BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi sistem bisnis telah mengubah cara manusia, hidup dan bekerja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Persoalan pokok yang sering dijadikan kajian terhadap sumber daya manusia dalam suatu

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

Hakikat Rantai Pasokan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan dalam era globalisasi memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

Deskripsi Mata Kuliah

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output).

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari banyaknya industri baru yang tumbuh dan berkembang

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan agar memperoleh keuntungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha menyebabkan tingkat persaingan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya teknologi informasi pada saat ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,

I. PENDAHULUAN. untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya (Sumayang, 2003). Perusahaan berupaya menciptakan laba, menarik minat pelanggan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blocher (2007:12) Husnanto (2013:1)

Pembahasan Materi #1

2015 PENGARUH EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. Selama kurun waktu tiga puluh tahun terakhir, transformasi bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. ada habisnya dan semakin berkembang. Apabila orientasi perusahaan adalah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, persediaan di perusahaan jasa pun merupakan asset

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk terus berusaha meningkatkan produktivitasnya dalam melayani

BAB I PENDAHULUAN. mengefisienkan dana yang ada agar dapat bersaing, selain karena banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya keadaan ekonomi saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Salah satu hal yang menguatkan persaingan tersebut adalah semakin banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi pada saat ini persaingan bisnis dibidang jasa sudah semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang menentukan intensitas persaingan pada industri adalah daya tawar supplier.

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sistem seleksi dan evaluasi supplier bahan baku dan komponennya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang memiliki rantai pasok (supply chain), baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan masyarakat luas mendapatkan informasi terkini,

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi sistem bisnis telah mengubah cara manusia, hidup dan bekerja. Dengan berkembang pesatnya teknologi yang juga ditopang oleh jaringan informasi dan komputerisasi, memungkinkan perusahaan-perusahaan bereaksi lebih cepat terhadap pembaharuan dan perubahan-perubahan yang dikehendaki. Membangun daya saing perusahaan yang memiliki keunggulan adalah suatu keharusan. Terutama menjelang masa persaingan bebas dimana akan banyaknya perusahaan asing yang akan masuk ke dalam negara kita. Teknologi informasi inilah yang kelak menjadi sorotan utama bagi setiap perusahaan untuk berlomba dalam memperoleh keuntungan yang relatif besar. Oleh karena itu keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dapat diprediksi dari bagaimana suatu perusahaan dalam mengolah data menjadi informasi, sehingga berbagai pihak yang membuat keputusan dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan yang baik. Dan seperti yang dikemukakan oleh Susanto (2002:217): Perusahaan tanpa memiliki fasilitas telekomunikasi akan mengalami kesulitan dalam mengirimkan data, ini akan mengakibatkan kesulitan dalam mengolah data menjadi informasi sehingga pada akhirnya akan menyulitkan pula bagi manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan. Perkembangan dalam dunia industri pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan globalisasi informasi serta penggunaan sumber daya yang ada didalamnya. Semua itu merangsang persaingan menjadi semakin kompetitif, sehingga perusahaan 1

dituntut untuk dapat meningkatkan daya saingnya. Maka inilah yang memotivasi setiap perusahaan untuk memanfaatkan keberadaan teknologi informasi agar dapat melayani konsumen dengan baik. Karena pada dasarnya, the name of the game haruslah berorientasi pada customers (konsumen) yang meliputi 3 hal pokok, yaitu harga, mutu dan layanan (kecepatan, kemudahan dan sebagainya). Salah satu kunci keberhasilan sebuah perusahaan adalah kemampuannya untuk memiliki dan mempertahankan satu atau beberapa keunggulan kompetitif (competitive advantage). Hal ini digambarkan dalam suatu model sederhana yang cukup masuk akal, yakni yang dinamakan the triangular linkage of company atau the Three C s yaitu the customers, the competition and the company. Value Value Gambar 1. 1 The Triangular Linkage of Company (Sumber : Indrajit dan Djokopranoto, 2002:31) Sumber dari keunggulan kompetitif tersebut terletak pertama-tama pada kemampuan perusahaan untuk membedakan dirinya sendiri di depan mata konsumennya dari para pesaingnya (value advantage), dan yang kedua adalah cara kerja dan biaya yang rendah, atau dengan kata lain memperoleh laba yang lebih tinggi (productivity atau cost advantage). Perusahaan dengan berbagai cara perlu meningkatkan produktivitasnya agar tetap bertahan dan mampu bersaing 2

