TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PELAJARAN PENJASORKES DI SMK

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

PENDAHULUAN. Andri Irawan

KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016. E-Journal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

Kata Kunci: Kemampuan Gerak Dasar.

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAX) UKM BOLA VOLI PUTRA PJKR UNTAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH: SABINA ANDEK NIM F

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN RUSADI PARYANTO NIM : F

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

Andrianus Rio Elmino, Eka Supriatna, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

PERAN GURU PENJAS TERHADAP KEBUGARAN (KESEGARAN) JASMANI SISWA

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI 02 BALEDONO DI KECAMATAN PURWOREJO

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SMPN 4 DEPOK BERDASARKAN PRESTASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Sport Sciences and Fitness

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Angka perokok masih cukup tinggi sekitar 1 miliyar laki-laki di dunia

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TINGKAT KOORDINASI MATA- TANGAN-KAKI MAHASISWA PJKR FKIP UMMI ANGKATAN TAHUN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMAN

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SMP MUHAMMADIYAH NGADIROJO ARTIKEL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas/olahraga secara teratur, tidur yang cukup dan tidak merokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

TINGKAT KEDISIPLINAN MAHASISWA DALAM PROSES PERKULIAHAN JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN PRODI PENJASKESREK PONTIANAK 2014

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

TINGKAT PEMAHAMAN MEMBER FITNESS TERHADAP FASE DAN PRINSIP-PRINSIP LATIHAN BEBAN DI CAKRA SPORT CLUB, HECIENDA DAN PESONA MERAPI

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

Unnes Journal of Sport Sciences

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

TINGKAT KETERAMPILAN MOTORIK SISWA TUNAGRAHITA DI SMPLB SE-KOTA PONTIANAK TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

OPINI PENYEBAB DAN PENANGANAN TERAPI MASASE PADA PASIEN CEDERA OTOT TUMIT DI PHYSICAL THERAPY CLINIC

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN UMUR TAHUN DI SLB SE KULONPROGO E-JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

SURVEI TINGKAT DAYA TAHAN JANTUNG PARU MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

HAMBATAN MAHASISWA REGULAR B PRODI PENJASKESREK FKIP UNTAN DALAM MENYELESAIKAN PROPOSAL SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

Transkripsi:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA Deanti Muda Ifafah, Victor G.Simanjuntak, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi FKIP Untan, Pontianak Email : deanti.28ifafah@gmail.com O Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kebugaran jasmani pada pegawai administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani pegawai administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak. Metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif dengan bentuk survei. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Mei 2015 di halaman depan FKIP Untan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 89 orang. Sampel berjumlah 19 orang. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kebugaran jasmani pegawai administrasi FKIP Untan Pontianak tergolong pada 5 kategori yaitu sangat baik sebanyak 1 orang atau sebesar 5,2%, kategori baik sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, kategori sedang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, kategori kurang sebanyak 6 orang atau sebesar 31,5%, dan kategori sangat kurang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%. Secara keseluruhan status kebugaran jasmani pegawai FKIP Untan Pontianak dalam kategori Kurang. Yaitu berjumlah 6 orang atau sebesar 31,5%. Kata Kunci: Kebugaran Jasmani, Pegawai Administrasi. Abstact: The problem in this research is how the level of physical fitness to the administrative staff the Faculty of Education University of Tanjungpura Pontianak. The purpose of this study was to determine the level of physical fitness administrative staff the Faculty of Education University of Tanjungpura Pontianak. The method used is descriptive method with a survey form. This research was conducted on May 22, 2015 on the front page FKIP Untan. The population in this study amounted to 89 people. Samples numbered 19 people. Based on the results of physical fitness level administrative staff FKIP Untan Pontianak classified in five categories: very good as much as 1 person or 5.2%, both categories as many as 4 people or by 21.1%, the category was as much as 4 people or by 21.1 %, less category as much as 6 people or 31.5%, and the category is very less as many as 4 people or by 21.1%. Overall physical fitness status of employees FKIP Untan Pontianak in the category less. Which amounted to 6 people, or 31.5%. Keywords : Physical Fitness, Administrative Staff. lahraga merupakan satu kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat, bahkan seiring dengan berkembangnya zaman, olahraga merupakan suatu aktivitas penting yang harus dilakukan untuk dapat melangsungkan aktivitas kehidupan yang lainnya. 1

