HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN PERMUKIMAN DAN KEBERHASILAN METODE BANK SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN DI KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR. Oleh: MOHAMAD NURIMAN I Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai. Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH SUSUN DENGAN KEPUASAN TINGGAL PENGHUNI DI KOTA SURAKARTA

Keywords: Community Participation, Residentials, Waste Management,

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH SUSUN DENGAN KEPUASAN TINGGAL PENGHUNI DI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH SUSUN DENGAN KEPUASAN TINGGAL PENGHUNI DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR TINGKAT KESESUAIAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI DENGAN STANDAR PERMUKIMAN LAYAK HUNI

Pengaruh Faktor Bermukim Masyarakat Terhadap Pola Persebaran Permukiman di Kawasan Rawan Bencana Longsor Kabupaten Magetan

KAJIAN KESIAPAN PENERAPAN KONSEP KOTA KREATIF DESAIN DI SURAKARTA

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

TUGAS AKHIR PERUBAHAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA-IMPLEMENTASI BANK SAMPAH

DAMPAK KEBERADAAN HYPERMARKET TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN SEKITARNYA DI SURAKARTA

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANJIR ANTARA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PADA ASPEK TATA GUNA LAHAN. (Kasus: Sub DAS Bengawan Solo Hulu)

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris

LAPORAN TUGAS AKHIR (TL- 40Z0) DESAIN

Hubungan Industri Dengan Lingkungan Sosial Masyarakat Menetap (Studi Kasus: Tipologi Lingkungan Industri Sedang di Jalan Raya Bogor)

TUGAS AKHIR DUKUNGAN FAKTOR FAKTOR LOKASI TERHADAP PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SALAK DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

KAJIAN PERBANDINGAN KARAKTERISTIK

Pengaruh Faktor Bermukim Masyarakat Terhadap Pola Persebaran Permukiman di Kawasan Rawan Bencana Longsor Kabupaten Magetan

1 Sodikin, 2007, Penegakan Hukum Lingkungan, Djambatan, Jakarta, hal. 1

Arsitektura, Vol.13, No.2, Oktober 2015

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN KESIAPAN PENERAPAN KONSEP KOTA KREATIF DESAIN DI SURAKARTA

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengelolaan sampah padat rumah tangga (studi kasus di kelurahan khusus Halim Perdanakusuma Jakarta Timur)

1) Setujukah anda dengan sebutan Semarang sebagai kota banjir? a. setuju b. tidak setuju c. tidak tahu Alasannya :.

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

TUGAS AKHIR KESESUAIAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA SUKOHARJO TERHADAP STANDAR PERUMAHAN IDEAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESESUAIAN IMPLEMENTASI

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

ABSTRAK ANDREAS BOKA (E ), PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (STUDI PT

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH FAKTOR BERMUKIM MASYARAKAT TERHADAP POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR KABUPATEN MAGETAN

ESTIMASI BIAYA DAN MANFAAT EKONOMI, STUDI KASUS BANK SAMPAH INDUK CIMAHI, KELURAHAN PADASUKA, KOTA CIMAHI

KETERPADUAN KOMPONEN PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTAGEDE SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA BERKELANJUTAN

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA YOGYAKARTA

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR PEMILIHAN LOKASI BERMUKIM MASYARAKAT PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH. PERILAKU IBU TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Di Dusun Pucanganom Desa Pucanganom Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

SISTEM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS KONSEP ECOLIVING DALAM PENGEMBANGAN PEMUKIMAN BERKELANJUTAN (Studi Kasus : di Desa Jambangan, Surabaya)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN KOTA DAN PEMUKIMAN / 2 SKS

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KARAKTERISTIK EKONOMI DAN NON-EKONOMI TERHADAP KUALITAS RUMAH DERET KEPRABON KELURAHAN KEPRABON KECAMATAN BANJARSARI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU PADA KAWASAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN TANDANG, KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

DAMPAK PABRIK SRITEX TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN PADA WILAYAH SEKITAR PABRIK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

Menyetujui Komisi Pembimbing. (AIProf. Abdul Majid Ismail. BArch, MArch. PhD) Ketua

SKRIPSI PEMETAAN STATUS KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA DI BAGIAN TIMUR KABUPATEN NATUNA. Oleh : MUH KHOIRUL ANWAR H

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sebelas Maret, Surakarta 1

PENERAPAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT MELALUI PROGRAM MEMBERCARD SEBAGAI STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN RITEL

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Limbah Plastik Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta

Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Melalui Sosialisasi Persampahan Dan Rumah Sehat Di Permukiman Tpa Desa Neglasari, Tangerang

DAFTAR PUSTAKA TA 123 PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana. pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TINJAUAN WILAYAH

MODEL PENGELOLAAN ECO-MUSEUM KAWASAN PADANGLAWAS MELALUI PEMANFAATAN PENINGGALAN BUDAYA DESERTASI. Oleh :

TINGKAT KESESUAIAN RUANG PUBLIK DI KOTA SURAKARTA DENGAN KONSEP LIVABLE CITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

Partisipasi Perajin Batik Dalam Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Di Kawasan Kampung Batik Laweyan Surakarta

KLASIFIKASI KARAKTERISTIK DAMPAK INDUSTRI PADA KAWASAN PERMUKIMAN TERDAMPAK INDUSTRI DI CEMANI KABUPATEN SUKOHARJO

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI BATIK DALAM MENDUKUNG USAHA PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA YOGYAKARTA

PERAN PENGEMBANG PERUMAHAN DALAM PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI PERUMAHAN KEMANG PRATAMA KOTA BEKASI TESIS

ATURAN BERSAMA DESA BAKIPANDEYAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

ABSTRACT. Keywords: Internal Audit, Internal Control Effectiveness Lending. Universitas Kristen Maranatha

Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan di Mejayan, Kabupaten Madiun

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

KAJIAN KUALITAS PERMUKIMAN MIKRO DI KOTA TEMANGGUNG. Mustawan Nurdin Husain Sri Rum Giyarsih

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya jumlah penduduk Indonesia diikuti oleh tingkat pertumbuhan

GANGGUAN HUMUS HUTAN DI TAHURA YANG BERBATASAN DENGAN LAHAN PERTANIAN MASYARAKAT DESA DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO

IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

ABSTRACT. THE ROLE OF MANAGEMENT CONTROL IN SUPPORTING PERFORMANCE MANAGER PROFIT CENTER (case study PT. Future Investama)

Skripsi. Disusun Oleh : Arief Adi Nugroho M

ABSTRAK. Ardi Arifin Hasoloan Purba ( )

4/12/2009. Water Related Problems?

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ABSTRACT. Key words : accounting information system, sales credit, sales effectiveness. Universitas Kristen Maranatha

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

ABSTRAK. Kata kunci : Studi Kelayakan, Pemeriksaan Hukum, Izin Pertambangan. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN PERMUKIMAN DAN KEBERHASILAN METODE BANK SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN DI KOTA SURAKARTA Mohamad Nuriman, Soedwiwahjono, Rufia Andisetyana Putri Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta Email: mohnuriman@gmail.com Abstract: Garbage was one of the environmental problems. As time goes by, garbage has become that cause new problems like water pollution, air pollution, flood and others. Most of people seeing garbage as unused items that cannot work and then system of garbage management by government did not function properly. Today begins to develop a sustainable garbage management with community role to managing garbage. One of the part of sustainable garbage management is garbage bank method. In sustainable garbage management method particularly with garbage bank must be adjusted and considered by environmental conditions local settlements in order to successful, the aspect related to housing components such as physical environment, economy, community, law, culture and the availability of utilities have an important relation in the development of sustainable garbage management. This research wants to know what is relationship between housing components and success of garbage bank method on sustainable garbage management, and the next step is identfy housing components and success of garbage bank in two area, RW IX Kelurahan Kadipiro and RW II Kelurahan Gajahan with scoring analyse and finally do the crosstab analyse to determine the relationship between both of them. The conclusion is a housing components with individual aspect such as nature, society, shell and network have important relation with the success of garbage bank method. This research is to identfy the housing components and success of garbage bank method in two case studies, so we can determine the relationship between both of them in RW IX Kelurahan Kadipiro and RW II Kelurahan Gajahan, Surakarta. Keywords: sustainable garbage management, garbage bank, housing components 1. PENDAHULUAN Permasalahan sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang sangat rumit penanganannya, bahkan saat ini sampah telah menjadi masalah sendiri yang turut menimbulkan permasalahan baru seperti pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara, banjir dan lain sebagainya. Selama ini sebagian besar masyarakat memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Penanganan sampah juga masih bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe) yaitu sampah dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (Sufianti, 2011). Dewasa ini mulai dikembangkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan dengan penekanan peran masyarakat dalam mengelola sampah. Salah satu teknik pengelolaan sampah berkelanjutan adalah bank sampah. Dalam

Arsitektura, Vol. 13, No. 2, Oktober 2015 pengelolaan sampah berkelanjutan khususnya dengan metode bank sampah harus disesuaikan dan dipertimbangkan dengan kondisi lingkungan permukiman setempat agar berhasil, aspek aspek terkait komponen permukiman seperti kondisi-kondisi fisik, ekonomi, masyarakat, hukum, budaya serta ketersediaan sarana-prasarana pendukung memiliki peran dalam pengembangan dan keoptimalan pengelolaan sampah berkelanjutan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komponen permukiman terhadap keberhasilan metode bank sampah dalam pengelolaan sampah berkelanjutan di dua studi kasus yaitu RW IX Kelurahan Kadipiro dan RW II Kelurahan Gajahan, Kota Surakarta. 2. METODE 2.1 Ruang Lingkup Ruang lingkup area dalam penelitian ini terdapat dua studi kasus yaitu di RW IX Kelurahan Kadipiro dan RW II Kelurahan Gajahan. Kedua area tersebut merupakan lingkungan permukiman yang menerapkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan metode bank sampah. Kelurahan Kadipiro merupakan kelurahan yang mengaplikasikan metode bank sampah pertama dan menjadi pilot project bagi kelurahan lain di Kota Surakarta dan RW II Kelurahan Gajahan melaksanakan metode bank sampah dalam pengelolaan sampah di lingkungannya dan memberikan sebuah proses permberdayaan masyarakat yang baik dalam mengelola lingkungannya. Komponen permukiman terdiri dari man, nature, shell, society dan network (Doxiadis, 1997) dan aspek keberhasilan metode bank sampah dalam pengelolaan sampah berkelanjutan terdiri dari aspek ekologis, sosial dan ekonomi (Kusumantoro, 2010). 2.2 Metode Analisis Penelitian ini menggunakan metode analisa skoring dan tabulasi silang. Analisis tersebut dapat dijabarkan, antara lain: a. Mengidentifikasi komponen permukiman dengan menggunakan pembobotan dengan indikator penilaian yang telah dirumuskan. b. Mengidentifikasi keberhasilan metode bank sampah dalam pengelolaan sampah berkelanjutan dengan indikator penilaian yang telah dirumuskan. c. Menganalisis hubungan komponen permukiman terhadap keberhasilan metode bank sampah dalam pengelolaan sampah berkelanjutan dengan analisis tabulasi silang. Penentuan hubungan dirumuskan dalam kategori yang ditentukan dalam tabel berikut (lihat lampiran 1). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Identifikasi Komponen Permukiman Identifikasi komponen permukiman dengan menggunakan skor atau pembobotan yang meliputi nature atau kondisi fisik alam yang terdiri dari topografi, geologi dan iklim, society atau keadaan masyarakat/komunitas sosial yang terdiri dari struktur penduduk, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan penduduk, kelembagaan dan pola budaya, kemudian shell atau bangunan/sarana pendukung yang terdiri dari keseluruhan sarana pendukung dalam pelaksanaan bank sampah dan yang terakhir aspek network atau jaringan/prasarana pendukung yang terdiri dari keseluruhan prasarana metode bank sampah di kedua unit lingkungan tersebut secara umum memiliki kondisi yang hampir sama, karena dari aspek yang diteliti menggambarkan karakteristik sejenis dalam kesatuan Kota Surakarta (lihat lampiran 2). Namun, terjadi perbedaan dalam aspek shell dan network yaitu kondisi sarana dan prasarana dalam pelaksanaan metode bank sampah di RW IX Kelurahan Kadipiro yang lebih baik ketersediaan dan keadaannya dibandingkan dengan di RW II Kelurahan Gajahan. 3.2 Identifikasi Keberhasilan Metode Bank Sampah dalam Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Mohamad Nuriman, Soedwiwahjono, Rufia Andisetyana Putri, Hubungan antara Komponen Permukiman... Identifikasi keberhasilan metode bank sampah dengan menggunakan skor atau pembobotan yang meliputi aspek ekologis, sosial dan ekonomi di kedua studi kasus secara garis besar dapat dijelaskan terdapat perbedaan di dalam penilaian (lihat lampiran 3). Hal ini disebabkan berdasarkan tinjauan di lapangan, proses pelaksanaan bank sampah yang terdapat di RW IX Kelurahan Kadipiro telah berlangsung lebih lama dibandingkan dengan bank sampah yang terdapat di RW II Kelurahan Gajahan. Banyak kendala yang dihadapi oleh RW II Kelurahan Gajahan seperti belum terbentuknya antusiasme warga dan ketersediaan sarana prasarana yang kurang sehingga indikator-indikator keberhasilan dalam ketiga aspek tersebut tidak tercapai dengan baik. Sedangkan di RW IX Kelurahan Kadipiro proses pelaksanaan bank sampah yang notabene hampir 3 tahun dijalankan sudah berlangsung dengan baik, antusiasme warga sudah terbentuk karena merasa bahwa kehadiran bank sampah dapat memberikan hal-hal positif bagi lingkungan maupun masyarakat ditambah dengan kondisi permukiman yang mendukung keberlangsungan dan penerapan metode bank sampah ini sehingga indikator dalam keberhasilan dapat tercapai. 3.3 Hubungan Komponen Permukiman Terhadap Keberhasilan Metode Bank Sampah Untuk mengetahui hubungan komponen permukiman terhadap keberhasilan metode bank sampah dengan menggunakan analisis tabulasi silang (lihat lampiran 4). Berdasarkan hasil analisis di atas, hubungan komponen permukiman terhadap keberhasilan metode bank sampah dalam pengelolaan sampah berkelanjutan di RW IX Kelurahan Kadipiro mendapatkan nilai 36 yang masuk kategori hubungan kuat (30-36) sedangkan untuk di RW II Kelurahan Gajahan mendapatkan nilai 28 yang berarti masuk dalam kategori hubungan sedang (21-29). Kategori kuat memiliki pemahaman bahwa naik turunnya salah satu variabel akan menyebabkan naiknya variabel yang satunya dan naik atau turunnya salah satu variabel bisa dijelaskan dengan variabel yang lain dengan sepenuhnya tanpa kesalahan sedikit pun. Untuk hubungan kategori sedang memiliki pemahaman bahwa ketika salah satu variabel naik maka tidak berarti variabel lain akan naik. Dalam penjelasan mengenai perbedaan hasil kategori hubungan, kedua studi kasus memiliki nilai yang berbeda dalam penilaian hubungan komponen permukiman terhadap keberhasilan metode bank sampah dalam pengelolaan sampah berkelanjutan karena perbedaan karakteristik dalam masingmasing aspek yang dinilai dan perbedaan waktu pelaksanaan. RW IX Kelurahan Kadipiro dan RW II Kelurahan Gajahan memiliki nilai yang hampir sama dalam penilaian di aspek komponen permukiman namun pada aspek keberhasilan metode bank sampah kedua studi kasus ini memiliki nilai yang berbeda sehingga pada matriks hubungan terlihat perbedaan penilaian di masing-masing studi kasus. 4. KESIMPULAN Hubungan antara komponen permukiman dan keberhasilan metode bank sampah di sebuah lingkungan cenderung kuat. Masingmasing bagian dari komponen permukiman memberikan sebuah dukungan terhadap aspek keberhasilan metode bank sampah tersebut. Kemudian terkait kedua studi kasus yang dijadikan sebagai sampel penilaian terhadap hubungan dua variabel ini, faktor lama pelaksanaan metode bank sampah menjadi pembeda dalam ukuran penilaian, RW IX Kelurahan Kadipiro menjadi unit lingkungan yang lebih baik dalam pelaksanaan bank sampah dibandingkan dengan unit lingkungan RW II Kelurahan Gajahan.

Arsitektura, Vol. 13, No. 2, Oktober 2015 REFERENSI Sufianti, Ely. 2011. Perencanaan Kolaborasi Dalam Pengelolaan Sampah Sebagai Pembangunan Lingkungan Yang Berkelanjutan. STIA LAN Bandung Doxiadis, Constantinos. 1997. Ekistics, an Introduction to the Science of Human Settlements. Hutchinson of London Kusumantoro, Sri Muhammad. 2013. Menggerakkan Bank Sampah. Kreasi Wacana: Bantul

Mohamad Nuriman, Soedwiwahjono, Rufia Andisetyana Putri, Hubungan antara Komponen Permukiman... LAMPIRAN Lampiran 1 Interval Kategori 30 36 Kuat 21 29 Sedang 12 20 Rendah Lampiran 2 Sub Variabel RW IX Kelurahan Kadipiro Skor Nature Topografi Berada pada kemiringan lahan 0-25 Geologi Kebencanaan Aman terhadap bencana Society Iklim Struktur Penduduk (piramida penduduk) Curah hujan rata-rata rendah 14,90 mm/bulan Piramida penduduk Ekspansif Jenis Pekerjaan Mayoritas bekerja pada sektor Informal Taraf Ekonomi Pendapatan rata-rata penduduk < Rp 1.145.000 Pola Budaya Terdapat 1 kegiatan budaya/tahun dengan unsur partisipasi masyarakat Kelembagaan Sistem kelembagaan secara swakelola masyarakat Shell Ketersediaan Sarana Terdapat lebih dari 2 sarana Keadaan Sarana Keseluruhan dalam keadaan baik dan terawat Network Ketersediaan Prasarana Terdapat lebih dari 1 prasarana Keadaan Prasarana Keseluruhan dalam keadaan baik dan terawat RW II Kelurahan Gajahan Berada pada kemiringan lahan 0-20 Aman terhadap bencana Curah hujan rata-rata rendah 14,90 mm/bulan Piramida penduduk Ekspansif Mayoritas bekerja pada sektor Informal Pendapatan rata-rata penduduk < Rp 1.145.000 Tidak terdapat kegiatan budaya/tahun dengan unsur partisipasi masyarakat (1) Sistem kelembagaan dengan kelurahan Terdapat 1-2 sarana Ada beberapa sarana yang kondisi buruk Hanya terdapat 1 prasarana Ada beberapa prasarana dalam kondisi buruk

Arsitektura, Vol. 13, No. 2, Oktober 2015 Lampiran 3 Skor Ekologis Sub Variabel Jumlah sampah tereduksi dan keadaan lingkungan yang bersih RW IX Kelurahan Kadipiro Ya, produksi sampah tereduksi dan lingkungan menjadi bersih RW II Kelurahan Gajahan Ya, produksi sampah tereduksi dan lingkungan menjadi bersih Ekonomi Memberikan maanfaat ekonomi dan menjadi sumber pendapatan baru Berkembangnya usaha daur ulang sampah Baik, 2 aspek dalam indikator terpenuhi Sedang, hanya 1 aspek dalam indikator terpenuhi Sosial Memberikan kesibukan positif bagi warga terutama ibu-ibu rumah tangga dalam mengelola sampah menjadi produk bernilai Masyarakat tidak berlangganan lagi ke petugas kebersihan Baik, 2 aspek dalam indikator terpenuhi Sedang, hanya 1 aspek dalam indikator terpenuhi Lampiran 4 Keberhasilan M.B RW IX Kelurahan Kadipiro Komponen Permukiman Ekologis Sosial Ekonomi Total Nature 3 3 3 9 Shell 3 3 3 9 Society 3 3 3 9 Network 3 3 3 9 TOTAL 36 RWII Kelurahan Gajahan Komponen Permukiman Keberhasilan M.B Ekologis Sosial Ekonomi Total Nature 3 2 2 7 Shell 3 2 2 7 Society 3 2 2 7 Network 3 2 2 7 TOTAL 28