IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Blind Watermarking Citra Digital Pada Komponen Luminansi Berbasis DCT (Discrete Cosine Transform) Irfan Hilmy Asshidiqi ( )

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE

WATERMARKI G PADA DOMAI FREKUE SI U TUK MEMBERIKA IDE TITAS (WATERMARK) PADA CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENYEMBUNYIAN CITRA DALAM CITRA DENGAN ALGORITMA BERBASIS BLOK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : Watermarking, SVD, DCT, LPSNR. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,

BAB III IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA VIDEO

Aplikasi Metode Steganografi Berbasis JPEG dengan Tabel Kuantisasi yang Dimodifikasi Kris Reinhard /

Penyembunyian Pesan Rahasia Dalam Gambar dengan Metoda JPEG - JSTEG Hendry Hermawan / ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN GABUNGAN TRANSFORMASI DISCRETE COSINE TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION SKRIPSI

Penerapan Watermarking pada Citra berbasis Singular Value Decomposition

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) BERBASIS ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN TEKNIK SINGULAR VALUE DECOMPOSITON MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

PERBANDINGAN TEKNIK WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DWT-SVD DAN RDWT-SVD. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRCTK & EXEUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING. Sistem Pengkodean File Image Kedalam Citra Foto Menggunakan Teknik Steganografi

PERBANDINGAN KUALITAS WATERMARKING DALAM CHANNEL GREEN DENGAN CHANNEL BLUE UNTUK CITRA RGB PADA DOMAIN FREKUENSI ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maraknya social media, aplikasi foto sharing dan blog gambar

ADAPTIVE WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN TEKNIK DISCRETE WAVELET TRANSFORM-DISCRETE COSINE TRANSFORM DAN NOISE VISIBILITY FUNCTION

Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography

BAB I PEDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian.

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

ANALISIS KEAMANAN PESAN MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI MODIFIED ENHANCED LSB DAN FOUR NEIGHBORS DENGAN TEKNIK KRIPTOGRAFI CHAINING HILL CIPHER

ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM

BAB I PENDAHULUAN. disadap atau dibajak orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, maka harus dijaga agar tidak dibajak orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE DISCRETE FOURIER TRANSFORM (DFT)

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FRAGILE IMAGE WATERMARKING BERBASIS DCT DENGAN OPERATOR EVOLUSI HYBRID OF PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANOGRAFI LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN KOMPRESI UNTUK PENGAMANAN DATA PENGIRIMAN SURAT ELEKTRONIK

BAB VI PENGUJIAN. 6.1 Tujuan Pengujian. 6.2 Rancangan Pengujian

PENYEMBUNYIAN GAMBAR DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM FUNGSI ITERASI ABSTRAK

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan

Digital Watermarking

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIJITAL DENGAN PENDEKATAN DISCRETE COSINE TRANSFORM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Jenis Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Kombinasi Teknik Steganografi dan Kriptografi dengan Discrete Cosine Transform (DCT), One Time Pad (OTP) dan PN-Sequence pada Citra Digital

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu analisis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN END OF FILE (EOF) UNTUK STEGANOGRAFI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN MATLAB

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI INTENSITAS PIKSEL DAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

APLIKASI ALGORITMA SEMI FRAGILE IMAGE WATERMARKING BERDASARKAN PADA REGION SEGMENTATION

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Watermarking Citra Digital Berwarna Dalam Domain Discrete Cosine Transform (DCT) Menggunakan Teknik Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

BAB I PENDAHULUAN. Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media,

ANALISIS UNJUK KERJA MEDIAN FILTER PADA CITRA DIGITAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L

Digital Watermarking Untuk Melindungi Informasi Informasi Multimedia Dengan Metode Fast Fourier Transform (FFT)

BAB 2 LANDASAN TEORI. pembentukan dan penggunaan prinsip-prinsip engineering untuk

