VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA)

VII PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA KUSUMA AGROWISATA

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

6.1. Karakteristik Responden Bakso Kota Cakman Bogor

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK PERTANIAN SEGAR DI RITEL MODERN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

II. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3. Usia : 4. Alamat :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Petunjuk : Isilah atau berilah tanda (X) pada salah satu jawaban Anda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

Masyarakat Ilmuwan danteknolog Indonesia

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

Lampiran 1. Kuisioner KUISIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKATKEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GORENG FATMAWATI BOGOR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk atau jasa yang diterima oleh konsumen atau tidak.

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB III METODOLOGI. Metode penelitian merupakan suatu proses berpikir yang terdiri dari tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan. bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

ANALISIS SWOT TERHADAP STRATEGI PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN ZAM-ZAM DAN RUMAH MAKAN PERMATA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1 Penjualan Telepon Seluler di Indonesia Tahun Vendor Penjualan 2007

LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MAKAN BERCIRI INTERNASIONAL. Oleh : Muliasari Pinilih 1, Intan Shaferi 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan Furnitur dan Aksesoris

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi dua bagian yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan bisnis jasa restoran pada akhir-akhir ini semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KUESIONER PENELITIAN SURVEI TINGKAT KEPENTINANGAN DAN KINERJA WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. yang lain (Kotler dan Amstrong, 2008:5). Dalam definisi manajerial, banyak

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

KUESIONER L1-2. (Ferda) Berilah tanda ( ) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda atas pertanyaanpertanyaan mengenai restoran berikut ini :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tidak dapat ditunda-tunda dalam

BAB I PENDAHULUAN. malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan di bidang perekonomian sampai saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan

Gambar 5.1: Tipe Member Sumber: Hasil Penelitian Penulis Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis membersh

BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS)

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin berkembangnya masyarakat modern seringkali dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidangan. Perubahan gaya hidup masyarakat juga telah terjadi, mereka makan tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

Transkripsi:

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Keputusan konsumen menurut Engel, dkk (1995) tidak muncul begitu saja melainkan melalui suatu proses yang terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) pembelian, dan (5) hasil pembelian. Penelitian ini juga berusaha menganalisis bagaimana proses tersebut terjadi pada konsumen Pantasteiik Restaurant Botani Square. Usaha ini dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan setiap tahapan dalam proses keputusan pembelian konsumen. 6.1. Pengenalan Kebutuhan Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah pengenalan kebutuhan. Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan aktual konsumen sekarang dengan keadaan yang diinginkan konsumen. Untuk mempelajari proses pengenalan kebutuhan konsumen Pantasteiik Restaurant Botani Square, diperlukan adanya informasi yang cukup tentang motivasi serta manfaat yang dicari konsumen dalam mengunjungi restoran tersebut. Pada penelitian ini informasi yang berkaitan dengan proses pengenalan kebutuhan meliputi intensitas konsumen untuk makan di luar rumah, alasan/motivasi dan manfaat. 6.1.1. Intensitas Makan di Luar Rumah Tabel 13 menunjukkan bahwa konsumen yang makan di luar 3-5 kali dalam seminggu sebanyak 32 orang (53,33 persen), sedangkan yang makan 1-3 kali dalam seminggu sebanyak 16 orang (26,67 persen). Sisanya adalah konsumen yang makan di luar setiap hari yaitu sebanyak 12 orang (20 persen). Namun bila dilihat dari besarnya persentase frekuensi makan di luar rumah dalam seminggu, dapat disimpulkan bahwa konsumen yang melakukan aktivitas makan di luar sebanyak 3-5

