BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Terdapat beberapa perspektif teori yang digunakan untuk menjelaskan. Teori legitimasi dan teori stakeholder digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan praktek. Menurut Deegan (2004) dalam Ratnasari (2011), teori stakeholder erat kaitannya dengan teori legitimasi. Kedua teori diatas, menjelaskan alasan suatu informasi oleh dalam laporan keuangan. 2.1.2 Teori Stakeholder Latar belakang pendekatan teori stakeholder yaitu karena adanya keinginan para manajer untuk membangun suatu kerangka kerja yang responsif terhadap masalah yang dihadapi yaitu adanya perubahan lingkungan (Freeman dan McVea,2011 dalam Badjuri,2011). Kelangsungan suatu tergantung dari dukungan para stakeholder, stakeholder dalam pengertian ini dikatakan sebagai individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam setiap keputusan atau aktivitas dari suatu. Teori stakeholder menjelaskan bahwa tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder. Perusahaan yang besar mempunyai biaya agensi yang besar terhadap stakeholder, maka dari itu yang besar akan lebih banyak mengungkapkan informasinya daripada yang kecil.
Stakeholder dianggap penting di dalam suatu dan mempunyai pengaruh terhadap jalannya aktivitas karena dalam menjalankan aktivitasnya tentu akan berhubungan dengan stakeholder yang jumlahnya sesuai dengan luas lingkup operasi suatu. Hubungan dan komunikasi yang baik antara dengan stakeholder sangat diperlukan supaya kegiatan usaha dapat berjalan sesuai dengan harapan. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam teori stakeholder dimana pada akhirnya akan memenuhi segala kebutuhan para stakeholder untuk mendapatkan dukungan seperti yang diharapkan. Semakin kuat stakeholder maka akan semakin besar usaha untuk dapat beradaptasi. dianggap sebagai bagian antara dengan stakeholder. Beberapa dekade terakhir ini, asumsi tentang definisi stakeholder telah berkembang dan berubah secara substansial (Ratnasari, 2011). Stakeholder berdasarkan karakteristiknya dapat dibagi menjadi dua yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder. Stakeholder primer adalah seseorang atau kelompok yang sangat berpengaruh dalam dan tanpa mereka tidak dapat bertahan untuk going concern, meliputi pemegang saham dan investor, karyawan, konsumen dan pemasok, bersama dengan yang didefinisikan sebagai kelompok stakeholder publik, yaitu pemerintah dan komunitas. Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai mereka yang mempunyai pengaruh atau dipengaruhi. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan. Kekuatan dari stakeholder
ditentukan oleh besar kecilnya kekuatan yang dimiliki stakeholder atas sumber tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). 2.1.2 Teori Legitimasi Legitimasi dalam suatu dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada dan sesuatu yang diinginkan atau dicari dari masyarakat (Ghozali dan Chariri, 2007). Teori legitimasi menjelaskan bahwa beroperasi dalam lingkungan eksternal yang berubah secara konstan dan berusaha meyakinkan bahwa perilaku mereka sesuai dengan batas-batas dan norma masyarakat (Michelon dan Parbonetti, 2010). Adanya teori legitimasi memberikan landasan bahwa harus menaati norma-norma yang berlaku di masyarakat dimana berada agar operasi dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya konflik dari masyrakat sekitar. Perwujudan legitimasi dalam dunia bisnis dapat berupa pelaporan kegiatan dan lingkungan, diharapkan akan memperoleh legitimasi dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang dengan cara mengungkapkan (Sayekti dan Wondabio, 2007). Teori legitimasi juga menjelaskan bahwa praktik tanggung jawab harus dilaksanakan agar aktivitas dan kinerja dapat diterima oleh masyarakat. Teori legitimasi menyediakan perspektif yang lebih komprehensif dalam. Teori ini secara eksplisit mengakui bahwa bisnis dibatasi oleh kontrak yang menyebutkan bahwa sepakat untuk menunjukkan berbagai aktivitas
nnya agar memperoleh penerimaan masyarakat akan tujuan yang pada akhirnya akan menjamin kelangsungan hidup. 2.1.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penejalasan mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha (Ghozali dan Chariri,2007). Secara konseptual, merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh laporan keuangan. Menurut World Bank (Fox, Ward dan Howard, 2002), merupakan komitmen sektor swasta untuk mendukung terciptanya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Sedangkan menurut sebuah organisasi dunia World Bisnis Council for Sustainable Development (WBCD) menyatakan bahwa adalah komitmen berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berperilaku secara etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada saat yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan keluarganya demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat secara luas (Solihin, 2009). Perusahaan dituntut untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola yang baik (good governance) memaksa untuk memberikan informasi mengenai aktivitas nya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana
sudah melaksanakan aktivitas nya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan dan keamanan dapat terpenuhi. Pertanggungjawaban diungkapkan di dalam laporan baik dalam annual report maupun sustainability reporting. Berdasarkan UU No.40 pasal 66 ayat 2 tahun 2007, wajib dimuat di dalam annual report. Sedangkan sustainablity reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan keberlanjutan. Ada beberapa tema, yaitu : 1) tema Kemasyarakatan, yang meliputi kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat sekitar (langsung maupun tidak langsung) seperti membina kemitraan dengan usaha kecil dan koperasi, di bidang pendidikan, kesehatan, seni dan budaya, 2) tema ketenagakerjaan, meliputi kegiatan pendidikan dan pelatihan pegawai, meningkatkan kesejahteraan pegawai, 3) tema produk, berupa peningkatan mutu produk dan pelayanan kepada konsumen (termasuk pasca penjualan), dan 4) tema lingkungan hidup, meliputi kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup sekitar, seperti penghijauan, mengurangi polusi dan pengolahan limbah. Dengan mengungkapkan dapat memberikan manfaat potensial bagi. Dalam ISO 26000 disebutkan manfaat bagi, yaitu : 1. mendorong lebih banyak informasi dalam pengambilan keputusan berdasarkan peningkatan pemahaman terhadap ekspektasi masyarakat, peluang jika kita
melakukan (termasuk manajemen risiko hukum yang lebih baik) dan risiko jika tidak ber secara. 2. meningkatkan praktek pengelolaan risiko dari organisasi. 3. meningkatkan reputasi organisasi dan menumbuhkan kepercayaan publik yang lebih besar. 4. meningkatkan daya saing organisasi. 5. meningkatkan hubungan organisasi dengan para stakeholder dan kapasitasnya untuk inovasi, melalui paparan perspektif baru dan kontak dengan para stakeholder. 6. meningkatkan loyalitas dan semangat kerja karyawan, meningkatkan keselamatan dan kesehatan baik karyawan laki-laki maupun perempuan dan berdampak positif pada kemampuan organisasi untuk merekrut, memotivasi dan mempertahankan karyawan. 7. memperoleh penghematan terkait dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi sumber daya, konsumsi air dan energi yang lebih rendah, mengurangi limbah, dan meningkatkan ketersediaan bahan baku. 8. meningkatkan keandalan dan keadilan transaksi melalui keterlibatan politik yang ber, persaingan yang adil, dan tidak adanya korupsi. 9. mencegah atau mengurangi potensi konflik dengan konsumen tentang produk atau jasa. 10.memberikan kontribusi terhadap kelangsungan jangka panjang organisasi dengan mempromosikan keberlanjutan sumber daya alam dan jasa lingkungan. 11. kontribusi kepada masyarakat dan untuk memperkuat masyarakat umum dan lembaga.
dalam penelitian ini menggunakan indeks GRI versi 3.1 tahun 2011 dengan item berjumlah 84. Penyesuaian item dan penambahan item baru pada tema ekonomi, dan lingkungan dalam indeks GRI versi 3.1. Indeks GRI versi 3.1 ini menjadi kelebihan dibandingkan dengan indeks GRI versi 3 tahun 2006. 2.1.4 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh, seperti aktiva, modal atau penjualan (Sudana, 2009). Profitabilitas menujukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan untuk mendapatkan keuntungan selama periode tertentu. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka akan semakin besar pula informasi nya. Keuntungan (profitabilitas) sangat penting bagi untuk mempertahankan pertumbuhan bisnisnya dan untuk memperkuat kondisi keuangan. Dalam mengukur tingkat profitabilitas, rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Return on Asset (Pengembalian atas asset). ROA yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diivestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan netto. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, yaitu : Laba bersih Return on Asset = Total Asset
2.1.5 Ukuran Perusahaan Ukuran dapat mempengaruhi luas informasi dalam laporan keuangan mereka. Secara umum, semakin besar suatu maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar dan akan mengungkapkan informasi lebih banyak dibandingkan dengan kecil. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas (Yuniati, 2000). Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti oleh para pemegang saham. Hal ini dikarenakan besar memiliki pengaruh yang besar terhadap lingkungan, baik dalam pemanfaatan sumber bahan baku, sumber energi, dan pengolahan limbah berbahaya. Perusahaan yang besar juga memiliki sumber daya yang lebih memadai sehingga memungkinkan untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemegang saham dibandingkan dengan kecil. Perusahaan kecil mungkin tidak memiliki informasi siap saji sebagaimana yang besar. Perusahaan kecil umumnya berada pada situsai persaingan yang ketat dengan yang lain. Secara teoritis yang besar tidak akan terlepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban. Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui laporan keuangan, maka dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. 2.1.6 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur. Perusahaan
