Ticouse Planet : Verticulture House Pemanfaatan Dinding Rumah sebagai Lahan Pertanian guna Pencapaian Pertanian Mandiri di Daerah Perumahan NATIONAL SCIENTIFIC ESSAY COMPETITION DIES NATALIS HIMAMIA FMIPA UNS 20 th Karya Inovatif, Kreatif dan Aplikatif dibidang Sains dan Ekologi untuk Mewujudkan Indonesia Sustainable Development Goals 2030 Penulis: Maghfirotus Sibyan (161510501221/2016) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNIVERSITAS JEMBER Jalan Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Sumbersari, Jember, Kabupaten Jember, Jawa Timur (68121) 2017
Indonesia kini menduduki peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Amerika Serikat, yaitu sebesar 258.316.051 jiwa. Berdasarkan data BPS (2005), pertumbuhan penduduk indonesia diprediksi mencapai 273,5 juta jiwa pada tahun 2025. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, kini pemerintah menggalakkan program satu juta rumah. Program satu juta rumah merupakan pembangunan rumah yang layak huni dalam skala besar untuk masyarakat yang kurang mampu dengan menawarkan harga yang murah. Program tersebut, tentu menyebabkan ketersediaan lahan untuk pertanian semakin terbatas. Sementara itu, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk tentu tingkat kebutuhan pangan dalam negeri juga semakin meningkat. Menyikapi hal tersebut, perlu diadakannya perubahan pertanian secara horizontal menjadi pertanian secara vertikal (vertical farming). Vertical farming hampir sama dengan rumah kaca dengan pertanian yang disusun ke atas. Namun, untuk vertical farming menggunakan EFTE (Ethylene Tetraflouroethylene) karena bersifat transparan seperti air, sehingga tidak meneruskan cahaya matahari menjadi berwarna kuning. Pada tanaman di bagian tengah, proses fotosintesis dibantu dengan lampu LED sebagai pengganti sinar matahari. Sumber listrik yang digunakan untuk menyalakan LED serta memompa air didapatkan dari turbin angin dan panel surya yang dipasang di atas gedung. Media tanam yang digunakan dalam vertical farming adalah air, sehingga tumbuhan ditanam secara hidroponik. Hal tersebut disebabkan berat jenis tanah jauh lebih besar dibandingkan dengan berat jenis air. Penggunaan tanah sebagai media tanam tentu akan memberi tekanan yang sangat berat pada gedung (Sari, 2013). Konsep vertical farming pada umumnya digunakan dalam skala industri dan pada gedung-gedung bertingkat serta memerlukan dana yang besar. Padahal konsep vertical farming juga dapat diaplikasikan dalam skala rumahan secara sederhana dengan memanfaatkan lingkungan sekitar rumah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan konsep Ticouse Planet. Ticouse Planet merupakan penerapan konsep vertical farming yang memanfaatkan dinding di sekeliling rumah sebagai pengganti lahan pertanian, sehingga dapat tercipta sebuah pertanian mandiri yang dapat dicapai dalam suatu rumah tangga. Karena diaplikasikan pada suatu rumah, maka konsep Ticouse tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam
rumah tangga saja melainkan juga harus memperhatikan kualitas dalam produksi pertanian serta mudah diterapkan oleh semua orang. Sistem budidaya yang digunakan dalam penerapan Ticouse adalah sistem wick. Sistem wick adalah salah satu sistem dari budidaya tanaman secara hidroponik dan lebih dikenal dengan sistem sumbu. Pada sistem tersebut menggunakan dua pot. Pot yang digunakan dapat berasal dari barang-barang bekas, seperti botol bekas yang di belah menjadi dua, sehingga terdapat dua pot. Pot pertama digunakan sebagai media tanaman dan diletakkan di atas pot kedua yang lebih besar sebagai tempat air/nutrisi. Pot pertama dan kedua dihubungkan oleh sumbu yang dipasang melengkung, dengan lengkungan berada di dalam pot pertama sedangkan ujung pangkalnya dibiarkan menjulur di luar pot/pot kedua. Hal tersebut mampu mengangkat air dan larutan hara lebih tinggi dibandigkan apabila diletakkan datar saja. Larutan akan naik secara kapiler dan langsung mengisi ruang pada media tanam yang berpori (Resh, 1987 : Soetedjo, 1983 dalam Nurwayuni, 2012). Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1. Bertanam Hidroponik Sistem Wick. Karena dalam budidayanya menggunakan sistem hidroponik, maka media tanam yang digunakan tidak menggunakan tanah melainkan menggunakan arang dan pasir. Menurut Nurwahyuni (2012) komposisi arang dan pasir yang baik sebagai media tanam yaitu 2 : 1. Media tanam arang dan pasir memiliki aerasi yang baik sehingga menyediakan oksigen lebih banyak untuk respirasi akar tanaman. Komposisi tersebut mampu menghasilkan lebih banyak pori makro sehingga pergerakan akar lebih leluasa. Selain itu dapat menahan air dengan kapasitas yang tinggi sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dalam jumlah banyak.
