BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), baik yang bersifat hayati (perikanan, pertanian, dan perkebunan) maupun nonhayati (hasil tambang). Sebagai salah satu negara agraris, Indonesia berada pada letak yang strategis dengan iklim tropis dan curah hujan tinggi sehingga banyak tumbuhan yang dapat tumbuh dan hidup. Masyarakat memanfaatkan keuntungan tersebut untuk meningkatkan perekonomian dan peningkatan taraf hidup, salah satunya di bidang perkebunan dengan tanaman tebu. Tebu (sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera. 2 Gula adalah produk sangat penting bagi ketahanan pangan nasional yang memiliki tingkat konsumsi tinggi dan ragam penggunaannya sangat luas. Setiap tahun konsumsinya meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan konsumsi bahan pangan masyarakat. 3 2 Tebu, http://id.m.wikipedia.org/wiki/tebu, di akses pada tanggal 20 Maret 2015. 3 Tajuddin Bantacut, Kehilangan Gula Dalam Sistem Tebang Muat Angkut Di Pabrik Gula Sindang Laut Dan Tersana Baru, Cirebon http://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/viewfile/374/737, hlm. 2 di akses pada tanggal 20 Maret 2015. 1
2 Tanaman tebu merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia dengan sistem perkebunan, baik oleh petani dengan sistem Tebu Rakyat Intensif (TRI) 4 maupun oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta. Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah cukup umur dan layak untuk digiling akan diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula. Batang tebu yang telah ditebang harus segera dikirim ke pabrik untuk mencegah terjadinya penurunan mutu dan kualitas kadar gula dalam batang tebu tersebut. Dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik gula sebaiknya dipilih alat angkut yang baik dan sesuai untuk menghindari terjadinya kerusakan pada tebu. Perkebunan tebu baik milik Negara maupun milik Swasta, masing-masing memiliki pabrik pengolahan dan alat angkut sendiri, apabila perkebunan tersebut tidak memiliki pabrik atau alat angkut sendiri maka wajib melakukan kerjasama dengan pihak lain. Dalam hal ini, apabila perkebunan tidak memiliki alat angkut sendiri untuk mengirim tebu ke pabrik maka haruslah mengadakan suatu perjanjian dalam bentuk perjanjian pengangkutan agar batang tebu yang telah dipanen dapat segera dikirim ke pabrik pengolahan untuk menjaga kualitas batang tebu tetap baik. Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu 4 Sistem TRI merupakan sistem yang menjadikan petani sebagai produsen tebu utama dan pabrik gula sebagai mitra usaha petani serta membimbing petani dalam usaha taninya tersebut.
3 dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 5 Penyediaan alat angkut untuk kegiatan pengiriman tebu dari kebun ke pabrik termasuk salah satu kegiatan pengangkutan dan hal tersebut merupakan bagian dari pengangkutan yang dilakukan melalui darat. Pengangkutan darat memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan karena dapat menghubungkan pusat-pusat bahan baku dengan pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan-bahan baku tersebut menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi untuk kemudian diangkut ke pasar, yang akhirnya sampai di tangan konsumen. Tanpa pengangkutan, perusahaan tidak mungkin dapat berjalan. 6 Pihak-pihak dalam perjanjian pengangkutan ialah pengangkut dan pengirim. Adapun sifat perjanjian pengangkutan adalah timbal - balik, artinya kedua belah pihak, baik pengangkut maupun pengirim masing-masing mempunyai kewajiban sendiri-sendiri. Kewajiban pengangkut ialah menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan kewajiban pengirim ialah membayar uang angkutan. 7 Konsep pengangkutan meliputi tiga aspek, yaitu: 1. Pengangkutan sebagai usaha (business) 2. Pengangkutan sebagai perjanjian (agreement ) 3. Pengangkutan sebagai proses penerapan (applying process) 8 5 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, 3, Hukum Pengangkutan Cetakan ke VI, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 2. 6 Siti Nurbaiti, Hukum Pengangkutan Darat (Jalan dan Kereta Api), Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta, 2009, hlm. 2. 7 H.M.N. Purwosutjipto, Op. Cit. 8 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga Cetakan ke V, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013, hlm. 1.