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM STEGANOGRAFI BERBASIS SSB-4 DENGAN PENGAMANAN BAKER MAP UNTUK CITRA DIGITAL

Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding

Penyembunyian Data pada File Video Menggunakan Metode LSB dan DCT

TEKNIK STEGANOGRAFI UNTUK PENYEMBUNYIAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFSHUFFLE

Penyembunyian Pesan pada Citra Terkompresi JPEG Menggunakan Metode Spread Spectrum

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH DAN PERANCANGAN

Penarikan kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penggunaan Parameter Alpha

Analisa Perbandingan Least Significant Bit dan End Of File Untuk Steganografi Citra Digital Menggunakan Matlab

Kompleksitas Algoritma Transformasi Fourier Cepat

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

PENDAHULUAN. Latar Belakang

ALGORITMA DETEKSI ADAPTIF BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN TRANSFORMASI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI Hidayatulloh, Rosa Andrie Asmara Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Malang hidayatulloh.malang@gmail, rosaandrie@gmail.com Abstrak Penyalahgunaan hak cipta pada citra digital tidak hanya mengenai penggandaan dan pendistribusiannya saja, namu juga mengenai label kepemilikan dari citra tersebut. Kebanyakan citra digital tidak mencantumkan informasi pemiliknya. Seseorang yang telah mendapatkan sebuah citra digital dapat mengklaim bahwa citra tersebut adalah miliknya. Watermarking merupakan salah satu metode proteksi hak cipta yang bertujuan untuk menanggulangi penyebaran karya seseorang secara illegal. Pada dasarnya, watermarking merupakan proses menambahkan kode identifikasi secara permanen ke dalam data digital. Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap citra digital yang telah disisipi watermark, menunjukkan bahwa metode yang digunakan pada proses watermarking tahan terhadap penambahan derau, pemotongan gambar, pemutaran gambar, pencerahan gambar, compressi pada citra. Namun metode yang digunakan tidak dapat bertahan terhadap perubahan ukuran gambar. Kata kunci : Citra Digital, Watermarking, Discrete Fourier Transform (DFT) 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi dan informasi saat ini, distribusi dan transmisi data dalam bentuk digital seperti citra, audio, video semakin mudah dan cepat. Kemudahan distribusi media digital di sisi lain dapat menimbulkan permasalahan ketika media tersebut terlindungi oleh hak cipta. Sesuai dengan sifatnya media digital mudah untuk diubah dan dimodifikasi, sehingga keasliannya tidak lagi terjaga karena setiap orang dapat mengubah dan memodifikasi untuk kemudian digandakan secara ilegal lalu disebarkan kembali oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Pada saat ini sering ditemukan buku online serta website tentang resep makanan yang beredar dan diperjual belikan pada internet, namun ternyata gambar (citra digital) yang terdapat pada konten adalah hasil mencuri karya cipta orang lain. Tentu saja tanpa sepengetahuan pemilik citra tersebut. Penduplikasian terhadap suatu citra digital sangat merugikan bagi pihak pemilik citra digital tersebut. Oleh karena itu, keaslian suatu citra digital merupakan sesuatu yang harus dijaga. Pemberian label pada citra digital merupakan salah satu solusi yang tepat dengan cara memberikan watermark pada citra digital tersebut. Watermarking merupakan salah satu metode proteksi hak cipta yang bertujuan untuk menanggulangi penduplikasian citra digital secara illegal. Didorong oleh hal hal tersebut, maka kali ini penulis mencoba membuat aplikasi watermarking yang dapat menyisipkan pesan pada file image sehingga keaslian suatu citra dapat dijaga. Oleh karena itu penulis memilih judul Implementasi Watermarking Pada Citra Digital Menggunakan Metode DFT 2 D. III-162 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Discrete Fourier Transform (DFT) Discrete Fourier Transform merupakan bagian dari Transformasi Fourier yang digunakan dalam analisis Fourier. Dalam analisis Fourier dipelajari bagaimana cara mepresentasikan sebuah fungsi dengan penjumlahan beberapa fungsi trigonometri yang lebih sederhana. Analisis Fourier dinamakan sesuai dengan penemunya yaitu Joseph Fourier (1768 1830), seorang matematikawan dan fisikawan berkebangsaan Prancis. Dalam bidang matematika, Transformasi Fourier digunakan untuk menguraikan sebuah sinyal menjadi frekuensi. Dengan kata lain, Transformasi Fourier mengubah suatu fungsi ke dalam bentuk lain. Pada Discrete Fourier Transform, masukkan fungsi harus dalam bentuk diskrit. Masukkan Discrete Fourier Transform adalah urutan terbatas bilangan kompleks ataupun bilangan real. Untuk rumus DFT di definisikan sebagai berikut: [ ] = [ ] Untuk DFT 2 dimensi dapat diperoleh dengan cara menghitung nilai DFT seluruh baris dan kemudian menghitung nilai DFT seluruh kolom dari matriks.

