa sakit dan membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran bola kasti. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terinspirasi untuk mengadakan penelitian pembelajaran bola kasti dengan judul Upaya meningkatkan hasil belajar permainan bola kecil melalui permainan kasbollun bagi siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015 / 2016 Adapun alasan penulis judul penelitian tersebut ialah karena dengan memodifikasi alat pemukul bola kasti, siswa memiliki peluang memukul mengenai sasaran lebih besar, sehingga siswa akan lebih aktif dan antusias dalam bermain bola kasti. Selain itu dengan memodifikasi bola kasti dengan bola
4 lunak, sebaliknya siswa akan lebih aktif bergerak dan dapat bermain bola kasti secara optimal. 1.2 Perumusan Masalah Dari hasil observasi dan dengan temuan permasalahan yang ada maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah Kasbollun pada materi permainan bola kecil dapat meningkatkan hasil pembelajaran penjaskes Pada siswa IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015 / 2016?. 1.3 Tujuan Penelitian Menulis dan mengembangkan permaian kasbollun pada materi permainan bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab.Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016. 1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini di bedakan menjadi 3 kategori yaitu kegunaan bagi siswa, kegunaan bagi guru, dan kegunaan bagi sekolahan. 1.4.1 Kegunaan bagi siswa 1) Memberikan pengalaman gerak pada anak sehingga semakin banyak jenis dan bentuk permainan yang dilakukan anak akan semakin kaya pengalaman geraknya 2) Merangsang dan mengingatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. 3) Menyalurkan kelebihan tenaga kepada anak. 4) Memanfatkan waktu tenggang. 5) Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani. 6) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada anak, terutama untuk memenuhi rasa ingin tahu anak. 7) Mengembangkan kemampuan koknitif, efektif, dan psikomotor.
5 8) Menanamkan kerjasama, rasa sosial, dan saling tolong menolong. 9) Mencapai prestasi dalam suatu pertandingan. 1.4.2 Kegunaan bagi guru 1) Memberi alternatif baru dalam metode pembelajaran permainan bola kecil yang diterapkan oleh guru. 2) Menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan. 3) Memberi wawasan baru permainan bola kecil dengan modifikasi permainan kasbollun ( kasti bola lunak) 4) Bagi guru sebagai wacana baru untuk memperoleh informasi ilmiah tentang inovasi model pembelajaran penjasorkes di Sekolah Dasar ( SD ) 1.4.3 Kegunaan bagi sekolah 1) Meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya prestasi belajar siswa. 2) Sebagai masukan yang positif dalam upaya proses belajar dan mengajar di masa yang akan datang. 3) Bagi sekolah dapat dijadikan referensi model pembelajaran penjasorkes dalam membantu meningkatkan prestasi olahraga di tingkat Sekolah Dasar (SD).
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman. Tingkah laku bisa berarti sesuatu yang tampak seperti berjalan, berlari, berenang, melakukan shooting ataupun juga bisa sesuatu yang tidak tampak seperti berpikir, bersikap, dan berperasaan. Adapun pengalaman bisa berbentuk membaca, mendengarkan, melihat, melakukan baik secara mandiri maupun bersama orang lain (Ali Maksum, 2008:11). Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap (Husdarta dan Yudha M Saputra, 2000:2). Belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman (Morgan et.al. dalam Ahmad Rifa I dan Catharina Tri Anni, 2010:82). Pengertian belajar dari ketiga definisi tersebut adalah belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat dari interaksi yang dilakukan individu dengan lingkungannya dimana perubahan tersebut relatif permanen. Proses belajar dapat berlangsung secara pasif maupun aktif. Belajar pasif terjadi apabila individu hanya bereaksi terhadap stimulus yang diberikan.sementara belajar aktif terjadi apabila individu tidak hanya bereaksi ketika ada stimulus, tetapi juga proaktif melakukan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang diinginkannya. 6
