Berkaitan dengam dua konsep di atas, maka keragaman diperlukan adanya kesetaraan atau kesederajatan. Artinya,meskipun individu maupun masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

DIFERENSIASI SOSIAL (Kemajemukan)

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

MASYARAKAT MULTIKULTURAL

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR. Manusia, Keragaman, dan Kesederajatan

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DISKRIMINASI

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

IDENTITAS NASIONAL dan tantangan era Globalisasi. Oleh : Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si.

BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL. Dilihat dari sifatnya :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP 2016/2017. No Butir Kisi Kisi No Soal

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LPF 1 MEMAHAMI KONSEP PERENCANAAN BERBASIS HAK (90 MENIT)

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

LANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Identitas pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dan dipakai oleh para

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

1. BAB I PENDAHULUAN

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DISIPLIN ITU INDAH

PERSPEKTIF PEMERINTAH ATAS HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT HUKUM ADAT

PENGELOLAAN KOMUNITAS ADAT

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

KEWARGANERAAN. Modul ke: 04FEB IDENTITAS NASIONAL. Fakultas SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Management

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA. al (dalam Karuru, 2005), pembelajaran kooperatif turut menambah unsurunsur

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

Bimbel Online SMA Alfa Centauri Kls XI IIS 22-Agustus Sosiologi -

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

1. Asal muasal dan standar

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

IDENTITAS NASIONAL Pengertian Identitas Jenis Identitas Atribut Identitas

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

CIVIC EDUCATION. Identitas Nasional. Oleh : Idzan Mustafidah ( ) Dosen Pengampu : H. M. Sudiyono, M. Pd

Abstrak. Pengaruh Sikap Primordialisme Terhadap Upaya Pembentukan Proses Harmonisasi Masyarakat Multikultur. (Prayitno, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi)

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

A. Pilihlah satu jawaban yang tepat!

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmosudirdjo (1988:76) mengemukakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat

Transkripsi:

RANGKUMAN MATERI A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia 1. Makna keragaman manusia Berdasarkan KBBI, ragam berarti (1) sikap, tingkah laku, cara; (2) macam, jenis; (3) music, lagu, langgam; (4) warna, corak; (5) laras (tata bahasa). Keragaman menunjukkan adanya banyak macam atau banyak jenis. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan. Perbedaan ini ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki cirri-ciri khas tersendiri. Perbedaan ini terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi misalnya, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan hidup. Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan misalnya, dalam hal ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dll. Keragaman individual maupun sosial adalah implikasi dari kedudukan manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sosial. Kita sebagai individu akan berbeda dengan seseorang sebagai individu yang lain. Demikian pula kita sebagai bagian dari suatumasyarakat memiliki perbedaan dengan masyarakat lainnya. 2. Makna Kesetaraan Manusia Kesetaraan juga dapat disebut kesederajatan. Menurut KBBI, sederajat artinya sama tingkatan. Dengan demikian, kesetaraan atau kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau lebih rendah antara satu sama lain. Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Di hadapan Tuhan, semua manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau tingkatannya. Yang membedakan natinya adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia.

Berkaitan dengam dua konsep di atas, maka keragaman diperlukan adanya kesetaraan atau kesederajatan. Artinya,meskipun individu maupun masyarakat adalah beragam dan berbeda-beda tetapi mereka memiliki dan diakui akan kedudukan, hak-hak dan kewajiban yang sama sebagai sesama, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jaminan akan kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dari berbagai ragam masyarakat di dalamnya amat diperlukan. B. Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Budaya Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, berjenis-jenis. Konsep masyarakat majemuk (plural society) pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall tahun 1948 mengatakan bahwa ciri utama masyarakatnya adalah berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan secara fisik tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam sebuah satuan politik. Usman Pelly (1989) mengategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan dua hal, yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertical. Secara horizontal; 1. Etnik dan ras atau asal-usul keturunan 2. Bahasa daerah 3. Adat istiadat atau perilaku 4. Agama 5. Pakaian, makanan, dan budaya materian lainnya Secara vertikal; 1. Penghasilan atau ekonomi 2. Pendidikan 3. Pemukiman 4. Pekerjaan 5. Kedudukan sosial politik Pada bagian ini akan diulas tentang kemajemukan masyarakat Indonesia karena unsurunsur ras dan etnik. 1. Ras Kata ras berasal dari bahasa prancis dan italia yaitu razza.

Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia dikelompokkan dalam berbagai ras. Manusia dibedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi badan, warna kulit, hidung, dll. Contohnya, ras Melayu secara umum bercirikan kulit sawo matang, rambut ikal, bola mata hitam dan berambut keriting. Di dunia ini dihuni berbagai ras. Orang-orang yang tersebar di wilayah Indonesia termasuk dalam rumpun berbagai ras. 2. Etnik atau Suku bangsa F.Baart (1988) mengatakan bahwa etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan sendiri cirri kelompok yang diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain. Baart berpendapat bahwa identitas kesuku bangsaan antara lain dapat dilihat dari unsur-unsur suku bangsa bawaan (etnictraits) yang meliputi, natalis atau hubungan darah, kesamaan bahasa, kesamaan adat istiadat, kesamaan kepercayaan (religi), kesamaan mitologi, dan kesamaan totemisme. Sebuah Buku Pintar Rangkuman Pengetahuan Sosial Lengakap menuliskan jumlah etnik atau suku bangsa di Indonesia 400 buah (sugeng H.R, 2006). Klasifikasi dari susku bangsa Indonesia biasanya didasarkan system lingkaran hukum adat. C. Kemajemukan dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya Bangsa 1. Kemajemukan sebagai kekayaan bangsa Indonesia Keragaman etnik di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara paling heterogen selain India. Menurut para ahli, jumlah etnik aatu suku bangsa Indonesia mencapai sekitar 400 suku. Namun dalam perkembangannya, identitas sosial budaya seseorang tidak sematamata ditentukan dari etniknya tetapi juga ditentukan dari golongan ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan, profesi yang digeluti, dll. Kesadaran akan kemajemukan bangsa tersebut sesungguhnya sudah tercermin dengan baik melaluisemboyan bangsa kita, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Meskipun berbedabeda, tetapi kita sebagai bangsa Indonesia tetap bersatu atau mementingkan persatuan.

Karakteristik Indonesia yang lain adalah sebagai berikut (sutarno,2007): a. Jumlah penduduk yang besar b. Wilayah yang luas c. Posisi silang d. Kekayaan alam dan daerah tropis e. Jumlah pulau yang banyak f. Persebaran pulau 2. Kesetaraan sebagai warga bangsa Indonesia Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu secara yuridis diakui dan dijamin oleh Negara melalui UUD 1945. Hal ini dinyatakan secara tegas dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Persamaan kedudukan di antara warga Negara, misalnya dalam bidang kehidupan seperti persamaan dalam bidang: a. Politik b. Hukum c. Ekonomi d. Sosial budaya D. Problematika Keragaman dan Kesetaraan serta Solusinya dalam Kehidupan 1. problema keragaman serta solusinya dalam kehidupan Keragaman tidak serta-merta menciptkan keunikan, keindahan, kebanggaan, dan hal baik lainya. Keragaman masyarakat memiliki crri khas yang suatu saat bisa berpotensi negatif bagi kehidupan bangsa itu. Van de Berghe menjelaskan masyarakat yang majemuk selalu memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut. a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer

c. Kurang mengembangkan consensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar. d. Secara relatif, sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang lain. e. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi f. Adanya nominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik. Konflik itu bisa terjadi antarkelompok agama, suku, daerah, bahkan antargolongan politik. Contonya, Konflik di Ambon tahun 1999, pertikaian di Sambas tahun 2000, dan konflik Poso tahun 2002. Konflik terdiri dari dua fase a. Fase disharmoni Perbedaan pandangan tentang tujuan, nilai, norma, dan tindakan antarkelompok. b. Fase disintegrasi Fase dimana sudah tidak dapat lagidisatukannya pandangan, niali, norma dan tindakan kelompok ayng menyebabkan pertentangan antar kelompok. Konflik sering muncul jika tidak ada komunikasi antar budaya daerah. Harus adanya kesadaran untuk menghargai, menghormati, serta menegakkan prinsip kesetaraan atau kesederajatan antarmasyarakat tersebut. Salah satu hal yang penting dalam meningkatkan pemahaman antarbudaya dan masyarakat ini adalah sedapat mungkin dihilangkannya penyakit-penyakit budaya. Penyakit budaya tersebut adalah: a. Etnosentrisme stereotip b. Prasangka c. Rasisme d. Diskriminasi e. Scape goating Selain menghilangkan penyakit-penyakit budaya tersebut, Elly M. Setiadi dkk (2006) mengemukakan ada hal lain yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu:

a. Semangat religious b. Semangat nasionalisme c. Semangat pluralism d. Semangat humanism e. Dialog antarumat beragama f. Membangun suatu pola komunikasi utnuk interaksi amupun konfigurasi hubungan antaragama, media massa, dan harminisasi dunia. 2. problema kesetaraan serta solusinya dalam kehidupan Indikator kesederajatan adalah sebagai berikut. a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan. b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan,dan kehidupan yang layak. c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota masyarakat. Problema yang sering terjadi di kehidupan adalah diskriminasi karena munculnya sikap dan perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban antarmanusia atau antarwarga. Deskriminasi adalah setiap tindakan yang melakuan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, kelompok, golongan, status sosial, kelas sosial, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, orientasi seksual, pandangan ideology dan politik, batas Negara, serta kebangsaan seseorang (Elly M. Setiadi dkk, 2006). Bangsa Indonesia sudah memiliki komitmen kuat untuk melindungi dan menegakkan hak asasi warga Negara melalui Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM. Dalam hal penghapusan deskriminasi ini, pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan HAM. Di sisi lain, masyarakat juga berhak berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan HAM. Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009. Arah kebijakan yang diambil.

a. Meningkatkan upaya penghapusan segala bentuk deskriminasi termasuk ketidakadilan gender bahwa setiap warga Negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum tanpa terkecuali b. Menerapkan hukum dengan adil melalui perbaiakn system hukum yang professional, bersih, dan berwibawa. Contoh, Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi atas Konvensi Internasioanl tentang Penghapusan Segala Bentuk Deskriminasi Terhadap Perempuan. Undang-undang No. 29 Tahun 1999 yang merupakan ratifikasi atas Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial. Untuk mencegah deskriminasi dalam rumah tangga, antara lain telah ditetapkan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Ruamh Tangga (KDRT). ~SELESAI~