dengan perusahaan lain. Menurut Kathandaraman dan Wilson (Anatan dan Ellitan, 2008:147) menyatakan bahwa: Kemampuan perusahaan untuk memiliki dan mempertahankan keunggulan kompetitif merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan. Sumber keunggulan kompetitif terletak pada kemampuan perusahaan untuk membedakan dirinya dengan pesaingnya. Selain itu keunggulan kompetitif juga bisa dicapai dengan cara melakukan produksi dengan biaya rendah atau dengan kata lain memperoleh laba yang tinggi dengan mencapai produktivitas tinggi. Keunggulan kompetitif ini dapat dicapai melalui berbagai jalan, dan salah satunya adalah melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Supply Chain. Pada dasarnya, penerapan Sistem Informasi Manajemen Supply Chain, menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002:104) akan memberikan keuntungan bagi sebuah perusahaan, antara lain: 1. Mengurangi inventori barang. Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-40% dari nilai barang yang disimpan. 2. Menjamin kelancaran arus informasi barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai/pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan baik. 3. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya. Pada saat ini tuntutan konsumen terhadap kualitas produk, harga, ketepatan pengiriman serta ketersediaan produk dipasaran semakin tinggi. Maka fungsi dari Sistem Informasi Manajemen Supply Chain adalah menyediakan produk melalui pengintegrasian informasi yang tepat dan cepat sehingga tetap memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan. 3

PT. Victory Garmintex Bandung adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang tekstil berskala internasional, perusahaan ini diharapkan mampu memenuhi permintaan pasar khususnya dalam menyediakan kebutuhan sandang (pakaian jadi). Berikut ini merupakan data jumlah hasil produksi dalam kurun waktu 6 bulan terakhir pada tahun 2008, data menunjukkan kenaikan dan penurunan (tingkat fluktuatif) jumlah produksi pakaian yang dihasilkan oleh PT. Victory Garmintex Bandung. Desember 67,219 135,200 November 64,500 74,846 Oktober September 87,500 54,812 56,578 150,200 Target Hasil yang dicapai Agustus 75,000 43,457 Juli 80,000 98,614 0 50,000 100,000 150,000 200,000 Tabel 1. 1Perkembangan Hasil Produksi Pakaian Bulan Jumlah Hasil Produksi (Pcs) Juli 98.614 Agustus 43.457 September 56.578 Oktober 54.812 November 74.846 Desember 67.219 Sumber : Laporan hasil produksi PT. Victory Garmintex Bandung. Bulan Juli- Desember 2008 (diolah oleh penulis) Gambar 1. 2 Ketercapaian Target Produksi Sumber: Master Planning, PPIC Bulan Juli-Desember 2008 (diolah oleh penulis) 4

Lead Time (43.457 Pcs) (56.578 Pcs) (54.846 Pcs) (67.219 Pcs) DELAY (74.846 Pcs) 4 (98.614 Pcs) Target distribution product 3 Hari ke-25 2 Target supply material Hari ke-10 1 Jul Agt Sep Okt Nov Des 2 0 0 8 Keterangan : = Waktu Distribusi Bahan Baku (Pemasok/ Div. Marketing PT. Victory Garmintex) = = Masa Produksi barang (15-20 hari) Waktu Distribusi Barang jadi Gambar 1. 3 Lead Time Produksi PT. Victory Garmintex Sumber : Grafik Lead Time PPIC PT. Victory Garmintex (diolah oleh penulis) Grafik di atas menunjukkan kenaikan dan penurunan (fluktuasi) hasil produksi setiap bulan pada PT. Victory Garmintex. Dalam aktivitas produksinya PT. Victory Garmintex tidak terlepas dari peranan suppliers sebagai pemasok bahan baku seperti kain, kancing, benang, tinta sablon, zipper (ret sleting), dsb untuk diubah menjadi barang jadi berupa pakaian untuk kemudian didistribusikan kepada pelanggan. Konsep ini terlihat mudah namun apabila jaringan komunikasi dan arus informasi antara perusahaan dan pemasok tidak terkoordinasi dengan baik, maka akan menjadi masalah dalam aktivitas produksi. 5

