BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA

DATA / PROFIL UNIT KERJA

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) saat ini semakin berperan besar bagi keberhasilan dan kesuksesan suatu

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia di era globalisasi saat ini menjadi promotor utama

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB II PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah Kota Medan dengan

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

1.1.2 Visi dan Misi a. Visi Terwujudnya masyarakat informasi Jawa Barat melalui penyelenggaran komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN KINERJA TAHUN 2017 KASUBAG. UMUM, KEPEGAWAIAN, KEUANGAN DAN ASET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu : anggaran,

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

BAB I PENDAHULUAN. sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Profil Organisasi

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu institusi pemerintahan yang memiliki tugas dan tanggung

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

Martapura, Januari 2017 KEPALA SKPD. Drs. H. ASPIHANI, M.AP NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi pemerintah mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI RIAU

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

L A K I P LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya (resources), baik sumber daya alam, maupun Sumber Daya

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikaskan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan. Keberadaan manusia dalam organisasi memiliki posisi yang sangat vital. Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh kualitas orang yang bekerja di dalamnya Keberhasilan pencapaian tujuan organiasi sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja para pegawainya. Peningkatan kinerja pegawai menjadi penting mengingat perubahan arah kebijakan pemerintah sebagaimana dikehendaki oleh semangat reformasi untuk lebih luas memberi ruang gerak bagi masyarakat dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan dimana pemerintah beserta aparaturnya lebih berperan sebagai fasilitator. Perubahan arah kebijakan ini membawa implikasi terhadap kemampuan profesionalisme pegawai dalam menjawab tantangan era globalisasi dalam menghadapi persaingan. Maka peningkatan kinerja aparatur merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan (Wahyuningrum, 2008). Keberhasilan pembangunan nasional sangat ditentukan oleh keberhasilan aparatur negara dalam melaksanakan tugasnya, terutama dari segi kepegawaian. Oleh karena itu aparatur pemerintah memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai motor dan penggerak dalam semua aktivitas fungsi pemerintahan. Sumberdaya manusia merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam pelaksanaan pemerintah

menyangkut kesiapan, jumlah, pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintah yang baik diperlukan dukungan kesiapan aparatur yang baik. Aparatur pemerintah semakin dituntut untuk lebih menyadari dan menghayati fungsinya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang baik, sehingga mereka semakin mampu menyelenggarakan tugas - tugas pemerintahan dan tugas pembangunan secara optimal, serta tugas-tugas pelayanan masyarakat yang lebih bermutu, yaitu pelayanan yang cepat, tepat, murah, aman, dan pasti, tidak diskriminatif, serta dapat dipertanggungjawabkan. Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja adalah suatu hasil dimana orang-orang dan sumberdaya yang lain yang ada dalam organisasi secara bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan. Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Menurut Sedarmayanti (2007), kompetensi dan disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana seorang mencapainya). Sedangkan menurut Mondy (2008), kriteria yang akan dinilai dari kinerja adalah kompetensi. Ruky (2001) menjelaskan disiplin merupakan salah satu faktor yang dinilai dalam prestasi kerja yang berorientasi individu.

Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan salah satu Kabupaten pemekaran di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini didirikan pada tahun 2009. Sebagai daerah pemekaran baru percepatan pembangunan daerah hanya dapat dicapai apabila roda pemerintahan dapat berputar dengan baik sehingga tujuan pembangunan daerah dapat tercapai secara maksimal dengan mengandalkan potensi sumber daya manusia sebagai penggerak roda pemerintahan tersebut. Dengan kompetensi, dan kedisiplinan yang baik akan dapat menunjang cepat atau lambatnya pergerakan roda pemerintahan dan pembangunan daerah. Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan (Dinas P3) merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dinas Pertanian, Peternakan, dan perikanan terdiri dari 5 bidang. Masing-masing bidang terdiri dari beberapa bidang yang menjadi sub bidang. Untuk meningkatkan kinerja Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan berusaha memposisikan perannya melalui rangkaian program kerja yang tertera dan terukur dalam perencanaan strategi. Untuk mencapai tujuan organisasi maka dituntut pencapaian kinerja sumber daya manusia (SDM) dari semua bidang yang mendukung yang ada di Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan. Dengan kinerja yang baik diharapkan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan dapat melaksanakan kegiatan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pada Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta

mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Selanjutnya untuk mewujudkan visi dirumuskan sejumlah misi yang harus dilaksanakan. Untuk melaksanakan misi dilakukan dengan berbagai kebijakan program dan kegiatan. Pelaksanaan misi tersebut juga berpulang kembali pada masing-masing individu yakni pegawai Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan. Hal ini tidak lepas dari kinerja yang dimiliki oleh individu pegawai. Banyak permasalahan manajemen pemerintahan yang belum sepenuhnya teratasi, baik dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi internal terdapat berbagai permasalahan yang harus dihadapi. Permasalahan manajemen pemerintahan tersebut anatara lain: Penempatan pegawai yang belum berdasarkan kompetensinya, masih banyak pelanggaran disiplin di lingkungan aparatur pemerintah, dan masih rendahnya kinerja aparatur di lembaga pemerintahan (Manajemen Kepegawaian Negara, 2010) Permasalahan yang saat ini terjadi di Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan yaitu permasalahan ketidaksesuaian kompetensi dengan jabatan yang tersedia dan tingkat kedisiplinan. Saat ini masih terdapat penempatan pegawai yang belum berdasarkan kompetensinya, masih banyaknya pelanggaran disiplin, dan pada akhirnya rendahnya kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan. Penerimaan pegawai PNS merupakan kegiatan yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan selama dua periode yaitu pada tahun 2009 dan 2010 untuk memenuhi kebutuhan pegawai, salah satunya di Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan. Secara keseluruhan jumlah pegawai yang ada di Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan masih belum memenuhi untuk mengisi bidang-bidang yang ada, apalagi saat ini adanya peraturan pemerintah untuk menghentikan sementara atau

moratorium penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang berlaku 1 september 2011 hingga 31 Desember 2012. Dengan jumlah pegawai yang terbatas diharapkan semua pegawai aktif berpartisipasi menjalankan tugas pokok dan fungsinya pada masing-masing bidang. Jumlah Pegawai yang bekerja di Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan saat ini adalah 36 orang. Pada tahun 2009 diadakan penerimaan pegawai sebanyak 19 orang dan 10 orang pada tahun 2010 untuk ditempatkan pada bidang-bidang yang ada yaitu Bidang Sekretaris, Bidang Pengembangan Produksi Pertanian, Bidang Pengembangan Sarana Prasarana dan Pemasaran Hasil Pertanian, Bidang Pengembangan Perikanan, dan bidang Pengembangan Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pada penerimaan tahun 2009 jumlah pegawai sebanyak 19 orang penempatan pegawai tersebut dibagi menjadi 1 ditempatkan ke Badan Ketahanan Pangan dan 7 orang di Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan. Namun pada tahun 2011 untuk mengisi bidang-bidang dan sub bidang yang ada maka 1 pegawai tersebut yang telah memiliki pengalaman kerja sebagai penyuluh ditempatkan kembali ke Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan.

Tabel 1.1 Penerimaan PNS Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kualifikasi Pendidikan 2009 2010 Pegawai yg telah bekerja sebelumnya Sarjana Pertanian 1 Orang - Sosial Ekonomi Pertanian - Agronomi - Hama Penyakit Tanaman - Ilmu Tanah - Teknik Pertanian Sarjana Produksi Peternakan Sarjana Perikanan - Sosial Ekonomi Perikanan - Perikanan Laut 3 orang 5 orang 4 orang - Sarja Kesehatan Masyarakat Sarjana Sosial Ahli Madya - Komputer - Akuntansi SMA

4 orang Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan, 2011 (Data Diolah) Selain dari penerimaan PNS kebutuhan akan pegawai dipenuhi melalui sistem mutasi. Pada tahun 2011 terjadi mutasi pegawai yaitu sebanyak satu orang pegawai Sarjana Pertanian jurusan Agronomi pindah ke dinas lain dan diisi oleh satu orang pegawai Ahli Madya dari kabupaten lain. Adapun latar belakang pendidikan pegawai yang diterima dan bekerja pada Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikan sangat beragam antara lain Sarjana Pertanian sebanyak 28, Ahlimadya 4 orang dan SLTA 4 orang. Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Jika dilihat dari sisi kompetensi,masih terdapat permasalahan yang terjadi dalam hal penempatan pegawai. Penempatan PNS pada struktur organisasi dan tata kerja masih ada yang tidak sesuai dengan pengetahuan, dan keahlian. Masih terdapat penempatan PNS pada jabatan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Pegawai-pegawai tersebut ditempatkan untuk mengisi kekosongan pada bidang-bidang yang ada di Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan.