4 Ketiga aspek pengangkutan tersebut menyatakan kegiatan yang berakhir dengan pencapaian tujuan pengangkutan. Tujuan kegiatan usaha pengangkutan adalah memperoleh keuntungan dan/atau laba, tujuan kegiatan perjanjian pengangkutan adalah memperoleh hasil realisasi yang diinginkan oleh pihakpihak dan tujuan kegiatan pelaksanaan pengangkutan adalah memperoleh keuntungan dan tiba dengan selamat di tempat tujuan. Ketiga aspek pengangkutan tersebut menyatakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan pelakunya. Tanpa kegiatan tidak mungkin tujuan dapat dicapai. 9 Pada dasarnya pengangkutan berfungsi untuk memindahkan barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain agar meningkatkan daya guna dan nilainya. Dari uraian tentang fungsi pengangkutan tersebut, dapat ditarik kesimpulan mengenai tujuan pengangkutan itu sendiri adalah untuk memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui darat, perairan maupun udara dalam rangka menunjang, menggerakan dan mendorong pembangunan nasional, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas pembangunan nasional, memantapkan keutuhan dan persatuan nasional serta mempererat hubungan antar bangsa. 10 Secara umum dinyatakan bahwa setiap pengangkutan bertujuan untuk tiba di tempat tujuan dengan selamat dan meningkatkan nilai guna bagi penumpang ataupun barang yang diangkut. Tiba di tempat tujuan artinya proses pemindahan dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu berlangsung tanpa hambatan dan 9 Ibid. 10 Hasim Purba, Hukum Pengangkutan di Laut Perspektif Teori dan Praktek, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2005, hlm. 7.
5 kemacetan, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dengan selamat artinya penumpang dalam keadaan sehat, tidak mengalami bahaya yang mengakibatkan luka, sakit atau meninggal dunia. Jika yang diangkut itu barang, selamat artinya barang yang diangkut tidak megalami kerusakan, kehilangan, kekurangan atau kemusnahan. Meningkatkan nilai guna artinya nilai sumber daya manusia dan barang di tempat tujuan menjadi lebih tinggi bagi kepentingan manusia dan pelaksanaan pembangunan. 11 Adanya perjanjian untuk melakukan suatu pengangkutan maka akan timbul hak dan kewajiban bagi para pihak, yaitu antara pengangkut dengan penumpang dan/atau pengirim. Dengan adanya hak dan kewajiban tersebut maka akan timbul tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para pihak. Tanggung jawab merupakan suatu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, baik yang dilakukan oleh pihak sendiri maupun oleh pihak lain. Dalam tanggung jawab terdapat fungsi menerima pembebanan, yaitu jika terjadi sesuatu dapat dituntut, dipersalahkan ataupun diperkarakan. Perkebunan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah PT. Perkebunan Nusantara II atau biasa disingkat PTPN II. PT. Perkebunan Nusantara II adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor perkebunan merupakan hasil penggabungan dari PT. Perkebunan II (Persero) dan PT. Perkebunan IX (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 07/1996 tentang konsolidasi PT. Perkebunan Lingkup BUMN. Didirikan berdasarkan Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 35 tanggal 11 Maret 1996 dan diperbaharui dengan Akte Notaris Sri 11 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 15.
6 Rahayu H. Prasetyo, SH, No. 07 tanggal 8 Oktober 2002, yang disahkan oleh Keputusan Menteri Kehakiman & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C- 20859.HT.01.04 TH 2002 tanggal 25 Oktober 2002. 12 Wilayah perkebunan PTPN II tersebar di Sumatera Utara dan Papua, terdiri dari perkebunan kelapa sawit, perkebunan tebu, perkebunan tembakau, perkebunan karet dan perkebunan bibit kakao. Salah satu perkebunan tebu yang ada di PTPN II adalah perkebunan Sei Semayang yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Medan Binjai Km. 13,5 Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Pengolahan tebu sebagai salah satu hasil perkebunan, khususnya terhadap tebu yang telah cukup umur dan layak untuk digiling, perkebunan Sei Semayang mengadakan suatu kerjasama yang dituang dalam perjanjian dengan pihak lain dalam bidang panggul/muat, menumpuk/mengumpul tebu, dan angkut tebu. Perjanjian ini dilakukan antara kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada yang beralamat di Desa Kwala Mencirim Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat. Perjanjian antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada berbentuk tertulis yang dimuat dalam Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborong (SPPP) Nomor SUTB/SPPP/X/45/SMT-I/2014. Perjanjian pekerjaan pemborong tersebut memuat beberapa ketentuan mengenai pengiriman/angkut tebu. Dengan adanya ketentuan mengenai pengiriman tebu maka akan timbul hak dan kewajiban bagi para pihak sesuai 12 Operasional, http://ptpn2.com/main/index.php/kinerjaperusahaan/oprasional, diakses pada tanggal 24 Maret 2015.