kali seminggu termasuk dalam kategori sering atau hampir tiap hari. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagian besar konsumen Pantasteiik Restaurant Botani Square sering makan di luar rumah. Tabel 13. Sebaran Konsumen Berdasarkan Intensitas untuk Makan di Luar Frekuensi makan di luar rumah dalam satu minggu Setiap hari (7 kali) 12 20,00 3-5 kali 32 53,33 1-3 kali 16 26,67 6.1.2. Alasan/Motivasi Berdasarkan kuesioner dan hasil wawancara dengan konsumen, mencari menu yang khas/unik merupakan alasan sebagian besar konsumen dalam memutuskan untuk makan di luar, yaitu sebesar 41,67 persen. Pada umumnya konsumen cenderung tertarik dengan menu yang khas/unik yang ditawarkan oleh berbagai tempat kuliner sehingga ada keinginan untuk mengunjungi atau mencoba menu khas unggulan yang disediakan oleh tempat-tempat kuliner tersebut. Alasan terbesar kedua adalah alasan lainnya seperti tidak sempat pulang ke rumah, refereshing, tinggal di kostan, ingin menikmati menu kesukaan, ataupun bosan dengan menu masakan yang ada yaitu sebanyak 28,33 persen. Alasan sekedar ingin mencoba menempati urutan ketiga dengan 15 persen, mencari tempat yang nyaman sebesar 10 persen, dan sebagai gaya hidup hanya 5 persen. Sebaran konsumen berdasarkan alasan/motivasi untuk makan di luar rumah dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Sebaran Konsumen Berdasarkan Alasan untuk Makan di Luar Rumah Motivasi untuk makan di luar rumah Sekedar ingin mencoba 9 15,00 Sebagai gaya hidup 3 5,00 Mencari menu yang khas/unik 25 41,67 Mencari tempat yang nyaman 6 10,00 Lainnya 17 28,33 6.1.3. Manfaat Makan di Luar Tabel 15 menyajikan data sebaran konsumen berdasarkan manfaat yang dicari para konsumen sebelum mengambil keputusan untuk makan di luar rumah. Sebanyak 33 orang atau 55 persen konsumen memilih manfaat sebagai makanan selingan. Sementara manfaat sebagai makanan utama dipilih oleh 17 orang (28,33 persen). Manfaat sebagai pemenuhan gizi dipilih oleh 3 orang (5 persen) dan simbol status sosial (prestise) hanya dipilih oleh 1 orang (1,67 persen). Selain itu, sebanyak 6 orang (10 persen) menuliskan sendiri manfaat-manfaat yang mereka cari dari kegiatan makan di luar rumah. Banyaknya konsumen yang memilih manfaat sebagai makanan selingan, karena mereka tidak terlalu merasa lapar sehingga lebih memilih untuk makan diantara waktu makan utama.

Tabel 15. Sebaran Konsumen Berdasarkan Manfaat Makan di Luar Rumah Manfaat yang dicari dari makan di luar rumah Sebagai makanan utama 17 28,33 Sebagai makanan selingan 33 55,00 Pemenuhan gizi 3 5,00 Simbol status sosial (prestise) 1 1,67 Lainnya 6 10,00 6.2. Pencarian Informasi Setelah melalui tahap pengenalan kebutuhan, maka konsumen akan melalui tahap pencarian informasi. Pencarian informasi dapat didefinisikan sebagai aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pencarian informasi dapat bersifat internal atau eksternal. Pada penelitian ini, proses pencarian informasi tersebut akan dijelaskan dengan data tentang sumber informasi utama, fokus perhatian dari sumber informasi, bentuk promosi penjualan dan pengaruh promosi bagi konsumen. 6.2.1. Sumber Informasi Sumber informasi utama mengenai keberadaan tempat makan seperti restoran diperoleh melalui teman/kenalan dengan persentase terbesar yaitu 60 persen. Sebagian besar dari mereka yang telah mengetahui tentang keberadaan restoran atau rumah makan sebelumnya akan menyampaikan hal tersebut kepada orang lain. Cara komunikasi ini dinilai cukup efektif untuk menyampaikan keberadaan suatu produk kepada masyarakat. Sebanyak 13,33 persen konsumen mengetahui keberadaan restoran melalui media cetak (majalah/koran). Anggota keluarga berperan sebesar 10 persen dalam menginformasikan keberadaan restoran. Sementara itu, 5 persen