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa penempatan pegawai berdasarkan kompetensi pada Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan masih 50% yang sesuai. Dari 36 pegawai hanya 18 pegawai yang ditempatkan sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Tabel 1.2 Penempatan PNS Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan No Bidang Latar belakang Pendidikan Pegawai Kualifikasi Pendidikan Jumlah Latar Belakang Pendidikan yang Dibutuhkan Keterangan 1. Sekretaris SLTA Sekretaris tidak sesuai Umum Progam - Sarjana Pertanian (SP) - Agronomi - Sarjana Peternakan (SPt) - SP (Ilmu tanah) - Ahlimadya (AMd) Komputer - AMd Komputer Akuntansi - SLTA Ilmu ekonomi,s1 ilmu sosial, ilmu hukum, dan pemerintahan Ilmu komputer tidak sesuai tidak sesuai tidak sesuai tidak sesuai sesuai Keuangan Akuntasi, Keuangan sesuai sesuai tidak sesuai 2. Pengembangan - SP Produksi Pertanian Agronomi HPT SEP Sarjana Pertanian, dan Teknik Pertanian

Ilmu Tanah - Sarjana Teknik Pertanian (SPt) 1orang - SLTA tidak sesuai 3. Pengembangan Sarana Prasarana dan Pemasaran Hasil Pertanian - Sarjana Sosial - SP SEP Agronomi - STp Sarjana Ekonomi Pertanian, Sarjana Teknik Pertanian, Sarjana Ekonomi 4. Pengembangan Peternakan dan Kesehatan Hewan - SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) - SPt - SP SEP Ilmu Tanah Dokter hewan Sarjana peternakan 5. Pengembangan Perikanan - SPi (Sarjana Perikanan) - SP Agronomi HPT SEP THP - AMd Perikanan - SMA 1orang Sarjana Perikanan Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, 2011 (Data Diolah)

Sebagian besar PNS sebelum diterima sebagai PNS telah bekerja sebelumnya di lembaga/instansi lain. Pada saat penerimaan PNS di Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan telah dilakukan pertemuan untuk menceritakan pengalaman bekerja sebelumnya. Namun karena adanya keterbatasan SDM masih ada PNS yang ditempatkan pada bidang yang tidak sesuai dengan kemampuan dan pengalaman kerjanya. Permasalahan tersebut dapat terjadi diakibatkan oleh adanya ketidaksesuaian dalam penerimaan pegawai dimana suatu kualifikasi pegawai yang diterima tidak sesuai dengan posisi yang tersedia dan sistem mutasi antar dinas yang juga menyebabkan adanya perbedaan latar belakang pendidikan dengan penempatan pada bidang yang tidak sesuai. Penempatan pegawai pada jabatan yang tidak sesuai dengan pengalaman kerja pegawai seperti pegawai penyuluh yang ditempatkan didinas. Penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensi pegawai dapat menyebabkan masalah kedisiplinan, timbulnya konflik, dan menurunnya semangat kerja (Gomes, 2003). Kedisiplinan adalah salah satu faktor yang penting dalam suatu organisasi. Dikatakan sebagai faktor yang penting karena disiplin akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam organisasi. Semakin tinggi disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Disiplin adalah merupakan cerminan besarnya tanggungjawab seseorang dalam melakukan tugas tugas yang diberikan kepadanya yang mendorong gairah dan semangat kerja seseorang. Peraturan disiplin di Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan telah diatur dan ditetapkan mulai dari seragam, jam kerja sampai dengan penyelesaian tugas. Tingkat kedisiplinan para PNS Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan dapat dilihat dari kesanggupan dan ketaatan mengikuti peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam hal kewajiban dan larangan. Peraturan-peraturan tersebut seperti tingkat kehadiran pegawai

