BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN II.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik

Specific Dynamic Action

PERUBAHAN KOMPOSISI TUBUH PADA LANJUT USIA Dr. Nur Asiah, MS dan Dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB 5 HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

PENGARUH KOMPOSISI TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN FISIK PADA MAHASISWA OVERWEIGHT DAN OBESE DI POLTEKKES KEMENKES PALU SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan sosial. Semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan (Hurlock,

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya, karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting. Komposisi tubuh terdiri dari empat komponen utama, yaitu jaringan lemak tubuh total (total body fat), jaringan bebas lemak (fat-free mass), mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water). Dua komponen komposisi tubuh yang paling umum diukur adalah jaringan lemak tubuh total dan jaringan bebas lemak (Williams, 2007). Komposisi tubuh adalah salah satu komponen kebugaran jasmani, yang artinya jika seseorang memiliki komposisi tubuh yang normal, maka ia akan memiliki kebugaran jasmani yang baik pula (Wiarto, 2013). Komposisi tubuh manusia akan berubah seiring dengan pertambahan usia yang dimulai sejak embrio sampai dengan dewasa. Kecepatan pertumbuhan tubuh meningkatkan berat badan yang sangat berpengaruh terhadap proporsi tubuh manusia. Pada umumnya komposisi tubuh manusia terdiri dari 50-60% air, 40% bahan kering. Bahan kering ini terdiri lagi menjadi mineral 15%, karbohidrat yang kurang dari 5%, dan lemak 40%. 1

2 Lemak tubuh terdiri dari jaringan adipose, lemak subkutan, dan lemak visceral. Lemak merupakan jaringan terbesar penyusun komposisi tubuh yaitu sebesar 10% -20% pada pria dan 20%-30% pada wanita. Sisanya adalah protein dan karbohidrat dalam otot-otot serta mineral yang membentuk tulang. Lemak tubuh disimpan dalam dua jenis yaitu untuk lemak esensial dan lemak untuk cadangan. Lemak esensial ini diperlukan untuk fungsi fisiologis normal seperti yang terdapat pada kelenjar susu, system saraf pusat, dan pada sumsum tulang belakang. Presentase lemak tubuh adalah presentase massa lemak tubuh terhadap berat badan. Lemak visceral adalah lemak di bagian dalam tubuh yang melindungi organ-organ dalam yang vital dan terdapat pada abdomen. Biasanya batang tubuh yang besar digambarkan dalam jumlah lemak visceral yang besar pula selain juga berhubungan dengan tinggi badan. Distribusi lemak lansia biasanya berupa lemak subkutan yang dideposit di bawah batang tubuh. Jaringan lemak visceral di abdominal meningkat rata-rata 61% pada pria dan 66% pada wanita berusia 20-39 tahun dibandingakan dengan lansia di atas 60 tahun. Tubuh membutuhkan lemak untuk menjalankan berbagai fungsinya, diantaranya yaitu melindungi organ tubuh, pelarut vitamin dan penyusun hormon. Ketika persen lemak tubuh terlalu rendah maka akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan menstruasi, infertilitas, hingga gangguan fungsi hormonal.

3 Komposisi tubuh sering digunakan untuk menentukan suatu penyakit, seperti pada ukuran tulang yang kecil, lebih sering terjadi fraktur. Beberapa metode untuk menentukan komposisi tubuh adalah presentase lemak tubuh. Adiposa adalah jaringan yang terdiri dari simpanan lemak dalam bentuk trigliserida.walaupun kurang aktif dalam proses metabolisme, adipose mempunyai peranan yang penting dalam metabolism hormone seperti sintesis estrogen setelah menopause pada wanita. Simpanan lemak yang utama terdapat pada lemak bawah kulit dan dalam perut. Jumlah lemak dapat juga diperhitungkan pada otot dan sekitar organ tertentu, sepert hati dan ginjal. Massa bebas lemak adalah sangat heterogen yaitu terdiri dari tulang, otot, air ekstra seluler, jaringan syaraf dan semua selselain adiposa (Supariasa, Bakri, danfajar. 2001). Komposisi tubuh sering disebut sebagai komponen kunci kebugaran dan kesehatan jasmani seseorang. Komposisi tubuh sangat berkaitan dengan aktivitas fisik manusia. Kurangnya latihan merupakan penyebab utama obesitas dalam semua kelompok yang secara fisik lebih efektif menunjukkan bahwa mereka tidak mengalami obesitas meskipun jumlah kalori yang dimakan relative lebih banyak dari pada orang yang tidak aktivitas secara fisik. Latihan fisik adalah proses memperkembangkan kemampuan aktivitas gerak jasmani yang dilakukan secara sistematik dan ditingkatkan secara progresif untuk mempertahan kan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani agar tercapai kemam-puan kerja fisik yang optimal. Unsur-unsur penting yang

