KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati

ANALISIS KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

YOGYAKARTA, 9 SEPTEMBER 2017 FGD "P3GI" 2017

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7 1

Tahun Harga Kakao Harga Simulasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditi strategis bagi perekonomian Indonesia, karena merupakan salah satu dari sembilan

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMBINAAN PERAN INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL.

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN GULA KRISTAL RAFINASI DI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tebu, tembakau, karet, kelapa sawit, perkebunan buah-buahan dan sebagainya. merupakan sumber bahan baku untuk pembuatan gula.

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Gambar 15 Diagram model sistem dinamis pengambilan keputusan kompleks pengembangan agroindustri gula tebu.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

7 SIMULASI MODEL DINAMIS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

M.Ikhlas Khasana ( ) Mengetahui berbagai dampak kebijakan persawitan nasional saat ini. Pendahuluan. ekspor. produksi.

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada. sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien dan produktif?

matematis. Formulasi matematis ini menunjukkan keterkaitan antara setiap variabel yang saling berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

I Ketut Ardana, Hendriadi A, Suci Wulandari, Nur Khoiriyah A, Try Zulchi, Deden Indra T M, Sulis Nurhidayati

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

Adityas Ismawati NRP Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya

V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and

V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI GULA DI INDONESIA

4.3. PENGEMBANGAN MODEL

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB V ANALISA PERILAKU MODEL DASAR

MIMPI MANIS SWASEMBADA GULA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini

4 PEMBANGUNAN MODEL. Gambar 13. Diagram sebab-akibat (causal loop) antar faktor sediaan beras. Bulog Jumlah penduduk. Pedagang pengumpul

1 UNIVERSITAS INDONESIA Rancangan strategi..., R. Agung Wijono, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di Pulau Jawa. Sementara pabrik gula rafinasi 1 yang ada (8 pabrik) belum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

3.3. PENGEMBANGAN MODEL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan yang akan dianalisis dengan alat-alat analisis

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

KEBIJAKAN PERDAGANGAN GULA INDONESIA DAN KESEJAHTERAAN PETANI TEBU

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

8 ANALISIS KESEIMBANGAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PEMERATAAN DISTRIBUSI KEUNTUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia gula merupakan komoditas terpenting nomor dua setelah

BAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang

SURVEI PEMBENTUKAN HARGA BERAS DI KOTA KUPANG

HALAMANJUDUL TESIS TI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional

E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT UNTUK MEMAJUKAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM STRATEGI PERSAINGAN BISNIS

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

Menuju Kembali Masa Kejayaan Industri Gula Indonesia Oleh : Azmil Chusnaini

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian

BAB VI PERANCANGAN KEBIJAKAN. 6.1 Arah Kebijakan dan Proses Perancangan Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik)

Transkripsi:

KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM Disusun oleh : Lilik Khumairoh 2506 100 096 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M. Eng.

Latar Belakang Gula : UU No.7/1996 Keppres No.57/2004 Dinamika Rantai Pasok Konsumsi Gula Produktivitas Impor Gula Sistem Dinamik Pengembangan Pergulaan Nasional Fluktuasi Harga Gula Rendemen Lahan Tebu dan Pabrik Gula Rendah Distorsi Distribusi Rantai Pasok

Perumusan Masalah Seberapa efektif kebijakankebijakan yang telah dan hendak dilakukan oleh pemerintah terkait dengan dinamika perkembangan industri gula nasional, khususnya terkait dengan hubungan antar pemasok dalam jaringan distribusi.

Tujuan Penelitian Mengkaji hubungan keterkaitan antar pelaku dalam rantai pasok pergulaan nasional Memodelkan hubungan antar pelaku rantai pasok pergulaan nasional dalam upaya memperkokoh industri gula nasional Mengetahui gambaran dinamika harga yang diterima oleh para pelaku rantai pasok industri gula, dan pengaruhnya pada pengembangan industri gula nasonal

Manfaat Penelitian Mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku dinamis rantai pasok pergulaan nasional Menyajikan berbagai skenario perbaikan hubungan kelembagaan rantai pasok yang diharapkan dapat lebih efektif dalam mendukung pengembangan industri gula nasional.

Ruang Lingkup Penelitian Mencakup berbagai pihak yang terkait dengan pergulaan nasional, meliputi: Pemerintah, Industri gula, dan Jaringan distribusi Membahas keterkaitan petani sebagai supplier utama pabrik gula. Harga gula yang dikaji dalam penelitian ini adalah harga yang diterima oleh masing-masing pelaku yang didalamnya telah mencakup perhitungan harga atas biaya produksi bagi pabrik gula dan biaya pengadaan gula bagi distributor dan pedagang. Asumsi Masing-masing pelaku rantai pasok tidak dapat mempengaruhi harga yang diterima oleh pelaku pada hierarki yang lebih hulu Peran pemerintah dalam kajian yang hendak dilakukan lebih condong sebagai regulator melalui kebijakan yang berpihak kepada pengembangan industri gula nasional Industri gula yang ada masih dapat direvitalisasi dalam meningkatkan produktivitas gula nasional.