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup) (H.Y.S.Santoso Giriwijoyo dan Dikdik Zafar Sidik, 2013:18). Artinya olahraga merupakan alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan serta olahraga juga merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Olahraga terbukti dapat meningkatkan kebugaran seseorang. Berolahraga adalah salah satu alternatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab berolahraga mempunyai multi manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress, lebih mampu berkonsentrasi), dan manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi), (Djoko Pekik Irianto, 2004:9). Hasil penulisan menunjukkan olahraga juga dapat membantu mencegah terjadinya serangan jantung, mengontrol berat badan, secara berangsur-angsur membangkitkan perasaan sejahtera, dan meningkatkan kreativitas (Gabe Mirkin dan Marshall Hoffman, 1984: 1). Tingkat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melakukan tugas sehari-hari. Semakin tinggi tingkat kebugaran seseorang makin tinggi pula kerja fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerja makin produktif jika kebugaran jasmaninya makin meningkat. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan fisik seseorang untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan produktif. Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan aktivitas gerak dan kegiatan seseorang dalam melakukan pekerjaan. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu tidak sama, kebugaran jasmani yang dibutuhkan oleh anak berbeda dengan yang dibutuhkan orang dewasa. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti (Surjadji, 2000:1). Menurut Surjadji (2000: 1) ada sepuluh komponen kebugaran jasmani yaitu: (a) daya tahan kardiovaskuler (cardiovasculer endurance), (b) daya tahan otot (muscle endurance), (c) kekuatan otot (muscle strength), (d) kelenturan (flexibility), (e) komposisi tubuh (body composition), (f) kecepatan gerak (speed of movement), (g) kelincahan (agility), (h) keseimbangan (balance). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, apabila seseorang memiliki kebugaran jasmani yang baik, maka aktivitas sehari-hari yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik pula sehingga masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan pekerjaan yang lainnya. Aktivitas jasmani dalam hal ini mencakup lingkup yang cukup luas, yang lazim dilakukan dalam berbagai jenis pekerjaan, kegiatan pengisi waktu senggang dan kegiatan rutinitas sehari-hari. Derajat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, semakin tinggi derajat kebugaran jasmani seseorang semakin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerjanya semakin produktif apabila kebugaran jasmaninya semakin meningkat. Sebagian besar masyarakat zaman sekarang cenderung enggan untuk melakukan aktivitas fisik, kebiasaan seperti ini jika tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kemunduran fungsi organ bahkan dapat berdampak pada kesehatan. Namun hal ini dapat dicegah melalui olahraga yang baik dan teratur. Aktivitas olahraga yang dilakukan mempunyai manfaat yang banyak salah satunya adalah memperoleh kebugaran jasmani yang sangat penting bagi kesehatan. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat manusia harus bisa memenuhinya. Demi mengejar kebutuhan tersebut, manusia harus bekerja lebih giat lagi. Hal ini juga melibatkan jasmani yang bugar, 2

