PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 2 SOLOK SELATAN Fitria Puji Lestari 1, Alfi Yunita 2, Siskha Handayani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen ProgramStudi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat fitriapujilestari49@gmail.com ABSTRACT The research was to find out whether student s mathematical learning outcome by applying cooperative learning model completed by Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) technique is better than conventional learning at class X SMAN 2 Solok Selatan. It was an experimental research with a research design random to subject. The population was all students at class X SMAN 2 Solok Selatan. Sampling technique was random sampling where class X 2 as the experimental class and class X 3 as the control class. The instrument used was final test. The final test was an essay with its realiability test = 0,8125 and = 0,404, because, so that the test is reliable. Technique of data analysis used was one-tailed t test. Based on the hypothesis testing, it is found that = 1,676 and = 2,33. Because > so that the hypothesis is accepted with the significance level α = 0,05. It can be concluded that whether student s mathematical learning outcome by applying cooperative learning model completed by Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) technique is better than conventional learning at class X SMAN 2 Solok Selatan. Keywords: Learning Outcome, Cooperative Learning Model, Thinking Aloud Pair Problem Solving Technique
PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, hampir pada setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan pra sekolah sampai keperguruan tinggi pelajaran matematika selalu diberikan. Observasi yang dilakukan pada tanggal 14 sampai dengan tanggal 15 November 2016 di kelas X SMAN 2 Solok Selatan diperoleh gambaran bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa kelihatan kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa kurang berani untuk mengeluarkan ide-ide atau pendapat, hal ini terlihat dari kegiatan siswa ssyang hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru tanpa adanya keinginan siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. Hasil wawancara dengan guru matematika kelas X SMAN 2 Solok Selatan diperoleh infomasi bahwa siswa kurang termotivasi dalam belajar, siswa kurang aktif dalam belajar, siswa kurang berani untuk mengeluarkan ide-ide atau pendapat, dan jika diadakan kerja kelompok hanya satu atau dua orang saja yang ikut berpartisipasi dalam kelompok. Sebagian dari mereka hanya duduk diam saja tidak mau ikut berbagi pengetahuan dengan teman teman baik secara lisan maupun tulisan. Akibatnya, kerjasama yang diharapkan dalam kelompok tidak terlaksana. Guru telah melakukan berbagai usaha seperti meminta kepada siswa yang telah selesai mengerjakan tugas untuk berjalan mengoreksi jawaban teman, namun belum juga memberikan hasil yang maksimal. Hasil wawancara dengan beberapa orang siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan diperoleh informasi bahwa siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang banyak rumus-rumus dan hitunghitungan yang sulit dipahami. Selama peroses belajar mengajar berlangsung siswa belum terbiasa bertanya atau mengeluarkan ide-ide atau pendapat, mereka merasa malu untuk bertanya kepada guru tentang materi yang kurang mereka pahami. Menyikapi hal ini perlu diterapkan suatu teknik yang dapat
membuat siswa berani untuk mengeluarkan pendapat dan hasil belajar matematka siswa. Salah satu teknik yang digunakan yaitu dengan menerapkan Teknik TAPPS. E. Barkley (2012: 259) menjelaskan bahwa Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), pasangan mahasiswa menerima sejumlah masalah dan juga beberapa peran khusus, penyelesai masalah dan pendengar, berganti-ganti sesuai dengan setiap masalah. Dengan menerapkan teknik ini, siswa bisa berdiskusi dan saling bertukar ide atau pendapat dalam menyelesaikan suatu permasalahan (soal). Model pembelajaran Kooperatif disertai teknik TAPPS ini tepat digunakan karena teknik ini mampu membuat siswa bekerja sama dengan teman dalam satu kelompok (pasangan), mampu membuat siswa berani untuk berkomunikasi mengeluarkan ide-ide atau pendapat dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa, serta dapat membuat pembelajaran berpusat pada siswa dan tidak mudah terlupakan. Hal ini juga didukung oleh pendapat widiyastuti (2014) yang menyatakan bahwa teknik TAPPS akan membantu siswa lebih ingat dengan pelajaran yang baru dipelajari, mendorong siswa untuk berani menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan mendorong siswa untuk berbagi pengetahuan yang diperoleh dengan pasangannya. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model teknik TAPPS lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa menggunakan pembelajaran Konvensional siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan Yulisa Fitri (2014) dengan judul Pengaruh Penerapan Teknik TAPPS Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 27 Padang. Berdasarkan penelitian ini, pelaksanaan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap tanggal 29 Maret 2017 sampai dengan tanggal 22 April 2017 di kelas X SMAN 2 Solok Selatan. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yaitu random terhadap subjek. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen adalah kelas X 2 dan kelas kontrol adalah kelas X 3. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan menggunakan model Teknik TAPPS di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Variabel terikat adalah gejala yang timbul akibat perlakuan yang diberikan oleh variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017. Prosedur penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes akhir yang berbentuk esai dengan analisis soal dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh dengan = 0,404 karena berarti soal reliabel. Dalam menganalis data menggunakan rubrik holistik dengan skala 4 merujuk pada Iryanti (2004). Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uji t. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar matematika siswa dari tes akhir yang dilakukan di akhir penelitian. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Perhitungan Rata-rata ( ), Simpangan Baku (s), Skor Tertinggi ( dan Skor Terendah ( Pada Kelas Sampel Kelas Sampel S x maks x min 70,27 17,41 100 43 Eksperimen Kontrol 59,33 23,20 95 10 Tabel 1 memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model Teknik TAPPS lebih baik daripada hasil belajar siswa kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran konvensional, terlihat pada nilai maksimum dan nilai minimum siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Serta nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari pada nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol. Jadi kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Uji hipotesis digunakan uji t dengan rumus statistik diperoleh dan dengan, karena maka hipotesis penelitian diterima, sesuai dengan kriteria pengujian terima H 0 jika dengan derajat kebebasan (dk) = tolak H 0 jika t mempunyai harga yang lain (Sudjana, 2005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMAN 2 Solok, keseluruhan kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Proses pembelajaran pada kelas sampel menerapkan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Proses pembelajaran di kelas eksperimen sesuai dengan tahaptahap pelaksanaan model Teknik TAPPS, yaitu guru menjelaskan materi beserta contoh soal, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan meringkas materi, kemudian guru membagi siswa secara berpasangan sesuai dengan perannya masingmasing berdasarkan kemampuan akademik, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lie (2002: 40). Siswa yang berperan sebagai penyelesai masalah menyelesaikan masalah secara lisan dan mengutarakan proses penalaran yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang menurut mereka merupakan solusi dari soal yang diberikan guru, sedangkan siswa yang berperan sebagai pendengar mendorong penyelesai masalah berfikir secara lisan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi dan menawarkan saran-saran. Setelah guru membagi kelompok dan menjelaskan tahap-tahap pelaksanan Teknik TAPPS, guru meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompok yang telah ditentukan, kemudian guru memberikan lembar kerja kelompok yang terdiri dari 2 soal kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan dalam kelompok, siswa diminta secara berpasangan untuk mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru sesuai dengan perannya, dimana soal nomor 1 siswa A sebagai penyelesai masalah dan siswa B sebagai pendengar, jika soal pertama telah selesai dipecahkan siswa berganti tugas, untuk soal nomor 2 siswa A sebagai pendengar dan siswa B sebagai penyelesai masalah. Jika semua soal telah selesai di pecahkan maka guru mengambil salah satu kelompok secara loting untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Berdasarkan data penelitian dan pengamatan secara keseluruhan dari tes akhir yang dilakukan pada kelas dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif disertai Teknik TAPPS lebih baik daripada hasil belajar dengan menerapkan pembelajaran konvensional. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif disertai Teknik TAPPS lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan. DAFTAR PUSTAKA Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Fitri, Yulisa (2014). Pengaruh Penerapan Teknik Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 27 Padang. Skripsi. STKIP PGRI SUMBAR. Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk kerja. Yogyakarta: Depdiknas. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Tarsito. Bandung Widiyastuti, (2014). Penerapan Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam pembelajaran matematika kelas VIII SMPN 11 Padang. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Negeri Padang. Vol 1 No. 3. Padang Yusron, Nurulita. (2012). Collaborative Learning Techniques. (E. Barkley, Elizabet.et.al. terjemahan). San Fransisco: Jossey_Bass. Buku Asli Diterbitkan Tahun 2005