BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dialkukan mengenai pengaruh pendapatan Mudharabah dan Murabahah terhadap profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 5.1 Simpulan 5.1.1 Perkembangan pendapatan Mudharabah, Murabahah dan Profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri 2008-2012 Perkembangan Pendapatan bagi hasil Mudharabah Perkembangan pendapatan bagi hasil Mudharabah Pendapatan bagi hasil mudharabah terbesar di tahun 2008 terjadi pada triwulan 4 sebesar Rp 2.647, sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp 1,980. Hal ini karena pada triwulan pertama merupakan permulaan dalam pembukuan sehingga pendapatan masih rendah. Rata-rata pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,362. Pada tahun 2009 pendapatan bagi hasil mudharabah terbesar di triwulan keempat sebesar Rp. 2,665 sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp. 2,045. Pada triwulan pertama menunjukkan pendapatan bagi hasil yang redah akan tetapi pendapatan menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya.. Rata-rata pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,395.
Pada tahun 2010 pendapatan bagi hasil mudharabah terbesar di triwulan keempat sebesar Rp 2,741 sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp 2,408. Pada triwulan pertama menunjukkan pendapatan bagi hasil yang redah akan tetapi pendapatan menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya.. Rata-rata pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,538. Pada tahun 2011 pendapatan bagi hasil mudharabah terbesar di triwulan keempat sebesar Rp 2,804 sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp 2,184. Pada triwulan pertama menunjukkan pendapatan bagi hasil yang redah akan tetapi pendapatan menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya.. Rata-rata pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,538. Pada tahun 2012 pendapatan bagi hasil mudharabah terbesar di triwulan keempat sebesar Rp 2,799 sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp 2,181. Pada triwulan pertama menunjukkan pendapatan bagi hasil yang redah akan tetapi pendapatan menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya.. Rata-rata pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,535. Pendapatan bagi hasil mudharabah terbesar selama lima tahun terjadi pada tahun 2011 di triwulan ke empat senilai Rp. 2.804. Hal ini ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan nasabah dan kemampuan dalam bagi hasil mudharabah cukup berhasil. Factor-faktor yang mempengaruhi perubahan yang signifikan tersebut karena besarnya return dan persentase bagi hasil yang tinggi dapat menurunkan pendapatan dari mudharabah karena adanya pengembalian pinjaman yang terkadang sering terjadi keterlambatan pengembalian (kredit macet) sehingga di triwulan sebelumnya terjadi penurunan pendapatan dan triwulan berikutnya terjadi
kenaikan akibat ditangguhkan. Sedangkan adanya kenaikan pendapatan tersebut di akibatkan pendapatan piutang bagi hasil pendapatan mudharabah disalurkan untuk setiap tahunnya mengalami kenaikan dan kenaikan tersebut kisaran kenaikan bagi hasilnya berbeda-beda Perkembangan Pendapatan jual beli Murabahah Perkembangan Hasil jual beli murabahah terbesar di tahun 2008 terjadi pada triwulan 4 sebesar Rp 2.966, sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp 2,55. Hal ini karena pada triwulan pertama merupakan permulaan dalam pembukuan sehingga pendapatan masih rendah. Rata-rata pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,634. Pada tahun 2009 pendapatan jual beli murabahah terbesar di triwulan keempat sebesar Rp. 2,973 sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp. 2,339. Pada triwulan pertama menunjukkan pendapatan bagi hasil yang redah akan tetapi pendapatan menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya.. Rata-rata pendapatan pada tahun 2009 sebesar Rp. 2,698. Pada tahun 2010 pendapatan jual beli murabahah terbesar di triwulan keempat sebesar Rp 6,136 sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp 2,425. Pada triwulan pertama menunjukkan pendapatan bagi hasil yang redah akan tetapi pendapatan menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya.. Rata-rata pendapatan pada tahun 2010 sebesar Rp. 3,571. Pada tahun 2011 pendapatan jual beli murabahah terbesar di triwulan keempat sebesar Rp 6,337 sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp
2,641. Pada triwulan pertama menunjukkan pendapatan bagi hasil yang redah akan tetapi pendapatan menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya. Rata-rata pendapatan pada tahun 2011 sebesar Rp. 4,533. Pada tahun 2012 pendapatan jual beli murabahah terbesar di triwulan keempat sebesar Rp 6,488 sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar Rp 2,634. Pada triwulan pertama menunjukkan pendapatan bagi hasil yang redah akan tetapi bagi hasil menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya. Rata-rata pendapatan pada tahun 2012 sebesar Rp. 5.445. Pendapatan jual beli murabahah terbesar selama lima tahun terjadi pada tahun 2012 di triwulan ke empat senilai Rp. 6.488. Hal ini ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan jual beli murabahah cukup berhasil. Pertumbuhan pendpatan murabahah yang signifkan dikarenakan beberapa dimana seperti banyak nya usha menengah kebawah yang mencoba cari cara untuk menghasilkan suatu barang dengan cara jual beli, dan hal ini hampir 70 % perusahaan bank syariah lebih meningkatkan murabahah dikarenakan banyak nya minat nasabah terhadap produk tersebut (www.bi.go.id). Dalam prakteknya pendapatan murabahah mengalami peningkatan dikarenakan ketepatan waktu pembayaran kreditnya lebih terminimalisir dari pada mudharabah karena produk ini rata-rata sebagian yang meminatinya dari kalangan menegah kebawah sehingga mereka tepat waktu dalam pembayaran kredit agar bisa menggunakan kepercayaan dari bank syariah untuk melakukan transaksi jual beli selanjutnya.