Tabel 1. 2 Daftar Pemasok PT. Victory Garmintex Kain dan benang Import Lokal No Brand / Jenis Supplier Supplier 1 Stani EVACREST (Taiwan) KOLON 2 Oneil EVERWAY (Perancis) TORAY (Hongkong) 3 Tom Tailor KNITTING (Hongkong) 4 GASTRA EVACREST (Taiwan) KOLON KAHATEX Who are U Indo Taiken Everindo KAHATEX Kancing, Ziper dan Aksesoris Import Lokal No. Brand / Jenis Supplier Supplier 1 Kancing SML EVERTEX UNITEX WELTEX A-TEX 2 Ziper Rudholm TALON Top Notch YKK SANDANG Meiya Indobaten Sumber : Data Pemasok PT. Victory Garmintex Adapun masalah yang diduga terjadi pada PT. VICTORY GARMINTEX berdasarkan wawancara penulis selama melakukan pra-penelitian dengan Bagian PPIC (Tanggal 18 September 2008, Narasumber : Ibu Nunung/ Kepala Bagian PPIC) berkaitan dengan masalah yang dihadapi selama ini, diantaranya : 1. Tingkat kerja (daya kerja) pegawai PPIC yang tidak maksimal. Hal ini dibuktikan dengan sering menumpuknya dokumen order yang belum 6

terinput atau gagal serap, sehingga menghambat proses produksi yang berpengaruh pada jumlah hasil produksi dan pelaporan tiap bulan. 2. Keterbatasan pengetahuan pegawai untuk memahami konsep Sistem Informasi Manajemen khususnya Supply Chain (jaringan pemasok) yang diterapkan oleh perusahaan. Hal ini lebih disebabkan karena sebagian besar pegawai khususnya bagian PPIC memiliki latar belakang studi yang masih minim sehingga tingkat pemahaman akan keberadaan teknologi dalam proses pengolahan data tidak begitu baik. 3. Selain itu, masalah yang sering terjadi adalah karena keterlambatan informasi (data input) tentang pengiriman bahan baku dari supplier melalui akses internet yang berakibat pada perubahan lead time perusahaan yang berimbas pula pada keterlambatan produksi dan distribusi produk sehingga jumlah hasil produksi per-hari flugtuatif. Sistem Informasi Manajemen Supply Chain pada dasarnya adalah aktivitas pengintegrasian informasi arus barang dari pemasok hingga berada di tangan konsumen. Namun pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang belum optimal dalam menerapkan Sistem Informasi Manajemen Supply Chain ini, kondisi ini tentu saja akan menghambat produktivitas kerja pegawai pada perusahaan tersebut. Masalah ini akan semakin besar, jika tingkat pengetahuan dan kemampuan pegawai perusahaan tentang sistem informasi yang diterapkan masih minim, ditambah lagi dengan pola kerja yang tinggi dari perusahaan akan berdampak pada tingkat produktivitas kerja pegawainya. Tingkat produktivitas kerja seseorang dapat diketahui dari rasio total pekerjaan yang berhasil diselesaikan (output) dengan jumlah pekerjaan yang diterima (input). 7

Desember 115,618 26,,951 142,569 November 116,588 106,932 223,520 Oktober 45,613 209,341 254,954 order yang terserap September 247,622 368,125 615,747 Gagal Input Total Order Agustus 229,163 145,637 374,800 Juli 29,,657 338,625 368,282-200,000 400,000 600,000 800,000 Gambar 1. 4 Grafik Order PT. Victory Garmintex Bandung Sumber: Master Planning, PPIC Bulan Juli-Desember 2008 (diolah) Gambar diatas menunujukkan bahwa order yang mampu terserap (di input) oleh bagian PPIC masih belum maksimal. Tingginya order yang datang (satuan Qty) ternyata tidak sebanding dengan jumlah order yang terinput untuk kemudian diolah dalam proses produksi, masih dalam dikatakan rendah. Bahkan pada bulan September order sebanyak 615.747 Qty, hanya mampu di input sebanyak 267.422 Qty, atau hanya sebesar 40,22% dari total order. Hal ini menggambarkan belum optimalnya tingkat produktivitas kerja Pegawai Bagian PPIC PT.Victory Garmntex Bandung. 8

