UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW"

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meneliti gerak dasar sepak sila dalam permainan sepak takraw dengan menggunakan bola modifikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri 2 Margamulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dengan objek penelitian siswa kelas V berjumlah 24 siswa. Proses penelitian dibagi menjadi II siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 tindakan. Setiap tindakan menggunakan berbagai tugas gerak yang diberikan dalam bentuk permainan yang bertahap menggunakan bola modifikasi dari tingkatan yang termudah sampai yang tersulit. Data dikumpulkan dengan menggunakan format observasi. Kemudian semua data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik persentase. Nilai rata-rata keseluruhan data awal adalah 24,71% dan siklus I tindakan I adalah 32,30%, siklus I tindakan II adalah 48% siklus II tindakan I adalah 67%, dan siklus II tindakan II adalah 71,10%. Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan bola modifikasi memberikan peningkatan gerak dasar sepak sila yang dimiliki siswa. Kata kunci: Sepak Takraw, Modifikasi, Gerak Dasar Sepak Sila PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan salah satu pelajaran yang diberikan di sekolah-sekolah yang sama kedudukan dan pentingnya dengan mata pelajaran yang lain. Pendidikan jasmani di sekolah dasar berpotensi untuk mengembangkan peserta didik kearah yang lebih optimal. Karena melalui pendidikan jasmani peserta didik dapat mengungkapkan kesan, kreasi dan inovasi dalam gerak yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani sekaligus turut membangun fungsi fisik dan psikis lainnya. Seperti yang dijelakskan oleh Mahendra (2009, hlm, 2). Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Sepak Raga adalah nama dari permainan kuno yang dimainkan di wilayah Malaysia dan beberapa negara tetangga seperti Singapura dan Brunei. Sepak dalam bahasa Melayu berarti tendangan dan raga adalah bola rotan yang digunakan dalam permainan itu. Permainan berdiri membentuk lingkaran dan memainkan raga tanpa menggunakan tangan dan berusaha membuatnya diudara tanpa menyentuh tanah. Variasi permainan ini juga dimainkan di negara Asia Tenggara lainnya; di Thailand disebut Takraw, di Filipina dinamakan sepa sepa, di Myanmar disebut 169

2 Ching Loong, di Indonesia disebut Rago dan orang-orang Laos menyebutnya Kator ( Engel, 2010, hlm. 6). Sepak takraw merupakan olahraga permainan yang unik. Permainan sepak takraw merupakan kombinasi dari permainan sepak bola dan bola voli. Permainan ini dilakukan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 3 orang pemain. Tujuan dari setiap pemain adalah mengembalikan bola ke lapangan lawan. Jumlah pemain dalam permainan sepak takraw terdiri dari tiga orang untuk setiap regu, yang terdiri dari dua orang sebagai apit kanan dan apit kiri, sedangkan satu orang sebagai tekong. Cara memainkan bola dengan menyundul, mendada, memaha dan berbagai macam sepakan. Teknik-teknik gerakan dalam permainan sepak takraw memiliki persamaan dengan sepak bola. Pembelajaran yang akan peneliti lakukan yaitu pembelajaran tentang gerak dasar sepak sila melalui modifikasi pembelajaran dalam pembelajaran permainan sepak takraw. Maka dari itu peneliti melakukan modifikasi dalam aktivitas pembelajarannya modifikasi peraturan permainannya, maupun peralatan contohnya materi pembelajaran yang dibuat lebih menarik dan menggunakan bola yang ringan (bola karet soft) sehingga siswa tidak takut dan merasa sakit saat melakukan gerak dasar sepak sila atau menimang bola. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan kelas ini adalah perbaikan praktis dimana meliputi masalah yang dialami siswa yang di ajar oleh guru sebagai pelaku penelitian tindakan kelas (PTK). tujuannya adalah memperbaiki kinerja serta kualitas pembelajaran pendidikan jasmani disekolah, agar lebih baik dalam menunjang pendidikan di Indonesia. dilaksanakan di kelas V dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK). DESAIN DAN PROSEDUR Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka akan mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Seperti yang dikatakan oleh Kurt Lewin (Zainal Aqib, 2006: 21) menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu: perencanaan (Planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus dimana dalam setiap siklusnya meliputi perencanaan, aksi atau tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. INSTRUMEN PENELITIAN Supyanudin (dalam Hidayat, 2011, hlm.39) mengemukakan bahwa instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi, melakukan pengukuran, atau mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis atau peneliti menggunakan beberapa instrumen, yaitu : 1) Lembar Observasi Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berfungsi juga sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Adapun format observasi siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Margamulya, pada semester Ganjil, tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini khususnya 170