7 dengan yang telah disepakati dan terdapat dalam Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborong (SPPP) tersebut. Adanya kewajiban yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak akan melahirkan suatu tanggung jawab yuridis bagi para pihak untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian dan bertanggung jawab apabila terjadi suatu kerugian, khusunya dalam pelaksanaan pengiriman tebu dari Kebun Sei Semayang ke pabrik gula. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap perjanjian pengangkutan khususnya tanggung jawab yuridis para pihak dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada, mengenai pelaksanaan pengiriman tebu, tanggung jawab para pihak dalam pengiriman tebu, kerugian yang timbul dalam pengiriman dan bagaimana upaya penyelesaian sengketa yang ada dalam pelaksanaan pengiriman tebu tersebut yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul : "Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)." B. Permasalahan Permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini meliputi halhal sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pengiriman tebu dari kebun ke pabrik? 2. Bagaimana tanggung jawab para pihak dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik?
8 3. Bagaimana penyelesaian sengketa terhadap kerugian yang terjadi dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik? C. Tujuan Penulisan Tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengiriman tebu dari kebun ke pabrik gula antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada 2. Untuk mengetahui tanggung jawab para pihak dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada 3. Untuk mengetahui adanya wanprestasi ataupun kerugian yang timbul dalam pelaksanaan pengiriman dan upaya penyelesaian sengketa terhadap kerugian yang terjadi dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik. D. Manfaat Penulisan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu : 1. Manfaat teoritis yaitu untuk menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana bentuk pelaksanaan pengiriman dari kebun ke pabrik, tanggung jawab para pihak dalam pengiriman, dan penyelesaian sengketa terhadap kerugian yang terjadi dalam pelaksanaan pengiriman tersebut. 2. Manfaat praktis yaitu dapat memberikan masukan bagi pihak PTPN II maupun bagi pihak CV. Sari Persada baik dalam hal pembuatan perjanjian maupun pelaksanaan perjanjian tersebut. Penelitian ini juga diharapkan
9 dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang perjanjian. E. Metode Penelitian Menurut Soerjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan. 13 Metodologi memiliki peranan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu diantaranya : 1. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lengkap. 2. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui. 3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian interdisipliner. 14 Upaya pengumpulan data yang diperlukan oleh penulis diterapkan metode sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian hukum Normatif. Penelitian hukum Normatif dilakukan melalui kajian terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan, seperti peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan skripsi 13 Metode Penelitian Hukum Empiris dan Normatif, http://idtesis.com/metode-penelitianhukum-empiris-dan-normatif/, diakses pada tanggal 24 Maret 2015. 14 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2006, hlm. 7.
10 ini. Karena penyusunan skripsi ini juga melalui proses penelitian lapangan, maka penelitian ini juga menggunakan metode penelitian hukum Empiris. Penelitian hukum Empiris merupakan penelitian lapangan yang berasal dari data primer yang di dapat langsung dari masyarakat sebagai sumber utama melalui pengamatan (observasi), wawancara, ataupun penyebaran kuisoner. Penelitian hukum Empiris dalam penulisan skripsi ini dilakukan melalui wawancara langsung dengan legal staff di PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Kebun Sei Semayang. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Bahan hukum dikumpulkan dengan menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dan studi dokumen dari berbagai sumber yang dianggap relevan dan berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini. Sumber bahan hukum sekunder yang berupa artikel, jurnal ilmiah, bahan kuliah, buku-buku hukum yang berkaitan yang didapat melalui Perpustakaan Fakultas Hukum. b. Penelitian Lapangan (Field Research) Sebagai data penunjang dalam penelitian ini juga didukung dengan penelitian lapangan (field research) untuk mendapatkan data primer guna akurasi terhadap hasil yang dipaparkan, yaitu berupa wawancara. Wawancara dilakukan sebagai alat pengumpulan bahan hukum tambahan selain daripada bahan hukum yang didapatkan dari perpustakaan. Wawancara dilakukan dengan informan yang dipandang bersangkutan, yaitu dengan pihak PTPN II Kebun Sei Semayang sebagai perusahaan perkebunan.