konsumen mengetahui keberadaan restoran melalui media elektronik (tv/radio) dan internet, dan 2 persen konsumen mengetahuinya melalui iklan cetak (brosur) dan sumber informasi lainnya. Tabel 16 ini menyajikan data sebaran konsumen berdasarkan sumber informasi utama yang diperoleh. Tabel 16. Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi Utama Sumber informasi Utama untuk alternatif tempat makan Teman/Kenalan 36 60,00 Anggota keluarga 6 10,00 Iklan cetak (brosur) 2 3,33 Media cetak (majalah/koran) 8 13,33 Media elektronik (tv,radio) 3 5,00 Internet 3 5,00 Lainnya 2 3,34 6.2.2. Fokus Perhatian dari Sumber Informasi Rasa merupakan atibut yang paling menjadi fokus perhatian konsumen ketika mereka mengetahui keberadaan restoran dari sumber informasi yang mereka peroleh, yaitu 73,33 persen, sedangkan kenyamanan tempat menjadi atribut yang paling menjadi fokus perhatian konsumen terbesar kedua yaitu sebesar 15 persen. Rasa menjadi atribut yang paling menjadi fokus perhatian konsumen karena pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa alasan sebagian besar konsumen makan diluar rumah karena ingin mencoba menu yang khas/unik atau tidak biasa sehingga rasa merupakan atribut utama yang menjadi fokus perhatian konsumen. Selain itu, kecenderungan konsumen dalam memilih alternatif tempat makan adalah rasa produk yang ditawarkan restoran tersebut.

Tabel 17. Sebaran Konsumen Berdasarkan Fokus Perhatian dari Sumber Informasi Fokus perhatian dari sumber informasi Lokasi restoran 2 3,33 Harga yang ditawarkan 3 5,00 Rasa 44 73,33 Pelayanan restoran 2 3,34 Kenyamanan tempat 9 15,00 Lainnya 0 0 6.2.3. Pengaruh Promosi Sebagian besar konsumen merasa tertarik terhadap promosi-promosi yang dilakukan oleh tempat-tempat kuliner. Data yang ditunjukkan pada Tabel 18 membuktikan bahwa pengaruh promosi membuat 81,67 persen konsumen merasa tertarik sehingga memutuskan untuk mengunjungi restoran tertentu dan sisanya 18,33 persen merasa bahwa promosi tidak memberikan pengaruh apapun terhadap diri mereka. Tabel 18. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pengaruh Promosi dalam Melakukan Kunjungan ke Tempat Makan Pengaruh promosi dalam melakukan kunjungan ke tempat makan Membuat tertarik 49 81,67 Tidak ada pengaruh 11 18,33 Lainya 0 0

6.2.4. Bentuk Promosi Tabel 19 berikut menunjukkan bahwa bentuk promosi yang paling banyak dipilih konsumen adalah bentuk promosi penjualan berupa paket promosi, yaitu sebesar 53,33 persen. Konsumen yang memilih bentuk promosi berupa potongan harga sebanyak 25 orang (41,67 persen). Hal tersebut menyimpulkan bahwa paket promosi contohnya paket hemat lebih banyak dipilih konsumen karena selain harganya lebih murah dan menunya juga lebih lengkap. Tabel 19. Sebaran Konsumen Berdasarkan Bentuk Promosi Bentuk promosi yang menarik untuk mencoba menu di tempat makan Paket promosi 32 53,33 Potongan harga 25 41,67 Lainya 3 5,00 6.3. Evaluasi Alternatif Tahap ketiga dari proses keputusan konsumen adalah evaluasi alternatif (pre purchase alternative evaluation). Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen dalam hal ini adalah restoran pancake. Pada tahap ini konsumen menetapkan kriteriakriteria tertentu yang sesuai dengan keinginan para konsumen untuk membuat keputusan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses ini, konsumen diberi pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal yang menjadi pertimbangan mereka ketika mengunjungi restoran pancake. Hal-hal tersebut meliputi pertimbangan awal ketika akan mengunjungi restoran pancake dan atribut yang menjadi pertimbangan dalam memilih Pantasteiik Restaurant Botani Square.

6.3.1. Pertimbangan Awal Ketika Akan Mengunjungi Restoran Pancake Tabel 20 berikut akan menyajikan sebaran konsumen berdasarkan pertimbangan awal ketika akan mengunjungi restoran pancake. Sebesar 58,33 persen konsumen merasa penasaran dengan keunikan menu yang ditawarkan melalui berbagai media sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk mengunjungi restoran pancake tertentu. Konsumen yang hanya ingin mengisi waktu luang dan memenui kebutuhan akan menu pancake sebagai pertimbangan awal ketika akan mengunjungi restoran pancake hanya sebesar 15 persen. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar konsumen memutuskan untuk mengunjungi restoran pancake karena rasa penasaran dengan informasi yang mereka peroleh melalui berbagai macam media, seperti majalah, surat kabar, pamflet, radio, dan internet. Terlebih lagi jika restoran pancake tersebut memiliki keunikan yang dirasa berbeda dengan restoran dengan menu lain pada umumnya. Tabel 20. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pertimbangan Awal Saat Akan Mengunjungi Restoran Pancake Pertimbangan awal ketika akan mengunjungi restoran pancake Penasaran dengan keunikan menu yang ditawarkan lewat berbagai media (majalah, surat kabar, 35 58,33 pamflet, radio, dan internet) Hanya untuk mengisi waktu luang 9 15,00 Ingin memenuhi kebutuhan akan menu pancake 9 15,00 Lainya 7 11,67