3 Tabel 1 Lembar Penilaian Observasi Keterangan penilaian : 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Baik sekali 5. Istimewa Penilaian Keterampilan Gerak Dasar Sepak Sila Tabel 2 Kriteria Penilaian Sepak dan Tangkap Sendiri Kriteria Penilaian Sepak dan Tangkap Sendiri A B C Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala lalu bola tersebut sepak dengan menggunakan kaki bagian dalam. Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala, namun biarkan bola memantul lantai setelah di sepak dan sepak lagi bola dengan kaki kanan dan kiri menggunakan kaki bagian dalam. Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala lalu tendang ke arah tembok dengan tinggi sekitar 6-8 kaki. Sepak kembali bola pantulan dari tembok gunakan kaki secara bergantian. 171

4 D Lemparkan bola ke atas hingga di atas kepala lalu sepak bola ke atas kira-kira setinggi antara dada dan mata secara beruntun menggunakan kedua kaki bergantian. Tabel 3 Kriteria Penilaian Sepak Berpasangan Kriteria PenilaianSepak Berpasangan A B C D Lemparkan bola ke atas setinggi kepala, lalu sepak ke arah pasangan (yang berdiri sejauh kaki) menggunakan gerakan dasar sepak sila. Lemparkan bola ke atas setinggi kepala sama seperti di atas, hanya saja kali ini bola tidak di tangkap melainkan kembali disepak oleh pasangan setelah memantul ke lantai menggukan sepak dasar sepak sila. Lemparkan bola ke atas setinggi kepala kemudian bola di sepak ke tembok bola yang memantul ke tembok kembali di sepak oleh pasangan tersebut. Lemparkan bola ke atas setinggi kepala sama seperti diatas, hanya saja setiap pemain harus melambungkan bola yang memantul dari tembok, lalu menyepaknya kembali ke tembok. Setelah itu giliran pasangan melakukan hal yang sama. Tabel 4 Kriteria Penilaian Sepak Melingkar Kriteria Penilaian Sepakan Melingkar A B Lemparkan bola ke atas setinggi kepala hanya saja para pemain membentuk lingkaran, dan setiap pemain menyepak bola ke arah pemain yang berada di sebrangnya atau di seblehmanya yang kemudian menangkap bola tersebut dan dan menendangnya kembali ke pemain lain. Lemparkan bola ke atas setinggi kepala, kemudian sepak bola ke arah pemain yang berada di sebrangnya atau di sebelahnya, bola tidak di tangkap melainkan disepak kembali setelah memantul ke lantai bola dimainkan dalam kelompok yang membentuk lingkaran. C Para pemain berdiri membentuk lingkaran seperti roda pedati sejauh 8-10 kaki dari pusat lingkaran. Semua pemain menghadap ke seorang pemain yang berdiri di tengah lingkaran, yang akan melemparkan bola ke setiap pemain satu persatu. Pemain yang mendapat bola harus mengembalikan bola tersebut ke tengah menggunakan sepakan dasar 172