dengan keadaan jasmani yang bugar dapat membuat manusia lebih baik dalam melakukan aktivitasnya. Tidak terkecuali pegawai administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak, Olahraga yang ideal dilakukan tiga sampai lima kali dalam satu minggu. Sementara pegawai FKIP Untan jarang melakukan aktivitas gerak, sedangkan aktivitas gerak bermanfaat untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang baik, dari kebugaran yang baik dapat menghasilkan produktifitas kerja yang baik pula. Berdasarkan hasil observasi yaitu wawancara penulis dengan beberapa pegawai yang dilakukan pada tanggal 17 Februari 2015 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura terdapat permasalahan yang berkaitan dengan kebugaran jasmani yaitu kurangnya produktifitas dalam melakukan pekerjaan seperti mudah mengantuk, kurangnya konsentrasi, mudah mengalami kelelahan disebabkan minimnya kegiatan olahraga yang dilakukan oleh pegawai administrasi, dan postur tubuh yang terlalu berisi. Sementara beban kerja yang harus ditanggung sangat besar yaitu pegawai FKIP Untan bekerja selama sembilan jam, untuk menanggung beban kerja sebesar itu tentulah membutuhkan kebugaran jasmani yang baik. Agar mendapatkan jasmani yang bugar seseorang perlu melakukan aktivitas fisik yang melibatkan komponen kebugaran jasmani dan melalui metode yang baik dan benar. Dari pembahasan di atas, maka bisa dikatakan bahwa kebugaran jasmani sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja seseorang. Dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan seharihari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti bisa mengoptimalkan produktivitas kerja manusia tersebut. Untuk bisa mencapai kondisi jasmani yang prima, seseorang bisa melakukan aktivitas fisik yang melibatkan komponen kebugaran jasmani dengan teratur. Berbicara aktivitas fisik maka ada kaitannya dengan ketahanan kardiorespirasi. Menurut Len Kravitz (2001 : 5), ketahanan kardiorespirasi adalah kemampuan dari jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan grup otot-otot besar untuk melakukan latihan-latihan yang keras dalam jangka waktu lama. Dengan latihan tertentu, ketahanan kardiorespirasi akan meningkat. Semakin tinggi kemampuan fisik seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan tubuh dalam menangani beban kerja yang diberikan atau dengan kata lain dapat meningkatkan produktivitas kerja seseorang. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian karena terlihat para pegawai kurang produktif dalam melakukan pekerjaan sehingga peneliti tertarik untuk melihat kebugaran para pegawai administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. METODE Metode penelitian didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya Suharsimi Arikunto (2010:203). Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Purwanto (2010: 177) metode deskriptif adalah penelitian yang hanya melibatkan satu variabel pada satu kelompok, tanpa menghubungkan dengan variabel lain atau membandingkan dengan kelompok lain. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama yaitu untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Soekodjo Notoatmodjo, 2005:138). Penggunaan metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk survei dengan teknik tes yaitu pegawai melakukan tes lari atau 3

jalan selama 12 menit. Tes lari 12 menit yang dirancang oleh Cooper ini merupakan tes yang digunakan untuk mengukur daya tahan paru jantung, tes ini juga merupakan tes yang tergolong mudah dan murah sebab cukup memerlukan lintasan lari baik berupa lapangan, lintasan lari, atau dapat pula menggunakan jalan umum dan alat ukur waktu (jam tangan atau stopwatch). Beberapa ketentuan dalam pelaksaan test yaitu: 1) Gunakan jalur lari atau jalan dengan keadaan datar. Namun tempat yang paling efektif adalah menggunakan lintasan lari yang biasanya terdapat di dalam stadion mengelilingi lapangan sepak bola atau lapangan atletik, dengan jarak lingkaran adalah 400 meter. Hal ini bertujuan agar lebih mudah dalam melakukan mengawasan dan pengukuran jarak tempuh 2) Peserta tes: berlari selama 12 menit dari saat diberikan aba-aba: ya hingga batas waktu 12 menit habis dengan ditandai bunyi pluit. Apabila sebelum waktu 12 menit selesai, namun peserta tes merasa kelelahan maka ia dapat meneruskan dengan berjalan kemudian lari lagi. 3) Pencatatan skor: jarak lari atau berjalan yang berhasil ditempuh selama 12 menit dicatat sebagai skor akhir peserta tes. 4) Penilaian: catatan waktu yang berhasil dicapai oleh setiap peserta tes (Wahjoedi, 2001: 74). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ada di Universitas Tanjungpura yang berjumlah 39 orang. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Proposive sampling. Menurut Sugiyono (2013: 124) Proposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti mengambil pegawai negeri administrasi FKIP Untan yang berjumlah 19 orang sebagai sampel penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Tidak memiliki riwayat penyakit yang berat 2. Bersedia menjadi sampel dalam penelitian guna mengetahui tingkat kebugaran jasmani yang dimiliki. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei tes yang merupakan suatu cara pengumpulan data untuk dianalisis. Adapun norma tes Cooper lari 12 menit adalah sebagai berikut: Tabel 1 Tingkat Kebugaran Paru-Jantung Tes Lari 12 Menit Berdasarkan Usia Untuk Pria. Pria (Usia Th.) Status 20-29 30-39 40-49 50+ >2.85 >2.72 >2.66 >2.55 Sempurna 2.64-2.84 2.52-2.71 2.47-2.65 2.32-2.54 Sangat baik 2.40-2.64 2.34-2.51 2.24-2.46 2.10-2.54 Baik 1.11-2.39 2.10-2.33 2.00-2.23 1.87-2.09 Sedang 1.96-2.10 1.89-2.04 1.84-1.99 1.65-1.86 Kurang <1.96 <1.89 <1.83 <1.65 Sangat kurang 4