11 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Kebun Sei Semayang yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Medan Binjai Km. 13,5 Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. 4. Jenis Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder didukung oleh data primer. a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan dengan cara melalui wawancara langsung dengan pihak PTPN II Kebun Sei Semayang. b. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna mendapatkan landasan teoritis terhadap segi-segi hukum perjanjian. Selain itu tidak menutup kemungkinan diperoleh melalui bahan hukum lain, dimana pengumpulan bahan hukumnya dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta menelaah data yang terdapat dalam buku, literatur, tulisan-tulisan ilmiah, dokumen-dokumen hukum dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan objek penelitian. Bahanbahan hukum tersebut berupa:
12 1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian antara lain terdiri atas: a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; b) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang; c) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; d) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan; e) Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborong (SPPP) Nomor SUTB/SPPP/X/45/SMT-I/2014 antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada. 2. Bahan hukum sekunder, berupa bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yaitu hasil karya ahli hukum berupa buku-buku, pendapat-pendapat para sarjana yang berhubungan dengan skripsi ini dan acuan lainnya yang berisikan informasi tentang bahan primer berupa tulisan artikel ilmiah, jurnal-jurnal hukum dan buku buku terkait dengan hukum perikatan, khususnya yang berkaitan dengan materi penelitian. 3. Bahan hukum tertier, diperlukan digunakan untuk berbagai hal dalam penjelasan makna-makna kata dari bahan hukum sekunder dan dari bahan hukum primer khususnya kamus hukum.
13 5. Analisis Data Analisis data dalam penulisan ini digunakan data kualitatif, yaitu suatu analisis data secara jelas serta diuraikan dalam bentuk kalimat sehingga diperoleh gambaran yang jelas yang berhubungan dengan skripsi ini, dalam hal hasil dari wawancara terhadap pihak PTPN II Kebun Sei Semayang. F. Sistematika Penulisan Sebagai karya ilmiah penelitian ini memiliki sistematika yang teratur dan saling berkaitan di dalam penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan tujuannya. Tulisan ini terdiri dari 5 (lima) bab yang akan diperinci lagi dalam sub bab, adapun kelima bab itu terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang penulisan pemilihan judul yang dipilih oleh penulis serta hal-hal yang mendorong penulis tertarik mengangkat judul yang bersangkutan, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan dilanjutkan dengan metode penelitian, tinjauan kepustakaan, sistematika penulisan serta keaslian penulisan dari skripsi ini. BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN Pada bab ini memabahas tentang pengertian sebuah perjanjian, asas dalam perjanjian, jenis dan syarat-syarat sahnya sebuah perjanjian,
14 pengertian pengangkutan dan perjanjian pengangkutan, serta fungsi dan sifat perjanjian pengangkutan. BAB III : ASPEK HUKUM PENGIRIMAN TEBU DARI KEBUN KE PABRIK Pada bab ini akan dibahas tentang profil PTPN II dan CV. Sari Persada, prosedur pembentukan perjanjian pengiriman, hak dan kewajiban para pihak, serta pengaturan hukum dalam pengiriman tersebut, serta jangka waktu pengiriman dan pembayaran ongkos angkut. BAB IV : TANGGUNG JAWAB YURIDIS PARA PIHAK DALAM PENGIRIMAN TEBU DARI KEBUN KE PABRIK Pada bab ini diuraikan tentang pelaksanaan pengiriman tebu dari Kebun Sei Semayang ke pabrik gula, tanggung jawab para pihak dalam pengiriman, wanprestasi dan akibatnya, serta penyelesaian sengketa apabila terjadi suatu kerugian selama proses pengiriman tebu dari kebun ke pabrik. BAB V : PENUTUP Bab ini adalah bagian terakhir yang merupakan kesimpulan dari jawaban permasalahan dan saran dari penulisan ini untuk pihakpihak yang terkait dalam perjanjian.
15 G. Keaslian Penulisan Skripsi ini berjudul Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II). Berdasarkan pengamatan dan pengecekan judul di Perpustakaan Fakultas Hukum, materi yang dibahas dalam penulisan skripsi ini belum pernah dijadikan judul maupun dibahas dalam skripsi yang sudah ada lebih dulu. Judul skripsi benar merupakan hasil dari pemikiran penulis dengan mengambil panduan dari buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan judul dari skripsi penulis, ditambah sumber riset dari lapangan. Adapun judul skripsi yang telah ada di Perpustakaan Cabang Fakultas Hukum yang berhubungan dengan judul skripsi penulis, ialah : 1. Nama : Lia Angelina Marpaung Nomor Departemen Judul : 157/Lia/T/08/Dagang : Hukum Perdata Dagang : Tinjauan Yuridis Perjanjian Pengiriman Barang Jenis Bahan Makanan Segar antara Pemasok dan PT. Carefour.