4 terkandung dalam latihan fisik meliputi kekuatan, daya tahan, kelenturan, keseimbangan, kecepatan, kelincahan, stamina, koordinasi. Respon kardiovakuler yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output. Peningkatan ini disebabkan oleh pening-katan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat maksimalnya. Pemakaian oksigen oleh tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan system kardiovaskuler menghantarkan oksigen kejaringan, maka dapat dikatakan bahwa system kardiovas kuler dapat membatasi nilai VO 2 MAX. Komposisi tubuh, konsumsi oksigen maksimal (VO 2 MAX) dinyatakan dalam beberapa milliliter oksigen yang dikonsumsi per kg berat badan, perbedaan komposisi tubuh seseorang menyebabkan konsumsi yang berbeda. Misalnya tubuh mereka yang mempunyai lemak dengan persentasi tinggi mempunyai konsumsi oksigen maksimum yang lebih rendah. Sebab itu, jika dapat mengurangi lemak dalam tubuh, konsumsi oksigen maksimal dapat bertambah tanpa tambahan latihan. Penurunan Denyut Jantung: Orang yang terlatih akan memiliki denyut jantung istirahat yang lebih rendah dari pada orang yang tidak terlatih. Denyut jantung yang lebih rendah mengakibatkan nilai VO 2 MAX pada orang terlatih menjadi lebih tinggi. VO2max adalah ambilan oksigen (oxygen intake) selama upaya maksimal ; dan menurut Costill, ( dalam Maglischo, 1982), bahwa kapasitas kerja fisik dinamis yang dapat dilakukan dalam waktu yang lama dapat diukur dari konsumsi

5 oksigen maksimalnya (VO2MAX atau maximal oxygen uptake). VO2MAX adalah suatu indikator yang baik dari capaian daya tahan aerobic. Individu yang terlatih dengan VO2MAX yang lebih tinggi akan cenderung dapat melaksanakan lebih baik di dalam aktivitas daya tahan dibanding dengan orang-orang yang mempunyai VO2MAX lebih rendah untuk aktivitas daya tahan aerobic. Pada tahun 1970-an Kenneth Cooper meneliti hubungan antara olahraga dengan kesegaran jasmani ia mendapatkan bahwa orang-orang yang mempuyai daya tahan yang tinggi karena melakukan olahraga, ternyata paru-paru mereka mempunyai kesanggupan untuk menampung 1,5 lebih banyak udara daripada orang biasa (Gilmore, 1981) Pengukuran banyaknya udara atau oksigen disebut VO 2 MAX. Vberarti volume, O 2 berarti oksigen, Max berarti maksimum, dengan demikian VO2MAX berarti volume oksigen tubuh yang dapat digunakan saat bekerja sekeras mungkin. Hal ini memberikan indikasi bagaimana tubuh menggunakan oksigen pada saat melakukan pekerjaan misalnya sewaktu olahraga otot harus menghasilkan energi satu proses dimana oksigen memegang suatu peranan penting. Lebih banyak oksigen digunakan berarti lebih besar kapasitas menghasilkan energi dan kerja yang berarti daya tahan akan lebih besar. Mereka yang mempunyai VO2MAX yang tinggi dapat melakukan lebih banyak pekerjaan sebelum menjadi lelah, dibandingkan dengan mereka yang mempunyai VO2MAX yang lebih rendah. Lebih sehat dan lebih tinggi kebugaran jasmani seseorang, lebih banyak oksigen

