Gambaran Kepribadian Dosen-Tetap pada Universitas Swasta Terbaik di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Utuh berarti bahwa individu tidak dapat dipisahkan dengan segala cirinya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

BAB II URAIAN TEORITIS. Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kota Bandung dengan populasi penduduk kota

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Robert dan Kinicki (dalam Robert Kreitner, 2011) bahwa komitmen

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perawat atau Nurse berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang efektif (Yukl, 2010). Tidak ada organisasi yang mampu berdiri tanpa adanya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Gambaran Keterikatan Kerja pada Dosen-Tetap Ditinjau dari Karakteristik Personal

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai customer service. Customer service ini berfungsi untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai suami dan istri dengan tugasnya masing-masing. Pada keluarga

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa dilihat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

TRAIT FACTOR THEORY EYSENCK, CATTELL, GOLDBERG. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. ia berada karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami menjadi tua sesuai dengan tahapan perkembangannya. Hal ini

Keyword: mindfulness, NEO- PI BAB I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam

BAB II LANDASAN TEORI. istilah Organizational Citizenship Behavior (OCB), yaitu pada tahun 1983.

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu memperoleh ilmu mengenai kepemimpinan yang di

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Peran Conscientiousness sebagai Moderator dari Hubungan Job Resources dan Work Engagement Karyawan Information Technology (IT) pada PT.

BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI PSYCHOLOGICAL ADJUSTMENT. Weiten dan Lloyd (2006) menyebutkan bahwa psychological adjustment

FAKTOR KEPRIBADIAN DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA POLISI PARIWISATA. Abstract

LAMPIRAN A. Alat Ukur

4. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai

BAB II. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Peran perilaku yang dituntut dari seorang karyawan meliputi in role dan

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadikannya sebagai insal kamil, manusia utuh atau kaffah. Hal ini dapat terwujud

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Perawat bagian rawat inap Rumah Sakit X menunjukkan derajat OCB

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prokrastinasi ini berasal dari bahasa latin procrastination dengan. menangguhkan sampai hari berikutnya (Milgram, 1996).

Resolusi Konflik dalam Perspektif Kepribadian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB III METODE PENELITIAN. populasi mahasiswa program S1 tahun ajaran Universitas Pendidikan

menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah

Hubungan Trait dan Psychological Well-Being pada Masyarakat Kota Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. hasil Sumber daya manusia merupakan salah satu aset terpenting bagi perusahaan.

BAB 3 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selayaknya mendapatkan perhatian utama baik dari pemerintah maupun. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

BAB II. meningkatkan fungsi konstruktif konflik. Menurut Ujan, dkk (2011) merubah perilaku ke arah yang lebih positif bagi pihak-pihak yang terlibat.

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuat dan semakin ketat. Persaingan dalam dunia bisnis, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical

GAMBARAN KEPRIBADIAN DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DITINJAU BERDASARKAN GOLONGAN DARAHNYA. Oleh : I Made Yudhistira Dwipayama, M.

BAB V PENUTUP. 1. Seluruh faktor faktor kepribadian berpengaruh signifikan terhadap stres

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

Profil Kepribadian Mahasiswa yang Melakukan Kecurangan Akademik di Fakultas Psikologi Unisba Angkatan X Ditinjau dari Big Five Theory

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tiap elemen bangsanya sulit

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya akan berelasi dengan orang lain pun akan meningkat. Individu akan

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini setiap individu pasti pernah mengalami

BAB II LANDASAN TEORI. Intensi menurut Ajzen & Fishbein (1980) adalah komponen dalam diri

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

KUESIONER KARAKTERISTIK BELAJAR MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI JURUSAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN ANGKATAN 2015

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepribadian. konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku-perilaku (Pervin & Cervone, 2010).