Setelah dididapatkan nilai dari MSE maka nilai PNSR dapat dihitung. Nilai PSNR dirumuskan sebagai berikut: Citra DFT setiap kolom DFT setiap baris atau = 20 Gambar 1. Konsep Perhitungan DFT 2 D Dari ilustrasi Gambar maka dapat didefinisikan rumus DFT 2 dimensi sebagai berikut: [, ] = [, ] 2.2 Algoritma Cooley Tukey Algoritma Cooley Tukey adalah salah satu algoritma yang digunakan untuk menghitung Discrete Fourier Transform secara efisien. Algoritma tersebut dikenal dnegan nama Fast Fourier Transform (FFT) Algoritma ini dipopulerkan oleh J. W. Cooley dan John Tukey pada tahun 1965. Algoritma Cooley Tukey ini merupakan algoritma yang paling umum digunakan. Perbedaan antara metode DFT dan FFT terdapat pada N 2 dan log 2 N yang sangat memperngaruhi waktu yang dibutuhkan untuk menghitung deret Fourier. Dengan adanya FFT akan sangat membantu penghitung deret Fourier dalam 2 hal yaitu: jumlah data yang besar dan keterbatasan komputer. 2.3 Peak Signal to Noise Ratio(PSNR) Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) adalah perbandingan antara nilai maksimum dari sinyal yang diukur dengan besarnya derau yang berpengaruh pada sinyal tersebut. PSNR merupakan parameter standar untuk menilai kualitas suatu citra secara obyektif dengan membandingkan noise terhadap sinyal puncak. Nilai PSNR yang baik biasanya berkisar antara 20dB sampai dengan 40dB. Pada umumnya disajikan dengan angka desimal yaitu dua angka dibelakang koma. PSNR diukur dalam satuan desibel. Pada penelitian ini, PSNR digunakan untuk mengetahui perbandingan kualitasi citra cover sebelum dan sesudah disisipkan watermark. Untuk menentukan PSNR, terlebih dahulu harus ditentukan MSE (Mean Square Error). MSE adalah nilai error kuadrat rata rata antara citra cover dengan citra yang telah disisipi watermark, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: = 1 [ (, ) (, )] = 10 3. Desain Sisitem 3.1 Diagram Blok Diagram blok daproses penyisipan (enkripsi) citra cover ditunjukkan sebagai berikut: Citra RGB Cover Konversi citra YCbCr terwatermark ke Citra RGB terwatermark Konversi RGB ke YCbCr Citra Watermark Gabungkan komponen Y menjadi citra YCbCr Sub blok 8x8 pixel pada komponen Y citra Konversi ke citra biner Gabungkan subblok 8x8 menjadi citra yang telah terwatermark Gambar 2. Diagram Blok Proses Enkripsi Proses enkripsi watermark dari Gambar 2 akan dijelaskan sebagai berikut: Citra RGB cover dikonversikan menjadi citra YCbCr. Kemudian bagi pixel citra bagian Y dari citra YCbCr menjadi subblok 8x8 pixel. Selanjutnya yaitu proses DFT pada subblok 8x8 komponen Y citra YCbCr. Untuk komponen Cb dan Cr akan digunakan kembali saat untuk dijadikan citra YCbCr. Citra watermark yang sudah dikonversikan menjadi biner disisipkan pada frekuensi rendah DFT. Setelah proses penyisipan selesai dilakukan proses IDFT pada subblok komponen Y. Gabungkan kembali subblok komponen Y citra cover menjadi komponen Y citra cover telah terwatermark. Setelah didapatkan komponen Y citra cover terwatermark, gabungkan kembali komponen Y dengan komponen Cb dan Cr sehingga didapatkan citra YCbCr terwatermark. Konversikan citra YCbCr terwatermark menjadi citra RGB terwatermark. 4. Implementasi Pada implementasi ini akan dijelaskan tentang proses enkripsi dan dekripsi citra pada aplikasi. Halaman utama atau Home adalah proses pemilihan dimana system akan melakukan enkripsi atau dekripsi. Ditunjukkan pada gambar 3. Transformasi DFT pada subblok komponen Y citra Penyisipan Watermark pada frekuensi rendah DFT Transformasi IDFT pada subblok komponen Y citra yang telah terwatermark III-163