5 sepak sila secara. D Pemain yang berdiri membentuk lingkaran menyentuh bola dua kali, pertama menahan bola dan keduanya mengumpannya ke pemain lain dalam lingkaran menggunakan sepakan dasar sepak sila. Bola tidak boleh menyentuh lantai. Tabel 5 Kriteria Penilaian Sepak Berbaris Kriteria Penilaian Sepak Berbaris A B C D Pemain membentuk dua baris yang saling berhadapan hingga membentuk sudut segitiga. Pemain yang paling ujung memulai permainan dengan cara mengumpan dirinya sendiri lalu menyepak bola ke arah pemain yang ada di hadapannya. Satu persatu pemain menyepak bola yang berdiri dihadapannya hingga orang terakhir. Pemain berdiri membentuk barisan menghadap seorang pelempar (tosser) yang akan mengumpan bola. Pemain menyepak bola ke kembali ke arah sekali atau dua kali sentuhan menggunakan kaki bagian dalam. Kemudian pemain yang sudah melakukan berlari ke belakan barisan. Pemain berdiri membentuk sebuah barisan menghadap seorang pelempar yang bediri di atas sebuah daerah sasaran berukuran sekitar 4x6 kaki, misalnya matras atau sebidang lantau yang telah ditandai. Pelempar mengumpan bola kepada pemain pertama, kemudian menendang kembali bola tersebut ke arah sasaran yang telah di tentukan. Sama seperti diatas, hanya saja pemain menahan bola pada kesempatan pertama dan melambungkannya pada sentuhan kedua. Tabel 6 Kriteria Penilaian Permainan Kriteria Penilaian Permainan A Permainan tanpa jaring lingkaran bola hidup setiap pemain hanya boleh menyentuh bola tiga kali secara berturut-turut tanpa boleh mengenai tangan atau lengan. Bola diperbolehkan memantul lantai, tembok, atau langit-langit. Jika bola tidak bisa lagi dimainkan, karena tidak memantul atau dimainkan lebih dari tiga kali oleh orang yang sama maka regu tersebut kalah dan 1 poin buat regu lawan. 173

6 B C D Permianan berputar bola hidup berputar hampir sama seperti permainan di atas hanya saja pantulan yang diperbolehkan adalah pantulan dari lantai, dan umpan harus diarahkan kepada pemain yang berdiri di sebelahnya. Hitung berapa putaran yang bisa pemain selesaikan. Jika bola tidak memantul, keluar, dan sentuhan kurang dari team lawan makan team tersebut kalah. Permianan menggunakan net sama seperti permainan di atas hanya boleh menyentuh bola tiga kali secara berturut-turut tanpa boleh mengenai tangan atau lengan. Bola diperbolehkan memantul lantai, tembok, atau langit-langit. Tetapi setelah pemain sudah menyentuh bola sebanyak 3 kali sentuhan pemain harus menyebrangkan bola ke daerah lawan, apabila lebih dari 3 sentuhan atau bola keluar dari lapangan maka 1 poin buat lawan. Permianan 6 vs 6 menggunakan net, sama seperti permainan di atas hanya boleh menyentuh bola tiga kali secara berturut-turut tanpa boleh mengenai tangan atau lengan. Tetapi bola tidak diperbolehkan memantul lantai, tembok, atau langit-langit. Apabila lebih dari 3 sentuhan dan bola keluar dari lapangan maka 1 poin buat lawan. Kriteria Penilaian menurut Lubis (2014) 1) Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam suatu penelitian tindakan kelas. Dimana catatan lapangan berisi tentang deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Format catatan lapangan memiliki fungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan pembelajaran. Catatan lapangan diisi oleh para observer, yang nantinya observer tersebut memberitahukan kepada penulis atau peneliti tentang hal-hal yang terjadi pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung. HARI : SIKLUS : TINDAKAN : TEMPAT : Tabel 7 Catatan Lapangan Permasalahan yang muncul pada waktu observasi tindakan Alternatif pemecahan Masalah Observer Peneliti 174

7 2). Rekaman Foto Rekaman digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Foto bisa menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukannya penelitian, sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 1. Pengolahan dan Penafsiran Data Pengolahan dan penafsiran data dilakukan pada proses penelitian dan hasil dokumentasi selama pelaksanaan penelitian di lapangan, yaitu berupa hasil lembar observasi, hasil pengamatan data, dokumentasi gambar serta berbagai data pendukung lainnya yang digunakan. Kemudian data yang diperoleh ditafsirkan ke dalam kalimat atau kata-kata berupa kategori, serta dijelaskan melalui tabel hasil penelitian. 2. Hasil Analisis Data Sugiono (2010, hlm.335) mengemukakan bahwa : Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisir data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian ini terdapat dua siklus, siklus satu terdiri dari tindakan 1 dan tindakan 2, kemudian siklus dua terdiri dari tindakan 3 dan tindakan 4. Kriteria penelitian dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil evaluasi secara individu, dan berpatokan pada indikator-indikator dalam lembar observasi. Adapun teknik pengolahan data yang digunakan pada teknik tes yaitu : Mencari rata-rata (Xbar) X = X x Keterangan : X = skor rata-rata yang ingin di capai X = jumlah keseluruhan x = jumlah sampel Mencari persentase skor rata-rata: Skor rata-rata x100% Skor maks 3. Indikator Keberhasilan Dari hasil yang telah diperoleh berdasarkan hasil observasi awal, yang mencerminkan sikap disiplin siswa kelas V SDN 2 Margamulya dalam mengikuti pembelajaran sepak sila, diharapkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran. Indikator keberhasilan yang ditentukan adalah minimal 70% dari KKM yang ditetapkan di sekolah tersebut. 175