Transkripsi:

Gambaran Kepribadian Dosen-Tetap pada Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara Email:zamralita@fpsi.untar.ac.id ABSTRAK Dosen adalah salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi. Tugas utama dosen adalah melaksanakan tridharma Perguruan yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Terdapat empat kompetensi yang mesti dimiliki dosen, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Untuk dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, peneliti menduga dosen memiliki karakteristik kepribadian tertentu yang sesuai dengan sifat pekerjaannya, karena profesi dosen berbeda dengan profesi yang lain. Tujuan penelitian untuk memeroleh gambaran kepribadian dosen-tetap. Teori yang digunakan adalah trait kepribadian dari Costa dan McCrae (1992) yang terdiri dari 5 trait yaitu trait openness to experience, trait conscientiousness, trait extraversion, trait agreeableness, dan trait neuroticism. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kuantitatif. Responden penelitian adalah dosen tetap dari 5 universitas swasta terbaik di Indonesia, yang berjumlah 602 orang. Responden yang berasal dari Universitas 1 (U1) = 158 dosen, Universitas 2 (U2) = 109 dosen, Universitas 3 (U3) = 115 dosen, Universitas 4 (U4) = 82 dosen dan Universitas 5 (U5) =138 dosen. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner. Analisis data menggunakan anova with in subject. Hasil penelitian menunjukkan dosen-tetap memiliki trait agreeableness yang tinggi (M = 4,29), trait conscientiousness yang tinggi (M = 3,90), trait extraversion yang tinggi (M = 3,70), trait openness to experience yang tinggi (M = 3,66) dan trait neuroticism yang rendah (M = 2,24). Kesimpulan dari penelitian ini dosen-tetap memiliki gambaran kepribadian trait agreeableness, trait conscientiousness, trait extraversion, trait openness to experience yang tinggi dan trait neuroticism yang rendah. Kata kunci : trait kepribadian, dosen tetap, universitas swasta 1. PENDAHULUAN Dosen adalah salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui Tridharma Perguruan, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Agar dapat mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, dosen perlu memiliki kompetensi. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kompetensi yang mesti dimiliki dosen meliputi: (1) kompetensi pedagogik, berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran peserta didik; (2) kompetensi profesionalisme, berkaitan dengan penguasaan materi yang komprehensif dan pemahaman terhadap metode dan teknik mengajar yang sesuai; (3) kompetensi sosial, berkaitan dengan kemampuan dosen untuk membina hubungan sosial dengan mahasiswa, kolega, karyawan dan masyarakat untuk menunjang pendidikan; (4) dan kompetensi kepribadian, berkaitan dengan kepribadian yang stabil, dewasa, berwibawa, menjadi teladan dan berakhlak mulia. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Agar dosen dapat menjalankan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan Tridharma Perguruan dengan baik, peneliti menduga dosen memiliki karakteristik kepribadian tertentu yang sesuai dengan sifat pekerjaannya (person-job fit) karena profesi dosen tampaknya berbeda dengan profesi yang lain. Hal ini didukung oleh penelitian Seniati (2002) yang menyatakan kesesuaian antara kepribadian karyawan dengan pekerjaannya merupakan salah satu faktor yang memengaruhi komitmen karyawan pada organisasi. Semakin sesuai kepribadian dosen dengan pekerjaannya sebagai dosen maka semakin tinggi komitmen dosen pada universitas. Hasil penelitian Seniati, menunjukkan trait kindness (agreeableness) berpengaruh signifikan terhadap 346