Tabel 2. Uji Ketahanan Citra Terwatermark 2 Gambar 3. Halaman Utama Form Enkripsi digunakan untuk menyisipkan citra watermark ke dalam citra cover ditunjukkan seperti Gambar 4. Tabel 3. Uji Ketahanan Citra Terwatermark 3 Gambar 4. Tampilan Form Enkripsi Form Dekripsi digunakan untuk menampilkan citra watermark yang telah disisipkan pada citra cover ditunjukkan seperti Gambar 5. Gambar 5. Tampilan Form Dekripsi 5. Pembahasan Ujicoba yang dilakukan adalah dengan memberi serangan terhadap citra yang telah terwatermark dan melakukan penyisipan threshold pada frekuensi rendah watermark. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 7 Tabel 4. Uji Ketahanahan Citra Terwatermark dengan Compressi Citra Terwatermark Tabel 1 Uji Ketahanan Citra Terwatermark 1 III-164

Tabel 5. Uji Ketahanan Citra Cover Dengan Menyisipkan Nilai Threshold Yang Berbeda. Tabel 6. Pengujian Penyisipan pada Frekuensi Tinggi 6. Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada citra terwatermark dapat ditarik kesimpulan bahwa citra terwatermark tahan terhadap serangan penambahan derau pada citra, screen capture, pencerahan citra, cropping citra, rotating, compressing citra hingga 50%. Namun dari hasil percobaan citra terwatermark tidak tahan terhadap perubahan ukuran gambar. Untuk pengujian peyisipan nilai threshold dapat disimpulkan semakin besarnya nilai threshold yang disisipkan maka nilai PSNR dari citra terwatermark semakin kecil. Untuk pengujian jumlah threshold yang disisipkan pada frekuensi rendah citra cover dapat disimpulkan bahwa semakin banyak threshold yang disisipkan maka nilai PSNR dari citra terwatermark semakin kecil. 6.2 Saran Aplikasi Watermarking menggunakan metode DFT ini tidak tidak tahan dengan serangan perubahan ukuran citra (resize).untuk pengembangan selanjutnya diharapkan penambahan metode agar watermark lebih tahan terhadap perubahan ukuran citra. Pada penelitian ini metode watermarking yang digunakan adalah metode Discrete Fourier Transform 2 Dimensi, tidak menuntut kemungkinan digunakan teknik lain yang lebih baik dalam proses enkripsi dan dekripsi citra watermark. Tabel 7. Uji Tahan Citra Terwatermark Dengan Menyisipkan Jumlah Bit Watermark Pada Frekuensi Rendah Daftar Pustaka: Dobroczynski, Michal. 2006. 2D FFT Image Processing: measurements implementation, parallelization and computer architecture. http://covil.sdu.dk/publications/mdobroczynski 2DFFT2006.pdf. [25 April Halim, C. Arianto. 2010. Perancangan Program Simulasi Voice Recognition Untuk Identifikasi Menggunakan Algoritma FFT dan Divide And Conquer. http://library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab 2/2010 2 00425 MTIF%20%20bab%202.pdf. [18 April Hidayat, Risanuri. Dari DFT Menjadi FFT. http://te.ugm.ac.id/~risanuri/isyaratsystem/dari %20DFT%20menjadi%20FFT.pdf [18 April Lestari, Rima. 2012 Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak Kompresi Citra Menggunakan Algoritma Fast Fourier Transform (FFT). http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esr c=s&source=web&cd=2&ved=0ccmqfjabah UKEwiGx5Kmz4PGAhWwjtsKHYvAEw&url=http%3A%2F%2Fjurnal.usu.ac.id% 2Findex.php%2Falkhawarizmi%2Farticle%2Fd III-165