8 HASIL DAN PEMBAHASAN Grafik 1 Grafik Perolehan Nilai Keseluruhan Keterampilan Gerak Dasar Sepak Sila Setiap Tindakan Grafik peningkatan presentase setiap tindakan dibuat setelah menghitung nilai ratarata setiap tindakan. Pada siklus 1 tindakan 1 memperoleh 32,30% yang mengalami peningkatan dari observasi awal yaitu meningkat 8%, selanjutnya siklus 1 tindakan Setelah penulis bertindak sebagai peneliti dan guru (yang terjun langsung melakukan kegiatan mengajar) serta dibantu mitra peneliti (sebagai observer) dalam melakukan penelitian tindakan kelas dari awal sampai tahap akhir penelitian, diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: 1. Dari hasil observasi awal diperoleh fakta bahwa : a. Rendahnya keterampilan siswa dalam melakukan gerak dasa sepak sila sehingga ketika siswa menimang bola teresebut banyak jatuh dan lepas. b. Sebagian siswa takut untuk menguasai bola dan selalu terburuburu saat melakukan menimang. 2 memperoleh persentase 48% mengalamai peningkatan 16% dari siklus 1 tindakan 1. Kemudian pada siklus 2 tindakan 1 memperoleh 67,00% mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu 19% dan meningkat di siklus 2 tindakan 2. c. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mencapai 24 orang dalam 1 kelas menyulitkan guru untuk mengkoordinir aktivitas serta kegiatan siswa satu persatu. 2. Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas diperoleh beberapa teori yang mendukung dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Dengan diberikannya penerapan bola modifikasi dalam pembelajaran aktivitas permainan sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar sepak sila pada siswa. Dengan demikian keterampilan siswa menjadi baik dalam sepak takraw, sejalan dengan pendapat menurut Bahagia (2010, hlm. 27) Esensi modifikasi yaitu menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara 176

9 meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Dilanjutkan lagi oleh PERSETASI (1996, hlm. 7) menyatakan bahwa : Sepak takraw adalah suatu permainan yang dilakukan di atas lapangan empat persegi panjang, rata, baik terbuka maupun tertutup, serta bebas dari semua 17 rintangan dan lapangan dibatasi oleh net. Bola yang dipakai terbuat dari rotan atau plastik (synthetic fibre) yang di Dari beberapa pendapat di atas jelas bahwa melalui penerapan bola modifikasi dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa dan hasil belajar yang di ujikan adalah keterampilan gerak dasar sepak sila, karena dengan bola modifikasi selain KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dari mulai observasi awal sampai dengan tindakan terakhir, yaitu siklus II tindakan II, nilai presentase adalah Pada siklus 1 tindakan 1 memperoleh 32,30% yang mengalami peningkatan dari observasi awal yaitu meningkat 8%, selanjutnya siklus 1 tindakan 2 memperoleh persentase 48% mengalamai peningkatan 16% dari siklus 1 tindakan 1. Kemudian pada siklus 2 tindakan 1 memperoleh 67,00% mengalami anyam bulat. Permainan ini menggunakan seluruh anggota tubuh, kecuali tangan. Bola dimainkan dengan mengembalikannya ke lapangan lawan melewati net. Selain itu menurut (Sulaiman, ) Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Sepak sila digunakan untuk menerima dan menguasai bola, mengumpan untuk serangan smash dan untuk menyelamatkan serangan lawan. banyak variasi dari yang mudah hingga sulit siswa diberikan tambahan pengulangan agar keterampilan gerak dasar sepak sila meningkat. Selain itu melalui bola modifikasi siswa termotivasi dan berpartisipasi dalam pembelajaran peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu 19% dan meningkat di siklus 2 tindakan 2. Setelah penelitian dilaksanakan mengenai Penggunaan bola modifikasi (bola karet) terhadap keterampilan gerak dasar sepak sila, maka peneliti menyimpulkan bahawa bola karet berpengaruh terhadap gerak dasar sepak sila siswa kelas V SDN 2 Margamulya, karena bola modifikasi siswa dapat melakukan gerak dasar sepak sila yang tadinya kurang terampil menjadi terampil dan yang terampil menjadi sangat terampil. 177