Tabel 2 Tingkat Kebugaran Paru-Jantung Tes Lari 12 Menit Berdasarkan Usia Untuk Wanita Wanita (Usia Th.) Status 20-29 30-39 40-49 50+ >2.34 >2.24 >2.16 >2.10 Sempurna 2.16-2.33 2.08-2.23 2.00-2.15 1.90-1.09 Sangat baik 1.97-2.15 1.90-1.07 1.79-1.99 1.69-1.89 Baik 1.78-1.96 1.69-1.86 1.58-1.78 1.50-1.68 Sedang 1.54-1.77 1.51-1.68 1.41-1.57 1.35-1.49 Kurang <1.54 <1.51 <1.41 <1.35 Sangat kurang Sumber: Djoko Pekik Irianto, (2004: 104). Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif persentase dengan menggunakan rumus: Keterangan: x 100% Dp = deskriptif persentase n = jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah keseluruhan nilai Sumber: Mohammad Ali (dalam Nenengsih, 2012:32). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian survei tingkat kebugaran jasmani pada pegawai administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak 2015/2016 dilaksanakan selama satu hari sehingga tidak perlu waktu lama dalam penyelesaiannya. Dalam pelaksanaanya, penelitian ini dibantu oleh asisten penulis. Sebelum memulai tes sampel penelitian diberikan materi dan arahan baik itu nomor urut serta waktu dalam pelaksanaan tes, hal ini bertujuan agar sampel dapat mengikuti tes secara maksimal sehingga pada saat pelaksanaan tes sampel tidak merasa bingung selain itu hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam pelaksanaan tes. Penelitian ini dilakukan dengan teknik survei tes, variabel yang diukur adalah kebugaran jasmani Pegawai Administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjunpura Pontianak. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang sudah baku dari buku Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran 5

dan Kesehatan (Djoko Pekik Irianto, 2004: 103-104). Setelah data didapat selanjutnya dilakukan penghitungan statistik deskriptif persentase. Penghitungan deskriptif persentase tersebut digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengetahui gambaran tentang kondisi seluruh sampel, terkait dengan variabel yang diteliti. Penelitian survei tingkat kebugaran jasmani pada pegawai administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak 2015/2016 dilaksanakan selama satu hari sehingga tidak perlu waktu lama dalam penyelesaiannya. Dalam pelaksanaanya, penelitian ini dibantu oleh asisten penulis. Penelitian ini dilakukan dengan teknik survei tes, variabel yang diukur adalah kebugaran jasmani Pegawai Administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjunpura Pontianak. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang sudah baku dari buku Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan (Djoko Pekik Irianto, 2004: 103-104). Setelah data didapat selanjutnya dilakukan penghitungan statistik deskriptif persentase. Penghitungan deskriptif persentase tersebut digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengetahui gambaran tentang kondisi seluruh sampel, terkait dengan variabel yang diteliti. No. Tabel 3 Deskriptif Tingkat Kebugaran Jasmani Pegawai Administrasi FKIP Untan Kategori Tingkat Frekuensi Presentase Kebugaran 1 Sempurna 0 0 % 2 Sangat Baik 1 5,2 % 3 Baik 4 21,1 % 4 Sedang 4 21,1% 5 Kurang 6 31,5 % 6 Sangat Kurang 4 21,1 % Jumlah 19 100% Berdasarkan data deskriptif dan diagram batang tersebut menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani pegawai administrasi FKIP Untan Pontianak tergolong pada 5 kategori yaitu sangat baik sebanyak 1 orang atau sebesar 5,2%, kategori baik sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, kategori sedang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, kategori kurang sebanyak 6 orang atau sebesar 31,5%, dan kategori sangat kurang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kategori kurang sebesar 31,5% lebih tinggi dari kategori sangat baik yang hanya sebesar 5,2% dan kategori baik, sedang, sangat kurang sama besar yaitu 21,1%. 6