setiap hari untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, mengikuti peraturan apel pagi dan sore, kesediaan mengikuti kegiatan-kegiatan rutin seperti senam pagi, siraman rohani, tugas-tugas kedinasan serta ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas. Meskipun peraturan telah ditetapkan dan diinformasikan kepada pegawai permasalahan disiplin masih terjadi. Hal ini dapat terlihat dari masih ada pegawai yang masuk dan pulang kerja tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, dan masih ada pegawai yang mengabaikan perintah tugas yang diberikan. Masih terdapat pegawai yang keluar kantor pada saat jam kerja untuk kepentingan pribadi. Rendahnya disiplin pegawai juga ditandai dengan adanya pegawai yang tidak merasa perduli dengan ketentuan dan kewajiban yang ditentukan untuk mengikuti kegiatan apel pagi dan sore. Banyaknya pegawai yang hadir hanya pada saat-saat tertentu seperti awal bulan saja untuk mengambil gaji dan tunjangan. Tabel 1.3 Rata-Rata Jumlah Pegawai yang Hadir pada Kegiatan Apel No Kategori Jumlah pegawai Yang Mengikuti Yang tidak mengikuti Persentase Hadir Tidak hadir 1 Apel Pagi 36 20 16 55,56 44,44 2 Apel Sore 36 15 21 41,67 58,33 Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, 2011 (Data Diolah) Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa masih banyak pegawai yang tidak mentaati peraturan kehadiran di kantor. Masih terdapat pegawai yang hadir dan pulang tidak sesuai dengan jam kantor. Berdasarkan pengamatan dan data tesebut juga diketahui bahwa tingkat keberadaan pegawai selama jam kerja di kantor masih rendah.

Indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya: kemampuan, keadilan, sanksi atau hukuman, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan (Hasibuan, 2005). Permasalahan disiplin juga terjadi karena kurangnya ketegasan pimpinan dalam memberikan sanksi atau hukuman sehingga banyak pegawai yang merasa diperlakukan tidak adil. Masih terdapat pegawai yang melakukan tindakan curang dalam mengisi daftar hadir, seperti pegawai yang tidak hadir daftar hadirnya diisikan oleh pegawai lain. Kecurangan lain seperti pegawai yang jarang masuk kerja/tidak hadir namun daftar hadirnya terisi penuh. Hal-hal tersebut jika tidak ditindak tegas akan membudaya dan terus berlanjut. Jika tidak diatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi tersebut akan mempengaruhi pencapaian kinerja individu di Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja organisasi. Pada saat ini Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan baru saja melakukan penilaian kinerja PNS secara individu dan juga melaksanakan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012. Berdasarkan LAKIP tersebut dikatakan bahwa ternyata tingkat pencapaian kinerja Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan selama tahun 2011 belum mencapai nilai optimal. Hal ini karena keterbatasan SDM yang ada pada Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Untuk meningkatkan dan menciptakan SDM yang mendukung pencapaian kinerja maka kompetensi dan disiplin PNS Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan perlu diperhatikan.

Tabel 1.4 Program Kegiatan dan Realisasi Bidang Program Kegiatan Terealisasi Tidak Terealisasi Sekretaris (Umum) 4 4 0 Pengembangan Produksi Pertanian 3 3 0 Pengembangan Sarana Prasarana dan Pemasaran 5 4 1 Hasil Pertanian Pengembangan Peternakan dan Kesehatan Hewan 3 2 1 Pengembangan Perikanana 3 2 1 Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, 2011 (Data Diolah) Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat masih terdapat bidang yang belum mencapai kinerja secara optimal. Bidang-bidang yang lebih banyak memiliki pegawai yang sesuai kompetensinya seperti bidang Sekretaris dan Pengembangan Produksi Pertanian dapat mencapai kinerja secara optimal. Sedangkan bidang lainnya dengan jumlah pegawai yang belum sesuai kompetensinya seperti Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana, Pengembangan Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Pengembangan Perikanan masih belum optimal. Selain masalah kompetensi kurang optimalnya pencapaian kinerja tersebut juga diakibatkan kurang disiplinnya pegawai dalam melaksanakan program yang telah ditetapkan sehingga program yang seharusnya diselesaikan pada triwulan pertama baru terselesaikan pada triwulan berikutnya. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dianggap penting untuk menganalisis bagaimana pengaruh kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja yang dicapai oleh

PNS Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan agar pencapaian kinerja pada tahun berikutnya dapat dioptimalkan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kompetensi dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu selatan 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh positif dan signifikan kompetensi dan tingkat disiplin kerja terhadap kinerja PNS Dinas spertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan, referensi dan bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan strategi bagi Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam upaya peningkatan kinerja pegawai 2. Sebagai tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana.

3. Sebagai tambahan dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai kompentensi dan disiplin kerja yang berkaitan dengan kinerja