BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Pembangun Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

Dengan adanya pajak sebagai sumber PAD, daerah dapat membiayai. pembangunan secara optimal. Dalam Undang-undang RI Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. politik,perlu disadari pula bahwa mutu pendidikan bagi pelajar harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PRAKTIK KERJA LAPANGAN. Dalam situasi Negara Republik Indonesia yang sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKLM) Dalam meghadapi era globalisasi dan penigkatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB I PENDAHULUAN. Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja lapangan Mandiri (PKLM) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Negara dalam menjalankan tugas rutin dan pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan

BAB II PENERIMAAN DAERAH DAN PENGALIHAN PBB-P2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak telah banyak dikemukakan oleh para ahli hukum. Antara lain

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional diperlukan dana guna pemenuhan tersebut. Pemerintah Negara Kesatuan

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Administrasi Perpajakan. Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan Mandiri diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Suksesnya pembangunan negara Indonesia tidak terlepas dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

BAB II TINJAUAN TENTANG PAJAK A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERANAN PBB P2 DALAM MENINGKATKAN PAD DI KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Untuk menyukseskan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengenai lingkungan kerja dan kegiatan-kegiatan suatu perkantoran khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Dan Prosedur Pembayaran Retribusi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. suatu usaha yang telah disusun dengan kurikulum dengan syarat-syarat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan PKLM adalah

BAB I PENDAHULUAN. Jenis pajak yang ada di Negara Indonesia dibagi menurut :

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. belum satu satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional mensejahterakan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. warga negaranya yang memenuhi syarat secara hukum berhak wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. didasarkan kepada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Menurut Moekijat (1989:194), ciri-ciri prosedur meliputi : tidak berdasarkan dugaan-dugaan atau keinginan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penerimaan negara yang saat ini sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) mahasiswa yang bertujuan meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimiliki Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi lainnya itulah yang

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu syarat dalam rangka penyusunan Tugas Akhir dan metode untuk mempraktikan teori yang selama ini telah diperoleh selama perkuliahan dan mengaplikasikannya dalam suatu kondisi kerja yang nyata serta diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai lingkungan kerja. Pajak bumi dan bangunan ( PBB) selama ini diidentikkan dengan Pajak Lempung karena objek pajak utamanya berupa tanah (bumi) dengan wajib pajak yang meliputi seluruh golongan masyarakat baik dari golongan rakyat bawah sampai pejabat tinggi Negara. Sejalan dengan era reformasi, dalam rangka penguatan keuangan daerah untuk melaksanakan pembangunan dan meningkatkan kemakmuran masyarakat maka pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam UU tersebut mengatur ketentuan dari 16 Pajak yang akan dikelolah oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota/Kabupaten). Salah satu jenis pajak yang akan dikelola oleh Pemerintah Daerah berasal dari Jenis Pajak

Pusat yaitu Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB) serta Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Berdasarkan Undang Undang tersebut dapat disimpulkan 5 (lima) asas Pajak Bumi dan Bangunan yaitu : a. Sederhana b. Mudah dimengerti c. Semangat gotong-royong d. Adil, dan e. Kepastian hukum Dengan diberlakukannya undang undang tersebut dan dialihkannya Pajak Bumi dan Bangunan di harapkan daerah dapat menerapkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan dan melaksanakan sistem perpajakan yang mudah,adil dan bertanggung jawab serta memberikan kepercayaan kepada wajib pajak sehingga dapat mewujudkan perluasan objek pajak daerah dan peningkatan kesadaran untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang secara otomatis dapat meningkatkan penerimaan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah yakni membiayai pengeluaran umum demi sebesar-besar kemakmuran rakyat. Tetapi seperti yang kita ketahui tingkat penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan belumlah optimal khususnya di daerah Kota Medan. ada beberapa faktor yang