7 2.1.2 Belajar Gerak Belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak (motor skills). Sebab keterampilan gerak sangat terikat dengan latihan dan pengalaman individu yang bersangkutan.belajar gerak khusus dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman, atau situasi belajar pada gerak manusia (Amung Ma mun dan Yudha M. Saputra, 2000:3). Belajar motorik adalah perubahan internal dalam bentuk gerak (motor) yang dimiliki individu yang disimpulkan dari perkembangan prestasinya yang relatif permanen dan ini semua merupakan hasil dari suatu latihan (Phil Yanuar Kiram, 1992:2). Pengertian belajar gerak dari kedua pendapat diatas adalah proses belajar yang melibatkan perubahan gerak menjadi semakin sempurna dan sifatnya relatif permanen terhadap individu tersebut. Ada 3 tahapan dalam belajar gerak (motor learning), yaitu : 1. Tahapan verbal kognitif Pada tahapan ini, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara lengkap mengenai bentuk gerak baru kepada peserta didik. Sebagai pemula, mereka belum memahami mengenai apa, kapan, dan bagaimana gerak itu dilakukan. Oleh karena itu kemampuan verbal kognitif sangat mendominasi tahapan ini. 2. Tahapan gerak (motorik) Pada tahapan ini, fokusnya adalah membentuk organisasi pola gerak yang lebih efektif dalam menghasilkan gerakan.biasanya yang harus dikuasai peserta didik pertama kali dalam belajar motorik adalah kontrol dan konsistensi sikap berdiri serta rasa percaya diri.
8 3. Tahapan otomatisasi Pada tahapan ini, setelah peserta didik banyak melakukan latihan, secara berangsur-angsur memasuki tahapan otomatisasi.disini motor program sudah berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dengan waktu singkat.peserta didik sudah menjadi lebih terampil dan setiap gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien (Amung Ma mun dan Yudha M. Saputra, 2000:3). Pembelajaran gerak pada umumnya memiliki harapan dengan munculnya hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah berupa penguasaan keterampilan. Keterampilan siswa yang tergambarkan dalam kemampuannya menyelesaikan tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh siswa tersebut mampu menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak tersebut maka semakin baik keterampilan yang dikuasai oleh siswa tersebut.dengan demikian, maka keterampilan menunjuk pada kualitas tertentu dari suatu tugas gerak. 2.1.3 Pengertian Pembelajaran Gagne (dalam Achmad Rifa i RC dan Chatarina Tri Anni, 2010:192) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Menurut Briggs (dalam Achmad Rifa i RC dan Chatarina Tri Anni, 2010:193) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.
9 Pengertian pembelajaran adalah usaha pendidik membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku peserta didik ( Achmad Rifa i RC dan Chatarina Tri Anni, 2010:192). Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik atau antar peserta didik. Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan pengertian pembelajaran yaitu serangkaian usaha yang dilakukan pendidik untuk membentuk tingkah laku peserta didik dengan melibatkan faktor eksternal seperti lingkungan belajarnya. 2.1.4 Pengertian Pendidikan Jasmani Menurut Siedentop dalam Husdarta (2010:142) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani menjadi salah satu media untuk membantu ketercapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan yang diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan pembangunan manusia. Menurut Achmad Paturusi (2012:1), Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Sesuai dengan asas dan landasan pendidikan jasmani yang diterbitkan oleh Depdikbud (1992:4), pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Pendidikan jasmani dari ketiga pendapat tersebut adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk memperoleh perubahan baik fisik, mental serta emosional untuk membantu mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan.