Gambaran Kepribadian Dosen-Tetap pada Universitas Swasta Terbaik di Indonesia komitmen dosen pada universitas sebesar 0,42 (p< 0,05), artinya komitmen dosen ditentukan oleh kesesuaian antara trait kepribadian dosen dengan ciri atau sifat pekerjaan dosen (person-job fit). Hal ini berarti dosen-dosen yang memiliki komitmen tinggi pada universitas adalah dosendosen yang memiliki perhatian dan keinginan untuk menolong orang lain, mau bekerja sama dengan rekan dosen, karyawan, mahasiswa, maupun orang lain di dalam dan di luar fakultas dan universitas; serta selalu ingin berbagi pengetahuan dengan orang lain. (Seniati, 2002). Hasil penelitian yang lain menjelaskan keterkaitan antara trait kepribadian dengan keterikatan kerja. Langelaan, Bakker, Van Doomen dan Schaufeli (2006) melakukan penelitian pada 572 karyawan, menemukan karyawan yang memiliki keterikatan kerja yang tinggi adalah karyawan yang memiliki trait extraversion tinggi dan trait neuroticism rendah. Sedangkan penelitian Kim, Shin dan Swanger (2009) menemukan hanya trait conscientiousness yang berpengaruh terhadap keterikatan kerja. Penelitian lain tentang karakteristik kepribadian dilakukan pada sampel yang berbeda dan berkaitan dengan profesi tertentu. Hasil penelitian pada anggota kepolisian di Afrika Selatan mengungkapkan bahwa trait conscientiousness, extraversion dan neuroticism yang berpengaruh terhadap keterikatan kerja.(mostert & Rothmann, 2006). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Zaidi et.al. (2013) pada tenaga pengajar di universitas di Lahore menunjukkan ke empat trait kepribadian berpengaruh terhadap keterikatan kerja, yaitu trait openness to experience, trait conscientiousness, trait extraversion, dan trait agreeableness namun trait neuroticism tidak berpengaruh terhadap keterikatan kerja. Dari beberapa hasil penelitian yang telah diuraikan di atas menunjukkan kesesuaian antara trait kepribadian dengan pekerjaan dapat berperan sebagai prediktor dari keterikatan kerja dan komitmen organisasi, namun trait kepribadian yang sesuai untuk pekerjaan tertentu dapat berbeda dan bervariasi dengan pekerjaan lainnya, bergantung pada karakteristik pekerjaannya. Dari uraian di atas peneliti menduga bahwa profesi dosen memiliki gambaran kepribadian tertentu yang sesuai dengan sifat/karakteristik pekerjaannya. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepribadian pada dosen-tetap (profesi dosen). 2. TEORI Trait kepribadian McCrae (2002) merumuskan kepribadian adalah dimensi perbedaan dalam individu untuk menunjukkan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten. Banyak peneliti sepakat seluruh kepribadian dapat dikategorikan menurut model lima faktor The Big Five (Goldberg, 1990). Lima faktor tersebut terdiri dari trait openness to experience, trait conscientiousness, trait extraversion, trait agreeableness dan trait neuroticism. Trait openness to experience merupakan trait kepribadian yang rentang trait-nya dari imajinatif, sensitif, intelektual, sampai dengan trait yang bersifat tidak sensitif dan konservatif (Greenberg & Baron, 1997). Trait conscientiousness merupakan trait yang penting pada situasi yang mengutamakan pencapaian prestasi dan secara konsisten berhubungan dengan performansi kerja (Raad, 2000). Trait ini terentang dari trait dengan sifat bertanggung jawab, terorganisasi, memiliki disiplin diri, sampai dengan tidak bertanggung jawab, tidak terorganisasi, dan kurang disiplin diri (Greenberg & Baron, 1997). Trait extraversion merupakan trait yang paling sering digunakan sebagai prediktor yang baik bagi keberhasilan pekerjaan (Raad, 2000). Trait kepribadian ini terentang dari sifat asertif, mudah bergaul, banyak bicara, sampai dengan sifat tertutup, pendiam, dan pencuriga (Greenberg & Baron, 1997). Trait extraversion terdiri atas 6 347

