HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan subsektor unggulan di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

I. PENDAHULUAN. meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULANG BAWANG. Lampung, berbatasan dengan laut lepas (Laut Jawa), dan menjadi hilir Way

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan letak geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak dan Luas Wilayah

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM. NOMOR : 430/Kpts/KPU/TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada arah

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Analisis Spasial

Profil Kabupaten Aceh Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bernama Tiuh Margakaya pada tahun 1738 Masehi yang dihuni masyarakat

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Perkembangan Ekonomi Makro

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bendungan Way Rarem terletak di Kabupaten Lampung Utara, Provinsi

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografi dan Topografi Lokasi Penelitian

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IDENTIFIKASI PUSAT PERTUMBUHAN DAN AKTIVITAS PELAYANAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Pada saat ini Indonesia telah memasuki tahap pembangunan

IV. GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Historis Kabupaten Tulang Bawang Barat. Bawang. Kabupaten Tulang Bawang sendiri mempunyai luas wilayah ± 6.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. KONDISI UMUM KAWASAN KALIORANG

I. PENDAHULUAN. pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk. mewujudkan tujuan nasional. Tujuan nasional yang tercantum dalam alenia

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

10jO15'-106"20' Bujur Timur dan 4"37'-j"37' Lintang Selatan, dengall batas-

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

PROPOSAL DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KEBIJAKAN AKSELERASI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI DI LUAR PULAU JAWA

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Profil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial Kabupaten Tulang Bawang merupakan wilayah yang dilalui oleh jalan lintas sumatera. Kecamatan Menggala merupakan pertemuan antara jalan lintas timur sumatera dan jalan lintas Asean yang merupakan penghubung antara Pelabuhan Bakauheni yang melintasi jalan di sepanjang pantai timur sumatera tanpa melalui ibukota Propinsi Lampung. Jalan lintas sumatera yang merupakan jalan nasional hanya melintasi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Menggala, Banjar Agung dan Banjar Margo yang terletak di sebelah barat wilayah administrasi Kabupaten Tulang Bawang. Berdasarkan beberapa peta tematik yang diamati dan dilakukan tumpang tindih, maka didapatkan bahwa Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari 2 kawasan yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Untuk kawasan budidaya terdiri dari areal perkebunan dan kebun campuran, sawah dengan irigasi dan non irigasi, wilayah tambak, pertanian lahan kering, kawasan militer dan pemukiman. Perkebunan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari perkebunan milik rakyat dan perkebunan milik perusahaan. Dilihat dari peta alokasi pemanfaatan lahan (Gambar 5) pada sepanjang jalan lintas timur sumatera didominasi oleh pertanian lahan kering, sedangkan pemanfaatan lahan lainnya berada agak jauh dari jalan lintas timur sumatera. Letak permukiman tersebar berada di sebelah utara Sungai Tulang Bawang sedangkan daerah yang berada di sebelah selatan lebih merupakan daerah kebun campuran, kawasan lindung dan wilayah perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan. Kawasan militer merupakan daerah terbatas yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara berupa pangkalan udara.

35 Sumber : Bappeda Tulang Bawang, 2008 Gambar 5 Peta alokasi pemanfaatan lahan Kawasan lindung berada hampir di sepanjang sungai dan pantai (Gambar 6). Kawasan ini merupakan daerah pasang surut yang tiap musim hujan selalu digenangi air. Asal air biasanya berasal dari sungai yang meluap atau genangan luas yang tidak dapat mengalir masuk ke sungai sehingga membentuk permukaan yang cukup luas. Kawasan lindung yang ada merupakan kawasan bagi beberapa burung yang bermigrasi dari daerah lain untuk mencari makan atau sekumpulan kerbau rawa yang hidup pada habitat tersebut.