10 DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. (2006). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Yrama Widya Bahagia, Y.dan mujianto, S. (2010), Fasilitas dan perlengkapan penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Bahagia, Y. dan Mujianto, S.(2009). Media dan Alat Pembelajaran Penjas. Bandung Bahagia, Y. dan Suherman, A. (2000) prinsip-prinsip pengembangan dan modifikasi cabang Olahraga. Bandung Engel Rick (2010). Sepak Takraw 101. Bandung : Penerbit : ASC Internasional Mahendra, A Filsafat Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI. Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sedarmayanti. dan Hidayat, S. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar Maju file:///c:/users/abahg/downloads/documents/ pdf

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia. Pada awalnya permainan ini dikenal dengan istilah sepak raga atau mula. Permainan ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Asia lebih tepatnya Asia Tenggara. Sepak takraw yaitu suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat

Lebih terperinci

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW BAHAN AJAR MATA KULIAH OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW Oleh Drs. H. M. Husni Thamrin, M.Pd Disampaikan untuk memenuhi tugas mandiri dalam rangka Pelatihan APPLIED APPROACH (AA) Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang disusun secara sistematis untuk menguji suatu permasalahan.

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW. 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir tes.

PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW. 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir tes. Lampiran 1 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW Ketentuan Umum 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir tes. 2. Ukuran lapangan serta alat yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan menggunakan bola yang terbuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian yang penulis gunakan adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada tingkat Sekolah Dasar, alasan penulis memilih

Lebih terperinci

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai Mata Kuliah : Sepaktakraw Kode Mata Kuliah : PJM 111 Materi: Teknik Dasar Sepaktakraw Teknik Dasar Sepaktaraw Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Classroom Action Research) CAR. Dari namanya sudah

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Classroom Action Research) CAR. Dari namanya sudah 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA 10-12 TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) A. PERMAINAN NET TANPA ALAT 1. Permainan Bola Voli (hal 227; 230; 234; 235; 240; 242) Perlengkapan: lapangan bola, bola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak takraw berasal dari abad ke 15. Permainan ini disebut takraw dalam bahasa Thai, dan sepak raga dalam bahasa Melayu. Bolanya terbuat dari anyaman rotan

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang 1 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Permainan Sepak Takraw Sepak takraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. Sepak berarti gerakan menyepak sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan ajar kepada siswa dengan baik. Untuk itu guru perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Melalui pendidikan jasmani anak akan terlibat dalam interaksi antara anak didik dan lingkungan

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan) MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan) A. Permainan Target (usia 12) 1. Permainan melempar bola ke sasaran Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak karena pola permainannya

Lebih terperinci

Lampiran 1 (lanjutan)

Lampiran 1 (lanjutan) Lampiran 1 39 Lampiran 1 (lanjutan) 40 Lampiran 1 (lanjutan) 41 Lampiran 2 42 Lampiran 3 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW Ketentuan Umum 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang disusun secara sistematis untuk menguji suatu permasalahan. Sedangkan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan di Indonesia terdapat tiga macam yaitu: (1) intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menunjang perkembangan siswa melalui kegiatan fisik. Hal ini kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang penulis laksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CAR) yang sudah dipaparkan di BAB II. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BADMINTON LIKE GAMES DALAM UPAYA MENINGKATKAN POLA GERAK DOMINAN MEMUKUL SHUTTLECOCK DALAM AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BADMINTON LIKE GAMES DALAM UPAYA MENINGKATKAN POLA GERAK DOMINAN MEMUKUL SHUTTLECOCK DALAM AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BADMINTON LIKE GAMES DALAM UPAYA MENINGKATKAN POLA GERAK DOMINAN MEMUKUL SHUTTLECOCK DALAM AKTIVITAS PERMAINAN BULUTANGKIS Rahmat Hidayat 1 Bambang Abduljabar 1 Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Jasmani tidak diselenggarakan semata-mata agar anak bergembira dan bersenang-senang. Melainkan Pendidikan Jasmani merupakan wahana pendidikan yang