faset, yaitu warmth, gregariousness, assertiveness, activity, excitement seeking, dan positive emotions (Pervin & John, 1997). Trait agreeableness merupakan trait yang berhubungan dengan keterampilan interpersonal (Raad, 2000). Trait kepribadian ini terentang dari sifat kooperatif, pemaaf, baik hati, sampai pada sifat pendendam, dan tidak mau bekerja sama (Greenberg & Baron). Trait Agreeableness terdiri atas 6 faset, yaitu trust, straightforwardness, altruism, compliance, modesty, dan tendermindedness (Pervin & John, 1997). Trait neuroticism merupakan trait yang terentang dari perasaan tegang, gelisah, murung, negatif, sampai dengan tenang, bergairah, dan positif (Greenberg & Baron, 1997). Trait kepribadian ini terdiri atas 6 faset, yaitu anxiety, hostility, depression, self-consciousness, impulsiveness, dan vulnerability (Pervin & John, 1997). 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah dosen tetap yang berasal dari lima universitas swasta terbaik di Indonesia berdasarkan survey yang dilakukan oleh Buku Tempo (2010). Adapun dasar penilaian yang digunakan Buku Tempo adalah dosen yang mengajar berkualitas, memiliki reputasi sebagai perguruan tinggi swasta yang bagus, lulusan tidak kesulitan mendapatkan pekerjaan, biaya kuliah terjangkau, sarana belajar mengajar memadai, perguruan tinggi swasta tersebut memiliki ijin dari Dirjen Pendidikan, Status akreditasi program studi yang dipilih, dan jumlah dosen dan mahasiswa seimbang.(tempo, 2010). Teknik sampling yang digunakan purposive (non probability sampling). Variabel dalam penelitian ini adalah Kepribadian. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada dosen-tetap yang berusia 25-75 tahun, laki-laki dan perempuan dengan masa kerja minimal 3 tahun. Kuesioner yang digunakan adalah tes lima dimensi yang dibuat oleh Sumintardja (2009). Tes lima dimensi memiliki nilai reliabilitas yang baik untuk setiap dimensinya. Koefisien reliabilitas internal dari dimensi trait openness to experience = 0,784, dimensi trait conscientiousness = 0,810, dimensi trait extraversion = 0,787, dan dimensi trait agreeableness = 0,749 dan dimensi trait neuroticism = 0,786. Selanjutnya gambaran responden yang terdiri dari lima universitas yaitu universitas 1 disingkat menjadi U1, universitas 2 disingkat U2, universitas 3 disingkat menjadi U3, universitas 4 disingkat menjadi U4, universitas 5 disingkat menjadi U5, yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Gambaran responden berdasarkan universitas No Kode Universitas Jumlah Persentase 1. Universitas 1 (U1) 158 26 % 2. Universitas 2 (U2) 109 18% 3. Universitas 3 (U3) 115 19% 4. Universitas 4 (U4) 82 14% 5. Universitas 5 (U5) 138 23% Total 602 100% 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran kepribadian Penelitian ini dilakukan pada lima universitas terbaik di Indonesia. Untuk memperjelas gambaran kepribadian akan dibahas gambaran kepribadian dosen tetap dari setiap universitas (U1, U2, U3, U4 dan U5). Kategori yang akan digunakan adalah sebagai berikut: = skor rata-rata 1-2,49; Rata-rata (Sedang) = skor rata-rata 2,5 3,5; dan = skor rata-rata 3,51-5,00. 348

Gambaran Kepribadian Dosen-Tetap pada Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Berikut ini akan diuraikan gambaran kepribadian dosen tetap pada Universitas 1 (U1), memiliki trait agreeableness yang tinggi (M = 4,38), trait conscientiousness yang tinggi (M = 4,04), trait extraversion yang tinggi (M = 3,78), trait openness to experience yang tinggi ( M = 3,56) dan trait neuroticism yang rendah (M = 2,16) yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Gambaran trait kepribadian dosen tetap U1 Agreeableness 4,38 Conscientiousness 4,04 Opennes to experience 3,78 3,56 2,16 Gambaran kepribadian dosen-tetap Universitas 2 (U2), memiliki trait agreeableness yang tinggi (M=4,16), trait conscientiousness yang tinggi (M = 3,81), trait openness to experience yang tinggi (M=3,64), trait extraversion yang tinggi (M= 3,62) dan trait neuroticism yang rendah (M= 2,24) yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Gambaran trait kepribadian dosen tetap U2 Agreeableness 4,16 Conscientiousness 3,81 3,64 3,62 2,24 Gambaran kepribadian dosen-tetap Universitas 3 (U3), memiliki trait agreeableness yang tinggi (M=4,33), trait conscientiousness yang tinggi (M = 3,84), trait extraversion yang tinggi (M=3,67), trait openness to experience yang tinggi (M= 3,64), dan trait neuroticism yang rendah (M = 2,22) yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Gambaran trait kepribadian dosen tetap U3 Agreeableness 4,33 Conscientiousness 3,84 3,67 3,64 2,22 Gambaran kepribadian dosen-tetap Universitas 4 (U4), memiliki trait agreeableness yang tinggi (M=4,22), trait conscientiousness yang tinggi (M = 3,90), trait openness to experience yang tinggi (M = 3,65), trait extraversion yang tinggi (M = 3,62) dan trait neuroticism yang rendah (M= 2,39) yang dapat dilihat pada Tabel 5. Gambaran kepribadian dosen-tetap Universitas 5 (U5), memiliki trait agreeableness yang tinggi (M= 4,30), trait conscientiousness yang tinggi (M = 3,88), trait extraversion yang tinggi (M=3,74), trait openness to experience yang tinggi (M= 3,73), dan trait neuroticism yang rendah (M= 2,28) yang dapat dilihat pada Tabel 6. 349

