Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Sederhana Suharni SD Negeri 03 Nglebak Tawangmangu Abstrak: Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar melalui penerapan metode demonstrasi. Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas selama tiga bulan, dimulai pada awal bulan Januari sampai bulan Maret tahun 2017. Tempat penelitian di SD Negeri 03 Nglebak pada siswa kelas III dengan jumlah siswa 12 anak. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan penerapan metode demonstrasi. Untuk mendapatkan data hasil belajar siswa diadakan tes tertulis. Dalam penelitian ini proses pembelajaran dibagi dalam dua siklus. Hasil penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas mulai dari kondisi awal nilai ratarata kelas 57,5 dan persentase ketuntasan 33%. Pada siklus I diterapkan metode demonstrasi nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 64,2 dengan persentase ketuntasan 67% dan sampai kondisi akhir menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata menjadi 78,3 dengan ketuntasan 83% melebihi kriteria ketuntasan minimum yaitu 75 %. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif dapat diterima dan dapat disimpulkan bahwa: penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana bagi siswa kelas III semester genap SD Negeri 03 Nglebak tahun 2016/2017. Kata Kunci : Metode Demonstrasi, Hasil belajar Matematika. Abstract: Classroom Action Research is aimed at improving the learning outcomes of simple fractional material math through the application of demonstration methods. The time used for the implementation of Classroom Action Research for three months, starting in early January to March 2017. Place of study at SD Negeri 03 Nglebak in third grade students with 12 students. The method used in this research is demonstration method. To obtain data of student learning result held written test. In this study the learning process is divided into two cycles. The results of research on Classroom Action Research starting from the initial condition average grade grade 57.5 and the percentage mastery 33%. In the first cycle applied method of demonstration of the average value of the class increased to 64.2 with a percentage of 67% completeness and until the final condition showed an increase in the average value to 78,3 with 83% completeness exceed the minimum mastery criteria of 75%. So it can be concluded that the alternative hypothesis is acceptable and it can be concluded that: the implementation of demonstration methods can improve the learning outcomes of mathematics simple fractions for students class III even semester SD Negeri 03 Nglebak year 2016/2017 Keywords: Demonstration Method, Mathematics learning outcomes. 1.1. PENDAHULUAN Hasil belajar matematika pada peserta didik kelas III rendah. Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa anak kelas III SDN 03 Nglebak hanya 4 dari 12 siswa yang memperoleh nilai 67 (33 %), sedangkan sisanya sejumlah 8 siswa ratarata tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran di bawah 67 (67 %). Dalam aktivitas belajar siswa di kelas juga kurang begitu memuaskan, sehingga perlu segera dicari solusinya agar hasil belajar dalam pembelajaran dapat meningkat. Target yang harus dicapai peserta didik kelas III dalam mata pelajaran Matematika, sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SBKM) yang telah ditetapkan adalah perolehan nilai 67. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada materi pecahan sederhana. Pelaksanaan tindakan dilakukan 2 siklus, siklus 1 dilakukan secara klasikal sedangkan siklus 2 pembelajaran dilakukan secara kelompok. Tujuan pelaksanaan tindakan adalah untuk meningkatkan hasil belajar 109
dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana. peneliti bersama teman sejawat mengidentifikasi masalah terhadap kekurangan dari pembelajaran matematika materi pecahan sederhana, sebagai berikut: 1)Mengapa hasil belajar siswa rendah?; 2) Faktor apa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar?; 3)Bagaimana agar hasil belajar meningkat? Penulis membatasi masalah yang berhubungan dengan permasalahan saja yakni sebagai berikut: 1) Upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana pada peserta didik kelas III SDN 03 Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar semester genap tahun pelajaran 2016/2017. 2)Penggunaan metode demonstrasi oleh guru pada pembelajaran pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas diajukan rumusan masalah sebagai berikut : Apakah melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada peserta didik kelas III SDN 03 Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017? Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa terutama dalam pembelajaran matematika. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini: Untuk meningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa melalui penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana pada peserta didik kelas III SDN 03 Nglebak semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Manfaat Penelitian ini antara lain untuk mengetahui dan memperoleh teori barupeningkatan hasil blajar dan aktivitas dalam pembelajaran matematika metode demonstrasi bagi peserta didik SDN 03 Nglebak. Manfaat bagi peserta didik dapat Meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika. Manfaat bagi peneliti memperoleh bukti bahwa, Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana. Sedangkan manfaat bagi teman sejawat 1)Sebagai masukan dalam melaksanakan penelitian di kelasnya. 2) Sebagai bahan masukan untuk guru untuk dipertimbangkan dalam pemilihan metode dalam proses belajar mengajar. 2.1. LANDASAN TEORI Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Metode demonstrasi berasal dari kata metode dan demonstarsi menurut Winaputra (2005:17) mengatakan bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menyajikan dengam mempertunjukan secara langsung objeknya atau cara melakukan sesuatau untuk mempertunjukan proses tertentu. Menurut Djamarah (2002:102) mengatakan bahwa Metode demonstrasi adalah cara menyajikan bahan pelajran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain bahkan murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan atau jalannya suatu proses perbuatan tertentu. Pengunaan metode yang tepat akan turut menentukan aktivitas dan efisiensi pembelajaran. Salah satu metode yang dapat dipilah oleh guru adalah metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi ada dua macam: (1) demonstrasi oleh guru. Dimana guru memberikan pertunjukan contoh kepada 110
siswa dalam mendemonstrasikan suatu masalah yang sesuai dengan materi pelajaran, (2) demonstrasi oleh siswa, siswa mendemonstrasikan kembali sesuai dengan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru. Berdasarkan uraian di atas diasumsikan bahwa penggunaan metode demonstrasi merupakan metode yang cocok untuk di gunakan untuk mengembangkan siswa dalam memperagakan materi yang berkenaan dengan teori yang di aplikasikan dengan praktikum, misalnya pada mata pelajaran matematika pada pecahan sederhana. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di atas diduga bahwa melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada materi pecahan sederhana kelas III SDN 03 Nglebak semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah melalui penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada peserta didik kelas III SDN 03 Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di SDN 03 Nglebak. Secara khusus penelitian dilakukan pada peserta didik kelas III. Jenis data yang dikumpulkan dalam berupa data utama (primer) dan data pendukung (sekunder). Sumber data utama adalah peserta didik yang meliputi nilai hasil ulangan. Sedangkan data pendukung berupa hasil pengamatan yang berasal dari teman sejawat yang ikut menjadi observer selama proses pembelajaran. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas yaitu tes dan non tes yang meliputi: pengamatan/observasi, dokumentasi. Di dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan data kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila memenuh indikator sebagai berikut: 1) Guru mampu membuat pembelajaran menjadi efektif, menyenangkan dan mengajak peran aktif siswa dalam pembelajaran. 2) Peserta didik dapat memahami hakekat belajar sehingga belajar menjadi suatu kebutuhan, bukan paksaan. 3) Adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana. Rata-rata keaktivan siswa minimal 75 % dari seluruh siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. 4) Hasil belajar matematika pecahan sederhana siswa kelas III SDN 03 Nglebak nilai rataratanya 67 dan ketuntasan kelas (banyaknya siswa yang memperoleh nilai 67) sekurang-kurangnya 75 % dari jumlah seluruh siswa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Demikian seterusnya dilakukan berulang-ulang (jumlah siklus yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dua siklus). Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Hal-hal yang kurang sesuai pada siklus I diperbaiki pada siklus II. 4.1. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Deskripsi kondisi awal Berdasarkan data hasil pengamatan yang berlangsung pada bulan Januari tahun 2017 terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi operasi bilangan pecahan sederhana di kelas III SD Negeri 03 Nglebak masih terdapat banyak kekurangan. Suasana kelas pada kondisi awal, peserta didik ada yang bermalasmalasan, gaduh di dalam kelas. Peserta 111