Lebih terperinci

Permainan Sepak Takraw

Permainan Sepak Takraw Permainan Sepak Takraw Tim Dosen Pengampu FIK UNY e-mail : fathan_nurcahyo@uny.ac.id SEJARAH SEPAKTAKRAW Asal mula belum dapat diketahui secara pasti. Indonesia mengenal pertama kali ketika Tim Sepaktakraw

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis, sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa di forum internasional dan membangkitkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang disusun secara sistematis untuk menguji suatu permasalahan. Sedangkan metode penelitian

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 Oleh Farit Khulfani Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah berkembang di masyarakat luas, baik di klub-klub, kantor-kantor, desa-desa, maupun sekolah-sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal mulanya permainan ini dikenal dengan istilah sepakraga. Sepaktakraw dimainkan di atas lapangan yang

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SD Negeri Kutamendala 02, Kecamatan Tonjong, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK Devi Catur Winata Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode 50 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode penellitin tindakan kelas (classroom action research) atau PTK. Penelitian tindakan merupakan

Lebih terperinci

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Sepak takraw atau biasa disingkat Takraw, bisa disebut juga kick volley ball (bola voli sepak) atau soccer volley ball (sepak bola voli) (Engel, 2010, hlm.1). Olahraga

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah dimana cara yang digunakan peneliti dalam rangka memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan yang sedang di teliti. Seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa di tuntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya untuk

Lebih terperinci

Oleh : DR. Yunyun Yudiana. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Oleh : DR. Yunyun Yudiana. Hal-hal yang perlu diperhatikan Oleh : DR. Yunyun Yudiana Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Filosofi bermain bola voli bagi anak usia SD 2. Keterampilan dalam permainan bola voli yang dapat dikembangkan 3. Strategi belajar mengajar/melatih

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek dan Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandung tepatnya jalan Geger Arum No 11 A Bandung. 2. Subjek Pemelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang disusun secara sistematis untuk menguji suatu permasalahan. Sedangkan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu baik secara langsung maupun tidak langsung yang dilaksanakan secara sadar untuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SEPAK SILA MELALUI VARIASI LATIHAN BERPASANGAN PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI 18 KOTA BENGKULU

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SEPAK SILA MELALUI VARIASI LATIHAN BERPASANGAN PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI 18 KOTA BENGKULU UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SEPAK SILA MELALUI VARIASI LATIHAN BERPASANGAN PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI 18 KOTA BENGKULU Barep Sucipto barepsucipto@gmail.com Sugiyanto Tono Sugihartono

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa maupun mahasiswa untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan gerak dasar serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yakni penelitian tindakan kelas (PTK) McNiff (sebagaimana dikutip Suyanto: 1997) mengemukakan bahwa PTK adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 9 Nomor 2. SePTEMBER 2017 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, pada bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, pada bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, pada bulan Oktober sampai November 2015. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus.

Lebih terperinci

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Umum : Sejarah, karakteristik, dan peraturan umum permainan sepak : Para mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami perkembangan sejarah sepak takraw dan peraturan umum permainan sepak : 1 kali (Performansi/indikator)

Lebih terperinci

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1 PERMAINAN BOLA BESAR Permainan bola besar melalui permainan sepak bola Permainan bola besar melalui permainan bola voli Permainan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 22 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan dalam upaya memperbaiki pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan satu kesatuan dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Mengkaji dan mengimplementasikan pendekatan bermain untuk meningkatkan jumlah waktu aktif belajar gerak siswa dalam pembelajaran pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesegaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga Sepak takraw dari permainan yang sangat sederhana dan simpel tidak mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk melihat apakah modifikasi permainan bola voli dapat meningkatkan teknik dasar bola voli. Secara umum penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar tentang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau classroom action research sebagai cara untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau classroom action research sebagai cara untuk 39 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2007:61) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani (Penjas) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan kualitas individu secara holistik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Di samping itu metode penelitian juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan moderen ini, manusia tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan kegiatan olahraga. Baik sebagai kebutuhan hidup ataupun sebagai gaya hidup untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. individu secara organic, neuromuscular, perceptual, kognitif, dan emosional dalam