6.3.2. Pertimbangan Konsumen dalam Memilih Pantasteiik Restaurant Botani Square Berdasarkan hasil survey (Tabel 21) menunjukkan bahwa 35 orang (58,33 persen) memilih Pantasteiik Restaurant Botani Square karena suasana restorannya yang nyaman. Sebagian besar konsumen lebih memilih faktor kenyamanan restoran karena biasanya suasana restoran yang nyaman dan tenang dapat meningkatkan nafsu makan sekaligus mengurangi kepenatan dan stres serta membuat konsumen merasa lebih betah di restoran tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tampilan dalam restoran yang menyajikan kesan nyaman seperti ukuran ruangan yang tidak terlalu sempit, sejuk, pemilihan sofa yang tepat, hingga penerangannya yang membuat konsumen merasa nyaman ketika menikmati hidangan. Tabel 22 di bawah ini menyajikan data sebaran konsumen berdasarkan pertimbangan konsumen dalam memilih Pantasteiik Restaurant Botani Square. Tabel 21. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pertimbangan Konsumen dalam Memilih Pantasteiik Restaurant Botani Square Atribut yang dipertimbangkan dalam memilih Pantasteiik Restaurant Botani Square Lokasi yang dekat dengan tempat tinggal 8 13,33 Suasana restoran yang nyaman 35 58,33 Pelayanan yang memuaskan 2 3,34 Tampilan luar restoran 4 6,67 Lainnya 11 18,33 6.4. Keputusan Pembelian Tahap berikutnya dalam proses keputusan pembelian adalah pembelian itu sendiri. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membayarnya.

Pada tahapan ini, konsumen diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan cara memutuskan dalam melakukan kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square, frekuensi pembelian di Pantasteiik Restaurant Botani Square dalam satu bulan, waktu kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square, dan jumlah pengeluaran konsumen ketika makan di Pantasteiik Restaurant Botani Square. 6.4.1. Cara Memutuskan untuk Melakukan Kunjungan Berdasarkan data pada Tabel 22 dapat dilihat bahwa sebagian besar konsumen yaitu sebanyak 40 orang (66,67 persen) memutuskan untuk berkunjung tergantung situasi, dalam artian kunjungan diputuskan ketika mereka sedang ingin atau memiliki urusan di tempat yang lokasinya dekat atau di Pantasteiik Restaurant Botani Square. Sebanyak 14 orang (23,33 persen) konsumen melakukan kunjungan secara mendadak yang disebabkan niat membeli dirasakan ketika berada dekat dengan restoran dimana biasanya konsumen melewati Pantasteiik Restaurant Botani Square setelah mereka menonton film di XXI Botani Square. Sedangkan sisanya yaitu 6 orang (10 persen) adalah konsumen yang telah merencanakan kunjungan sejak dari rumah/kost (terencana). Konsumen ini pada umumnya merencanakannya dengan keluarga, atau teman-teman kerja atau kuliah/sekolah sekaligus sebagai tempat pertemuan kecil. Cara keputusan pembelian konsumen ini dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Sebaran Konsumen Berdasarkan Cara Memutuskan Untuk Berkunjung Cara Memutuskan Untuk Melakukan Kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square Terencana (sudah direncanakan dari awal) 6 10,00 Tergantung situasi (jika sedang ingin) 40 66,67 Mendadak (minat berkunjung dirasakan saat 14 23,33 melewati/membicarakan/mendengar) Ikut-ikutan 0 0 Lainnya 0 0 6.4.2. Sumber yang Mempengaruhi Sebanyak 32 konsumen (53,33 persen) menganggap sumber yang paling mempengaruhi mereka dalam melakukan kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square adalah karena inisiatif dari diri mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan konsumen yang datang ke Pantasteiik Restaurant Botani Square paling banyak bertindak sebagai pemegang keputusan. Pemegang keputusan pembelian berada di tangan kepala keluarga untuk konsumen yang datang bersama anggota keluarga. Sisanya sebanyak 28 konsumen (46,67 persen) dipengaruhi oleh keluarga/teman/kolega dalam melakukan kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square.