dengan tingkat likuiditas yang tinggi dianggap mampu untuk mengelola bisnisnya, sehingga tingkat resiko yang dihasilkan rendah. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi merupakan gambaran keberhasilan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu. Hal ini akan menunjukkan kemampuan yang kredibel sehingga image yang positif dan kuat terhadap tersebut. Image positif akan semakin memungkinkan pihak stakeholders untuk selalu ada pihak atau mendukung perupsahaan tersebut (Suryono, 2011). Perusahaan menambah kepercayaan dan image positif kepada masyarakat dengan cara mempublikasikan informasi tambahan yang merepresentasikan kegiatan yang peduli terhadap tanggung jawa dan lingkungan. Mempublikasikan Sustainability Report menjadi salah satu cara untuk semakin meyakinkan bahwa mereka melakukan tanggungjawab dan lingkungan. Rasio likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan Current Ratio (CR). 2.1.7 Leverage Leverage merupakan salah satu rasio keuangan. Menurut peneliti Sofyan (2008), rasio leverage menggambarkan kemampuan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila dilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan seberapa besar dibiayai oleh pihak luar atau kreditor. Adapun rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio hutang terhadap total aktiva) yaitu perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva yang diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : Debt to Total Asset Ratio = 2.1.8 Kinerja Perusahaan Total hutang Total Aktiva. Kinerja adalah tampilan keadaan dalam periode tertentu.untuk menilai kinerja dibutuhkan informasi. Informasi merupakan kebutuhan bagi investor dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi sehingga kepentingan yang diambil dapat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Kinerja dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik mengenai gambaran posisi keuangan suatu. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan digunakan oleh pihak-pihak tertentu seperti investor, kreditur, manajer, calon kreditur, karyawan, pemerintah dan masyarakat yang masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda. Untuk menilai prestasi dan kondisi suatu diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio, yang menunjukkan hubungan antara 2 data keuangan. 2.2 Review Penelitian terdahulu (Theoretical Mapping) Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik terhadap di
Indonesia telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Beberapa penelitian tersebut adalah: Dita Rohmah (2015) meguji faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam laporan sustainability menggunakan metode analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 22. Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 sampai 2013, dengan sampel sebanyak 21. Hasil penelitian menemukan bahwa ukuran dewan komisaris independen dan kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan terhadap sedangkan kepemilikan institusional, ukuran, profitabilitas berpengaruh terhadap. Andi Kartika (2010) menguji pengaruh size, profitabilitas, basis, tipe dan likuiditas terhadap tanggung jawab. Hasil penelitian menemukan bahwa ukuran dan tipe mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap. Profitabilitas, basis dan likuiditas tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap. Penelitian yang dilakukan oleh Novita dan Chaerul (2007) yang berjudul pengaruh struktur kepemilikan terhadap luas pada laporan tahunan (studi empiris pada yang tercatat di BEI) tahun 2006. independen yang digunakan adalah kepemilikan asing dan kepemilikan institusional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan
asing dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap. Anggraini (2006) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh kepemilikan manajemen, leverage, ukuran, tipe industri dan profitabilitas terhadap yang dilakukan oleh di Indonesia. Anggraini menggunakan metode content analysis untuk menghitung di Indonesia. Anggraini menemukan bahwa kepemilikan manajemen dan tipe industri berpengaruh secara signifikan terhadap yang dilakukan oleh di Indonesia. Anggara (2010) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi corporate social responsibility dalam laporan tahunan (studi empiris pada manufaktur yang terdaftar di BEI). Penelitian ini menggunakan variabel ukuran, profitabilitas, leverage dan ukuran struktur kepemilikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dan profitabilitas berpengaruh terhadap CSR. Sedangkan leverage dan ukuran struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR. Putri dan Yulius (2014) menyatakan bahwa profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap. Sedangkan likuiditas tidak berpengaruh positif terhadap tanggung jawab. Penelitian Faisal Nurfahmi (2015) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris, profitabilitas berpengaruh terhadap. Sedangkan media exposure dan umur