didik terlihat belum antusias dalam mengikuti pelajaran, motivasi untuk belajar kurang. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam operasi bilangan pecahan sederhana juga dapat dilihat dari hasil pre tes yang dilakukan peneliti. Hasil ulangan diikuti oleh 12 peserta didik diperoleh hasil dengan rata-rata 57,5 dengan persentase ketuntasan 33%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka perlu dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan motivasi belajar, pemahaman, prestasi belajar, dan aktivitas peserta didik pada kegiatan pembelajaran matematika operasi bilangan pecahan sederhana. Siklus I Perbaikan pembelajaran pada siklus I ini melakukan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi. Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini, guru sebagai peneliti dan pelaksana pembelajaran, terlebih dahulu menyusun perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan dan refleksi. Perencanaan Pada tahap awal kegiatan ini guru mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, mendiskusikan penggunaan metode dan media dalam pembelajaran. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan, yaitu materi pelajaran Matematika pecahan sederhana dengan metode pembelajaran demonstrasi. Guru juga menyiapkan instrumen (lembar pengamatan, pedoman diskusi, tes akhir) Pada Inti guru mencantumkan materi pelajaran tentang pecahan sederhana, sebagai pedoman dalam menyampaikan materi pelajaran. Selanjutnya merencanakan skenario pembelajaran yang tertuang pada langkah-langkah pembelajaran, yang terdiri dari kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Akhir Pada akhir kegiatan ditampilkan tes evaluasi berupa uji kompetensi tantang materi pelajaran, berupa soal pecahan sederhana. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap awal kegiatan, guru mengecek kelengkapan alat peraga yang akan digunakan untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar. Setelah semua siap guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa. Guru melanjutkan dengan memberikan motivasi berupa cerita yang berhubungan dengan pecahan yaitu : Ibu harni mempunyai 1 buah jeruk, kemudian dibelah menjadi 2 sama besar. Tiap belahan jeruk tersebut merupakan setengah dari seluruh buah jeruk. Dilanjutkan dengan menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. Pada kegiatan inti guru memperlihatkan contoh beberapa benda-benda yang bisa dipotong-potong yang ada di sekitar siswa, siswa diminta menyebutkan lebih banyak contoh benda-benda yang bisa dipotongpotong yang ada di sekitar siswa. Kemudian guru memberikan peragaan (demonstrasi) tentang pecahan di depan kelas menggunakan roti atau buah, siswa diarahkan untuk menyebutkan nilai pecahan dari peragaan yang dilakukan guru. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang pecahan yang guru peragakan, yaitu: Anak - anak berapa nilai pecahan yang Ibu peragakan tadi? Beberapa siswa kemudian diminta maju ke depan kelas untuk menuliskan hasil pecahan dari peragaan yang guru tunjukkan di depan kelas. Pada akhir kegiatan siswa dengan dibantu guru menyimpulkan pembelajaran tentang pecahan yang telah mereka pelajari. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai pembelajaran hari ini. Proses pembelajaran yang terjadi pada siklus 1 menunjukkan adanya suatu perubahan tingkah laku peserta didik saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik nampak antusias, aktif dan senang dengan penggunaan metode pembelajaran Demonstrasi. Setiap peserta didik berusaha memecahkan masalah sesuai dengan petunjuk guru. Hasil analisis tes menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 70 dan nilai terendah 50 dengan 112
rata-rata kelas 63,7. Dilihat dari ketuntasan belajar siswa, maka dari 12 siswa yang sudah berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 8 siswa (67%) dan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 4 siswa (33%) Berdasarkan refleksi, yaitu dengan membandingkan tindakan hasil nilai kondisi awal dan siklus I, dilihat dari proses pembelajaran peserta didik terjadi peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, kemampuan peserta didik dalam menjawab soal meningkat. Sedangkan dilihat dari hasil belajar Nilai terendah meningkat dari 40 menjadi 50, nilai tertinggi masih sama 70, nilai ratarata meningkat dari 57,5 menjadi 64,2. Dengan ketuntasan belajar 67% Siklus II Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut: a) memberikan motivasi kepada peserta didik misalnya dengan memberikan penghargaan baik verbal maupun non verbal, b) guru mengubah posisi tempat duduk siswa dari model klasikal menjadi 4 orang pada masingmasing kelompok, c) guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Perencanaan Pada tahap awal kegiatan ini guru mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, mendiskusikan penggunaan metode dan media dalam pembelajaran. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan, yaitu materi pelajaran Matematika pecahan sederhana dengan metode pembelajaran demonstrasi. Guru juga Menyiapkan lembar kerja siswa dan soal evaluasi untuk mengevaluasi hasil belajar siswa siklus II Pada kegiatan inti guru mencantumkan materi pelajaran tentang pecahan sederhana, sebagai pedoman dalam menyampaikan materi pelajaran. Selanjutnya merencanakan skenario pembelajaran yang tertuang pada langkah-langkah pembelajaran, yang terdiri dari kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Akhir Pada akhir kegiatan ditampilkan tes evaluasi berupa uji kompetensi tantang materi pelajaran, berupa soal pecahan sederhana. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap awal kegiatan, guru mengajak berdoa dilanjutkan menyampaikan skenario pembelajaran yang akan dilewati bersama. Guru lalu menanyakan materi sebelumnya, beberapa siswa mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru. Terdapat beberapa siswa yang tidak mau menjelaskan, tetapi kemudian guru menyakannya. Beberapa siswa ada yang terlihat bosan dengan pembelajaran ini. Maka guru segera memberikan motivasi dengan mengatakan bahwa pada kesempatan kali ini kita akan belajar di luar kelas, siswa merespon dengan positif. Kemudian guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Setelah itu guru mengecek kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran. Pada kegiatan inti guru mengajak siswa bernyanyi sambil senam otak dengan gerakan tangan ke kanan dan kiri, tujuannya agar siswa bisa termotivasi untuk belajar dan bisa tercipta iklim pembelajaran yang menyenangkan. Dengan dipandu guru, siswa membuat kelompok yang tiap kelompok berjumlah 3-4 anak. Kemudian guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk melakukan peragaan perbandingan pecahan dengan menggunakan potongan kertas/gambar dengan melihat luas sesuai dengan LKS masing-masing kelompok. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengerjakan tugas masing-masing kelompok. Setelah selesai melakukan tugas kelompok, dengan dipandu guru kelompok bergantian mendemonstrasikan hasil diskusi materi pecahan di depan kelas, kelompok yang lain memperhatikan. Guru memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dengan melakukan tanya jawab terlebih dahulu sebelumnya. Guru 113
memberikan tes evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Hasil Pengamatan pada Proses Pembelajaran Proses pembelajaran yang terjadi pada siklus II menunjukkan adanya suatu perubahan tingkah laku peserta didik saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik sudah berpatisipasi aktif dalam pembelajaran melalui demonstrasi dalam kelompok, siswa secara keseluruhan juga sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran Setiap peserta didik berusaha memecahkan masalah sesuai dengan petunjuk guru. Hasil analisis tes menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 60 dengan rata-rata kelas 80,0. Dilihat dari ketuntasan belajar siswa, semua siswa yang sudah berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (83%) 5.1. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pelaksanaan penelitian dapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode pembelajaran Demonstrasi meningkatkan hasil belajar Matematika pecahan sederhana. peningkatan ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dalam setiap siklus. Pada pra siklus ketuntasan belajar siswa sebesar 33% (4 siswa). Dengan diadakannya tindakan pada siklus I, ketuntatasn belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 67% (8 siswa). Sedangkan pada siklus II, ketuntasan belajar siswa dapat mencapai 83% (10 siswa). Jadi berdasarkan pengamatan penelitian membuktikan bahwa melalui penggunaan metode pembelajaran Demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika pecahan sederhana pada peserta didik kelas III SD Negeri 03 Nglebak kecamatan Tawangmangu kabupaten Karanganyar. Saran ; 1) Dalam menyampaikan proses pembelajaran guru sebaiknya tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dengan demikian siswa bisa lebih berani dan mampu untuk menerima materi yang disajikan. 2. Untuk menjadikan pembelajaran matematika bisa lebih baik disarankan seorang guru bisa melakukan pola pembelajaran yang didesain sedemikian rupa yang mengacu terhadap situasi siswa. 3. Guru sebaiknya mengusahakan media pembelajaran benda-benda konkret yang berada disekitar siswa dapat menghilangkan verbalisme dan menyenangkan. 4. Siswa perlu dilatih untuk bergaul dan bekerjasama yang harmonis dalam kelompoknya dengan kegiatan yang positif. Oleh karena itu bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas tertentu merupakan cara yang efektif untuk melatih sifat sosial pada siswa. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. [2]. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara, 2006. [3] Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011. [4] Asep, Jihad dan Abdul, Haris. Evaluasi Pembelajaran. Jogjakarta: Multi Precindo, 2008. [5] Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2006. [6] Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008. [7] Karso, dkk. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka, 2010. [8] Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT.Prestasi Pustakaraya, 2012. [9] Mutijah dan Ifada Novikasari. Bilangan dan Aritmatika. Jogjakarta: Grafindo Litera Media, 2009. [10] Nasution. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar 114
dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. [11] Sadiman, Arif S. Media Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1993. [12] Syah, Muhibbin. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999. [13] Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. [14] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012. [15] Sundayana, Rostina. Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta, 2013. [16] Syaodih, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,, 2005. [17] Tukiran, Taniredja. Penelitian Tindakan Kelas (Untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis dan Mudah). Bandung: Alfabeta, 2010. 115