Tabel 23. Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber yang Mempengaruhi dalam Melakukan Kunjungan Sumber yang mempengaruhi untuk berkunjung ke Pantasteiik Restaurant Botani Square Inisiatif sendiri 32 53,33 Keluarga/teman/kolega 28 46,67 Iklan/promosi 0 0 Lainnya 0 0 6.4.3. Frekuensi Kunjungan dalam Satu Bulan Pada Tabel 24 dapat dilihat bahwa sebanyak 24 orang (40 persen) melakukan kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square sebanyak 2-3 kali dalam sebulan. Hal ini dikarenakan lokasi Pantasteiik Restaurant Botani Square yang mudah dijangkau yaitu berada di dalam pusat perbelanjaan Botani Square sehingga biasanya mereka melakukan kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square setelah berbelanja atau menonton film di Botani Square. Konsumen yang memiliki frekuensi kunjungan sebanyak satu kali dalam sebulan memiliki persentase sebanyak 36,67 persen. Sementara itu, 8,33 persen konsumen berkunjung sebanyak empat hingga lima kali dalam sebulan, 1,67 persen konsumen melakukan kunjungan sebanyak lebih dari enam kali dalam sebulan, dan 13,33 persen sisanya menyatakan tidak tentu melakukan kunjungan berapa kali dalam sebulan. Frekuensi kunjungan konsumen ke Pantasteiik Restaurant Botani Square dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Sebaran Konsumen Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square dalam Satu Bulan Frekuensi Kunjungan di Pantasteiik Restaurant Botani Square dalam satu bulan Satu kali 22 36,67 2-3 kali 24 40,00 4-5 kali 5 8,33 > 6 kali 1 1,67 Lainnya 8 13,33 6.4.4. Hari Melakukan Kunjungan Berdasarkan hari berkunjung, sebagian besar konsumen yaitu 36 orang (60 persen) menyatakan tidak tentu kapan mereka melakukan kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square. Dalam artian bahwa mereka dapat melakukan kunjungan pada hari kerja maupun hari libur. Sementara itu, 23 konsumen (38,33 persen) biasa melakukan kunjungan ke Pantasteiik Restaurant Botani Square pada hari libur. Hal tersebut dikarenakan konsumen datang bersama keluarga atau teman dimana waktu libur atau weekend merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul. Sedangkan sisanya sebanyak 1,67 persen melakukan kunjungan pada hari kerja. Tabel 25. Sebaran Konsumen Berdasarkan Hari Berkunjung ke Pantasteiik Restaurant Botani Square Hari Berkunjung ke Pantasteiik Restaurant Botani Square Hari kerja 1 1,67 Hari libur 23 38,33 Tidak tentu 36 60,00

6.4.5. Waktu Melakukan Kunjungan Tabel 26 berikut akan menyajikan sebaran konsumen berdasarkan waktu kunjungan. Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa waktu berkunjung konsumen sangat bervariasi. Namun sebagian besar yaitu sebanyak 31 konsumen (51,67 persen) menyatakan mereka biasanya mengunjungi Pantasteiik Restaurant Botani Square pada sore hari. Tabel 26. Sebaran Konsumen Berdasarkan Waktu Berkunjung ke Pantasteiik Restaurant Botani Square Waktu kunjungan konsumen Pantasteiik Restaurant Botani Square Siang hari 12 20,00 Sore hari 31 51,67 Malam hari 17 28,33 6.4.6. Rata-Rata Pengeluaran Makan Pada Tabel 27 dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen memiliki pengeluaran di atas Rp 50.000. Hal ini dapat dilihat dimana sebanyak 30 konsumen ( 50 persen) memiliki pengeluaran untuk makan di Pantasteiik Restaurant Botani Square sebesar Rp 50.000-Rp 100.000. Sedangkan 28 konsumen (46,67 persen) memiliki pengeluaran untuk makan Pantasteiik Restaurant Botani Square di atas Rp 100.000. Hanya dua konsumen (3,33 persen) yang memiliki pengeluaran dibawah Rp 50.000. Pengeluaran untuk makan yang cenderung besar tersebut dikarenakan harga di Pantasteiik Restaurant Botani Square yang memang tergolong mahal. Selain itu, jumlah pengeluaran makan tersebut juga tergantung pada pendapatan konsumen dimana pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa mayoritas pendapatan konsumen Pantasteiik Restaurant Botani Square memang tergolong tinggi.