Tabel 4 Deskriptif Tingkat Kebugaran Jasmani Pegawai Laki-laki Administrasi FKIP Untan No. Kategori Frekuensi Presentase 1 Sempurna 0 0 % 2 Sangat Baik 1 7,6 % 3 Baik 3 23,1 % 4 Sedang 3 23,1 % 5 Kurang 3 23,1 % 6 Sangat Kurang 3 23,1 % Jumlah 13 100% Berdasarkan data deskriptif dan diagram batang tersebut menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani Pegawai Laki-laki Administrasi FKIP Untan Pontianak tergolong pada 5 kategori yaitu, sangat baik sebanyak 1 orang atau sebesar 7,6%, kategori baik sebanyak 3 orang atau sebesar 23,1%, kategori sedang sebanyak 3 orang atau sebesar 23,1%, kategori kurang sebanyak 3 orang atau sebesar 23,1% dan kategori sangat kurang sebanyak 3 orang atau sebesar 23,1%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kategori baik, sedang, kurang, sangat kurang sama besar yaitu sebanyak 23,1% dan kategori sangat baik hanya sebesar 7,6%. Tabel 5 Deskriptif Tingkat Kebugaran Jasmani Pegawai Perempuan Administrasi FKIP Untan. Kategori Frekuensi Presentase 1 Sempurna 0 0 % 2 Sangat Baik 0 0 % 3 Baik 1 16,6 % 4 Sedang 1 16,6 % 5 Kurang 3 50 % 6 Sangat Kurang 1 16,6 % Jumlah 6 100% Berdasarkan data deskriptif dan diagram batang tersebut menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani Pegawai Perempuan Administrasi FKIP Untan Pontianak tergolong pada 4 kategori yaitu baik sebanyak 1 orang atau sebesar 16.6%, kategori sedang sebanyak 1 orang atau sebesar 16,6%, kategori kurang sebanyak 3 orang atau 7

sebesar 50% dan kategori sangat kurang sebanyak 1 orang atau sebesar 16,6%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kategori baik, sedang, sangat kurang sama besar yaitu sebanyak 16,6% dan kategori kurang lebih banyak yaitu sebesar 59%. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian survei kebugaran jasmani pada Pegawai Negeri Administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak 2015/2016 yang dilakukan dengan tes Cooper Lari-jalan 12 menit dengan sampel yang berjumlah sebanyak 19 orang. Hasil penelitian ini yaitu berupa hasil data dari tes yang dilakukan dilapangan. Pelakasanaan penelitian berjalan dengan lancer walaupun terdapat beberapa kendala yang dialami seperti mengumpulkan pegawai, kondisi cuaca serta kendala lainnya yang telah penulis rasakan namun semua kendala tersebut dapat penulis atasi. Berdasarkan hasil yang telah didapat dalam penelitian ini, maka dapat dilihat pegawai yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang memenuhi kriteria baik akan menghasilkan kinerja yang maksimal. Berdasarkan data yang diperoleh tingkat kebugaran jasmani pegawai administrasi FKIP Untan Pontianak tergolong pada 5 kategori yaitu sangat baik sebanyak 1 orang atau sebesar 5,2%, kategori baik sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, kategori sedang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, kategori kurang sebanyak 6 orang atau sebesar 31,5%, dan kategori sangat kurang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kategori kurang sebesar 31,5% lebih tinggi dari kategori sangat baik yang hanya sebesar 5,2% dan kategori baik, sedang, sangat kurang sama besar yaitu 21,1%. Jumlah pegawai yang tergolong sangat baik sebanyak 1 orang atau sebesar 5,2%, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor performa dan usia. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan pegawai yang memiliki kriteria sangat baik pegawai tersebut ternyata rutin melakukan aktivitas olahraga diselasela waktu kesibukannya, dikarenakan kegemaran yang dimiliki didalam bidang olahraga, selain itu untuk menjaga berat badan ideal dan memiliki tubuh yang proporsional, karna tubuh yang ideal dapat menunjang peforma seseorang sehingga dapat menimbulkan kepercayaan diri, hal ini juga berdampak besar pada tingkat kebugaran jasmani yang dimiliki. Kemudian untuk pegawai yang tergolong kategori baik sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, pada kategori ini tidak jauh berbeda dengan kategori sangat baik, pandangan pegawai tentang pentingnya berolahraga juga menjadi motivasi pegawai untuk melakukan aktivitas olahraga rutin, serta memiliki pola hidup sehat. Selanjutnya untuk pegawai yang tergolong sedang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, pegawai yang tergolong pada kategori ini adalah pegawai yang beranggapan bahwa kesehatan itu mahal harganya, ingin terhindar dari berbagai penyakit. Itulah sebabnya pegawai mau tidak mau harus melakukan aktivitas olahraga diwaktu luang. Untuk pegawai yang tergolong pada kategori kurang sebanyak 6 orang atau sebesar 31,5%, pegawai yang tergolong pada kategori ini merupakan pegawai yang jarang melakukan aktivitas olahraga, adapun aktivitas olahraga yang dilakukan adalah hanya untuk mengisi waktu luang, oleh karena itu energi yang keluar pada saat melakukan pekerjaan sehari-hari akan semakin berkurang jika tanpa diimbangi dengan berolahraga guna menjaga peforma agar tetap prima. Serta pegawai yang tergolong pada kategori sangat kurang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, pegawai yang tergolong pada kategori ini merupakan pegawai yang jarang sekali melakukan aktivitas olahraga bahkan ada yang tidak pernah. Biasanya waktu senggang hanya dimanfaatkan untuk beristirahat dan berkumpul bersama 8

