LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kimia Anorganik 2 26 Maret 2014 PEMBUATAN TAWAS. Eka Yulli Kartika. Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM (Aluminium Foil)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KANDUNGAN ALUMINIUM DALAM KALENG BEKAS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBUATAN TAWAS. Manuntun Manurung dan Irma Fitria Ayuningtyas

Pemanfaatan Logam Aluminium (Al) pada Kaleng Minuman Soda Menjadi Tawas

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

Pengaruh Waktu Pemanasan pada Pembuatan Senyawa Alum dari Limbah Foil Blister untuk Keperluan Industri Farmasi (Aji Nugroho, Athiek Sri Redjeki)

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

FUN CHEMISTRY. Putri Anjarsari

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS. Penyusun : Muhammad Fadli ( ) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida.

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

PEMANFAATAN KALENG ALUMINIUM BEKAS DALAM MENANGANI PENCEMARAN AIR ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERUBAHAN KIMIA. Disusun Oleh. Ari Wahyuni PROGRAM D3 FARMASI LABORATORIUM KIMIA DASAR

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUATAN ALUMINIUM SULFAT DARI CLAY

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

BAB I PENDAHULUAN. kecil yang tidak dapat mcngendap dengan sendirinya. Sehingga

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Analisis Kation Golongan III

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia.

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

BAB 3 METODE PERCOBAAN

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.

PEMANFAATAN LIMBAH ALUMINIUM FOIL UNTUK PRODUKSI GAS HIDROGEN MENGGUNAKAN KATALIS NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI. Indah Desi Permana Sari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR. Abstak

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

EFEKTIVITAS ALUM DARI KALENG MINUMAN BEKAS SEBAGAI KOAGULAN UNTUK PENJERNIHAN AIR

Recycle Afalan Kemasan Aluminium Foil Sebagai Koagulan Pada IPAL

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

Laporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA UNSUR TAHUN 2017 TIM KIMIA ANORGANIK

BAB III METODELOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN III KESETIMBANGAN REAKSI DAN ASAS LE CHATELIER

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS JUMAT, 28 MARET 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Annisa Etika Arum 1112016200009 2. Aini Nadhokhotani Herpi 1112016200016 3. Rhendika Taufik Yudoseno 1112016200036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

A. ABSTRAK Tawas atau alum adalah suatu senyawa aluminium sulfat dengan rumus kimia Al 2 (SO 4 ).18H 2 O. Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan melarutkan material yang mengandung Al 2 O 3 dalam larutan asam sulfat. Pada percobaan ini tawas dibuatkan dengan mereaksikan larutan KOH 20% dengan alumunium foil sehingga terjadinya reaksi eksoterm yang menghasilkan kalo dan gas H 2. Hasil reaksi ini kemudian ditambahkan H 2 SO 4 sebanyak 30 ml untuk membantu proses penggumpalan larutan tersebut. Tawas yang dihasilkan diujikan pada air got dan menghasilkan larutan jernih pada air got tersebut. B. INTRODUCTION Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 659 C. bila terkena udara, objek-objek aluminium teoksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membebaskan belerang dioksida: 2Al + 6H 2 SO 4 2Al 3+ + 2 3SO 4 + 3SO 2 + 6H 2 O (Svehla, G. 1990). Aluminum, Al, merupakan anggota golongan 13 berada sebagai aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. Mineral aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx(OH)3-2x (0 < x <1). Sifat aluminum dikenal dengan baik dan aluminum banyak digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin, panci, kusen pintu, dsb (Saito, Taro. 2004). Tawas atau alum adalah suatu senyawa aluminium sulfat dengan rumus kimia Al 2 (SO 4 ).18H 2 O. Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan melarutkan material yang mengandung Al 2 O 3 dalam larutan asam sulfat. Salah satu sumber Al 2 O 3 di alam terdapat dalam tanah kaolin. Reaksi antara kaolin dengan larutan asam sulfat akan menghasilkan larutan alumunium sulfat. Tawas padat diperoleh dari proses kristalisasi larutan jenuh alumunium sulfat (Jalaludin dan Jamaluddin, Toni). Limbah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia karena setiap aktifitas manusia cenderung menghasilkan limbah atau buangan. Jumlah/volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang/material yang digunakan

sehari-hari. Salah satu limbah yang banyak ditemukan di lingkungan adalah limbah kaleng. Jika disebutkan satu per satu banyak sekali limbah kaleng yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Proses daur ulang akan menghemat energi dan eksploitasi sumber daya alam sekaligus mengurangi timbunan sampah di TPA (Pahlano dalam Manuntun dan Irma 2010). Selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan timbunan sampah di TPA, proses daur ulang juga dapat menambah nilai ekonomis dari limbah kaleng terutama recovery dari logam-logam seperti aluminium, seng, timah, atau besi. Dugaan kuat bahwa beberapa kaleng bekas mengandung aluminium dengan kadar yang bervariasi, mengingat aluminium mempunyai sifat tahan korosi, ringan dan mudah di dapat sehingga memungkinkan untuk dijadikan bahan baku kaleng. Kandungan aluminium dalam kaleng bekas juga member peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) atau bahan dalam deodorant (Manuntun dan Irma 2010). C. MATERIAL DAN METODE MATERIAL Alat Gelas Beaker Bahan KOH 20% Alumunium foil 2 gram 30 ml H2SO4 pekat Tabung Reaksi Pipet Tetes Es Batu Kaleng Air Got Hot plate