Perkembangan Tingkat Profitabilitas Perkembangan Return on Asset terbesar di tahun 2008 terjadi pada triwulan pertama sebesar 0,318%, sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan keempat sebesar 0.262%. Sedangkan rata-rata Return on Asset pada tahun 2008 sebesar Rp. 0,286. Return on Asset terbesar di tahun 2009 terjadi pada triwulan keempat sebesar 0,348%, sedangkan yang terendah terjadi pada kedua sebesar 0.301%. Sedangkan ratarata Return on Asset pada tahun 2009 sebesar Rp. 0,232. Pada tahun 2010 Return on Asset terbesar di triwulan keempat sebesar 0.362% sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar 0,310%. Pada triwulan pertama menunjukkan Return on Asset yang rendah akan tetapi pendapatan menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya. Rata-rata Return on Asset pada tahun 2010 sebesar 0,318%. Pada tahun 2011 Return on Asset terbesar di triwulan pertama sebesar 0.346% sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan keempat sebesar 0.290. Pada triwulan pertama menunjukkan Return on Asset yang tinggi akan tetapi menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya. Rata-rata Return on Asset pada tahun 2011 sebesar 0.318%. Pada tahun 2012 Return on Asset terbesar di triwulan kedua sebesar 0.352 sedangkan yang terendah terjadi pada triwulan pertama sebesar 0.336. sedangkan ratarata pendapatan pada tahun 2012 sebesar 0.347.
Return On Assets pada Bank Syariah yang diteliti dari tahun 2008-2012. Return On Assets tertinggi terjadi pada triwulan ketiga tahun 2010 yaitu sebesar 0,362%. Sedangkan nilai Return On Assets terendah terjadi pada triwulan pertama tahun 2008. Hal ini menunjukkan profitabilitas perusahaan menunjukkan kenaikan yang sangat signifikan, karena pada sebelumnya profitabilitas menunjukkan persentase yang rendag yang merupakan tingkat terendah selama 5 tahun dibanding tahun-tahun berikutnya. Penyebab terjadinya penurunan dan kenaikan ROA salah satunya adalah ukuran perusahaan dimana apabila asset dari perusahaan besar maka ukuran bank memiliki kecenderungan kuat dalam menghasilkan profitabilitas. Sehingga penyaluran pendanaan pada kegiatan-kegiatannya lancar, dan dapat menghasilkan nilai yang sesuai dengan harapan perushaan sehingga mampu meningkatnya profitabilitas bank syariah tersebut. Kemudian meningkatnya asset perusahaan menujukkan kinerja keuangan bank syariah tersebut dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pengelolaan perbankan syariah yang semakin membaik akan memberikan keuntungan yang dapat meningkatkan profitabilitas bank syariah. 5.1.2 Pengujian Secara Simultan dan Parsial 4. Pendapatan bagi hasil (mudharabah) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri,Tbk, hal ini dilihat dari hasil uji korelasi yang memiliki hubungan rendah antara Mudharabah dengan tingkat profitabilitas yaitu 0,252, dan Mudharabah berpengaruh sebesar 6,4% terhadap profitabilitas. Sedangkan hasil uji hipotesis secara parsial t hitung (3.206) lebih besar dari t tabel (3.182) serta nilai Sig 0,049 < 0,005,
maka H a diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan bagi hasil mudharabah (X 1 ) terhadap profitabilitas (Y). 5. Pendapatan jual beli (murabahah) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri,Tbk. Hal ini dilihat dari hasil uji korelasi menunjukkan hubungan yang kuat antara Murabahah dengan tingkat profitabilitas yaitu 0,631, dan murabahah berpengaruh sebesar 79,4% terhadap profitabilitas. Sedangkan hasil uji hipotesis secara parsial t hitung (3.451) > t tabel (2.00), maka H a diterima, serta nilai Sig 0,003 < 0,05 artinya terdapat pengaruh signifikan antara Pendapatan jual beli Murabahah (X 2 ) terhadap profitabilitas (Y). 6. Pendapatan mudharabah dan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri,Tbk. Hal ini diketahui dari nilai r 2 sebesar 0.689, maka nilai koefisien determinasi secara simultan pendapatan bagi hasil mudharabah, pendapatan jual beli murabahah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri adalah sebesar 47,4%. Artinya bahwa pengaruh Pendapatan bagi hasil mudharabah dan pendapatan jual beli murabahah terhadap profitabilitas sebesar 47,4% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji hipotesis secara simultan diperoleh dari perbandingan F hitung dengan F tabel adalah Ho ditolak karena F hitung 7,662. F tabel 3.52 dan tingkat signifikansi F sig 0.004 < 0.05. dengan demikian hipotesis dapat diterima.
5.2 Saran Berdasarkan hasil kesimpulan maka penulis mencoba memberikan saran yang kiranya dapat bermanfaat, antara lain 1. Implikasi penelitian ini bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian dengan topik yang sama dengan penelitian ini, hendaknya perlu melakukan penelitian yang lebih spesifik dan mendalam dengan menggunakan variabel-variabel lain diluar variabel mudharabah dan murabahah yang mungkin dapat mempengaruhi profitabilitas. Hal ini dimaksudkan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabelvariabel tersebut berpengaruh terhadap profitabilitas. Dan pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan unit analisis selain Bank Syariah sehingga generalisasi penelitian untuk bank lain maupun sektor lainnya dapat lebih ditingkatkan. 2. Bagi nasabah atau investor yang ingin menginvestasikan dananya di bank syariah sebaiknya lebih memahami aturan dan teknis dari produk bank syariah, karena produk bank syariah berbeda dengan bank konvensional sehingga perlu dipahami lebih lanjut. 3. Universitas Widyatama Dapat digunakan sebagai referensi atau sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi mahsiswa.