TINJAUAN PUSTAKA. individu secara organic, neuromuscular, perceptual, kognitif, dan emosional dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematis bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini, hal ini berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH

PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH Zuhermandi 1, Rachmat Saputra 2, Wakidi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian disebut juga populasi, yang merupakan salah satu bagian terpenting yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah

Lebih terperinci

SEPAK TAKRAW PERMAINAN KECIL

SEPAK TAKRAW PERMAINAN KECIL SEPAK TAKRAW PERMAINAN KECIL 1 - TUJU SASARAN 2 - BOLA BERACUN 3-360 DARJAH 4 - BOLA EMAS 5 - ENAM LAWAN SATU 6 - TARGET MAN 7 - UMPAN SIAPA MENGENA? 8 - BOLING KUDA 9 - KERAS KEPALA 10 - BAKUL EMAS PERMAINAN

Lebih terperinci

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd

Lebih terperinci

Oleh: Toha SDN 1 Karangan, Karangan, Trenggalek

Oleh: Toha SDN 1 Karangan, Karangan, Trenggalek 208 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PENINGKATAN KETANGKASAN MENANGKAP DAN MELEMPAR BOLA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PADA PEMBELAJARAN PJOK MELALUI PERMAINAN BOLA ZIG-

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (clasroom action research), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sistematis dan teratur. Oleh sebab itu pembelajaran yang baik akan. menentukan keberhasilan dalam menciptakan siswa yang berprestasi.

I. PENDAHULUAN. sistematis dan teratur. Oleh sebab itu pembelajaran yang baik akan. menentukan keberhasilan dalam menciptakan siswa yang berprestasi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Oleh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VII (Tujuh )/1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x pertemuan ) A. Standar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAIANAN BOLA VOLI MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAIANAN BOLA VOLI MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA DASAR UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAIANAN BOLA VOLI MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA DASAR AGUNG NUGROHO Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam kegiatan jalan, lari, lempar, lompat. Istilah atletik berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak yang telah dilatihkan dengan baik. Menurut Amung Ma mun dan. maka semakin terampil orang tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak yang telah dilatihkan dengan baik. Menurut Amung Ma mun dan. maka semakin terampil orang tersebut. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Keterampilan Suatu pembelajaran gerak sangat erat kaitannya dengan istilah terampil. Seseorang dikatakan terampil jika ia mampu menguasai suatu gerak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan kebugarannya yang tinggi. yang tingginya kurang lebih 15 meter, (c) Perlengkapan pemain: Untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan kebugarannya yang tinggi. yang tingginya kurang lebih 15 meter, (c) Perlengkapan pemain: Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Sepak Takraw modern diyakini tidak terlepas dari peran tiga orang dari Penang. Pada bulan Februari 1945, jaring dan peraturan yang mirip dengan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO

PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO Jurnal Prestasi Vol. 1 No. 1, Juni 2017 : 6-10 p-issn : 259-939 PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO Ibrahim

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri ConggeangI dengan alamat di Desa Conggeang, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bagian dari peerencanaan penelitiaan yang menunjukkan usaha peneliti dalam melihat apakah penelitian yang direncanakan telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDN Sukamanah yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDN Sukamanah yang beralamat di 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDN Sukamanah yang beralamat di Desa Mayang Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. SDN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Renjana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Renjana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salahsatu permainan bola besar. Permainan ini dimainkan oleh dua team, banyaknya pemain dalam satu teamnya berjumlah 11 orang dan salahsatunya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Lebih terperinci

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY Analisis SKKD Gerak Aris Fajar Pambudi FIK UNY Kelas I semester 1 1. Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana/ aktivitas jasmani dan nilai yang terkandung di dalamnya 1. Mempraktikkan gerak

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang di berikan di semua sekolah baik sekolah dasar negeri maupun swasta. Pendidikan jasmani merupakan bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Sepakbola termasuk olahraga permainan. Olahraga sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di dunia maupun di Indonesia, setiap orang baik laki-laki

Lebih terperinci