Berikut ini adalah pendapat para tokoh ekonomi mengenai hubungan Sistem Informasi Manajemen Supply Chain dengan tingkat produktivitas kerja pada perusahaan, antara lain: Semakin cepat dan efisien informasi pergerakan barang-barang dari bahan mentah hingga kepada klien, maka akan semakin memuaskan klien tersebut dan akan semakin menambah profit juga bagi anda. ( Steen Hagengaard, CM, Columbus IT Denmark). www.columbusindo.com Sistem Manajemen Supply Chain adalah konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan. (Ryoichi Watanabe, Waseda University Japan). www.stekpi.ac.id Mengingat pentingnya Sistem Informasi Manajemen Supply Chain dalam proses produksi barang sehingga suatu produk dapat tersedia dengan jumlah dan waktu yang tepat, sehingga dapat menimbulkan kepuasan dan mempertahankan keeksistensian serta daya saing perusahaan, maka penulis tertarik untuk mencoba menelaah dan menganalisis bidang kajian tersebut. Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Supply Chain Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Bagian PPIC pada PT. Victory Garmintex Bandung. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah PT. Victory Garmintex adalah sebuah perusahaan manufaktur dalam bidang tekstil (garment) yang berfokus pada komoditi ekspor pakaian melalui divisi tradingnya. Sebagai salah satu perusahaan yang sedang berkembang PT. Victory 9

Garmintex senantiasa mengedepankan kualitas produksi serta kecepatan layanan bertransaksi sesuai dengan motto perusahaan yakni Best Quality Product, On time Delivery, and Competitive Price. Karena alasan inilah PT. Victory Garmintex berupaya menghadirkan produk yang mampu bersaing di pasar internasional dengan merangkul beberapa supplier (pemasok) yang handal serta memberikan harga kompetitif melalui Sistem Informasi Manajemen Rantai Pemasok atau yang lebih dikenal dengan Supply Chain. Studi ini membatasi ruang lingkupnya dengan berfokus pada konteks Sistem Informasi Manajemen Supply Chain khususnya dari jaringan informasi pemasok bahan baku (informasi waktu pengiriman dan jumlah barang) dan pengaruhnya terhadap produktivitas pegawai Bagian PPIC PT. Victory Garmintex. Aliran barang dari perusahaan ke konsumen retail, dari konsumen retail pada konsumen outlet atau konsumen akhir tidak dibahas dalam studi ini. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah diutarakan sebelumnya, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran Sistem Informasi Manajemen Supply Chain pada PT. Victory Garmintex Bandung? 2. Bagaimana gambaran Produktivitas Kerja Pegawai Bagian PPIC pada PT. Victory Garmintex Bandung? 3. Adakah pengaruh Sistem Informasi Manajemen Supply Chain terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Bagian PPIC pada PT. Victory Garmintex Bandung? 10

C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian pasti memiliki tujuan yang dapat mengarahkan kemana penelitian ini akan dibawa. Dengan demikian maksud dan tujuan peneltian ini adalah: 1. Untuk memperoleh gambaran Sistem Informasi Manajemen Supply Chain pada PT. Victory Garmintex Bandung. 2. Untuk memperoleh gambaran mengenai Produktivitas Kerja Pegawai Bagian PPIC pada PT. Victory Garmintex Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Sistem Informasi Manajemen Supply Chain terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Bagian PPIC pada PT. Victory Garmintex Bandung. D. Kegunaan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ini penulis dapat menambah dan meningkatkan cakrawala berpikir dan wawasan tentang: 1. Kegunaan Praktis Bagi Perusahaan dijadikan bahan pertimbangan perlunya memperhatikan tingkat Produktivitas kerja pegawai dengan Sistem Informasi Manajemen Supply Chain. 2. Kegunaan Akademis Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang akan menggunakan penelitian yang berkaitan dengan fungsi Sistem Informasi Manajemen khususnya Sistem Informasi Manajemen Supply Chain dan produktivitas kerja pegawai. 11