Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

dokumen-dokumen yang mirip
A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental meliputi penyiapan alat,

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu

BAB III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

Y ij = µ + B i + ε ij

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Koloni bakteri endofit

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAB IV METODE PENELITIAN. Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan completely. rendomized posttest only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB 3 METODE PENELITIAN. Erlenmeyer 250 ml. Cawan Petri - Jarum Ose - Kertas Saring Whatmann No.14 - Pipet Tetes - Spektrofotometer UV-Vis

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

Rumusan masalah Apakah ada efek antibakteri Aloe vera terhadap Enterococcus faecalis sebagai bahan medikamen saluran akar?

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Skema Alur Pikir

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI

Transkripsi:

Lampiran 2 Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Gambar 1. Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) suku Fabaceae

Lampiran 2 A B C Gambar 2. Buah dari Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) A. Buah jengkol B. Kulit buah jengkol C. Biji jengkol

Lampiran 3 Karakterisasi Simplisia Kulit Buah segar Dicuci, ditiriskan dan sortasi basah Ditimbang beratnya Dilakukan uji makroskopik dan mikroskopik Diiris tipis dan dikeringkan dalam lemari pengering Simplisia kering Ditimbang beratnya Dilakukan uji makroskopik Dihaluskan hingga menjadi serbuk, diayak Serbuk simplisia Ditimbang beratnya Dilakukan uji mikroskopik dan penetapan kadar (air, sari larut air, sari larut etanol, abu total, abu tidak larut dalam asam) Karakterisasi simplisia Gambar 3. Bagan Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia Kulit Buah dari Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Lampiran 3

A B Gambar 4. Kulit Buah Jengkol Segar dan Simplisia Kulit Buah Jengkol A. Kulit buah jengko l segar B. Simplisia kulit buah jengkol

Lampiran 3 Gambar 5. Mikroskopik Penampang Melintang Kulit Buah Jengkol Gambar 6. Mikroskopik Serbuk Simplisia Kulit Buah Jengkol 1. Lapisan Kutikula 1. Serabut Sklerenkim 2. Sel Epidermis 2. Sklereid bernoktah 3. Sel Hipodermis 3. Sklereid 4. Mesokarp 4. Makrosklereid 5. Endokarp 5. Massa berwarna merah kekuningan dan bening 1. Serabut Sklerenkim 2. Sklereid bernoktah 3. Sklereid 4. Makrosklereid 5. Massa berwarna merah kekuningan dan bening

Lampiran 3 Tabel 1. Hasil Karakterisasi Simplisia Kulit Buah dari Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) No Penetapan/ parameter Kadar (%) Persyaratan MMI 1 Kadar air 5,31-2 Kadar sari yang larut dalam air 12,65-3 Kadar sari yang larut dalam etanol 18,63-4 Kadar abu total 1,44-5 Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,80 - - : tidak ada persyaratan menurut MMI

Lampiran 4 Pembuatan Ekstrak Serbuk simplisia Direndam dalam bejana tertutup dengan etanol 96% selama 3 jam Hasil rendaman Dipindahkan ke dalam perkolator Dituangi etanol 96% secukupnya Didiamkan selama 24 jam, selanjutnya cairan akan menetes Tambahkan cairan penyari berulang-ulang secukupnya Ekstrak cair Ampas Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50 0 C dan dikering bekukan dengan freeze dryer Ekstrak kental Etanol 96% Gambar 7. Bagan Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Jengkol

Lampiran 5 Hasil Uji Pengecatan Gram A B C Gambar 8. Hasil Uji Pengecatan Gram A. Bakteri Escherichia coli (berwarna merah) B. Bakteri Shigella dysenteriae (berwarna merah) C. Bakteri Salmonella typhimurium (berwarna merah)

Lampiran 6 Hasil Uji Pertumbuhan Bakteri pada Media Selektif A B C Gambar 9. Hasil Uji Pertumbuhan Bakteri pada Media Selektif A. Bakteri Escherichia coli pada media Mac. Conkey B. Bakteri Salmonella typhimurium pada media SSA C. Bakteri Shigella dysenteriae pada media SSA