METODE 1. Timbang Alumunium sebanyak 2 gram kemudian masukkan ke dalam gelas beaker 2. Reaksikan larutan KOH 20% dengan alumunium 2 gram sampai habis bereaksi 3. Setelah itu panaskan larutan di hot plate hingga bau menyengat hilang 4. Tambahkan 30 ml H 2 SO 4 pekat 5. Dinginkan sampai mengkristal dan diamkan selama seharian (pada percobaan ini didiamkan selama 4 hari) 6. Timbang Kristal yang didapat dan catat 7. Masukkan Kristal/endapan secukupnya ke dalam tabung reaksi yang berisi air got 8. Diamkan selama 1 jam 9. Catat perubahan yang terjadi D. RESULT ANDDISCUSSION Persamaan reaksi antara alumunium foil dengan larutan KOH 20%, yakni: 2Al + 2KOH + 6H 2 O 2K[Al(OH) 4 ] + 3H 2 Persamaan reaksi larutan 2K[Al(OH)4] setelah ditambahkan H 2 SO 4 pekat 30 ml, yakni: 2K[Al(OH) 4 ] + H 2 SO 4 2Al(OH) 3 + K 2 SO 4 + 2H 2 O Pada penambahan larutan KOH 20% larutan bersifat eksoterm. Hal ini ditunjukkan dengan bereaksinya alumunium foil dan dihasilkannya kalor ketika ditambahkan larutan tersebut. Pada penambahan larutan KOH reaksi berlangsung lambat. Hal ini karena bagian/partikel alumunium foil nya besar sehingga sukar bereaksi dengan cepat. Pada reaksi ini terdapat gelembung-gelembung hasil reaksi yang menunjukkan adanya gas H 2 yang dihasilkan dari reaksi tersebut. Gas H 2 hilang setelah larutan KOH 20% dengan alumunium foil habis bereaksi dan larutan menjadi berwarna hitam. Pada percobaan larutan yang habis bereaksi dipanaskan di hotplate dengan tujuan agar bau menyengat yang dihasilkan larutan tersebut menghilang. Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan melarutkan material yang mengandung Al 2 O 3 dalam larutan asam sulfat. Pada percobaan ini larutan yang telah

dipanaskan ditambahkan H 2 SO 4 pekat dengan tujuan melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 sehingga larutan akan berwarna putih serta ketika didinginkan larutan akan mengendap. Limbah berperan dalam pencemaran lingkungan, salah satu limbah yang mencemari sungai, yakni limbah detergen atau limbah pupuk. Pada percobaan pembuatan tawas ini, tawas dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air got, kemudian didiamkan selama 1 jam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tawas mampu menjernihkan air got tersebut. Salah satu manfaat pembuatan tawas, yakni tawas dapat digunakan untuk menjernihkan limbah air got. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya pembuatan tawas dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan dalam menjernihkan air got maupun air limbah lainnya. Tawas merupakan koagulan penjernih air, shingga ketika dimasukkan ke dalam air got dan didiamkan selama 1 jam, air got tersebut menjadi jernih. E. CONCLUSION Berdasarkan percobaan pembuatan tawas dapat disimpulkan bahwa: Ketika alumunium bereaksi dengan larutan KOH 20% larutan berwarna putih, namun ketika larutan habis bereaksi larutan menjadi berwarna hitam Tujuan larutan dipanaskan di hotplate, yakni agar bau menyengat pada larutan menghilang Pada penambahan larutan KOH 20% ke dalam alumunium foil terbentuk gas H 2 dan kalor dari reaksi eksoterm tersebut. H 2 SO 4 pekat membantu dalam proses menggumpalkan larutan sehingga terbentuk kristal ketika didinginkan. (berat endapan/kristal yang terbentuk sebanyak 7,3 gram) Air got berubah menjadi jernih setelah ditambahkan tawas dan didiamkan selama 1 jam.

F. REFERENCE Saito, Taro. 2004. Kimia Anorganik, terj. Ismunandar. Tokyo: permission of Iwanami Shoten. Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro edisi ke lima, terj. Setiono dan Hadyana. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15929/1/sti-nov2005-%20(15).pdf tanggal 10 April 2014 http://digilib.its.ac.id/public/its-undergraduate-23498-1841400053-chapter1.pdf tanggal 10 April 2014 diakses diakses