BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, 2007), hal 1. 2 Tim Pengembang Kurikulum, Panduan KTSP,( Jakarta: Depag, 2007), hal. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut undang undang

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

BAB I 1.1 Latar Belakang UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab II Pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan berguna untuk kemajuan hidup bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang vital bagi setiap bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. depan suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nina Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di semua sekolah. Salah satu alasan penyusunan kurikulum 2013 adalah memberi kesempatan kepada peserta didik belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keberhasil pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Penerapan Kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Sragen menuntut peran guru secara aktif dalam mengelola sebuah kelas dan siswa menjadi aktif, kreatif sehingga kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa 1

2 hasil belajar fisika siswa kelas X MAN 2 rendah, masih di bawah kriteria ketuntasan minimal atau kurang dari 70. Data hasil ulangan harian siswa kelas X MIPA MAN 2 Sragen untuk kompetensi dasar (KD)1 nilai rata-rata = 59,35 dan KD2 nilai rata-rata = 51,25. Prestasi belajar ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu, faktor internal berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2011 : 162), Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar atau prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa termasuk diantaranya konsep diri siswa, keaktifan dan kreativitas siswa. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar dapat berasal dari guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Strategi pembelajaran fisika yang digunakan oleh guru memiliki peran penting dalam rangka memudahkan siswa untuk menyerap materi pelajaran sesuai dengan tuntutan indikator di dalam Kurikulum 2013. Proses pembelajaran fisika yang dilaksanakan di MAN 2 Sragen selama ini belum sepenuhnya menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pelajaran fisika sering ditakuti siswa karena dianggap sulit untuk dipahami dan dipelajari. Kesulitan ini timbul karena anggapan siswa bahwa

3 pelajaran fisika itu menakutkan sehingga siswa kurang kreatif dan rasa kepercayaan diri maupun konsep dirinya rendah. Konsep diri pada siswa sangat besar peranannya dalam kelangsungan proses belajar mengajar yang akhirnya berpengaruh pada keberhasilan dalam pencapain hasil belajar. Siswa yang memiliki mental yang sehat (mempunyai konsep diri positif) dapat menerima dirinya, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Sebaliknya siswa yang tidak sehat mentalnya (konsep dirinya negatif) akan cenderung menutup diri, tidak percaya pada orang lain dan lingkungannya. Hurlock (1986) seperti dikutip oleh Yusuf (2008 : 7) menyatakan,selfconcept dapat diartikan sebagai (a) persepsi, keyakinan, perasaan atau sikap seseorang tentang dirinya; (b) kualitas pensifatan individu tentang dirinya; dan (c) suatu sistem pemaknaan individu dan pandangan orang lain tentang dirinya. Self-concept ini memiliki tiga komponen, yaitu: (a) perceptual atau physical self-concept, citra seseorang tentang penampilan dirinya (kemenarikan tubuhnya), seperti kecantikan, keindahan atau kemolekan tubuhnya; (b) conceptual atau psychological self-concept, konsep seseorang tentang kemampuannya (kelemahan dirinya) dan masa depannya dan kualitas penyesuaian hidupnya: honesty, self-confidence, independence, dan courege; (c)attitudinal, yang menyangkut perasaan seseorang tentang dirinya sekarang dan masa depannya, sikapnya terhadap keberhargaan, kebanggaan dan keterhinaannya.

4 Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa Konsep diri sangat besar pengaruhnya dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran. Sebaliknya strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan konsep diri siswa juga. Seseorang dengan konsep diri positif akan mempunyai kemampuan interpersonal dan intrapersonal yang baik pula, yang memungkinkan untuk melakukan evaluasi secara objektif terhadap dirinya sendiri. Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi kondisi pembelajaran fisika di atas adalah strategi inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisons). Inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, meng-evaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Inkuiri terbimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang. STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat

5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Salah satu aspek penting cooperatif learning adalah bahwa selain pendekatan itu meningkatkan perilaku kooperatif dan hubungan kelompok yang lebih baik di antara para siswa, pada saat yang sama membantu siswa dalam pembelajaran akademiknya. Selain dari faktor strategi pembelajaran dan konsep diri, kreativitas belajar juga menentukan hasil belajar. Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya yang baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Jadi hal atau karya baru itu merupakan sesuatu yang sifatnya inovatif. Mengingat pentingnya kreativitas belajar siswa, maka dalam kegiatan belajar mengajar lebih banyak melibatkan kreativitas belajar