10 Menurut Hough, dkk dalam Rusli Lutan (2000:3), mendefinisikan mengajar sebagai proses penataan manusia, materi dan sumber-sumber untuk keperluan kelancaran proses belajar. Khususnya untuk pendidikan jasmani, penataan dalam proses pembuatan perencanaan mengajar pendidikan jasmani nampak lebih penting mengingat lingkungan belajarnya yang agak unik. Pentingnya suatu perencanaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Waktu mengajar yang relatif terbatas Jumlah waktu yang relatif terbatas untuk mengajar pendidikan jasmani merupakan salah satu faktor pentingnya membuat perencanaan pengajaran.rata-rata frekuensi mengajar pendidikan jasmani dalam seminggu adalah satu kali dengan jumlah waktu sekitar 2 x 40 menit. 2. Jumlah siswa dan fasilitas Jumlah siswa yang cukup banyak peralatan dan fasilitas yang relatif terbatas akan mempengaruhi teknik dan strategi mengajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. 3. Latar belakang guru Walaupun kemungkinan besar semua guru pendidikan jasmani adalah lulusan dari lembaga persiapan guru pendidikan jasmani, tetapi tidak menutup kemungkinan guru pendidikan jasmani harus mengajar pelajaran yang tidak diperolehnya waktu mengikuti pendidikan.dalam hal ini perencanaan pengajaran sangat membantu guru agar dapat mengajar dengan baik. 4. Karakteristik siswa
11 Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti kemampuan fisik, pengetahuan, minat, lingkungan sosial, ekonomi dan letak geografinya.semuaitu memerlukan perencanaan yang baik sehingga semua ikut belajar belajar sesuai dengan tingkat kemampuan dari perkembangannya. 5. Keterlibatan guru lain Terkadang guru pendidikan jasmani memerlukan bantuan guru lain untuk mengawasi program yang diberikan siswa. Dalam kasus demikan perencanaan perlu dibuat sehingga guru yang terlibat pasti tahu arah, tujuan, dan jenis kegiatan yang harus dilakukan siswa yang diawasinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses mengajar pada dasarnya adalah proses penataan yang akan selalu melibatkan proses sebelum pelaksanaan (perencanaan), pelaksanaan (melaksanakan perencanaan), dan proses setelah pelaksanaan (evaluasi) (menurut Hough, dkk dalam Rusli Lutan, 2000:3). 2.1.5 Tujuan Pendidikan Jasmani Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktifitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup perkembangan individu secara menyeluruh.artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya melalui aspek jasmani saja, tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual. Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori, yaitu :
12 1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktifitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness). 2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull). 3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruh pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap dan tanggung jawab siswa. 4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat (Adang Suherman, 2000:22). 2.1.6 Konsep Bermain Menurut Johan Huizinga dalam Husdarta (2010:130), memaparkan karakteristik bermain sebagai aktifitas yang dilakukan secara bebas dan sukarela.berbeda dengan motif bermain pada anak yang dilakukan karena merupakan dorongan naluri yang berguna untuk merangsang perkembangan fisik dan mentalnya, pada orang dewasa, bermain dilakukan sebagai kebutuhan, tanpa paksaan dan dilaksanakan karena orang mau melaksanakannya. Menurut Sukintaka (1992:7) bermain merupakan aktifitas yang dilakukan dengan suka rela atas dasar rasa senang.bermain dengan rasa senang menumbuhkan aktivitas yang dilakukan secara spontan. Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan kerja sama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuannya sendiri.