Lampiran 7 Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Biakan murni bakteri Diambil dengan jarum ose steril Ditanam pada media NA miring Diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 24 jam Stok kultur bakteri Dilakukan uji identifikasi bakteri Disuspensikan dalam 10 ml NaCl 0,9% steril. Divorteks hingga diperoleh kekeruhan yang sama dengan standar Mc. Farland 0,5 Suspensi bakteri 10 8 CFU/ml Dipipet 0,1 ml ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 9,9 ml NaCl 0,9% steril dan divorteks hingga homogen Suspensi bakteri 10 6 CFU/ml Dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri Dituang 15 ml MHA steril cair (45-50 0 C), dibiarkan memadat Diletakkan kertas cakram pada permukaan media, diteteskan 0,1 ml larutan ekstrak Diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 24 jam Hasil inkubasi Diukur diameter zona hambat di sekitar kertas cakram Diameter hambat Gambar 10. Bagan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol

Lampiran 7 Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol Terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Salmonella typhimurium Konsentrasi Diameter hambat (mm) Ekstrak No etanol E.coli Shigella Salmonella mg/ml D I D II D r D I D II D r D I D II D r 1 500 17,3 17,35 17,325 15,45 15,45 15,45 15,3 15,25 15,275 2 400 17,2 17,3 17,25 13,35 13,35 13,35 13,35 13,25 13,3 3 300 16,15 16,15 16,15 12,35 12,2 12,275 13,05 13,05 13,05 4 200 15,2 15,35 15,275 12,05 12,15 12,1 12,05 11,45 11,75 5 100 14,05 13,45 13,75 10,45 11,05 10,75 10,2 10,05 10,125 6 90 12,3 12,3 12,3 10,4 10,4 10,4 9,45 9,3 9,375 7 80 10,45 11,05 10,75 9,25 9,25 9,25 9,2 9,1 9,15 8 70 9,1 9,15 9,125 8,1 8,25 8,175 8,1 8,1 8,1 9 60 8,3 8,3 8,3 7,35 7,3 7,325 6,35 6,25 6,3 10 50 8,05 7,4 7,725 6,3 6,3 6,3 0 0 0 11 40 6,4 6,35 6,375 6,3 6,2 6,25 0 0 0 12 30 6,4 6,2 6,3 0 0 0 0 0 0 13 20 6,45 6,1 6,275 0 0 0 0 0 0 14 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 D I : D II: D r : diameter pengamatan pertama diameter pengamatan kedua diameter rata-rata

Lampiran 7 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Escherichia coli A B Gambar 11. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Escherichia coli A. Konsentrasi 500 mg/ml dan 400 mg/ml B. Konsentrasi 300 mg/ml dan 200 mg/ml

Lampiran 7 C Gambar 11. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Escherichia coli C. Konsentrasi 100 mg/ml dan 90 mg/ml D. Konsentrasi 80 mg/ml dan 70 mg/ml D

Lampiran 7 E F Gambar 11. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Escherichia coli E. Konsentrasi 60 mg/ml dan 50 mg/ml F. Konsentrasi 20 mg/ml dan 30 mg/ml

Lampiran 7 Gambar 11. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Escherichia coli G. Konsentrasi 20 mg/ml dan 10 mg/ml G

Lampiran 7 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Shigella dysenteriae A Gambar 12. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Shigella dysenteriae A. Konsentrasi 500 mg/ml B. Konsentrasi 400 mg/ml dan 300 mg/ml B

Lampiran 7 C Gambar 12. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Shigella dysenteriae C. Konsentrasi 200 mg/ml dan 100 mg/ml D. Konsentrasi 90 mg/ml dan 80 mg/ml D

Lampiran 7 E Gambar 12. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Shigella dysenteriae E. Konsentrasi 70 mg/ml dan 60 mg/ml F. Konsentrasi 60 mg/ml, 50 mg/ml dan 40 mg/ml F

Lampiran 7 Gambar 12. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Shigella dysenteriae G. Konsentrasi 30 mg/ml, 20 mg/ml dan 10 mg/ml G

Lampiran 7 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Salmonella typhimurium A B Gambar 13. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Salmonella typhimurium A. Konsentrasi 500 mg/ml dan 400 mg/ml B. Konsentrasi 300 mg/ml dan 200 mg/ml

Lampiran 7 C Gambar 13. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Salmonella typhimurium C. Konsentrasi 100 mg/ml dan 90 mg/ml D. Konsentrasi 80 mg/ml dan 70 mg/ml D

Lampiran 7 E F Gambar 13. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Salmonella typhimurium E. Konsentrasi 60 mg/ml dan 50 mg/ml F. Konsentrasi 40 mg/ml dan 30 mg/ml