6 siswa. Sedangkan siswa itu sendiri hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri untuk ikut kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya kreativitas belajar sangat mendukung kegiatan pembelajaran sehingga konsep diri atau kepercayaan diri akan meningkat juga. Menyimak uraian beserta kasus tersebut di atas, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul eksperimentasi strategi pembelajaran inkuri terbimbing dan model STAD (Student Teams Achievement Divisions) terhadap konsep diri siswa ditinjau dari kreativitas belajar siswa pada kelas X MAN 2 Sragen. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pengamatan dan wawancara terungkap bahwa guru mengharapkan pencapaian belajar mata pelajaran fisika secara optimal. Namun kenyataan pembelajaran di kelas umumnya dilakukan dengan teknik konvensional yang membawa akibat siswa kurang berpikir, berkreatifitas, beraktifitas dan berintaraksi. Hal ini mempengaruhi konsep diri siswa. Dalam pembelajaran, terdapat berbagai metode mengajar sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam setiap pembelajaran terdapat strategi atau cara mengajar yang berbeda antara guru yang satu dengan yang lainnya. Seorang guru fisika diharapkan dapat memilih strategi atau cara mengajar yang efektif dalam proses belajar mengajar, sehingga potensi diri dan konsep diri anak dapat berkembangkan secara optimal.

7 Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan konsep diri siswa dan kreatifitas belajar fisika yang ditempuh peneliti adalah dengan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan metode kooperatif tipe STAD. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang timbul antara lain : 1. Adanya anggapan dari siswa bahwa pelajaran fisika sulit. 2. Kurangnya motivasi belajar fisika pada siswa. 3. Kurang optimalnya penggunaan strategi maupun model-model pembelajaran. 4. Konsep diri siswa tergolong rendah. 5. Pembelajaran yang bersifat klasikal kurang memperhatikan perbedaan individual yang menyangkut kreatifitas belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Dari uraian di atas perlu pembatasan masalah yang akan dikaji. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi inkuri terbimbing (guided inquiry) dan kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) 2. Kreativitas belajar fisika siswa yang diteliti dalam penelitian ini dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. 3. Materi yang digunakan adalah materi fluida statis.

8 4. Penelitian dilakukan pada MAN 2 Sragen kelas X MIPA semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Berangkat dari pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan kooperatif STAD terhadap konsep diri siswa? 2. Adakah pengaruh tingkat kreatifitas belajar siswa terhadap konsep diri siswa? 3. Adakah interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran inkuri terbimbing, kooperatif tipe STAD dan kreativitas belajar fisika terhadap konsep diri siswa? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji : 1. Perbedaan pengaruh penggunaan strategi pembelajaran inkuri terbimbing dan STAD terhadap konsep diri siswa. 2. Perbedaan pengaruh kreativitas belajar fisika siswa yang tinggi dengan kreatifitas belajar fisika siswa yang sedang dan kreativitas belajar fisika siswa rendah terhadap konsep diri siswa. 3. Interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dengan konsep diri siswa dalam kaitannya dengan kreativitas belajar fisika.

9 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para guru pada umumnya. Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Secara teoritis Manfaat dari penelitian ini secara teoritis yaitu hasil penelitian ini dapat memberikan wacana dan pengetahuan bagi pendidikan umumnya dan pendidik khususnya untuk mengetahui kontribusi konsep diri siswa dengan mengunakan strategi pembelajaran inkuri terbimbing dan kooperatif STAD ditinjau dari kreativitas belajar. 2. Secara Praktis a. Bagi siswa Untuk meningkatkan konsep diri siswa dan kreatifitas belajarnya sehingga meningkatkan pula prestasi belajarnya. b. Bagi guru Memberi masukan dan sumbangan pemikiran bagi para guru untuk lebih berkreasi dalam melaksanakan pembelajaran dengan siswasiswanya khusunya mata pelajaran fisika dan umumnya mata pelajaran lainnya.