keluarga. Secara keseluruhan berdasarkan tes yang dilakukan sebagian besar menunjukkan kategori kurang yaitu berjumlah 6 orang atau sebesar 31,5%. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu, penelitian ini dilakukan setelah sampel melakukan senam pagi. Hal tersebut besar kemungkinannya membawa dampak terhadap data hasil penelitian dikarnakan energi yang dikeluarkan sudah cukup banyak, akibatnya sampel sudah merasakan kelelahan sehingga sampel tidak dapat melakukan tes secara maksimal. Senam pagi yang dilakukan merupakan kegiatan pagi perdana yang baru saja diselenggarakan lagi sebelum fakum sudah beberapa tahun di FKIP Untan. Selain itu faktor usia juga dapat mempengaruhi performa, kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh sampel dikarnakan pekerjaan yang dilakukan monoton juga menjadi faktor yang paling mendasar. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan tubuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga masih mempunyai sisa cadangan energi untuk melanjutkan aktifitas lain. Kebugaran merupakan kemampuan untuk melakukan aktifitas (pekerjaan). Semakin baik kebugaran jasmani yang dimiliki maka semakin produktif pula kinerja yang dihasilkan. Demi memperbaiki kualitas kinerja pegawai, dibutuhkan kebugaran yang baik, untuk itu kebugaran pegawai perlu ditingkatkan. Sebaiknya kegiatan senam pagi dilakukan secara teratur dan berkelanjutan, kemudian masing-masing individu lebih memperhatikan pola hidup sehat dan memelihara kebugarannya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tes kebugaran jasmani pegawai Administrasi FKIP Untan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah tingkat kebugaran jasmani pegawai administrasi FKIP Untan Pontianak tergolong pada 5 kategori yaitu sangat baik sebanyak 1 orang atau sebesar 5,2%, kategori baik sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, kategori sedang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%, kategori kurang sebanyak 6 orang atau sebesar 31,5%, dan kategori sangat kurang sebanyak 4 orang atau sebesar 21,1%. Secara keseluruhan tingkat kebugaran jasmani pegawai FKIP Untan Pontianak dalam kategori Kurang. Yaitu berjumlah 6 orang atau sebesar 31,5%. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan adapun saran yang dapat diajukan penulis yaitu: Selain kegiatan rutin berupa olahraga yang diadakan setiap satu minggu sekali seperti senam pagi, perlu adanya peningkatan kebugaran jasmani pegawai administrasi FKIP Untan Pontianak, dengan melakukan olahraga tiga kali dalam satu minggu agar kinerja yang dihasilkan dapat maksimal. Untuk mengukur kebugaran jasmani dapat menggunakan tes Cooper atau lari-jalan 12 menit. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Giriwijoyo, Santosa, H.Y.S. dan Dikdik, Zafar, Sidik. (2013). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Irianto, Pekik, Djoko. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. 9

Kravitz, Len. (2001). Panduan Lengkap Bugar Total. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mirkin, Gabe dan Marshall, Hoffman. (1984). Kesehatan Olahraga. Jakarta: PT Grafidian Jaya. Notoatmodjo, Soekodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Reineka Cipta. Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif (untuk Psikologi dan Pendidikan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Surjadji. (2000). Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda. Jakarta: Depdiknas. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Wahjoedi. (2001). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 10