6 yang tubuh kita dapat proseskan. Sementara kita berlatih, paru-paru akan dapat mengambil lebih banyak oksigen dari pembuluh darah kapiler. Fakta menunjukkan bahwa pada remaja sekarang ini terjadi penurunan tingkat kebugaran fisik, dan penurunan kebugaran ini mengikuti peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT). Telah banyak penelitian menunjukkan bahwa remaja yang overweight dan obese memiliki tingkat kebugaran yang lebih rendah dibandingkan dengan remaja yang memiliki status gizi normal Menurut Dumith, 2010 (11). Kebugaran kardiorespiratori (CRF) atau VO2maks merefleksikan kemampuan fungsional jantung, pembuluh darah, darah, paru-paru dan otot selama melakukan berbagai latihan atau olah fisik. Dengan bertumbuhnya seorang remaja, terjadi perubahan dalam komposisi tubuh dan beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara persentase lemak tubuh (%BF) dengan VO2maks menurut Sharma, 2013 (4). Kebugaran tubuh utamanya CRF telah dikaitkan dengan peningkatan risiko dari beberapa penyakit kardiovaskuler dan metabolic pada remaja seperti gangguan profil lipid, tekanan darah yang tinggi, dan resistensi insulin menurut Mota, 2012 (12). Kebugaran fisik pada remaja cenderung akan bertahan hingga memasuki usia dewasa menurut Dumith, 2010 (11). Kebugaran fisik memiliki hubungan yang lebih dekat dengan kejadian penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan aktivitas fisik. Kebugaran fisik lebih stabil dalam jangka waktu yang lama daripada aktivitas fisik, dan oleh karena itu kebugaran fisik telah diusulkan menjadi salah satu marker (penanda)

7 risiko penyakit kardiovaskuler pada remaja menurut Andrade, 2014 (16). Walaupun banyak penelitian yang menghubungkan antara Indeks Massa Tubuh dengan aktivitas fisik, masih sedikit yang mengkaji tentang Indeks Massa Tubuh atau Komposisi Tubuh dengan kebugaran fisik khususnya pada mahasiswa remaja. Penelitian pada remaja akan menjadi pendukung pentingnya intervensi dini untuk pencegahan faktor risiko penyakit tidak menular sebelum pola perilaku menjadi permanen dan sangat sulit untuk diubah. Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Komposisi Tubuh Terhadap Nilai VO2MAX Pada Mahasiswa IKOR Stambuk 2013 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah antara lain sebagai berikut : Bagaimana gambaran IMT mahasiswa Ikor FIK Unimed? Apakah ada hubungan komposisi tubuh terhadap nilai VO2MAX? Apakah faktor faktor yang dapat mempengaruhi nilai VO2maMAX? C. Pembatasan Masalah Melihat berbagai identifikasi masalah yang dikemukakan, agar masalah tidak meluas, maka dalam penelitian ini penulis perlu mengadakan pembatasan masalah, yaitu :

8 Apakah ada hubungan komposisi tubuh terhadap nilai VO2MAX Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan UNIMED Stambuk 2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah, maka dapat dikemukakan permasalahaan yang akan diteliti, yaitu : Apakah ada hubungan komposisi tubuh terhadap nilai VO2MAX Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan UNIMED Stambuk 2013. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis meneliti masalah ini adalah untuk mengetahui hubungan komposisi tubuh terhadap nilai VO2MAX Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan UNIMED Stambuk 2013. F. Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka dapat diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Responden Sebagai bahan masukan untuk setiap mahasiswa agar mengetahui hubungan komposisi tubuh terhadap nilai VO2max pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan stambuk 2013.

9 2. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan untuk mengembangan variabel penelitian yang sejenis.