Tabel 27. Sebaran Konsumen Berdasarkan Rata-Rata Pengeluaran Makan di Pantasteiik Restaurant Botani Square pengeluaran konsumen ketika makan di Pantasteiik Restaurant Botani Square < Rp 50.000 2 3,33 Rp 50.000 Rp 100.000 30 50,00 > Rp 100.000 28 46,67 6.5. Pasca Pembelian Tahap terakhir dari proses keputusan pembelian konsumen adalah hasil atau sering disebut dengan perilaku pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan tidak hanya berhenti sampai proses konsumsi, namun lebih jauh dari itu konsumen akan mengevaluasi lebih jauh apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen setelah menggunakan barang atau jasa yang dibeli. Pada penelitian ini, indikator utama dari perilaku pasca pembelian antara lain dengan mengukur puas tidaknya konsumen atas kunjungan/pembelian yang mereka lakukan, berminat tidaknya untuk kembali lagi untuk melakukan kunjungan/pembelian, serta reaksi ketika harga pancake di Pantasteiik Restaurant Botani Square meningkat. 6.5.1. Perasaan Sesudah Menikmati Menu Berdasarkan Tabel 28 dapat dilihat bahwa sebagian besar konsumen merasa puas atas kunjungan atau pembelian yang mereka lakukan, yaitu sebesar 78,33 persen. Sedangkan tidak ada konsumen yang merasa tidak puas dan yang merasa biasa saja sebesar 21,67 persen. Tingkat kepuasan yang tinggi tersebut membuktikan bahwa Pantasteiik Restaurant Botani Square mampu menampilkan dan menyajikan produk/pelayanan yang baik serta sesuai dengan harapan sebagian besar konsumen.

Tabel 28. Sebaran Konsumen Berdasarkan Perasaan Sesudah Menikmati Menu Perasaan Sesudah Menikmati Menu Puas 47 78,33 Tidak puas 0 0 Biasa saja 13 21,67 6.5.2. Minat Untuk Berkunjung Kembali Dari hasil tanggapan konsumen terhadap kinerja Pantasteiik Restaurant Botani Square menyebabkan apakah konsumen akan melakukan kunjungan kembali ke Pantasteiik Restaurant Botani Square atau tidak. Pada Tabel 29 dapat dilihat bahwa hampir sebagin besar konsumen yaitu 55 orang (91,67 persen) memilih untuk berkunjung kembali dan 8,33 persen sisanya memilih tidak. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagian besar konsumen merasa puas dengan Pantasteiik Restaurant Botani Square sehingga membuat mereka berminat untuk berkunjung kembali. Tabel 29. Sebaran Konsumen Berdasarkan Minat Untuk Berkunjung Kembali Minat Untuk Berkunjung Kembali Ya 55 91,67 Tidak 5 8,33 6.5.3. Reaksi Jika Harga Menu Produk Meningkat Berdasarkan hasil kuesioner, respon konsumen jika harga menu produk di Pantasteiik Restaurant Botani Square mengalami kenaikan, maka 76,66 persen konsumen akan tetap membeli produk Pantasteiik Restaurant Botani Square,

sedangkan 23,34 persen konsumen memilih untuk tidak berkunjung kembali. Pilihan sebagian besar konsumen yang ingin tetap berkunjung walaupun harga produk meningkat menunjukkan adanya loyalitas konsumen terhadap menu yang ditawarkan oleh Pantasteiik Restaurant Botani Square. Tabel 30. Sebaran Konsumen Berdasarkan Reaksi Jika Harga Menu Meningkat Respon konsumen jika harga pancake meningkat Tetap berkunjung 46 76,66 Tidak berkunjung 14 23,34