36 Sumber : Bappeda Tulang Bawang, 2008 Gambar 6 Peta Kawasan Lindung Kawasan budidaya di Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari kawasan hak guna usaha dan kawasan diluar hak guna usaha. Kawasan hak guna usaha banyak berada di sebelah selatan Sungai Tulang Bawang dan di wilayah pesisir. Hak guna usaha yang ada berupa wilayah yang diperuntukan untuk perkebunan dan pertambangan. Untuk menentukan wilayah yang dapat dipilih sebagai lokasi

37 industri maka kawasan hak guna usaha bukan merupakan wilayah yang dipilih sehingga kawasan tersebut tidak dipertimbangkan sebagai lokasi kawasan industri. Adapun kawasan di luar hak guna usaha merupakan lokasi terpilih yang dapat dipertimbangkan sebagai kawasan industri. Namun dalam menentukan kawasan industri tetap mempertimbangkan industri yang ada di dalam kawasan hak guna usaha (Gambar 7). Sumber : Bappeda Tulang Bawang, 2008 Gambar 7 Peta kawasan hak guna usaha

38 Dari hasil tumpang tindih dengan peta kawasan hak guna usaha, peta kawasan lindung dan peta administrasi didapat bahwa kecamatan yang tidak masuk dalam kawasan hak guna usaha dan lindung ada 10 kecamatan yaitu Menggala, Banjar Agung, Banjar Margo, Gedung Aji, Gedung Aji Baru, Meraksa Aji, Penawar Tama, Penawar Aji, Rawa Pitu dan Rawa Jitu Selatan. Kecamatankecamatan yang ada di sepanjang jalan lintas timur sumatera sebagian besar bukan wilayah hak guna usaha kecuali sebagian wilayah Kecamatan Menggala. Untuk Kecamatan Gedung Meneng, Dente Teladas dan Rawa Jitu Timur merupakan kecamatan yang wilayahnya merupakan kawasan hak guna usaha dan lindung, hanya sebagian kecil yang bukan kawasan keduanya (Gambar 8). Selanjutnya dalam menentukan lokasi optimal kawasan industri pengolahan hasil pertanian, digunakan 10 kecamatan terpilih ini sebagai wilayah penelitian.

39 Sumber : Hasil analisis Gambar 8 Peta lokasi terpilih Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang yang akan membangun pelabuhan pengiriman barang dapat dilihat sebagai kemudahan dalam pemasaran dan meminimalkan waktu pengangkutan. Pembangunan kawasan industri di daerah sekitar pelabuhan di daerah Dente Teladas direncanakan dapat membuka akses terhadap wilayah-wilayah yang selama ini

40 sulit dijangkau. Dengan adanya kawasan industri dan pelabuhan ini diharapkan semua industri yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dapat memanfaatkan fasilitas tersebut sehingga dapat membawa pengaruh yang nyata bagi pertumbuhan ekonomi di sekitar daerah tersebut. Selain itu untuk menarik akses kemudahan penjualan hasil pertanian dari wilayah di sekitar Kabupaten Tulang Bawang (Gambar 9). Sumber : Bappeda Tulang Bawang, 2008 Gambar 9 Peta rencana lokasi pelabuhan industri

41 Jumlah perusahaan yang mendapatkan hak guna usaha di Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 21 perusahaan, yang terdiri dari hak pengelolaan tebu, kelapa sawit, kakao, ubi kayu, udang dan pertambangan dapat dilihat pada Tabel 5. Dari beberapa jenis hak guna usaha yang ada maka sebagian besar mengelola perkebunan tebu sisanya merupakan perkebunan kakao, kelapa sawit, ketela pohon, tambak udang dan tambang batubara. Tabel 5 Perusahaan pengelola hak guna usaha di Kabupaten Tulang Bawang No. Perusahaan Luas (Ha) Jenis komoditas Kecamatan 1. PT. Citra Lamtorogung Persada 716 Kakao Menggala 2. PT. Mitra Sungkai Himalaya 100 Menggala 3. PT. Sweet Indo Lampung 12.861 Tebu Menggala/Gedung Meneng 4. Koperasi Indo Lampung Perkasa 1.200 Tebu Menggala 5. PT. Indo Lampung Perkasa 21.401 Tebu Menggala 6. PT. Indo Lampung Cahaya Makmur 6.557 849 Tebu Tebu Gedung Meneng Dente Teladas 7. PT. Garuda Panca Artha 24.308 - Dente Teladas 8. PT. Indo Lampung Buana Makmur Tebu Dente Teladas 9. PT. AWS Udang Rawajitu Timur 10. PT. Bujung Tenuk Raya 43 - Menggala 11. PT. Sumber Indah Perkasa 1.880 Kelapa Sawit Gedung Aji Baru 12. PT. Sumber Indah Perkasa 5.059 Kelapa Sawit Penawar Tama 13. PT. SAC Nusantara 6.371 - Gedung Aji Baru 14. PT. Lambang Sawit Perkasa 1.441 Kelapa Sawit Meraksa Aji 15. PT. Gunung Mas Persada Karya 335 1.095 - - Gedung Aji 16. PT. Balai Murni Jaya 161 - Banjarmargo 17. PT. Kencana Acicindo Perkasa 650 Ketela Pohon Banjar Margo 18. Budi Acid Jaya 30 Ketela Pohon Banjar Margo 19. Teguh Wibawa Bakti 32 - Banjar Agung 20. PT. Arya Dwi Pantara Nusantara 7.011 Kakao Menggala 21. PT. Andalas Bangun Nusantara Sumber : Bappeda, 2007 Batubara Dente Teladas

42 Banyaknya industri yang ada di kawasan hak guna usaha dapat menjadi pilihan dari jenis kawasan industri yang akan ditetapkan. Selain itu jenis industri yang berada di kawasan hak guna usaha dapat memanfaatkan kawasan industri yang akan ditetapkan sebagai tempat yang dapat mendukung keberadaan industri yang berada dalam kawasan hak guna usaha. Hasil Analisis Komoditas Pertanian (LQ) Hasil perhitungan LQ untuk komoditas tanaman pangan di Kabupaten Tulang Bawang dapat ditunjukkan pada Tabel 6. Hasil perhitungan LQ untuk tanaman pangan di Kabupaten Tulang Bawang menunjukkan bahwa komoditas padi memiliki nilai LQ > 1 terdapat pada Kecamatan Gedung Aji, Penawar Aji, Penawar Tama, Rawajitu Selatan dan Rawa Pitu. Hal ini menunjukkan bahwa komoditas padi sawah merupakan komoditas basis di Kecamatan Gedung Aji, Penawar Aji, Penawar Tama, Rawajitu Selatan dan Rawa Pitu. Ini berarti komoditas padi sawah tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan di wilayah kecamatan tersebut namun dapat dijual ke luar wilayah. Komoditas padi ladang berdasarkan perhitungan memiliki nilai LQ > 1 terdapat hanya pada kecamatan Gedung Meneng. Komoditas jagung nilai LQ > 1 terdapat di Kecamatan Gedung Aji, Penawar Aji, Gedung Meneng dan Rawa Pitu. Komoditas ubi kayu nilai LQ > 1 terdapat di Kecamatan Banjar Agung, Banjar Margo, Menggala dan Gedung Meneng. Komoditas ubi jalar berdasarkan perhitungan maka yang memiliki nilai LQ > 1 terdapat di Kecamatan Banjar Margo, Gedung Aji, Penawar Aji, Menggala dan Penawar Tama. Pada komoditas kacang kedelai yang memiliki nilai LQ > 1 adalah Kecamatan Penawar Aji dan Gedung Meneng. Untuk komoditas kacang hijau yang memiliki nilai LQ > 1 terdapat di Kecamatan Gedung Aji, Penawar Aji dan Gedung Meneng. Untuk komoditas kacang tanah yang memiliki nilai LQ > 1 terdapat Kecamatan Banjar Agung, Banjar Margo, Gedung Aji, Penawar Aji dan Gedung Meneng. Nilai LQ > 1 berarti bahwa komoditas ini merupakan komoditas basis tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan di suatu wilayah tetapi dapat di jual keluar wilayah. Walaupun merupakan komoditas basis tiap kecamatan berbeda namun tanaman pangan yang selama ini menjadi bahan baku untuk industri adalah ubi kayu.

43 Komoditas padi sawah banyak diusahakan di Kecamatan Rawajitu Selatan dan Rawa Pitu yang selama ini merupakan sentra produksi tanaman padi terbesar di Kabupaten Tulang Bawang. Selama ini poduksi padi sawah mampu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang bahkan diantaranya ada yang dikirim keluar wilayah. Tabel 6 LQ untuk tanaman pangan KECAMATAN Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kcng Kedelai Kcng Hijau Kcng Tanah Banjar Agung 0,18 0,41 0,27 1,13 0,00 0,52 0,32 1,28 Banjar Margo 0,12 0,48 0,03 1,14 1,17 0,00 0,93 1,30 Gedung Aji 1,55 0,53 1,51 0,91 4,44 0,88 3,91 3,50 Penawar Aji 5,78 0,37 1,52 0,33 4,37 1,17 5,24 6,59 Meraksa Aji * * * * * * * * Menggala 0,09 0,85 0,32 1,13 1,43 0,18 0,87 0,40 Penawar Tama 1,63 0,09 0,09 0,93 1,36 0,15 0,00 0,00 Rawajitu Selatan 8,50 0,00 0,14 0,00 0,40 0,00 0,10 0,12 Gedung Meneng 0,33 1,33 1,26 1,09 0,81 1,46 1,04 1,07 Rawajitu Timur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Rawa Pitu 8,18 0,00 2,89 0,01 0,38 0,58 0,56 0,09 Gedung Aji Baru * * * * * * * * Dente Teladas * * * * * * * * Rata-rata 2,03 0,31 0,62 0,51 1,10 0,38 1,00 1,10 Sumber : Hasil analisis Hasil perhitungan LQ tanaman perkebunan di Kabupaten Tulang Bawang menunjukkan bahwa komoditas karet yang memiliki nilai LQ > 1 berada pada Kecamatan Banjar Agung, Banjar Margo, Meraksa Aji dan Menggala. Untuk komoditas kopi yang memiliki nilai LQ > 1 terdapat di Kecamatan Banjar Agung dan Banjar Margo. Komoditas Lada yang memiliki nilai LQ > 1 terdapat di Kecamatan BanjarMargo dan Gedung Aji. Untuk komoditas kelapa dalam nilai LQ > 1 terdapat di Kecamatan Penawar Aji dan Gedung Meneng sedangkan untuk komoditas kelapa hibrida yang memiliki nilai LQ > 1 terdapat di Kecamatan Gedung Aji, Penawar Aji dan Meraksa Aji. Untuk komoditas kelapa sawit nilai LQ > 1 terdapat di Kecamatan Penawar Aji, Penawar Tama, Gedung Meneng, Rawa Pitu, Gedung Aji Baru dan Dente Teladas. Nilai LQ > 1 berarti bahwa komoditas perkebunan itu merupakan komoditas basis di wilayah tersebut dan dapat dijual ke luar wilayah (Tabel 7).

44 Tabel 7 LQ untuk tanaman perkebunan KECAMATAN Karet Kopi Lada Kelapa Dalam Kelapa Hybrida Kelapa Sawit Banjar Agung 4,02 4,63 0,00 0,00 0,00 0,84 Banjar Margo 3,82 2,38 10,34 0,00 0,00 0,85 Gedung Aji 0,89 0,26 3,81 0,43 3,03 0,99 Penawar Aji 0,08 0,06 0,00 2,62 1,48 1,04 Meraksa Aji 1,02 0,27 0,00 0,50 3,39 0,98 Menggala 2,08 0,00 0,00 9,68 0,00 0,93 Penawar Tama 0,04 0,64 0,00 0,00 0,00 1,06 Rawajitu Selatan 0,00 0,00 0,00 214,97 0,00 0,56 Gedung Meneng 0,22 0,00 0,00 0,00 0,00 1,05 Rawajitu Timur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Rawa Pitu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,07 Gedung Aji Baru 0,03 0,65 0,00 0,00 0,00 1,06 Dente Teladas 0,32 0,00 0,00 0,00 0,00 1,05 Rata-rata 0,96 0,68 1,09 17,55 0,61 0,88 Sumber : Hasil analisis Dari luas areal tanaman pangan dan perkebunan dapat diketahui bahwa komoditas dengan luasan terbesar adalah areal ubi kayu, padi, karet dan kelapa sawit (Tabel 8). Berdasarkan ini maka industri ubi kayu, karet dan kelapa sawit dapat dikembangkan. Ketiga komoditas tersebut memiliki luasan yang cukup luas sehingga dapat diusahakan untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan sesuai masing-masing komoditas. Komoditas padi sawah memiliki luasan terbesar kedua setelah ubi kayu. Selama ini komoditas padi sawah banyak diproduksi oleh 2 kecamatan yaitu Rawajitu Selatan dan Rawa Pitu. Potensi untuk pengembangan industri padi dapat berupa pengemasan sampai pada pemberian label pada kemasan. Tabel 8. Komoditas unggulan berdasarkan luas tanam No. Komoditas Luas Tanam (Ha) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Padi sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Karet Kopi Lada Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Sumber : BPS Kabupaten Tulang Bawang 2008 40.601 2.481 4.250 57.409 299 260 255 355 20.875 86 13 1.150 1.175 17.337

45 Berdasarkan sebaran luasan tanaman ubi kayu, karet dan kelapa sawit yang digunakan untuk industri dapat dilihat pada Gambar 10. Sumber : Hasil analisis Gambar 10 Peta sebaran luasan komoditas pertanian untuk industri Hasil Analisis Penentuan Lokasi Optimal Kawasan Industri ( P-Median ) Untuk menganalisis lokasi kawasan industri pengolahan hasil pertanian yang optimal dibutuhkan suatu bentuk model yang mampu menentukan lokasi

46 secara pasti, jelas dan terukur. Model yang digunakan adalah jenis model optimasi yaitu metode P-Median yang berasal dari dalil Hakimi. Dalam metode P-Median ini untuk menentukan titik optimum adalah dengan meminimumkan jumlah perkalian jarak terpendek dengan bobot dari semua simpul, dimana titik tersebut berasal pada suatu simpul dalam jaringan. Untuk mencari alternatif paling baik maka digunakan model optimasi penerapan GAMS dengan memasukan prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode P-Median. Asumsi dasar dalam metoda ini adalah: 1. Simpul yang dicalonkan sebagai pusat pelayanan berasal dari simpul yang berada dalam jaringan 2. Jaringan jalan mempunyai kesamaan kualitas 3. Untuk setiap kecamatan hanya diwakili oleh 1 simpul 4. Letak simpul ditentukan berdasarkan pertimbangan lokasi pusat (centroid) kecamatan. 5. Kecamatan dianggap tidak mengalami pemekaran 6. Bobot simpul hendaknya mencerminkan jumlah penerima pelayanan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor jarak, dan permintaan (demand) yaitu jumlah penduduk di setiap kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang, serta faktor produksi tanaman ubi kayu, karet dan kelapa sawit. a. Faktor Jarak Pengertian jarak dalam penelitian ini mengikuti pengertian lokasi relatif, yaitu posisi yang berkenaan dengan posisi lainnya dengan menggunakan data panjang jalan dan waktu tempuh yang menghubungkan antar satu kecamatan dengan kecamatan lainnya yang didapatkan dari BPS Kabupaten Tulang Bawang. Asumsi jarak antar kecamatan yang digunakan adalah jarak antar ibukota kecamatan. Dalam penelitian ini satuan jarak yang digunakan adalah kilometer dan menit. b. Jumlah Penduduk Pengertian jumlah penduduk dalam studi ini adalah permintaan (demand) yang diasumsikan sebagai jumlah tenaga kerja yang dapat digunakan oleh keberadaan kawasan industri. Data jumlah penduduk didapat dari BPS Kabupaten Tulang Bawang.

47 c. Faktor Produksi Pengertian faktor produksi dalam studi kasus ini adalah produksi ubi kayu, karet dan kelapa sawit yang dihasilkan oleh tiap kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang, yang selama ini digunakan oleh industri pengolahan hasil pertanian. Dalam penelitian ini satuan produksi yang digunakan adalah ton. Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum dalam Tabel 9 dengan mempertimbangkan total produksi hasil pertanian dengan jarak tempuh terdekat, maka alternatif pertama lokasi kawasan industri pengolahan hasil pertanian adalah Kecamatan Penawar Aji karena dapat melayani produksi dari 5 kecamatan. Alternatif kedua lokasi kawasan industri pengolahan hasil pertanian berada pada Kecamatan Menggala yang dapat melayani produksi 4 kecamatan. Untuk Alternatif ketiga adalah Kecamatan Rawajitu Selatan yang mampu melayani 3 kecamatan. Hasil perhitungan dengan menggunakan pertimbangan total produksi hasil pertanian dengan waktu tempuh terdekat, maka alternatif pertama adalah Kecamatan Penawar Aji yang mampu melayani 5 kecamatan, diikuti alternatif kedua adalah Kecamatan Menggala yang dapat melayani 4 kecamatan dan alternatif ketiga adalah Kecamatan Rawajitu Selatan Pada perhitungan ketiga di Tabel 9 menggunakan pertimbangan jika dibangun jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Rawajitu Selatan dengan Kecamatan Dente Teladas yang merupakan rencana Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam rangka memudahkan transportasi antar kecamatan, maka alternatif pertama lokasi kawasan industri pengolahan hasil pertanian adalah Kecamatan Rawajitu Selatan sedangkan alternatif kedua adalah Kecamatan Menggala, kemudian Kecamatan Penawar Aji sebagai alternatif ketiga.

48 Tabel 9 Hasil perhitungan jarak optimal terhadap produksi hasil pertanian No. 1. (jml penduduk x total produksi) jarak tempuh (km) 2. (jml penduduk x total produksi) waktu tempuh (menit) 3. (jml penduduk x total produksi) jarak tempuh baru (km) Kecamatan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Penawar Aji Menggala Rawajitu Selatan Penawar Aji Rawajitu Selatan Menggala Rawajitu Selatan Menggala Penawar Aji Keterangan Berdasarkan kondisi jalan eksisting Berdasarkan rencana pembangunan jalan Dari hasil perhitungan optimalisasi lokasi kawasan industri pengolahan hasil pertanian berdasarkan produksi dengan menggunakan P-median maka kecamatan yang sering muncul pada alternatif pertama dari ketiga perhitungan adalah Kecamatan Penawar Aji, sehingga wilayah yang optimal untuk melayani produksi hasil pertanian dari tiap kecamatan adalah Kecamatan Penawar Aji. Untuk alternatif kedua, Kecamatan Menggala yang sering muncul yang saat ini merupakan ibukota Kabupaten Tulang Bawang. Berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan ketiga alternatif kecamatan dengan jarak terhadap pelabuhan maka didapatkan hasil bahwa Kecamatan Penawar Aji merupakan lokasi yang optimal untuk kawasan industri pengolahan hasil pertanian berdasarkan jarak sebenarnya (Tabel 10). Saat ini jalan yang menghubungkan dengan pelabuhan merupakan jalan yang berada di wilayah hak guna usaha perkebunan tebu. Dengan kondisi seperti itu maka transportasi yang melintasi jalan tersebut sangat terbatas karena harus melalui pintu pengamanan untuk melewatinya. Tabel 10. Jarak antar kecamatan dan pelabuhan menggunakan jarak sebenarnya Kecamatan Penawar Aji Menggala Rawajitu Selatan Pelabuhan Penawar Aji 0 69 28 152 Menggala 69 0 120 83 Rawajitu Selatan 28 120 0 203 Pelabuhan 152 83 203 0

49 Berdasarkan rencana pembangunan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang, direncanakan akan dibangun jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Rawajitu Selatan dan Dente Teladas seperti pada Gambar 11. Jika berdasarkan perhitungan dengan menggunakan jarak sesuai dengan rencana pembangunan jalan kolektor yang menghubungkan Kecamatan Rawajitu Selatan dan Dente Teladas maka didapatkan hasil bahwa Kecamatan Rawajitu Selatan merupakan lokasi yang optimal untuk kawasan industri pengolahan hasil pertanian. Asumsi perhitungan jarak disajikan pada Tabel 11. Dengan hasil ini berarti transportasi menuju ke pelabuhan tidak melalui kawasan hak guna usaha tetapi diasumsikan melalui jalan kolektor yang menghubungkan antara Rawajitu Selatan ke Dente Teladas. Tabel 11 Jarak antar kecamatan dan pelabuhan berdasarkan rencana jalan kolektor Kecamatan Penawar Aji Menggala Rawajitu Selatan Pelabuhan Penawar Aji 0 69 28 50 Menggala 69 0 120 83 Rawajitu Selatan 28 120 0 29 Pelabuhan 50 83 29 0 Sumber : Bappeda Tulang Bawang, 2008 Gambar 11 Peta jalan dan rencana jalan di Kabupaten Tulang Bawang

50 Berdasarkan kriteria kawasan industri yang salah satunya harus dekat dengan keberadaan dengan sumber air, maka seperti pada Gambar 12 ketiga kecamatan dilalui oleh sungai yang dapat digunakan sebagai sumber air industri. Kecamatan Menggala dilalui oleh Sungai Tulang Bawang. Kecamatan Penawar Aji dilalui oleh Sungai Pidada dan Tulang Bawang, sedangkan Kecamatan Rawajitu Selatan dilalui oleh Sungai Mesuji, Pidada dan Tulang Bawang. Sumber : Hasil analisis Gambar 12 Peta alternatif lokasi optimal

51 Berdasarkan keberadaan jaringan listrik yang ada di Kabupaten Tulang Bawang, maka ketiga kecamatan memiliki kondisi yang berbeda. Kondisi Kecamatan Menggala lebih baik dibandingkan Kecamatan Penawar Aji dan Rawajitu Selatan. Sebagian besar wilayah Kecamatan Menggala telah dialiri listrik, namun untuk Kecamatan Penawar Aji dan Rawajitu Selatan belum ada jaringan listrik (Gambar 13). Kondisi listrik yang ada di Kecamatan Penawar Aji dan Rawajitu Selatan saat ini masih diusahakan secara swadaya oleh masyarakat. Sumber : Bappeda Tulang Bawang, 2008 Gambar 13 Peta keberadaan listrik di Kabupaten Tulang Bawang

52 Hasil Analisis Terhadap Persepsi Stakeholders (AHP) Berdasarkan persepsi dari pengambil kebijakan di lingkup Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dan para petani pemilik lahan dalam pencapaian tujuan penentuan kawasan industri pengolahan hasil pertanian diprioritaskan pada kriteria bahan baku dengan nilai 0,467 dengan pencapaian sub kriteria produksi eksisting, kemudian diikuti kriteria pasar dengan nilai 0,197 dengan pencapaian sub kriteria pertumbuhan ekonomi. Setelah kriteria bahan baku dan pasar diikuti kriteria ketersediaan tenaga kerja dengan nilai 0,195 dengan pencapaian sub kriteria peningkatan pendapatan, lalu kriteria sarana transportasi dengan nilai 0,142 dengan pencapaian sub kriteria kelayakan jalan. Alternatif yang diprioritaskan dalam penentuan kawasan industri pengolahan hasil pertanian adalah Kecamatan Rawajitu Selatan dengan nilai 0,407, diikuti Kecamatan Menggala dengan nilai 0,298 dan Kecamatan Penawar Aji dengan nilai 0,295. Keseluruhan responden memandang bahwa Kecamatan Rawajitu Selatan merupakan prioritas dari penentuan kawasan industri pengolahan hasil pertanian dengan prioritas kepada kelayakan jalan untuk menuju kecamatan tersebut, adanya pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan bagi masyarakat dan produksi eksisting yang dapat memasok bahan baku bagi industri. Hasil analisis AHP untuk penentuan kawasan industri pengolahan hasil pertanian dapat dilihat pada (Gambar 14).

