EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

dokumen-dokumen yang mirip
e-j. Agrotekbis 4 (2) : April 2016 ISSN :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

Kesesuaian LahanTanaman Kelapa Sawit Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Lailatul Husna *

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN APEL DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

Kesesuaian Lahan Kayu Manis di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (19):

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

Kesesuian lahan untuk tanaman tebu dipolitani

Kesesuaian Lahan Jagung Pada Tanah Mineral dipoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI

Kesesuian lahan untuk tanaman papaya dan durian dipolitani

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADI SAWAH, PANGAN LAHAN KERING DAN TANAMAN TAHUNAN SUB DAS MALANGGA DESA TINIGI KECAMATAN GALANG KABUPATEN TOLITOLI

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. 8 desa merupakan daerah daratan dengan total luas 2.466,70 hektar.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Manggis (Garcinia Mangosta Linn) Di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

Kesesuaian Lahan tanaman kopi di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN MANGGA GEDONG GINCU DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

Kesesuaian Padi Sawah di Lahan Gambut Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III

Kata kunci: lahan kering, kedelai

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KEDELAI (Glycine max) DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

BAB I. PENDAHULUAN A.

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI SAWAH, PADI GOGO

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah. genetik tanaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa nutrisi

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

Kajian Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Hortikultura Di Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem

ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI DAN PADI LADANG DI DESA BILA TALANG KECAMATAN TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Evaluasi Kesesuaian Lahan Kabupaten Dairi Untuk Tanaman Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

11. TINJAUAN PUSTAKA

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

Lampiran 1. Peta/ luas areal statement kebun helvetia. Universitas Sumatera Utara

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta crant) di Desa Petuaran Hilir Kecamatan Pegajahan Kab.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JERUK (Citrus sp.) DAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) DI KECAMATAN SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK BHARAT SKRIPSI.

I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JERUK (Citrus sp.) DAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) DI KECAMATAN SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK BHARAT ABSTRACT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT. Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN UNTUK TANAMAN JERUK DI KECAMATAN ALALAK DAN KECAMATAN MANDASTANA, KABUPATEN BARITO KUALA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

Hermawan Kurnia 1, Zainabun 1, Syamsidah Djuita 1*

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 4 (5) : 559-564, Oktober 2016 ISSN : 2338-3011 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Evaluation Suitability of Land for Palm Oil Plant in the Tolole Village SubDistrict of Ampibabo District Parigi Moutong Wahyudin. W 1), Anthon Monde 2), Abdul Rahman 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu. 2) Staf Pengajar pada Program Studi Agroteknologi. Fakultas Petanian. Universitas Tadulako. Palu. Jl. Soekarno-Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah Telp. 0451-429738 G-mail: yyn.wahyu@gmail.com, E-mail: anthonmonde@yahoo.com, E-mail: mankuntad@yahoo.com ABSTRACT This study aims to determine the suitability of land planted oil palm (Elaeis quenensis Jacq). In the region of the Tolole Village of the District Ampibabo, Parigi Moutong District. The method used in this research is the method survei. Penelitian is implemented by way of soil sampling in the field, followed by laboratory analysis. Research activities include four (4) phases : preparation, field activities, laboratory analysis and data processing, map making and the preparation of reports. The results showed that the class suitability of land for oil palm trees (Elaeis quenensis Jacq) in the study area are Class S2 (appropriately enough) in the SPL I, II, III, and IV with total area of 1573.82 ha. Key Words: Land suitability, land survey. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian lahan tanaman kelapa sawit (Elaeis quenensis Jacq). Di wilayah Desa Tolole Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengambilan contoh tanah di lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Kegiatan penelitian meliputi 4 (empat) tahap yaitu : Persiapan, Kegiatan lapangan, Analisis Laboratorium dan Pengolahan data, pembuatan peta dan penyusunan laporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit (Elaeis quenensis Jacq) di daerah penelitian yaitu Kelas S2 (cukup sesuai) pada SPL I, II, III, dan IV dengan luas lahan 1573,82 ha. Kata Kunci : Kesesuaian lahan, survei lahan. PENDAHULUAN Evaluasi lahan adalah usaha penilaian suatu lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan dapat dinilai pada keadaan sekarang dan yang akan datang setelah diperbaiki. Kesesuian lahan sangat perlu di perhatikan dalam berbudidaya agar bisa mendapatkan hasil yang optimal. Khususnya pada tanaman kelapa sawit, walaupun kelapa sawit dapat tumbuh pada keadaan lahan yang ada, tetapi setiap tanaman memiliki karakter yang membutuhkan persyaratan yang berbeda (Husna, 2015). Malaysia dan Indonesia merupakan dua negara yang memproduksi minyak kelapa sawit terbesar dunia. Pada tahun 2000 Indonesia dan malaysia memproduksi sebanyak 16,9 juta ton sedang produksi 559

sisanya di seluruh dunia hanya 3,3 juta ton (Priyono, 2009). Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tananam yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Nasution, 2014). Bupati Parigi Moutong telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : 660.1.45/2896/BPLH Tertanggal 08 September 2014, mengenai izin lingkungan kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan karet oleh PT Ampibabo Agro Lestari dengan luas 15.067 ha (BPLH, 2014). Desa Tolole merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong, dimana mata pencaharian masyarakatnya sebagian besar adalah bertani, namun perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut belum optimal. Oleh karena itu, dengan adanya perusahaan kelapa sawit di Kecamatan Ampibabo, petani di Desa Tolole berkeinginan untuk ikut menanam kelapa sawit dilahan mereka. Namun, pengetahuan masyarakat mengenai kesesuaian lahan di desa tersebut masih kurang. Peta Unit Lahan Desa Tolole dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Peta Unit Lahan Desa Tolole. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu melakukan penelitian dalam upaya mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan untuk komoditi tanaman kelapa sawit apakah cocok diusahakan di daerah tersebut dan apa usaha-usaha perbaikan yang perlu dilakukan untuk budidaya tanaman tersebut. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2015 sampai dengan bulan Januari 2016, bertempat di Desa Tolole Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Analisis sifat fisik dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium Unit Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Kemudian analisis sifat fisik dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium Unit Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan cara pengambilan contoh tanah di lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Kegiatan penelitian meliputi 4 (empat) tahap yaitu : Persiapan, Kegiatan lapangan, Analisis Laboratorium dan Pengolahan data, pembuatan peta dan penyusunan laporan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data iklim yang digunakan dalam penelitian ini adalah data iklim wilayah Kecamatan Parigi Utara, berjarak ± 15 km dari lokasi penelitian. Data iklim yang digunakan yaitu data curah hujan tahun 2006 sampai tahun 2015, data ini dianggap dapat mewakili iklim dilokasi penelitian, mengingat di wilayah Kecamatan Ampibabo tidak terdapat stasiun curah hujan (iklim) yang memiliki data lengkap. Jumlah curah hujan yang dibutuhkan kelapa sawit adalah 1500-4000 mm tiap tahunnya, dan tanaman tersebut dapat tumbuh secara optimal pada curah hujan 2000-3000 mm. Hujan yang merata sepanjang tahun mengakibatkan hasil buah kurang, karena dapat mengakibatkan pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan generatif, 560

sehingga bunga/buah yang terbentuk menjadi lebih sedikit (Setyamidjaja, 1991). Kesesuaian Lahan. Hasil penilaian kesesuaian lahan di daerah survei, untuk tanaman Kelapa sawit adalah sebagai berikut : Satuan Peta Lahan (SPL I) dengan Luas 498,12 ha. Sifat fisik lahan di lokasi SPL I, yaitu: Lempung Berpasir (fraksi pasir 14,6%, debu 78,5% dan liat 7,0%), drainase baik, kemiringan lereng <8%, batuan permukaan memiliki nilai 1% dan tidak terdapat singkapan batuan. Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (ph) dengan nilai (6.89) tergolong netral, Kapasitas Tukar Kation (KTK) (18,10 cmol (+) kg -1 ) bernilai sedang, kejenuhan basah (KB) (12,29%) menunjukkan sangat rendah, untuk basabasa dapat tukar menunjukkan kation Na (0,42 cmol (+) kg -1 ) bernilai sedang, K (0,57 cmol (+) kg -1 ) bernilai sedang, Mg (2,12 cmol (+) kg -1 ) bernilai tinggi dan Ca (11,18 cmol (+) kg -1 ) bernilai tinggi, sedangkan kadar N-total (0,14%) bernilai rendah, kadar P 2 O 5 (29,90 mg 100g -1 ) bernilai sedang dan K 2 O (32,13 mg 100g -1 ) benilai sedang. kesesuaian lahan untuk tanaman Kelapa Sawit, maka SPL I termasuk dalam kelas kesesuaian aktual S3 f (sesuai marginal) dengan faktor pembatas retensi hara (f) yaitu kejenuhan basa (KB). Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pemberian kapur dolomit. Untuk memperbaiki kimia tanah seperti KTK (Kapasitas Tukar Kation) dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik seperti pemberian pupuk kandang. Pupuk organik juga mengandung unsur hara, sehingga aplikasi pupuk organik juga berfungsi memperkaya hara tanah termasuk unsur hara makro N yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Dengan upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya menjadi kelas S2 twrf (cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperatur), w (ketersediaan air), r (media perakaran) dan f (retensi hara). Satuan Peta Lahan (SPL II) Dengan luas 504,36 ha. Sifat fisik lahan di lokasi SPL II, yaitu : tekstur Lempung berdebu (fraksi pasir 30,8%, debu 54,6% dan liat 14,7%), drainase baik, kemiringan lereng <8%, batuan permukaan sebesar 1% dan singkapan batuan memiliki nilai sebesar 1%. Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (ph) tergolong netral (6.74), Kapasitas Tukar Kation (KTK) bernilai sedang (17,27 cmol (+) kg -1 ), Kejenuhan basah (KB) menunjukan sangat rendah (16,70%), untuk basa-basa dapat ditukar menunjukan kation Na bernilai rendah (0,39 cmol (+) kg -1 ), K bernilai sedang (0,48 cmol (+) kg -1 ), Mg bernilai tinggi (2,15 cmol (+) kg -1 ) dan Ca bernilai tinggi (15,71 cmol (+) kg -1 ), sedangkan kadar N-total bernilai rendah (0,15%), kadar P 2 O 5 bernilai sangat rendah (13,98 mg 100g -1 ) dan K 2 O bernilai rendah (20,36 mg 100g -1 ). kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit, maka SPL II termasuk kesesuaian aktual S3 f (sesuai marginal) dengan faktor pembatas (f) retensi hara yaitu Kejenuhan Basa sangat rendah. Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pemberian kapur dolomit. Menurut Sutejo dan kartasaputra (1987) dalam Budi (2008), pengapuran tidak dapat dilakukan secara sembarangan, akan tetapi harus didahului dengan penyelidikan tentang keadaan tanah dan dosis kapur yang diperlukan. Dengan upaya perbaikanperbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya menjadi kelas S2 twf (cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperatur), w (ketersediaan air), dan f (retensi hara). Satuan Peta Lahan (SPL III) Dengan luas 167,87 ha. Sifat fisik lahan di lokasi SPL III, yaitu : tekstur Debu (fraksi pasir 9,0%, debu 86,6% dan liat 4,5%), drainase baik, kemiringan lereng 7%, batuan permukaan 561

sebesar 1% dan tidak terdapat singkapan batuan. Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah, tingkat kemasaman tanah (ph) dengan nilai (6,48) tergolong netral, Kapasitas Tukar Kation (KTK) bernilai rendah (15,77 cmol (+) kg -1 ), kejenuhan basah (KB) sangat rendah (12,10%), untuk basa-basa dapat tukar menunjukkan kation Na bernilai rendah (0,30 cmol (+) kg -1 ), K bernilai sedang (0,46 cmol (+) kg -1 ), Mg bernilai tinggi (2,11 cmol (+) kg -1 ) dan Ca bernilai tinggi (11,21 cmol (+) kg -1 ), sedangkan kadar N-total bernilai sedang (0,14%), kadar P 2 O 5 bernilai (21,41 mg 100g -1 ) menunjukkan sedang dan K 2 O (11,52 mg 100g -1 ) bernilai rendah. kesesuaian lahan untuk tanaman Kelapa Sawit, maka SPL III termasuk dalam kategori kelas kesesuaian aktual S3 f (sesuai marginal) dengan faktor pembatas retensi hara (f) yaitu kejenuhan basa (KB). Kesesuaian aktual pada SPL III tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pemberian kapur dolomit. Menanam tanaman penutup tanah dan pembuatan teras untuk menanggulangi bahaya erosi pada lereng 15%. Dengan upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya menjadi kelas S2 twrf (cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperatur), w (ketersediaan air), r (media perakaran) dan f (retensi hara). Satuan Peta Lahan (SPL IV) dengan luas 409,47 ha. Sifat fisik lahan di lokasi SPL IV, yaitu : tekstur lempung (fraksi pasir 37,0%, debu 45,0% dan liat 18,0%), drainase baik, kemiringan lereng 8%, batuan permukaan sebesar 1% dan singkapan batuan. memiliki nilai sebesar 2%. Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui, tingkat kemasaman tanah (ph) (6,78) tergolong netral, Kapasitas Tukar Kation (KTK) bernilai rendah (16,61 cmol (+) kg -1 ), kejenuhan basah (KB) menunjukkan sangat rendah (12,72%), untuk basa-basa dapat tukar menunjukkan kation Na bernilai sedang (0,41 cmol (+) kg - 1 ), K bernilai sedang (0,50 cmol (+) kg -1 ), Mg (2,21 cmol (+) kg -1 ) bernilai tinggi dan Ca bernilai tinggi (11,68 cmol (+) kg -1 ), sedangkan kadar N-total bernilai sedang (0,14%), kadar P 2 O 5 bernilai sedang (39,57 mg 100g -1 ) dan K 2 O (19,03 mg 100g -1 ) bernilai rendah. kesesuaian lahan untuk tanaman Kelapa Sawit, maka SPL IV termasuk dalam kategori kelas kesesuaian aktual S3 fe (sesuai marginal) dengan faktor pembatas (f) retensi hara kejenuhan basa (KB). Kesesuaian aktual pada SPL IV tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pengapuran untuk meningkatkan kejenuhan basa yang sangat rendah, melalui pemberian kapur dolomit. Dengan upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya menjadi kelas S2 twfe (cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperatur), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan e (bahaya erosi). Gambar 2. Peta Kekuasaan Lahan Aktual. Gambar 3. Peta Kesesuaian Lahan Potensial. 562

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman Kelapa Sawit di daerah penelitian terdapat 1 (satu) subkelas yaitu: Kelas S3 (sesuai marginal), pada SPL I, II, III, dan IV seluas lahan 1573,82 ha, umumnya dibatasi oleh f ( retensi hara) Kejenuhan Basa dan e (tingkat bahaya erosi) yaitu lereng dan bahaya erosi. Setelah dilakukan upaya perbaikanperbaikan SPL I, II, III, dan IV Melalui pengapuran, pemupukan organik dan anorganik, pembuatan teras dan penanaman tanaman penutup tanah, sehingga didapatkan 1 (satu) subkelas potensial yaitu kelas S2 (cukup sesuai), dengan faktor pembatas secara umum yaitu t (temperature), w (ketersediaan air), r (media perakaran) f (retensi hara) dan (tingkat bahaya erosi). Saran Untuk usaha budidaya tanaman kelapa sawit di Desa Tolole Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong, agar hasil produksi lahan tanaman kelapa sawit dapat maksimal ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu pengolahan tanah meliputi pembuatan teras individu tanaman pada lereng 15-25%, menanam tanaman penutup tanah, untuk memenuhi kekurangan unsur hara dalam tanah, diharuskan menggunakan pupuk organik. DAFTAR PUSTAKA BPLH. 2014. Surat Keputusan Bupati Parigi Moutong Tentang Izin Lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet di Wilayah Kecamatan Parigi Utara, Kecamatan Siniu dan Kecamatan Ampibabo oleh PT. Ampibabo Agro Lestari. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kabupaten Parigi Moutong. Nazli, K., Nurhayati dan Zuraida. 2016. Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Amandemen Tanah terhadap Beberapa Sifat Kimia Gambut. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. Husna. L. 2015. Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa Sawit di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. J. Nasional Ecopedon. JNEP Vol. 2. No. 1 (2015) 54-58. Prodi Manajemen Produksi Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Payakumbuh. Nasution. S.H. 2014. Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada berbagai Perbandingan Media Tanam Solid Decanter dan Tandan Kosong Kelapa Sawit pada Sistem Singlestage. J. Online Agrotrknologi. ISSN No. 2337-6597 Vol. 2. No. 2 :691-701. Fakultas Pertanian USU. Medan. Priyono. P. 2009. Dampak Penyusutan Gambut terhadap Perubahan Taxon Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit di Bengkulu. J. Akta Agrosia. Vol. 12. No.1 hlm. 28-34 Januari - Juni 2009. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Setyamidjaja, D. 1991. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Pengolahannya. Penerbit PT. Perkebunan VI. Medan. 563

564