menyebabkan sulitnya wajib pajak untuk membayar pajak khususnya Pajak bumi dan bangunan. Faktor tersebut berupa tingkat perekonomian wajib pajak yang tidak mendukung untuk membayar pajak terutang (apabila objek pajak yang dimiliki,dikuasai dan atau dimanfaatkan ole wajib pajak yang berpenghasilan rendah yang sehingga kewajiban perpajakannya sulit untuk dipenuhi) dan faktor lain yang menyebabkan pajak terutang tersebut tidak dapat terpenuhi kewajibannya ( faktor lain ini terjadi dalam hal objek pajak yang terkena bencana alam seperti : banjir, gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor atau sebab lain yang luar biasa seperti : kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan Hama tanaman. Selain dari pada itu wajib pajak dituntut harus memenuhi wajibannya untuk membayar pajak terutang sebagai konsekwensi dari kepemilikan, penguasaan dan pemanfaatan bumi dan bangunan. Inilah yang menyebabkan pentingnya upaya pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan khususnya sektor perdesaaan dan perkotaan sebagaimana telah diatur dalam Perda No. 3 Thn 2011 pasal 21 ayat 2 serta Pasal 19 Undang-Undang PBB yang berisi tentang Pemberian Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. Upaya pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan selain sangat penting untuk memenuhi kewajiban perpajakan wajib pajak juga dapat membantu meringankan beban pajak yang oleh sebab tertentu sulit untuk terpenuhi kewajiban perpajakannya. Ini juga yang melatar belakangi penulis mengambil judul Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Di Dinas Pendapatan Kota Medan.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri Praktik kerja lapangan mandiri merupakan salah satu persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa perpajakan dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 1. Tujuan Penulis melakukan Praktek kerja lapangan mandiri adalah: 1.1 Untuk mengetahui prosedur permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di Dinas Pandapatan Kota Medan 2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) 2.1 Bagi mahasiswa a) Menerapkan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan khususnya tentang pajak daerah dan mengaplikasikannya ke dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan mandiri. b) Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan pada umumnya, khususnya dibidang pajak bumi dan bangunan yang kelak membekali penulis terjun langsung dalam dunia kerja Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan c) Untuk menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam permasalahan yang timbul selama melakukan praktik kerja lapangan mandiri.

d) Untuk menciptakan dan mengembankan rasa tanggung jawab, profesionalitas serta kedisiplinan yang nantinya akan sangat dibutuhkan didalam dunia kerja. e) Mendewasakan cara berfikir, bersikap dan bertindak serta meningkatkan pengkajian dan perumusan masalah secara terpadu dan ilmiah. f) Sebagai sarana latihan berfikir mahasiswa dalam menyusun suatu karya ilmiah berdasarkan ilmu yang diperoleh selama dalam perkuliahan. 2.2 Bagi Dinas Pendapatan Daerah a) Dengan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap instansi baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut. b) Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai dengan keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni. c) Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dinas Pendapatan Kota Medan dengan lembaga pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2.3 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara a) Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya.

b) Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta menetapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya dibidang Perpajakan. c) Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. d) Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera Utara. e) Membuka interaksi antara dosen dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ). C. Uraian teoritis 1. Definisi pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum ( Soemitro, 2011 : 1). 2. Jenis - jenis pajak 2.1 Menurut golongannya a) Pajak langsung, yaitu : pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak

dan tidak dapat di bebankan atau dilimpahkan kepada orang lain Contoh : Pajak Penghasilan b) Pajak tidak langsung, yaitu : pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan nilai 2.2 Menurut sifatnya a) Pajak subjektif, yaitu : pajak yang berdasarkan pada subjeknya, memperhatikan keadaan diri wajib pajak Contoh : Pajak Penghasilan b) Pajak objektif, yatu : pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak Contoh : Pajak Pertambahan nilai dan Pajak atas barang mewah 2.3 Menurut lembaga pemungutnya a) Pajak pusat, yaitu : pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara Contoh : PPh, PPn, dan pajak penjualan barang mewah serta Bea materai b) Pajak daerah, yaitu : pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terbagi dua, yaitu : Pajak provinsi yang terdiri atas pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan,

pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak rokok Pajak kabupaten/kota terdiri atas : pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, pajak sarang burung wallet, pajak reklame, pajak pengambilan bahan galian golongan C, pajak parkir ( Catatan Perkuliahan). Dan pada pembahasan selanjutnya akan lebih khusus membahas tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan. 3. Definisi pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan Dahulunya PBB merupakan Pajak Pusat dan dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak yang terdiri dari 5 (lima) Sektor, yaitu Perdesaan, Perkotaan, Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan. Tetapi sejak pajak bumi dan bangunan dialihkan menjadi pajak Kabupaten / Kota pajak tersebut dinamai sebagai Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ( PBB Sektor P2 ). Adapun definisi dari PBB Sektor P2 adalah : pajak atas bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,perhutanan dan pertambangan ( Perda No. 3 Thn 2011 pasal 1 ayat 6 ). 4. Definisi wajib pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan Wajib pajak PBB P2 yaitu : orang pribadi atau badan yang secara nyata

mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan Pasal 1 angka 37 UU PDRD. 5. Objek pajak bumi dan bangunan Perdesaan dan perkotaan Yaitu : bumi dan /atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,dan /atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,perhutanan dan pertambangan. Termasuk dalam pengertian bangunan yaitu : Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti : hotel, pabrik dan emplasemennya yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut. Jalan tol, kolam renang, pagar mewah, tempat olah raga, galangan kapal, dermaga, taman mewah, tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak dan menara ( Perda Kota Medan No. 3 tahun 2011 Pasal 2 ) 6. Hak wajib pajak 6.1 Menerima SPPT PBB untuk setiap tahun pajak 6.2 Mendapatkan penjelasan berkaitan dengan ketetapan PBB dalam hal wajib pajak memintai 6.3 Mengajukan keberatan dan atau pengurangan pajak terutang 6.4 Mendapatkan surat tanda terima setoran PBB dari bank atau instansi yang bersangkutan

6.5 Hak mengajukan banding 6.6 Hak mengajukan pembetulan D. Ruang Lingkup PKLM Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam melakukan Praktek kerja lapangan Mandiri di dinas pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dasar hukum pemberian pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan 2. Untuk mengetahui kepada dan dalam hal apa permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan diberikan 3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan pemberian permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan 4. serta untuk mengetahui prosedur permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data informasi yang diperlukan, Metode yang digunakan dalam melakukan PKLM tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan objek dan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Pengajuan judul ke Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan, Pengajuan judul proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Seminar proposal, Perbaikan proposal, Penunjukan dosen pembimbing, Persetujuan proposal oleh dosen pembimbing, Pembuatan surat pengantar pelaksanaan PKLM, serta hal-hal yang mendukung untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 2. Studi literatur Di dalam tahapan ini penulis mencari berbagai bacaan buku - buku tentang pajak bumi dan bangunan, peraturan perundang - undangan tentang Pajak Bumi dan Bangunan, bahan-bahan kuliah, Internet, dan lain-lain maupun literatur yang ada kaitannya dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 3. Observasi Lapangan Di dalam tahapan ini, sebelum penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Penulis terlebih dahulu melakukan observasi lapangan, baik tempat ataupun sasaran praktik 4. Pengumpulan Data a. Data primer : Data yang bersumber dari pihak yang memahami tentang Pajak, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan, dalam hal ini pegawai Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan pada bidang bagi hasil pendapatan ( BHP). b. Data sekunder : Data yang bersumber dari buku-buku ilmiah tentang pajak bumi dan bangunan yang diperoleh dari perpustakaan, bahan-bahan kuliah, Undang-undang

tentang PBB yang diperoleh dari internet, dan lain-lain yang berkaitan dengan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan 5. Analisis dan Evaluasi Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, maka penulis sudah dapat memulai menganalisis dan mengevaluasi data tersebut serta menarik kesimpulan berdasarkan pemikiran, pengetahuan, dan teori yang telah diterima dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis dan secara objektif. F. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Daftar Wawancara ( Interview Guide ) Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan melibatakan pegawai pada instansi yang bersangkutan baik secara lisan maupun secara tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Daftar Observasi ( Observasi Guide ) Melakukan kegiatan pengamatan langsung di Dinas Pendapatan Kota Medan tentang objek PBB sektor P2 yang berkaitan dengan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan yang tujuannya adalah untuk mendapatkan penjelasan tentang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan. 3. Daftar Dokumentasi ( Optional Guide ) Pengumpulan data dengan studi dokumentasi, untuk lebih memperjelas teoriteori dan penjelasan tentang pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan. G. Sistematika Penyusunan Laporan Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) adalah : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode praktik PKLM, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan pelaporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, Struktur Organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi gambaran pegawai. BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM Pada bab ini penulis menguraikan mengenai dasar hukum pemberian permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan lain-lain yang dilakukan selama melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI Pada bab ini penulis membahas tentang analisa dan evaluasi data yang diperoleh mengenai Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis mengemukan tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan.