BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi selama

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan Rencana Kinerja Anggaran ( RKA ) dan Rencana Kinerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI. Kesimpulan dan Saran. yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi memberikan

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SISTEM INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN PUBLIK (Survey Pada Pemerintah Daerah Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan akhirnya muncul kebutuhan untuk menggunakan teknologi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di bidang pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan sistem informasi menjadi suatu keharusan yang tidak dapat

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: Model DeLone & McLean, SIMDA, Kesuksesan SIA, Kinerja Individu

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang ditandai dengan

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komputer dapat menunjang pembuatan keputusan di dalam organisasiorganisasi. modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang pesat. Perkembangan tersebut tidak dapat dilepaskan dari

BAB II DATA & ANALISA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin mewujudkan clean and good governance. dalam tataran pelaksanaannya akan menjadi tidak efektif apabila

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI TERHADAP KEPUASAN PEMAKAI DENGAN KOMPLEKSITAS TUGAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING

RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam mewujudkan good governance. Hal ini tercermin dari kinerja

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dielakkan lagi. Dengan semakin tinggi tuntutan tersebut berdampak terhadap

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik (Mardiasmo,2002:2).

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. akibat kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

User [Pick the date]

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Hasil survei tentang pentingnya TI bagi organisasi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kegiatan operasional yang lebih efisien dan efektif ( Ali dan Green,

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan.

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan di sebuah instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Information and Communication Technology (ICT) atau di Indonesia lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penarikan simpulan ini dapat dilakukan setelah dilaksanakannya

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya

WALIKOTA PROBOLINGGO

SISTEM INFORMASI DAN ORGANISASI PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah

BAB I PENDAHULUAN. Visa Global Travel Intentions Study 2015 menyatakan, masyarakat Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menuntut setiap daerah otonom dituntut untuk dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi selama beberapa dasawarsa menjelang dimulainya abad ke-21 ditandai dengan semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Dengan tersedianya berbagai bentuk media informasi, kini masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak bagi informasi yang ingin mereka dapatkan. Kemajuan teknologi informasi seolah-olah membuat semua orang dapat mengetahui apa saja yang ingin mereka ketahui segera. Sementara itu seiring dengan lajunya gerak pembangunan, organisasi-organisasi publik maupun swasta semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang efektivitas, produktivitas dan efisiensi mereka. Berkat kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, pesan-pesan dapat dikirim dan diterima pada waktu yang bersamaan meskipun jarak antara pengirim dan penerimanya demikian jauh. Dalam hal ini, peradaban yang memungkinkan pekerjaanpekerjaan didalam organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat dan efisien. Dewasa ini teknologi dan informasi dan komunikasi (Information And Communication Technology ICT) berkembang dengan sangat pesat diberbagai sektor. Salah satu perkembangan teknologi dan informasi dan komunikasi (TIK) adalah munculnya internet atau sering juga disebut cyberspace, yang membuat jarak antar wilayah menjadi semakin tipis. Teknologi informasi dan komunikasi 1

2 memiliki peran yang sangat penting di dalam pemerintahan. Menurut Radjawali dalam Utomo (2005), teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya menjawab tantangan tentang kordinasi antar pemerintah daerah maupun antara pemerintah pusat dan daerah, namun juga menjawab tentang tantangan yang berkenaan dengan pelayanan publik, pembangunan sumber daya manusia,dan aspek good governance. Dijelaskan pula bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat pendukung dalam proses pembangunan. Pemanfaatan teknologi dan informasi dan komunikasi oleh pemerintah atau sering disebut sebagai e-government (electronic government) akan membawa pada proses pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut juga dapat memperpendek birokrasi yang panjang, yang merupakan syarat utama menuju era kompetisi global. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan dan kesempatan yang lebih luas untuk mengatur dan merencanakan pembangunan daerah, program-program daerah, keuangan daerah dan target/tujuan yang ingin dicapai. Pemerintah daerah juga dituntut untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu setiap daerah harus mampu melakukan perencanaan dengan baik dalam rangka membangun daerah. Dikeluarkannya Instruksi Presiden No.1 tahun 2001 tentang Pusat Informasi Berbasis Teknologi Informatika Pemerintah menilai bahwa informasi berbasis teknologi informatika mempunyai peranan penting dan sangat dibutuhkan bagi dunia usaha, termasuk pemerintah itu sendiri. Dukungan policy dari Instruksi

3 Presiden No.6/2001mengenai Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, kian menambah keyakinan akan instruksi realisasi kebijakan itu. Bupati dan Wali Kota diperintahkan untuk menindaklanjuti pengembangan dan pendayagunaan telematika tersebut. Ini adalah konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Untuk sektor pemerintahan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk administrasi pemerintahan efektif dan efisien juga sudah menjadi kebutuhan karena dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka transparansi. Citra pemerintahan buruk yang ditandai dengan syaratnya tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme telah melahirkan ketidakpercayaan masyarakat pada institusi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, yang berlangsung baik pada masa pemerintahan sebelumnya maupun pada era reformasi. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi ini akan berfungsi untuk mengontrol kebijakan pemerintah terhadap warganya. Sebab melalui jaringan internet bisa memberikan laporan tentang infrastruktur dan program-program pembangunan lainnya. Sehingga kinerja setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bisa terkontrol dan termonitor. Akses informasi yang disampaikan warga berupa keluhan dan masukan juga bisa dipantau langsung oleh Pemerintah setempat. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Jogjakarta tampaknya perlu berkaca pada kota-kota seperti Melbourne, Seoul, Tokyo, Perth, atau Mumbai. Pemerintahnya telah berkolaborasi dengan perusahaan swasta penyedia teknologi untuk memecahkan masalah perkotaan.

4 Perkembangan suatu kawasan khususnyadaerah perkotaan mempunyai ciri ciri denganadanya ketidakseimbangan perkembangan antarkawasan dan tidak meratanya pusat-pusatpelayanan untuk masyarakat, sehingga munculpermasalahan seperti: Kecenderunganpemusatan kegiatan (over concentration) padakawasan-kawasan tertentu, perkembanganpenggunaan lahan yang bercampur (mixed use),terjadinya alih fungsi lahan (land conversion) dariruang terbuka, lahan konservasi, atau ruang terbukahijau menjadi kawasan terbangun intensif(permukiman, industri, perkantoran, prasarana).kota Surabaya merupakan salah satu kotametropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Jumlah penduduk di surabaya berdasarkanrencana pada tahun 2015 mencapai 2.722.876 jiwa,sedangkan luas Kota Surabaya sendiri hanyasekitar 33.048 ha. Dengan demikian kepadatanpenduduk Kota Surabaya mencapai 83 jiwa /ha.penggunaan lahan untuk permukimanmenghabiskan paling banyak lahan dari padapenggunaan lahan yang lain (RTRW Surabaya,2015).Permasalahan yang akan dihadapi adalahseiring dengan semakin meningkatnyapertumbuhan / perkembangan jumlah pendudukyang ada di kota Surabaya, maka bertambah pulatingkat kebutuhan hidup mereka, sehinggamenyebabkan perubahan fungsi dari penggunaanlahan dalam perkembangan suatu permukiman. Dengan teknologi, kota dapat dikelola secara modern untuk mengurangi penggunaan dan ketergantungan energi serta sumber daya perkotaan, dan mempersiapkan diri untuk pertumbuhan masa depan. Pemerintah dan swasta berinisiatif mengambil langkah awal dalam mengintegrasikan jaringan teknologi cerdas untuk menciptakan kota pintar yang benar. Menurut Ketua Umum Ikatan

5 Ahli Perencanaan Indonesia (IAP), Bernardus Djonoputro, sebuah kota dikelola dengan baik dan benar bila warganya dapat melakukan aktivitas secara efektif, efisien, dan produktif. Selain patuh dan memegang komitmen pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah disusun, pemerintah kota juga dituntut untuk bisa melakukan inovasi, kreasi serta improvisasi menggali potensi dan sumber dayanya untuk pembangunan berkelanjutan kotanya. Memanfaatkan teknologi merupakan salah satu bentuk improvisasi pengelolaan kota. Pilihan Pemerintah Kota Surabaya meninggalkan cara konvensional dan beralih pada inovasi teknologi informasi komunikasi (TIK) dalam peningkatan pelayanan publik, kembali berbuah penghargaan level internasional. Pelayanan publik berbasis TIK yang terwujud dalam sistem perizinan online Surabaya Single Window (SSW), diakui sebagai inovasi pelayanan publik terbaik kategori Future City versi FutureGov 2014.Pada 2013, Surabaya berhasil membawa pulang dua penghargaan, masing-masing untuk kategori Data Centre melalui Media Centre Pemerintah Kota Surabaya serta kategori Data Inclusion melalui Broadband Learning Centre (BLC). Sementara pada 2012, Surabaya menempatkan aplikasi online permits atau perizinan online (yang sekarang disempurnakan menjadi SSW) sebagai nominator untuk kategori Future Cityof the Year.Pengakuan Surabaya Single Window (SSW) sebagai inovasi pelayanan publik terbaik versi FutureGov 2014 adalah bentuk apresiasi kesekian kalinya. Dimana sebelumnya, pada 30 April 2014 lalu, program perizinan terpadu online ini (SSW) juga meraih penghargaan Inovasi Pelayanan Publik 2014 dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Berdasarkan latar belakang tersebut,

6 peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kota Surabaya untuk mengamati secara langsung bagaimana pelayanan publik Kota Surabaya yang memanfaatkan teknologi informasi dapat mengatur kotanya. Penelitian ini berjudul Evaluasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Tata Ruang Wilayah di Kota Surabaya. 1.2Pertanyaan Penelitian Dalam mewujudkan suatu program kerjanya, pemerintah dihadapkan pada berbagai masalah yang dapat menghambat maupun memberikan gagasan baru dalam mewujudkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pemerintahan. Dari latar belakang di atas, pertanyaan yang timbul adalah: 1 Bagaimana evaluasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) dalam Tata Ruang Wilayah di Kota Surabaya? 2 Apa faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengevaluasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) dalam Tata Ruang Wilayah di Kota Surabaya 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan Teknologi dan Informasi.

7 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi pemerintah daerah penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dalam pelaksananaan manajemen pemerintahan ke depan untuk perbaikan kualitas pelayanan publik. 2. Bagi pendidikan untuk dapat dijadikan sumber rujukan atau literaturuntuk penelitian selanjutnya, khususnya dalam bidang pelayanan publik di pemerintahan. 3. Bagi peneliti, penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman tentang peningkatan kualitas pelayanan publik oleh pemerintah daerah, menambah pengembangan wawasan pengetahuan, dan sebagai salah satu persyaratan penyelesaian studi program S2 di Universitas Gadjah Mada. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian ini mengambil beberapa contoh penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk memperkaya referensi. Beberapa contoh penelitian yang diambil dari skripsi, jurnal penelitian, laporan penelitian hingga tesis. Penelitianpenelitian tersebut mengkaji penerapan e-government yang diberikan oleh pemerintah. Penelitian pertama dilakukan oleh Haris Pamugar pada tahun 2015 dengan judul Analisis kesuksesan dan penerimaan terhadap sistem informasi e-learning di pusat pendidikan dan pelatihan BPK RI. Dimana Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model integrasi model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean, model penerimaan UTAUT, dan model kesesuaian HOT Fit dengan

8 modifikasi. Data yang digunakan adalalah data primer yang diperoleh menggunakan survei kuesioner kepada pegawai BPK RI yang telah menggunakan sistem informasi e-learnin dengan sampel sebanyak 167 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan Software Smart PLS. Referensi berikutnya adalah penelitian Santi Yunita tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan implementasi aplikasi sistem e- government dari segi kualitas sistem yang ditawarkan, kualitas informasi yang disajikan, dan kualitas pelayanan yang terdapat pada website resmi Pemerintah Kota Balikpapan (www.balikpapan.go.id) yang akan memberikan manfaatmanfaat bersih kepada penggunanya melalui penggunaan dan kepuasan pemakai. Selanjutnya adalah penelitian Erna Yuliasari pada tahun 2012 berjudul Analisis faktor determinan penggunaan sistem aplikasi pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah dan implikasinya terhadap kinerja pemeriksa (Studi Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat). Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi terintegrasi. Model ini mengintergrasikan tiga teori yang sangat terkenal dari sistem informasi yaitu model DeLone dan McLean, model UTAUT, dan HOT Fit. Dari beberapa penelitian ini mempunyai kesamaan dalam intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada sebuah kegiatan dalam topik penelitian dan pengidentifikasian faktor-faktor yang memengaruhi kesuksesan implementasi teknologi perangkat lunak baru dikalangan pengguna sangat penting karena keberhasilan dan kegagalan dari sistem untuk beroperasi di lingkungan yang baru sangat tergantung

9 dari penerimaan pengguna sistem. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu bahwa penelitian ini hanya berfokus pada satu layanan yaitu perijinan online yang terkait dengan tata ruang yang disediakan oleh Dinas Tata Ruang Pemerintah Kota Surabaya dan informan diambil dari pengguna pelayanan perijinan. Meskipun ditemukan banyak kesamaan terhadap beberapa referensi yang digunakan, namun peneliti belum menemukan yang mempunyai persamaan secara mutlak dengan penelitian yang sedang dilakukan yaitu meneliti tentang evaluasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam tata ruang di Kota Surabaya. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai keadaan terkini dalam penerapan e- government di pemerintah daerah kota Surabaya, latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian yang ingin dicapai, lingkup dan batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan literatur terhadap penelitian-penelitian teoritis dan empiris yang pernah dilakukan sebelumnya dengan topik yang terkait dengan evaluasi teknologi informasi dan komunikasi dalam e-government, teoriteori yang mendasari penelitian ini, peraturan perundang-undangan, dan peraturan pemerintah mengenai pemanfaatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

10 Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel yang dipilih, data dan variabel penelitian, teknik pengukuran, metode analisis data meliputi pengujian validitas dan reabilitas model dan skala likert. Bab IV Gambaran Umum Wilayah Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum wilayah penelitian Kota Surabaya secara umum meliputi profil wilayah, sosial kependudukan, sosial ekonomi, pelayanan publik. Bab V Hasil Temuan dan Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai pembahasan terhadap pertanyaan penelitian, deskripsi mengenai inovasi teknologi informasi dan komunikasi dalam organisasi pemerintah daerah Kota Surabaya, pemanfaatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, pembahasan mengenai evaluasi efektifitas pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dan faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan setelah penelitian dilakukan dan saran-saran bagi pemilik kepentingan dari penerapan sistem informasi dalam pemerintahan dan bagi penelitian untuk dapat dijadikan sumber rujukan atau literatur untuk penelitian selanjutnya, khususnya dalam bidang pelayanan publik di pemerintahan.