Lampiran 7 Gambar 13. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Jengkol terhadap Bakteri Salmonella typhimurium G. Konsentrasi 20 mg/ml dan 10 mg/ml G

Lampiran 8 Perhitungan Kadar Karakterisasi Simplisia I. Data penetapan kadar air Penetapan kadar air 1: V1 = 1,9 skala V2 = 2,2 skala % kadar air 1: V 2 V1 x 100% Beratsampel 2,2 1,9 x 100% = 5,99% 5,0008 Penetapan kadar air 2: V1 = 2,1 V2 = 1,8 % kadar air 2: V 2 V1 x 100% Beratsampel 2,1 1,8 x 100% = 5,97% 5,0202 Penetapan kadar air 3: V1 = 2,1 V2 = 1,9 % kadar air 3: V 2 V1 x 100% Beratsampel 2,1 1,9 x 100% = 3,99% 5,0006 Maka, % kadar air rata-rata: 5,99% + 5,97% + 3,99% = 5,31% 3

Lampiran 8 II. Data penetapan kadar sari yang larut dalam air Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Berat sampel (serbuk) 5,0037 g 5,0047 g 5,0002 g Berat cawan kosong 38,9780 g 43,8856 g 41,2001 g Berat cawan + sari 39,1021 g 44,0091 g 41,3325 g % kadar sari yang larut dalam air : % kadar sari yang larut dalam air 1: % kadar sari yang larut dalam air 2: % kadar sari yang larut dalam air 3: Beratsari Beratsampel 39,1021 38,9780 5,0037 44,0091 43,8856 5,0047 41,3325 41,2001 5,0002 100 x x 100% 20 100 x x 100% = 12,40% 20 100 x x 100% = 12,33% 20 100 x x 100% = 13,23% 20 Maka, % kadar sari yang larut dalam air rata-rata: 12,40% + 12,33% + 13,23% = 12,65% 3 III. Data penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Berat sampel (serbuk) 5,0047 g 5,0049 g 5,0032 g Berat cawan kosong 99,0842 g 175,6000 g 42,6655 g Berat cawan + sari 99,2688 g 175,8000 g 42,8405 g

Lampiran 8 % kadar sari yang larut dalam etanol: Beratsari Beratsampel 100 x x 100% 20 % kadar sari yang larut dalam etanol 1: 99,2688 99,0842 5,0047 100 x x 100%=18,44% 20 % kadar sari yang larut dalam etanol 2: 175,8000 175,6000 5,0049 100 x x100%=19,98% 20 % kadar sari yang larut dalam etanol 3: 42,8405 42,6655 5,0032 100 x x100%=17,48% 20 Maka, % kadar sari yang larut dalam etanol rata-rata: 18,44% + 19,98% + 17,48% = 3 18,63% IV. Data penetapan kadar abu total Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Berat sampel 2,0000 g 2,0000 g 2,0016 g Berat cawan awal 43,1106 g 44,0416 g 60,3074 g Berat cawan akhir 43,1397 g 44,0704 g 60,3365 g % kadar abu total: Beratabu x 100% Beratsampel % kadar abu total 1: % kadar abu total 2: 43,1397 43,1106 x 100% = 1,45% 2,0000 44,0704 44,0416 x 100% = 1,44% 2,0000 Lampiran 8

% kadar abu total 3: 60,3365 60,3074 x 100% = 1,45% 2,0016 Maka, % kadar abu total rata-rata: 1,45% + 1,44% + 1,45% = 1,44% 3 V. Data penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Berat abu 0,0291 g 0,0288 g 0,0291 g Berat kertas saring awal 1,2846 g 1,2680 g 1,2673 g Berat kertas saring akhir 1,2848 g 1,2682 g 1,2676 g % kadar abu yang tidak larut dalam asam : Beratabu ker ingtidaklarutasam x100% Beratabu % kadar abu yang tidak larut dalam asam 1: % kadar abu yang tidak larut dalam asam 2: % kadar abu yang tidak larut dalam asam 3: 1,2848 1,2846 x100% = 0,68% 0,0291 1,2682 1,2680 x100% = 0,69% 0,0288 1,2676 1,2673 x100% = 1,03% 0,0291 Maka, % kadar abu yang tidak larut dalam asam rata-rata: 0,68% + 0,69% + 1,03% =0,80% 3