Tabel 5. Gambaran trait kepribadian dosen tetap U4 Agreeableness 4,22 Conscientiousness 3,90 3,65 3,62 2,39 Tabel 6. Gambaran trait kepribadian dosen tetap U5 Agreeableness 4,30 Conscientiousness 3,88 3,74 3,73 2,28 Gambaran kepribadian dosen-tetap dari seluruh universitas (U1-U5) menunjukkan seluruh dosen memiliki gambaran kepribadian tertentu yang terdiri dari trait agreeableness yang tinggi (M= 4,29), trait conscientiousness yang tinggi (M = 3,90), trait extraversion yang tinggi (M = 3,70), trait openness to experience yang tinggi (M = 3,66) dan trait neuroticism yang rendah (M = 2,24), yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Gambaran trait kepribadian dosen tetap dari seluruh universitas Agreeableness 4,29 Conscientiousness 3,90 3,70 3,66 2,24 Jika dicermati data dari setiap universitas dimulai dari U1 sampai U5, terlihat bahwa dosen memiliki gambaran kepribadian yang relatif sama yaitu trait agreeableness tinggi, trait conscientiousness tinggi, trait extraversion tinggi, trait openness to experience tinggi dan trait neuroticism yang rendah. Dari penelitian ini ditemukan trait agreeableness yang paling tinggi dibandingkan trait lain. Trait agreeableness biasanya dikaitkan dengan keterampilan interpersonal. Dosen tetap dari universitas terbaik di Indonesia yang memiliki skor tinggi pada trait agreeableness ini akan tampak dalam perilakunya ramah, baik hati, suka bekerja sama, memiliki perhatian dan keinginan untuk menolong orang lain, baik mahasiswa, rekan dosen lain, karyawan maupun orang lain. Trait ini tampaknya dapat mendukung kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian yang seyogianya dimiliki oleh dosen. Artinya jika dosen memiliki trait agreeableness yang tinggi akan mendorong pembentukan dan peningkatan kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian yang akhirnya dapat memberikan kontribusi terhadap penyelesaian tugas-tugas dosen. Trait yang memiliki skor tinggi ke dua adalah trait conscientiousness. Dosen yang memiliki skor tinggi pada trait conscientiousness memiliki ciri-ciri kompeten, memiliki perencanaan dalam mengerjakan tugas, mampu mengatur diri, mampu mengorganisir kegiatan yang sangat 350

Gambaran Kepribadian Dosen-Tetap pada Universitas Swasta Terbaik di Indonesia bervariasi, tekun dan disiplin. Trait ini akan memengaruhi cara kerjanya ketika melakukan tugas-tugasnya sebagai dosen khususnya dalam mengerjakan tugas-tugas yang terkait dengan Tridharma Perguruan yang meliputi kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Selain itu dosen yang memiliki trait conscientiousness tinggi akan memperlihatkan perilaku disiplin, memiliki dorongan untuk bekerja keras, memiliki ketekunan, bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas, sifat-sifat ini sangat membantu untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang seyogianya dimiliki oleh dosen. Dosen yang memiliki trait conscientiousness tinggi akan mampu menyesuaikan diri dengan pekerjaan dosen yang memiliki otonomi tinggi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dosen akan dapat mengatur waktunya dengan baik untuk mengajar, membimbing dan menguji skripsi, tesis dan disertasi mahasiswa. Selain itu dosen juga perlu membagi waktu antara tugas pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Selain itu dosen juga memiliki trait extraversion yang tinggi, yang tampak dari perilaku ramah pada orang lain, mudah membina relasi dengan orang lain, senang bergaul, bersemangat dan optimis. Trait ini akan mendukung kompetensi sosial yang perlu dimiliki dosen. Disamping itu dosen juga memiliki trait openness to experience yang tinggi akan tampak melalui rasa ingin tahu yang besar dan terbuka terhadap ide/gagasan yang baru. Dosen yang memiliki trait openness to experience yang tinggi akan memiliki gairah untuk mengikuti perkembangan ilmu dari berbagai sumber, mengadakan penelitian untuk memperdalam suatu teori atau menguji teori dan bersedia menerima masukan dari orang lain. Trait ini dapat mendukung kompetensi pedagogik yang seharusnya dimiliki dosen. Trait kepribadian yang berbeda dari ke empat trait kepribadian lainnya adalah trait neuroticism. Kalau ke empat trait kepribadian lainnya akan dinilai positif jika berada dalam kategori tinggi namun trait neuroticism akan dinilai positif jika berada dalam kategori rendah. Dosen yang memiliki trait neuroticism yang rendah akan memiliki emosi yang stabil, mempunyai level toleransi terhadap stres yang tinggi, berusaha mengatasi permasalahan dan tidak menghindari permasalahan. Trait neuroticism yang rendah, sama artinya dengan emotional stability, trait ini dapat mendukung kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki dosen. Trait emotional stability diperlukan bagi profesi dosen karena dosen merupakan salah satu profesi yang rentan terhadap stres dan burn out. Kondisi burn out umumnya dialami oleh profesi yang banyak berhubungan dengan orang lain seperti dosen, yang biasanya mengalami banyak tuntutan dari mahasiswa, rekan dosen, fakultas dan universitas. Dosen yang memiliki trait neuroticism yang rendah diharapkan akan memiliki emosi yang stabil dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi yang terkait dengan mahasiswa, dosen lain, pengelola fakultas atau lingkungan luar. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari lima universitas yang menjadi responden penelitian, setiap universitas menunjukkan hasil yang relatif sama yaitu dosen memiliki trait agreeableness tinggi, trait conscientiousness tinggi, trait extraversion tinggi, trait openness to experience tinggi dan neuroticism yang rendah. Hasil penelitian ini mengungkapkan profesi dosen memiliki gambaran kepribadian tertentu, yang mungkin berbeda dengan profesi yang lain. Saran-saran Kesesuaian antara kepribadian dan karakteristik pekerjaan merupakan hal yang penting. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk menggunakan tes psikologi dalam 351