Riset Review Nama Tahun Industri Gula Kelembagaan SCM Sistem Dinamik Arvitrida 2008 Saptana et al. 2006 Rusastra et al. 2006 Priyadi 2006 Khumairoh 2009

Flowchart Penelitian

Gambaran Umum Sistem Pemerintah Impor Gula Rafinasi PG Rafinasi Petani Tebu Pedagang Konsum PG Kristal Asosiasi Petani Impor Gula Kristal Asosiasi Pedagang

Keterkaitan Pelaku Pergulaan Nasional Supplier Mesin Produksi Supplier Consumable Mesin Supplier Bahan Baku Pendukung Petani Tebu Pabrik Gula Impor Gula Kristal BULOG Pedagang Besar Pedagang Eceran (Retail) Impor Gula Rafinasi Industri Makanan dan Minuman Konsumen Produk Makanan dan Minuman Sumber: Wawancara

Input Output Diagram

Cause Loop Diagram

Pemodelan Persediaan Tebu Produksi Gula Kristal Impor Gula Kristal Produksi Gula Rafinasi Impor Gula Rafinasi BULOG Pedagang Besar Retailer

Pemodelan Persediaan Tebu Produksi Gula Kristal Impor Gula Kristal Produksi Gula Rafinasi Impor Gula Rafinasi BULOG Pedagang Besar Retailer

Pemodelan Persediaan Tebu Produksi Gula Kristal Impor Gula Kristal Produksi Gula Rafinasi Impor Gula Rafinasi BULOG Pedagang Besar Retailer

Pemodelan Persediaan Tebu Produksi Gula Kristal Impor Gula Kristal Produksi Gula Rafinasi Impor Gula Rafinasi BULOG Pedagang Besar Retailer

Pemodelan Persediaan Tebu Produksi Gula Kristal Impor Gula Kristal Produksi Gula Rafinasi Impor Gula Rafinasi BULOG Pedagang Besar Retailer

Pemodelan Persediaan Tebu Produksi Gula Kristal Impor Gula Kristal Produksi Gula Rafinasi Impor Gula Rafinasi BULOG Pedagang Besar Retailer

Pemodelan Persediaan Tebu Produksi Gula Kristal Impor Gula Kristal Produksi Gula Rafinasi Impor Gula Rafinasi BULOG Pedagang Besar Retailer

Pemodelan Persediaan Tebu Produksi Gula Kristal Impor Gula Kristal Produksi Gula Rafinasi Impor Gula Rafinasi BULOG Pedagang Besar Retailer

Hasil Simulasi

Hasil Simulasi

Hasil Simulasi

Hasil Simulasi Skenario

Hasil Simulasi Skenario

Kesimpulan Pelaku rantai pasok distribusi gula yang dikaji terdiri atas pebrik gula, BULOG, pedagang besar, dan retailer. Dari pengkajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa harga gula di retailer akan mempengaruhi jumlah persediaan pedagang besar dan jumlah persediaan gula nasional Hasil simulasi menunjukkan bahwa dinamika harga gula di retailer lebih sering terjadi dari pada harga gula di pelaku lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh supply gula dari pedagang besar dan persediaan gula nasional. Dinamika harga yang cenderung menguntungkan pelaku distribusi saja mengakibatkan keengganan supplier tebu meningkatkan produktivitasnya. Jika produktivitas tebu menurun, maka akan menurunkan produktivitas gula dan jumlah persediaan gula nasional, serta meningkatkan impor gula nasional. Hal ini menunjukkan perkembangan pergulaan nasional yang kurang baik. Melalui pemodelan yang telah dilakukan, skenario perbaikan yang mampu mengurangi jumlah impor gula, dalam upaya memperkokoh sistem pergulaan nasional adalah skenario 6. Skenario ini meliputi revitalisasi industri gula, peningkatan bea masuk sebesar 25%, dan pengurangan proporsi gula kristal untuk industri menjadi 15% dari jumlah produksi

Saran Penelitian terhadap pergulaan nasional sebaiknya menggunakan referensi data historis skala nasional per bulan, bukan per tahun. Karena diperlukan gambaran sistem secara lebih detail mengingat sistem yang diamati dipengaruhi oleh musim (iklim). Pada penelitian pergulaan nasional berikutnya diharapkan mampu mengakomodasi dan menggambarkan kesejahteraan dari seluruh pelaku yang terlibat dalam rantai pasok pergulaan nasional.

TERIMA KASIH

Validasi Periode (Tahun) Produktivitas Tebu Aktual Produktivitas Tebu Simulasi 1 77.40 79.10 2 82.77 78.58 3 77.06 79.09 4 77.70 79.17 5 75.80 79.34

Validasi Periode (Bulan) Produksi Gula Aktual Produksi Gula Simulasi 7 363,385.39 859,714 8 363,385.39 345,428 9 344,259.84 335,818 10 325,134.29 339,303 11 286,883.20 272,598