Nutrisi yang dibutuhkan dalam budidaya sistem wick pada verticulture house tentu dapat kita beli pada toko-toko pertanian. Penggunaannya pun mudah hanya dilarutkan ke dalam air dengan ukuran yang telah ditentukan kemudian siap digunakan. Pemberian nutrisi dapat dilakukan penyiraman langsung pada pagi dan sore. Namun, jika menggunakan sistem wick maka hanya perlu dilakukan isi ulang pada pot penampung nutrisi sehingga tidak perlu banyak melakukan penyiraman (Nurwahyuni, 2012). Pada konsep Ticouse yang memanfaatkan dinding rumah, tentu tanaman yang dibudidayakan juga harus mudah dirawat dan tidak terlalu banyak memakan tempat seperti tanaman hortikultura, salah satunya yaitu sayuran. Sayuran pada umumnya kita jumpai setiap hari untuk dikonsumsi, karena manfaat sayuran yang sangat menguntungkan bagi tubuh manusia. Menurut Pradityo dkk (2015) menyatakan bahwa sayuran mengandung jumlah vitamin dan mineral yang tinggi. Semua jenis sayuran kaya akan sumber serat yang baik untuk pencernaan. Hal tersebut dikarenakan zat serat berfungsi menyerap kelebihan air dalam usus besar serta memempertahankan kelembaban dalam kotoran, sehingga dapat membantu mengeluarkan feses dari dalam tubuh. Karena dipasang pada dinding rumah secara vertikal, maka penataan wadah tanaman pada dinding rumah juga perlu diperhatikan. Penataan wadah pada dinding sebaiknya secara berselang-seling. Hal tersebut bertujuan agar ruang gerak tanaman tidak terganggu oleh tanaman lain dan mendapatkan sinar matahari yang optimal karena tanaman tidak terbayangi dengan tanaman lainnya, seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 2. Penataan Vertical Farming
Penerapan Ticouse tentu menimbulkan banyak keuntungan bagi manusia, baik dari segi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Penerapan Ticouse selain dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga juga memiliki manfaat lain yaitu dapat mengurangi sampah rumah tangga, lingkungan rumahpun menjadi sejuk dan asri, masyarakat menjadi lebih sehat dengan mengkonsumsi produk pertanian organik, dan pemanenan hasil pertanian juga dapat dilakukan kapanpun karena berada di lingkungan rumah. Pengoptimalan dinding pada suatu rumah diharapkan menjadi alternatif yang baik untuk menghasilkan produk pertanian dengan kuantitas dan kualitas yang baik secara mudah, praktis dan sederhana sehingga dapat diaplikasikan oleh semua masyarakat. Inovasi konsep Ticouse (Vertical House) juga diharapkan mampu membangun pertanian yang mandiri secara berkelanjutan (ekonomi dan sosial yang meningkat serta lingkungan lestari) serta dapat mengendalikan alih fungsi lahan pada saat ini.
LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistika. 2005. Pertumbuhan Penduduk Indonesia Nurwahyuni, E. 2012. Optimalisasi Pekarangan Melalui Budidaya Tanaman Secara Hidroponik. Prosiding Seminar Nasional. 1 (1) : 863-868 Pradityo, D.F., Muh. Bahruddin., Sigit Prayitno Yosep.2015. Penciptaan Buku Ilustrasi Tentang Pentingnya Sayuran Sebagai Media Edukasi Bagi Anak Anak.Desain Komunikasi Visual. 4 (2) : 1-11 Sari, I.D. 2013.Vertical Farming Konsep Pertanian Masa Depan. Seminar Studi Futuristik. 1 (1) : 1-6
Biodata Diri A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Maghfirotus Sibyan 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Agroteknologi 4 NIM 161510501221 5 Tempat dan Tanggal Lahir Lamongan, 05 Februari 1998 6 E-mail maghfirotussibyan@gmail.com 7 No. HP 085859317711 B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi SMP N 1 Karangbinangun Lamongan SMP SMA Perguruan Tinggi SMA N 1 Karangbinangun Lamongan Universitas Jember Jurusan - IPA Agroteknologi Tahun Masuk - 2010-2013 2013-2016 2016 Lulus C. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun 1. Semifinalis Institut Teknologi 2017 Physic Summit Paper Sepuluh Nopember Competition 2017-Himpunan Surabaya Mahasiswa Fisika Semua data yang diisikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Lamongan, 22 Juli 2017 (Maghfirotus Sibyan)