proses seleksi, khususnya tes kepribadian agar dapat diperoleh calon dosen tetap dengan gambaran kepribadian tertentu yang sesuai dengan karakteristik pekerjaan dosen. Ucapan Terima Kasih Peneliti mengucapkan terima kasih pada Pimpinan Universitas dan Fakultas yang telah mengijinkan peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Secara khusus ucapan terima kasih dan penghargaan juga peneliti sampaikan untuk seluruh dosen tetap yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini REFERENSI Costa, P.T. dan R.R. McCrae (1992). Revised NEO Personality Inventory (NEO PI-R) and Neo Five Factor Inventory (NEO-FFI). Odessa, FL: Psychological Assessment Resource, Inc. Goldberg, L.R. (1990). An alternative description of personality: The big five factor structure. Journal of personality and social psychology, 59, 1216-1229. Greenberg, J., Baron, R. A. (1997). Behavior in organizations: understanding and managing the human side of work (6 th ed.). NJ: Prentice-Hall Kim, H.J., Shin, K.H., & Swanger, N. (2009). Burnout and engagement: A comparative analysis using The Big Five personality dimensions. International Journal of Hospitality Management, 28, 96-104. Langelaan, S., Bakker, A.B., van Doornen, L.J.P., & Schaufeli, W.B. (2006). Burnout and work engagement: Do individual differences make a difference?. Personality and Individual Differences, 40, 521-532. McCrae, R.R. (2002). Cross-cultural research on the five-factor model of personality. Mostert, K., & Rothmann, S. (2006). Work related well being in the South African police service. Journal of Criminal Justice, 94, 1452 1465. Pervin, L. A., John, O. P. (1997). Personality: theory and research (7 th ed.). NY: John Wiley & Sons. Raad, B. D. (2000). The big five personality factors: the psycholexical approach to personality. Göttingen: Hogrefe & Huber Publishers. Seniati, A.N.L. (2002). Pengaruh masa kerja, trait kepribadian, kepuasan kerja, dan iklim psikologis terhadap komitmen dosen pada Universitas Indonesia. Disertasi tidak dipublikasikan, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok. Sumintardja, E.N., (2009). Tes Lima Dimensi. Tidak dipublikasikan. Tim Tempo (2010). Panduan memilih Perguruan. Gramedia, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Zaidi, N.R., Wajid, R.A., Zaidi, F.B., Zaidi, G.B., & Zaidi, M.T. (2013). The big five personality traits and their relationship with work engagement emong public sector university teachers of Lahore. African Journal of Business Mangement, 7(15), 1344-1353. 352