tidak mempengaruhi. Sembiring (2005) melakukan penelitian mengenai hubungan antara karakteristik dan di Indonesia. Karakteristik dalam penelitian ini terdiri atas ukuran, profitabilitas, tipe industri, ukuran struktur kepemilikan dan leverage. Penelitian ini menemukan bahwa ukuran, ukuran struktur kepemilikan dan tipe industri mempunyai pengaruh terhadap di Indonesia. Hasil penelitian Suhaenah (2011) menyatakan bahwa ukuran, profitabilitas dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Wijaya (2010) menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, leverage, profitabilitas, kinerja lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap tanggung jawab sedangkan ukuran berpengaruh signifikan terhadap. Md Zabid Abdul, Saaditul Ibrahim (2002) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam sikap manajer yang bekerja di perbankan, telekomunikasi, manufaktur dan konstruksi terhadap. Faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan sikap terhadap adalah didikan keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh Khaled Hussainey (2011) menunjukkan bahwa firm size, environmental sensitivity, consumer sensitivity, media exposure, firm age, share ownership concentration by the largest shareholder dan
institutional share holding tidak berpengaruh terhadap tanggung jawab. Tabel 2.1 Review Peneliti Terdahulu No Nama Peneliti 1 Rohmah (2015) Judul Hasil Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi corporate social responsibility di dalam laporan Sustainability 1. ukuran dewan komisaris 2. kepemilikan asing 3.kepemilikan institusional 4. profitabilitas 5. ukuran Ukuran dewan komisaris independen, kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan Kepemilikan institusional, ukuran, profitabilitas berpengaruh terhadap secara simultan 2 Kartika (2010) Karakteristik Perusahaan dan (Studi empiris pada manufaktur yang terdaftar di BEI) 1.size 2.profitabilitas 3.basis 4.tipe 5.likuiditas Ukuran dan tipe mempunyai pengaruh yang positif dan siginifikan terhadap Profitabilitas, basis dan likuiditas tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
3 Novita dan Chaerul (2007) Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap luas pada laporan tahunan. dependen : tanggungjawab Kepemilikan asing dan institusional Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan asing dan institusional tidak berpengaruh terhadap 4 Anggraini (2006) Informasi Sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam laporan keuangan tahunan dependen : Kepemilikan manajemen dan tipe industri Kepemilikan manajemen dan tipe industri berpengaruh secara signifikan terhadap yang dilakukan oleh di Indonesia 5 Anggara (2010) 6 Putri dan Yulius (2014) Faktor-faktor yang mempengaruhi corporate social responsibility dalam laporan tahunan Pengaruh profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap corporate social responsibility Independen; 1.Ukuran 2.struktur kepemilikan 3. profitabilitas 4. leverage 1. profitabilitas 2. likuiditas 3. leverage Ukuran dan profitabilitas berpengaruh terhadap CSR. Sedangkan leverage dan ukuran struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR Profitabilitas, likuiditas dan leverage tidak berpengaruh terhadap
7 Sembiring (2005) Hubungan antara karakteristik dan pengumgkapan CSR di Indonesia 1.ukuran 2.struktur kepemilikan 3. tipe industri Ukuran, struktur kepemilikan dan tipe industri mempengaruhi CSR yang dilakukan oleh di Indonesia 8 Suhaenah (2011) 9 Wijaya, M (2010) 10 Abdul dan Ibrahim (2002) Analisis pengaruh ukuran, profitabilitas dan leverage terhadap Faktor-faktor yang mempengaruhi pada manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Executive and management attitudes towards Corporate Social Responsibility in 1.ukuran 2. profitabilitas 3. leverage 1. ukuran dewan komisaris 2. leverage 3. profitabilitas 4.kinerja lingkungan 5.ukuran Ukuran perusahan, profitabilitas dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap Ukuran dewan komisaris, leverage, profitabilitas, kinerja lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap sedangkan ukuran berpengaruh signifikan terhadap Ada perbedaan yang signifikan dalam sikap manajer yang bekerja di perbankan, telekomunikasi, manufaktur dan konstruksi terhadap
11 Hussainey, et al (2011) Malaysia Factors Affecting Corporate Social Responsibility Disclosure in Egypt Sikap manajemen dan didikan keluarga 1. size 2. environmental sensitivity 3.consumer sensitivity 4.media exposure 5. firm age 6.share ownership. Faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan sikap terhadap adalah didikan keluarga. Firm size, environmental sensitivity,consumer sensitivity, media exposure,firm age,share ownership tidak berpengaruh terhadap