ownload%2f501%2f265&ei=kgn3vyatdrc d7gap34lgba&usg=afqjcnh9b31vtswbept GM4C6dU0p27APXQ&sig2=zq523YZBOtR8 YIx6Zp2j1A&bvm=bv.95039771,d.ZGU&cad= rja. [8 April Male, G. M. 2012. Analisa Kualitas Citra Pada Steganografi Untuk Aplikasi e-government. http://digilib.its.ac.id/public/itspaper 19962 paper.pdf [22 Mei Munir, Renaldi. 2004. Pengolahan Citra Digital. http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/b uku/pengolahan%20citra%20digital/ [3 Mei Muttoo, S. K. 2012. A Robust Source Coding Watermark Technique Based On Magnitude DFT Decomposition. http://bvicam.ac.in/bijit/downloads/pdf/issue8/0 5.pdf. [26 Maret Riyanto, Sugeng. 2009. Algoritma Fast Fourier Transform (FFT) Decimation In Time(DIT) Dengan Resolusi 1/10 Hertz. http://eprints.uny.ac.id/12225/1/31_fis_sugeng. pdf. [27 April Russ, John C. and Russ, Christian J. 2008. Introduction to Image Processing and Analysis. London: CRC Press. https://books.google.co.id/books?id=rapobq AAQBAJ&pg=PA140&lpg=PA140&dq#v=one page&q&f=true. [4 April Russ, John C. 2011. Image Processing Handbook Sixt Edition. London: CRC Press. http://www.physics.uoguelph.ca/~dutcher/down load/john%20c.%20russ%20 %20The%20Image%20Processing%20Handboo k.pdf. [11 April Susilawati, Indah. 2009. Teknik Pengolahan Citra. https://meandmyheart.files.wordpress.com/2009 /09/kuliah 7 transformasi fourier.pdf. [8 April Wolberg, George. 1988. Fast Fourier Transform: A Review. http://academiccommons.columbia.edu/downloa d/fedora_content/download/ac:142809/conte NT/cucs 388 88.pdf [28 Maret Ye, Rui. 2013. Image Watermarking using Chaotic Watermark Scrambling and Preceptual Quality Evaluation. https://hal.archivesouvertes.fr/hal 00861068/document [1 Maret Zhou, Huiyu., et all. 2010. Digital Image Processing: Part I. http://www.zums.ac.ir/files/research/site/ebooks /electrical electronic engineering/digital imageprocessing part one.pdf [9 Mei. 2010. Digital Image Processing: Part II. http://www.zums.ac.ir/files/research/site/ebooks /electrical electronic engineering/digital imageprocessing part two.pdf. [9 Mei III-166