13 Konsep bermain dari definisi diatas yaitu aktifitas yang dilakukan dengan sukarela dan senang tanpa adanya paksaan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, terdapat mata pelajaran yang sifatnya permainan.permainan tersebut dibedakan menjadi dua yaitu permainan bola kecil dan permainan bola besar. Untuk permainan bola kecil antara lain : tenis meja, kasti, rounders, softball, dan bulutangkis. Sedangkan permainan bola besar yaitu : sepak bola, bola basket dan bola voli. 2.1.7 Permainan Kasti dengan menggunakan bola lunak (Kasbollun) 2.1.7.1. Peraturan Permainan Jumlah pemain kasbollun setiap regu dapat terdiri dari 12 orang (dengan 5 orang sebagai cadangan). Tiap pemain diberi nomor dada dari 1 sampai 12. Salah seorang bertindak sebagai kapten regu. Ada beberapa peraturan dalam permainan Kasbollun yaitu Kasbollun dimainkan oleh 2 regu berjumlah 12 orang. Regu yang main disebut regu pemukul regu yang jaga disebut regu penjaga. Tiang pertolongan terbuat dari bahan yang tidak mudah patah, seperti kayu. Tiang pertolongan ditancapkan di tengah lingkaran dengan jari-jari 1 meter dan tinggi tiang pertolongan dari tanah ialah 1,5 meter, jarak tiang pertolongan dengan garis pemukul adalah 5 meter dan jarak dari garis samping 5 meter. Daerah bebas dalam permainan kasbollun ada 1 (satu), ruang bebas berada di ujung lapangan permainan dengan lebar 5m, Pemain yang sudah berada di tiang bebas aman dari incaran pemain penjaga yang memegang bola, Permainan berlangsung dalam dua babak. Tiap babak berlangsung selama 20 menit. Tiap babak diselingi istirahat 10 menit. Seorang pemain dari regu pemukul dinyatakan mati apabila regu penjaga berhasil melemparkan bola pada lawan yang berada ditengah lapangan permainan selama perjalanan pelari, Bola mati adalah bola yang sudah tidak bisa
14 dimainkankembali di dalam permainan atau lapangan. Adapun beberapa bola yang dianggap mati antara lain: Bola dipegang pelambung dan pelambung berdiri pada tempatnya, apabila pada pukulan salah atau tidak kena dan apabila bola hilang sehingga dicari tidak ketemu serta terjadi pergantian bebas. Penjaga berhasil menangkap bola pukulan dari lawan tanpa terjatuh terlebih dahulu ketanah mendapatkan point satu, apabila regu penjaga sudah mengumpulkan 3 point hasil dari mematikan lawan ataupun tangkapan bola hasil pukulan lawan. Setiap pemain berhak satu kali memukul, kecuali pemain teakhir berhak memukul sebanyak tiga kali pukulan, Sesudah pemukul. Apabila alat itu berada diluar, pemain tersebut tidak mendapat nilai, kecuali ia segera membetulkannya kembali, Pukulan dinyatakan benar apabila Bola setalah dipukul lewat garis pemukul dan jatuh atau mengenai benda yang berada didalam lapangan permainan, Bola setelah di pukul melewati garis pemukul dan jatuh atau mengenai di luar lapangan setelah melewati bendera atau pembatas lapangan permainan. Regu penjaga bertugas Mematikan lawan, Menangkap langsung bola yang dipukul, Memasukan bola kedalam keranjang ditengah lapangan permainan, Membakar ruang bebas, jika ruang bebas kosong, Pelambung bertugas Melambungkan bola secara wajar sesuai dengan permintaan pemukul, Jika bola yang dilambungkan tidak terpukul, si pelambung harus mengulang lagi, Jika sampai tiga kali berturut-turut bola tidak terpukul, si pemukul dapat lari bebas ke tiang perhentian I. Perhitungan Nilai, Pemain pemukul berhasil berlari ketempat tiang pertolongan, tiang bebas dan kembali masuk home/ruang bebas secara bertahap, Pukulan dilakukan dengan benar dan dapat kembali masuk
15 home/ruang bebas tanpa berhenti pada tiang pertolongan dan daerah bebas, mendapatkan nilai dua, Regu penjaga berhasil menangkap langsung bola yang dipukul (bola tangkap), mendapatkan poin satu, Pemenang adalah regu yang berhasil mengumpulkan angka atau nilai terbanyak. 2.1.7.2 Lapangan Kasti L apangan permainan Kasti berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran luas nya adalah lebih kurang panjang 60 dan lebar 30 meter (tidak mutlak). 5 meter dari panjang lapangan dipergunakan untuk ruangan tempat penjaga belakang, tempat pemukul, tempat pelambung, dan tempat pemain pemukul. Lapangan dilengkapi dengan tiang pertolongan yang diletakkan dengan jaraknya 5 Meter dari garis pemukul dan 5 Meter dari garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada 2 buah yang masing-masing nya diletakan berjarak 10 Meter dari tiang yang lainnya, 10 Meter dari garis belakang dan juga 5 meter dari garis samping bagian pangkal lapangan terdapat ruangan atau petak pemukul juga 5 x 5 Meter dari garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada dua buah yang masing-masing nya berjarak 10 meter dari tiang yang lainnya 10 Meter dari garis belakang dan juga 5 Meter dari garis samping. 2.1.7.3 Lapangan Kasti Bola Lunak Peralatan kayu pemukul bola, bola kecil lunak, bendera lapangan, corn, peluit, papan skor, nomor punggung siswa, tali, pasak.
