Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDI RSGMP-PSPDG FK UNSRAT MANADO

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember 2 Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK AUTIS DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Maria Victa Agusta R.*, Ade Ismail AK**, Muhammad Dian Firdausy*** ABSTRAK

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI.

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi. Oleh: SHANGITA BALA JOTHY NIM:

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA SMA NEGERI 9 MANADO PENGGUNA ALAT ORTODONTIK CEKAT

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

EFEKTIVITAS DENTAL HEALTH EDUCATION DISERTAI DEMONSTRASI CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Status gingiva pada pasien pengguna gigi tiruan cekat di RSGM PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. trisomi kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki gangguan

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV / AIDS

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916

PROMOSI KESEHATAN GIGI MENINGKATKAN STATUS KEBERSIHAN GIGI MAHASISWA. Sleman,Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) dapat diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa jenis antara lain; tunanetra, tunarungu/tunawicara, tunagrahita,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

KONDISI KEBERSIHAN MULUT DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TUNTUNGAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2010 TENTANG HIV/AIDS


Manifestasi Infeksi HIV-AIDS Di Mulut. goeno subagyo

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekelompok

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

Christy B. Tumbelaka Denny J. Ngantung J. Maja P. S

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

Status gingiva siswa tunagrahita di sekolah luar biasa santa anna tomohon

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT DAN STATUS GINGIVA PADA MAHASISWA DENGAN GIGI BERJEJAL

BAB I PENDAHULUAN. Epidemi human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. American Public Health Association mendefinisikan anak cacat sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN STATUS KEBERSIHAN MULUT PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN SEBAGAI LEPASAN DI KELURAHAN BATU KOTA KECAMATAN MALALAYANG

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang berkaitan dengan bagian tubuh yang lain. Dampak sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN STATUS KARIES PADA MURID SMP NEGERI 4 TOULUAAN KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

Transkripsi:

Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 2, Juli-Desember 2017 Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung Fitrisya C. Kinontoa Christy N. Minjelungan Elita Tambunan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: Fitrisyaceciliakinontoa@yahoo.com Abstract: Human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome (HIV/ AIDS) is an infectious disease that attacks the immune system, therefore, the individual becomes more susceptible to opportunistic infections. The lower the dental and oral hygiene status are, the more susceptible an individual to opportunistic infections in the oral cavity due to the presence of HIV/AIDS. This study was aimed to obtain the status of oral and dental hygiene in individuals with HIV/AIDS at the Batamang Plus Foundation in Bitung. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Data were obtained by examination of oral and dental hygiene status using OHI-S index. There were 30 respondents obtained by using total sampling method. The results showed that the highest percentage of the oral and dental hygiene status of the respondents (68% of male respondent and 57% of female respondents) was at moderate category. The average OHI-S was 2,2, categorized as moderate. Conclusion: Most respondents in this study had moderate category of oral and dental hygiene status. Keywords: human immunodeficiency virus, dental and oral hygiene status Abstrak: Human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS) merupakan penyakit menular yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga lebih mudah terserang infeksi oportunistik. Semakin rendah status kebersihan gigi dan mulut seorang pengidap HIV/AIDS akan lebih memudahkannya terserang infeksi oportunistik pada rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Data diperoleh dari hasil pemeriksaan status kebersihan gigi dan mulut menggunakan indeks OHI-S. Terdapat 30 responden yang diperoleh mengunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persentase tertinggi dari status kebersihan gigi dan mulut responden berada pada kategori sedang yaitu 68% responden laki-laki dan 57% responden perempuan. Rerata OHI-S yang diperoleh ialah 2,2 yang tergolong kategori sedang. Simpulan: Sebagian besar responden memiliki status kebersihan gigi dan mulut kategori sedang. Kata kunci: pengidap HIV/AIDS, kebersihan gigi dan mulut Sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, social dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. 1 Sehat menurut UU nomor 36 tahun 2009 adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, serta produktif secara ekonomi dan sosial. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9% dan sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan 203

Kinontoa, Mintjelungan, Tambunan: Gambaran status kebersihan gigi dan mulut... mulut di atas angka nasional. Provensi Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi sebesar 31,6%. 2 Salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak di jumpai di masyarakat yaitu penyakit periodontal. World Health Organization (WHO) juga melaporkan bahwa penyakit gigi dan mulut seperti penyakit karies gigi, periodontal, kehilangan gigi secara dini, kanker mulut dan faring, serta penyakit dalam rongga mulut yang merupakan beban global di berbagai negara. 3,4 Untuk menilai kebersihan gigi dan mulut digunakan oral hygiene index simplified (OHIS) menurut Ainamo (1975). World Health Organization mengestimasi sekitar 35 juta penduduk dunia telah terkena penyakit HIV/AIDS; 3,2 juta di antaranya ialah anak-anak pada tahun 2013. Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 1987-2013 jumlah pengidap HIV/AIDS tercatat sebanyak 52.348 jiwa. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bitung Provinsi Sulawesi Utara jumlah pengidap penyakit ini mencapai 250 jiwa. 5 Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang menyebabkan orang tersebut sangat mudah terserang infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik yaitu infeksi oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit tetapi pada keadaan tertentu menjadi patogenik. Dalam tubuh kita terdapat banyak organisme seperti bakteri, parasit, jamur, dan virus. Infeksi HIV/AIDS dapat bermanifestasi pada rongga mulut berupa kandidiasis parah atau kambuhan, oral hairy leukoplakia, sarkoma Kaposi, atau penyakit periodontal. 6 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Kota Bitung. Yayasan Batamang Plus Bitung dipilih sebagai lokasi penelitian oleh karena lembaga ini merupakan lembaga yang menaungi pendampingan untuk pengidap HIV/AIDS di Kota Bitung. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Penelitian dilakukan di Yayasan Batamang Plus Bitung pada bulan November hingga Desember 2016 dengan populasi penelitian berjumlah 30 orang. Kriteria inklusi yaitu pengidap yang positif terinfeksi HIV/AIDS dan bersedia mengikuti penelitian dengan menanda tangani informed consent. Kriteria eksklusi yaitu pengidap HIV/AIDS yang tidak kooperatif dan gigi untuk evaluasi indeks sudah tidak lengkap. Pemeriksaan indeks debris dan kalkulus dilakukan pada permukaan elemen gigi rahang atas yaitu gigi M1 kanan atas permukaan bukal, gigi I1 kanan atas permukaan labial, dan gigi M1 kiri atas permukaan bukal. Elemen gigi rahang bawah yang diperiksa yaitu gigi M1 kiri bawah permukaan lingual, gigi M1 kanan bawah permukaan lingual, gigi I1 kiri bawah permukaan labial, dan gigi M1 kanan bawah permukaan lingual. Pemeriksaan dilakukan menggunakan kaca mulut dan disclosing solution yang diteteskan 3-5 tetes di bawah lidah kemudian diratakan ke seluruh permukaan gigi. Penghitungan indeks debris dan indeks kalkulus digunakan untuk pengukuran OHI-S. Status kebersihan gigi dan mulut diukur berdasarkan OHI-S menurut WHO dengan menjumlahkan debris index simplified (DI-S) dan calculus index simplified (CI-S). Data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan cara manual, dihitung persentasenya kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan analisis. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian diperoleh melalui pemeriksaan gigi dan mulut, dan ditabulasi berdasarkan jenis kelamin dan usia. Tabel 1 memperlihatkan responden laki-laki (18 orang) lebih banyak daripada responden perempuan (12 orang). Tabel 2 memperlihatkan bahwa usia responden terbanyak pada kelompok usia 231-40 tahun. Tabel 3 memperlihatkan total OHI-S pada responden laki-laki lebih tinggi daripada responden perempuan tetapi skor rerata lebih tinggi pada responden perempuan. 204

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin N % Laki-laki 18 60 Perempuan 12 40 Jumlah 30 100 Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan usia Usia (tahun) n % 20-30 12 40 31-40 14 47 >40 4 13 Jumlah 30 100 Tabel 3. Distribusi indeks OHI-S responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Total OHI-S Skor rerata Kategori Laki-laki 35,9 1,9 Sedang Perempuan 30,8 2,5 Sedang Jumlah 66,7 2,2 Sedang Tabel 4. Distribusi kategori OHI-S responden berdasarkan jenis kelamin Kategori OHI-S Jenis kelamin Baik Sedang Buruk Total n % n % n % n % Laki-laki 3 16 12 68 3 16 18 100 Perempuan 2 18 7 57 3 25 12 100 BAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Yayasan Batamang Plus Bitung dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada responden berjenis kelamin perempuan (60%:40%). Hasil ini didukung oleh data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tentang laporan perkembangan HIV/AIDS Triwulan I tahun 2016 bahwa laki-laki yang terinfeksi HIV/AIDS pada bulan September-Desember 2016 mencapai 155 orang (62%) sedangkan perempuan 95 orang (38%). 7 Berdasarkan karakteristik usia responden, kelompok usia 31-40 tahun paling banyak dengan jumlah 14 orang (47%), disusul usia 20-30 tahun dengan jumlah 12 orang (40%) dan usia >40 tahun yang berjumlah 4 orang (13%). Hasil ini menunjukkan bahwa banyak pengidap HIV/AIDS yang menjadi responden di Yayasan Batamang Plus Bitung berada pada usia produktif. Hal ini sesuai dengan laporan statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI tahun 2014 bahwa pengidap HIV/AIDS di Indonesia usia 20-29 tahun mencapai jumlah terbanyak yaitu 18.352 jiwa. 7 Tabel 3 memperlihatkan distribusi OHI-S seluruh responden yang mendapatkan hasil rerata sedang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Gani 9 di Yayasan Batamang Plus Manado yang menyatakan bahwa menurut pengamatan klinis kalkulus dalam rongga mulut pengidap HIV/AIDS masih kurang. Hal tersebut disebabkan karena pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang tinggi. Pengetahuan ini didapatkan melalui perkembangan teknologi dan banyaknya media masa yang dapat membantu responden memperoleh informasi dengan mudah. Informasi yang didapatkan saat penelitian berlangsung dari wawancara tidak terstruktur dengan beberapa responden menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti kurangnya promosi kesehatan khususnya kebersihan gigi dan mulut serta keraguan para responden untuk melakukan perawatan pada dokter gigi mungkin menye- 205

Kinontoa, Mintjelungan, Tambunan: Gambaran status kebersihan gigi dan mulut... babkan hasil OHI-S rerata kategori sedang. Menurut penulis, faktor keraguan ini menjadi masalah utama sehingga didapatkannya hasil status kebersihan gigi dan mulut yang hanya mencapai kategori sedang. Responden menyatakan keraguannya bila ingin melakukan perawatan di dokter gigi akan terjadi penolakan jika dokter gigi tersebut mengetahui penyakit yang mereka derita. Padahal keraguan tersebut tidak akan terjadi mengingat sebagai tenaga kesehatan seperti dokter dan dokter gigi memiliki Kode Etik Kedokteran Internasional dari World Medical Association (WMA) yang menyatakan satu-satunya alasan mengakhiri hubungan dokter dan pasien ialah jika pasien memerlukan perawatan dokter lain dengan keahlian yang berbeda. 10 Selain informasi yang didapatkan dari wawancara tidak terstruktur, sebagian informasi juga didapatkan dari pengamatan klinis pada rongga mulut responden penelitian. Penulis menemukan salah satu manifestasi HIV/AIDS yaitu kandidiasis. Penemuan ini merupakan keadaan yang wajar karena kandidiasis merupakan infeksi mulut yang paling umum terjadi pada mukosa penderita HIV/AIDS dan malahan sering menjadi manifestasi oral yang pertama. 11,12 Berdasarkan kategori OHI-S, jumlah kategori baik dan kategori buruk (Tabel 4) didapatkan sama banyak untuk responden berjenis kelamin laki-laki yaitu masingmasing kategori sebanyak 3 orang (16%). Pada responden perempuan kategori baik (2 orang; 18%) lebih kurang dibandingkan kategori buruk (3 orang; 25%). Untuk kategori sedang pada jenis kelamin laki laki dan perempuan memiliki persentase terbanyak yaitu laki-laki dengan persentase 68% dan perempuan 57%. Rendahnya persentase kebersihan gigi dan mulut baik dan tingginya persentase pada kategori sedang menunjukkan bahwa responden sudah biasa menjaga kebersihan gigi dan mulutnya, namun perlu lebih ditingkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut mengingat rentannya responden terkena penyakit oportunistik akibat virus HIV/AIDS. SIMPULAN Status kebersihan gigi dan mulut pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado berdasarkan indeks OHI-S termasuk pada kategori sedang. SARAN Bagi pemerintah, disarankan untuk menyediakan layanan khusus menangani kebersihan gigi dan mulut pengidap HIV/ AIDS dan melakukan penyuluhan secara berkala tentang kebersihan gigi dan mulut kepada masyarakat khususnya pengidap HIV/AIDS untuk mencegah bertambah parahnya dampak penyakit terhadap kesehatan para pengidap. Bagi pengidap HIV/AIDS, disarankan untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut dengan rajin menyikat gigi dan melakukan pemeriksaan gigi secara berkala sekurang-kurangnya 3 bulan sekali agar dampak HIV/AIDS terhadap kesehatan rongga mulut dapat ditekan. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO Definition of Health. [cited 2016 Jan 15]. Available from: URL: http://www.who.int/about/ Definition/En/Print.Html. 2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Repu-blik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2013. Jakarta, 2013; p. 146-7. 3. World Health Organization (WHO). Global Oral Health Data Bank. Geneve, 2004. 4. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatan Gigi. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada Pelita VI Jakarta, 1999; p. 17-69. 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta, 2014; p. 143. 6. Fedi PF. Vernino AR, Gray JL. Silabus Periodonti. Jakarta: EGC, 2004; p. 1-4, 13-4, 18, 27, 30. 7. Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. Statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta: 206

Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, November 2014. 8. Kemenkes RI Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Laporan perkembangan situasi HIV/AIDS Triwulan I tahun 2016 di Indonesia. Available from: www.aidsindonesia. or.id 9. Gani DR. Hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status gingiva penderita HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado. Manado; 27 Juli 2015. h. 18. 10. Williams JR. Medical Ethic Manual. Panduan Etika Medis Edisi Indonesia. Yogyakarta: Pusat Studi Kedokteran Islam Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadyah Yogyakarta; 2005; p. 44-5. 11. Walangare T, Hidayat T, Basuki S. Profil spesies candida pada pasien kandidiasis oral dengan infeksi HIV & AIDS. Surabaya: Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 2014; p. 30. 12. Aškinytė D, Matulionytė R, Rimkevičius A. Oral manifestation of HIV disase: A review. Stomatologija. 2015;17(1): 22-3. 207