53 Penentuan Kawasan Industri Bahan Baku (0,467) Pelabuhan (0,197) Ketersediaan Tenaga Kerja (0,195) Sarana transportasi (0,142) Produksi Eksisting (0,628) Areal Pengolahan (0,372) Kedekatan Pelabuhan (0,317) Pertumbuhan Ekonomi (0,683) Kedekatan dg Pemukiman (0,365) Peningkatan Pendapatan (0,635) Kelayakan Jalan (0,791) Kelayakan Angkutan (0,209) Kecamatan Menggala (0,298) Kecamatan Rawajitu Sltn (0,407) Kecamatan Penawar Aji (0,295) Gambar 14 Hasil Analisis AHP dalam penentuan kawasan industri pengolahan hasil pertanian

54 Rekapitulasi analisis disajikan seperti pada Tabel 12 di bawah ini : Tabel 12 Rekapitulasi analisis Kecamatan P-Median Jml penduduk dan Pelabuhan total produksi Jarak Tempuh waktu tempuh Jarak Tempuh *) Jarak Tempuh Jarak Tempuh *) Sub total Sumber Air Peta Listrik Sub total AHP Total Menggala 3 2-2 - 7 1 1 2 2 11 Penawar Aji 1 1-1 - 3 1 2 3 3 9 Rawajitu Selatan 2 3-2 - 7 1 2 3 1 11 Menggala *) - - 2-2 4 1 1 2 2 8 Penawar Aji *) - - 3-2 5 1 2 3 3 11 Rawajitu Selatan *) - - 1-1 2 1 2 3 1 6 Catatan : *) jika dibangun jalan baru - Total nilai terkecil merupakan wilayah yang optimal Berdasarkan jarak tempuh dan waktu tempuh terhadap hasil pertanian serta jarak tempuh terhadap pelabuhan dan kedekatan dengan sumber air, maka wilayah yang optimal untuk kawasan industri pengolahan hasil pertanian adalah Kecamatan Penawar Aji. Berdasarkan jarak tempuh terhadap hasil pertanian dan pelabuhan jika dibangun jalan baru dan kedekatan dengan sumber air serta hasil AHP maka Kecamatan Rawajitu Selatan merupakan lokasi yang optimal untuk kawasan industri pengolahan hasil pertanian. Jika dikaitkan dengan kebijakan industri dari Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang, maka dengan posisi Kecamatan Penawar Aji yang berada pada sentral wilayah Kabupaten Tulang Bawang akan dapat memberikan pengaruh terhadap berkembangnya kawasan berikat udang di Rawajitu Timur dan kemajuan bagi agropolitan di Kecamatan Rawa Pitu menuju industri pertanian yang berkelanjutan. Keberadaan lokasi industri ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya pusat perekonomian baru di Kabupaten Tulang Bawang. Kecamatan Penawar Aji sebagai lokasi yang optimal untuk kawasan industri pengolahan hasil pertanian disajikan pada Gambar 15.

55 Lokasi Optimal Kawasan Industri Sumber : Hasil analisis Gambar 15 Peta lokasi optimal di Kecamatan Penawar Aji sebagai kawasan industri Jika rencana pembangunan jalan dapat terealisasi maka Kecamatan Rawajitu Selatan yang merupakan lokasi optimal kawasan industri akan mudah menjangkau jarak terhadap hasil pertanian dan pelabuhan. Kecamatan Rawajitu Selatan

56 sebagai lokasi yang optimal untuk kawasan industri pengolahan hasil pertanian disajikan pada Gambar 16. Lokasi Optimal Kawasan Industri Sumber : Hasil analisis Gambar 16 Peta lokasi optimal di Kecamatan Rawajitu Selatan sebagai kawasan industri berdasarkan rencana pembangunan jalan