16 5M 45 M 10 M Gambar 2.1Lapangan Kasti ( ukuran 60 m x30 m ) Keterangan : P1 : Tempat Pelempar (pelambung) P2 : Tempat Pemukul B1 : Tiang pertolongan pertama B2 : Tiang bebas Home : Ruang bebas 2.1.7.4. Peralatan Kasbollun : Gambar 2.2. Pemukul Kasti Modifikasi Alat pemukul adalah kayu (bukan logam) yang bentuknya persegi panjang yang panjang nya 70 cm dengan lebar bidang untuk memukul bola adalah 10 cm sedangkan tebal kayu pegangan 2 cm. Bola yang digunakan adalah bola lunak (bola tonnis). 2.1.7.5. Teknik Dasar Permainan Kasti bola lunak Dalam bermain kasbollun terdapat beberapa teknik dasar dan teknik perorangan yang perlu dikuasai sama halnya seperti permainan bola kecil lainnya, teknik keterampilan dasar yang perlu dipelajari dan dikuasai diantaranya sesuai dengan teknik yang sudah dipelajari pada teknik dasar bermain bola kasti diantaranya adalah melempar bola, menangkap bola, memukul bola, jalan dan lari dan cara bermain kasbollun. Anak-anak yang sudah menguasai ketrampilan dalam memukul bola dan berlari dengan kecepatan tinggi akan mudah dalam membuat angka untuk regunya. Lemparan merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola kasti ada beberapa macam teknik dalam melempar bola seperti lemparan dengan
17 ayunan atas yang bertujuan agar bola dengan mudah ditangkap oleh teman, lemparan hendaknya setinggi dada dan jalannya bola mendatar, lemparan bola ayunan samping yaitu bola dilambungkan kuat kearah atas sedang arah bola harus tertentu tepat pada sasaran hingga mudah untuk ditangkap, dan lemparan bola bawah yaitu bola dilemparkan dengan cara di gelindingkan menyusuri tanah tetapi dengan arah yang sesuai dan tepat sehingga mudah diterima/ditangkap, teknikmelempar bola dengan lecutan tangan bertujuan untuk melambungkan atau mengoper bola pada teman yaitu bola digenggam dengan jari-jari dan dorong kuat. Gambar 2.3. Macam-macam Teknik Melempar (Sumber Buku Penjasorkes BSE) Menangkap bola merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh pemain bola kasti, sikap badan dan posisi tangan pada saat menangkap bola sangat tergantung pada datangnya bola. macam-macam cara atau tekhnik dalam melakukan tangkapan dalam permainan bola kasti seperti menangkap bola bergulir ditanah, menangkap bola lambung dan menangkap bola lurus. Menangkap bola bergulir ditanah caranya menahan bola dengan seluruh badan yaitu sikap berdiri, sikap duduk berlutut dan sikap berjongkok.
18 Cara menangkap bola melambung dengan menggunakan kedua tangan yang dijulurkan kearah datangnya bola, cara menangkap bola lurus yaitu apabila bola datangnya mendatar dan tepat didepan dada, pada saat bola tertangkap jari-jari segera ditutup dan kedua tangan ditarik kebelakang supaya bola tidak lepaskembali. Akan tetapi apabila datangnya bola dari samping kanan atau kiri badan maka caranya dengan salah satu atau kedua tangan dijulurkan kesamping kanan atau kiri badan, berikut gambar teknik menangkap bola. Gambar 2.4 Macam-macam Teknik Menangkap Bola (Sumber Buku Penjasorkes BSE) Disamping cara melempar bola dan cara menangkap bola satu lagi teknik yang perlu dikuasai oleh pemaian yaitu teknik memukul bola yang sangat bervariasi berdasarkan arah datangnya bola dan arah pukulan yang dapat isesuiakan oleh pemain pemukul dengan sekencang mungkin agar dapat membuat nilai dari pukulannya sendiri. Memukul bola dengan ayunan adalah bertujuan untuk memberikan kemungkinan jarak pukulan yang jauh agar dapat menolong teman yang akan berlari dari ruang bebas berlari menuju daerah bebas atau home, sedangkan
19 pukulan tanpa ayunan biasanya bertujuan agar hasil dari pukulan bola tidak terlalu jauh akan tetapi penempatan bola dapat sangat tepat dihasilkan dari pukulan tanpaayunan ini, pukulan yang baik dihasilkan dari teknik atau cara yang baik pula. Posisi tubuh pada teknik memukul dengan ayunan dan tanpa ayunan dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 2.5 Macam-macam Teknik Memukul (Sumber Buku Penjasorkes BSE) 2.2. Kerangka Berpikir Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan umum yang dihadapi dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana prasarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yangdisampaikan oleh guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran aktif dan minat siswa.
20 Modifikasi merupakan suatu cara atau usaha yang dilakukan guru berupa rancangan model pembelajaran yang baru dan lebih variatif untuk menarik minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan dapat menciptakan perubahan, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap dengan topik materi yang akan dipelajari, seperti dalam penelitian ini lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang. Dengan modifikasi ini anak dapat merasa lebih senang, aktif bergerak dan lebih bergairah pada saat mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah, karena pembelajaran ini menggunakan permainan dan alat yang lebih menarik.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Permaianan Kasbollun pada permainan bola kasti dapat meningkatkan hasil belajar penjaskes bagi siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016.Peningkatan hasil belajar permainan bola kecil melalui permainan kasbollun kususnya kasti dapat dilihat dari tingkat ketuntasan nilai siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase nilai ketuntasannya mencapai 74,97%, dan siklus II mencapai 76,41%. Peningkatan hasil belajar bola kecil kususnya kasti melalui permainan kasbollun dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 1,44%. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah peneliti paparkan di atas agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka peneliti sampaikan beberapa saran antara lain: 1. Untuk Guru a. Guru hendaknya menggunakanmodifikasialat sesuai dengan pembelajaranpenjasorkes. Karena hal ini telah peneliti buktikan mampu meningkatkan hasilbelajar siswa. b. Guru hendaknya bukan hanya menjadi orang yang hanya dapat bebicara tentangpeningkatan mutu penidikan tetapi lebih berupaya melakukan tindakan nyatadalam perbaikan pembelajaran. 47
48 2. Untuk Siswa a. Siswa senantiasa rajin mengikuti proses pembelajaran di sekolah dan jangan takutmencoba permainan kasti. b. Siswa hendaknya membiasakan diri untuk berolahraga demi menjaga kesehatanjasmani dan rohani. 3. untuk sekolah a. Bagi sekolah dapat dijadikan referensi model pembelajaran penjasorkes dalam membantu meningkatkan prestasi olahraga di tingkat Sekolah Dasar (SD). b. Sebagai masukan yang positif dalam upaya proses belajar dan mengajar di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Achmad Paturusi. 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga.Jakarta: Rineka Cipta. Achmad Rifa i dan Chatarina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan.Semarang : Unnes Press. Adang Suherman. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Adang, Suherman, 2000. prinsip prinsip perkembangan dan modifikasi permainan. Semarang, Depdiknas Ali Maksum. 2008. Psikologi Olahraga Teori dan Aplikasi.Surabaya : Unesa University Press. Amung Ma mun dan Yudha M. Saputra.2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bahan Ajar. 2014. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sekolah dasar Kelas IV Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edy Sih Mitranto & Slamet. 2010. Buku Paket Penjasorkes Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Husdarta. 2010. Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung : Alfabeta. Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sarofi. RPP Kriterian Penilaian Pembelajaran Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Utama. Sukintaka.1992. Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Supriyanti.2009.Bermain Kasti.Jln.raya Semarang- Demak: Aneka Ilmu Trianto.2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktek.Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Zainal aqib,siti jaiyaroh,eko Diniati dan Khusnul Khotimah.2009.penelitian tindakan kelas untuk guru SD,SLB dan TK.Bandung:Yrama widya. 2012. Kurikulum SD Negeri 01Lebakbarang Kec.Lebakbarang Kab.pekalongan 49