BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat. Dampak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan khususnya di Indonesia telah terjadi kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor keuangannya saja, namun juga dari faktor non-keuangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini arus globalisasi bergerak semakin cepat dan hal ini memberikan

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial atau social responsibility semakin meningkat. Timbul selaras dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam bisnis. Jika sebelumnya terdapat hambatan dalam perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan dan masyarakat, yang sangat ditentukan oleh dampak yang


BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyedia barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat. Namun di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena kian maraknya pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik dan pengungkapan corporate social responsibility

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan akan komunitas lokal yang ada disekitarnya (stakeholder).

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran. Namun, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menilai

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau single P (Profit). Pada paradigma single P (Profit), tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan keuntungan bagi masyarakat, dimana menurut

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seperti polusi udara, limbah pabrik dan eksploitasi hasil alam yang berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. kesejaterahan pemegang saham (maximization wealth of stakeholder). Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

17 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara maju, untuk mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, melainkan dari segi sosial dan lingkungan. Penerapan Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pada perkembangannya saat ini, kegiatan Corporate. dilakukan menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Abstrak. Kata kunci: Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (CSR) telah menjadi konsep yang kerap terdengar. Konsep yang digagas Howard

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk menilai perusahaan secara keseluruhan. memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham (stockholders) melalui

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB). Setelah Produk Domestik Bruto dapat dipakai

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan laba (profit oriented) agar dapat going concern. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari banyaknya jumlah industri yang terdapat di negara tersebut. Jumlah industri di Indonesia yang tercatat di Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 terakhir terdapat 23. 941 perusahaan yang dibagi menjadi dua subsektor yaitu subsektor besar dan sedang. Indikasi keberadaan industri semakin tahun semakin banyak jumlahnyaternyata menimbulkan dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat. Dampak positif yaitu menjadi wadah mata pencaharian dan sumber pendapatan bagi masyarakat sedangkan dampak negatif yaitu masalah kerusakan lingkungan akibat pencemaran dari aktivitas industri seperti cerobong asap yang dapat menyebabkan polusi serta adanya limbah pabrik yang membuat sungai menjadi beracun. Kerusakan ini diakibatkan karena kurangnya kesadaran diri perusahaan akan tanggung jawab perusahaan terhadap sosial lingkungan dimana perusahaan berada. Munculnya Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep atau gagasan yang mengharuskan perusahaan untuk ikut dan berpartisipasi terhadap berbagai masalah lingkungan dan sosial perusahaan.membuat perusahaan tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line) melainkan juga harus memperhatikan triple bottom line yang 1

2 terdiri dari aspek keuangan (profit), aspek sosial (people), dan aspek lingkungan (planet) (Sukmawati Safitri, 2013). Penerapan CSR oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan cara mengungkapkan CSR yang disosialisasikan ke publik kedalam laporan tahunan (annual report) perusahaan (Fahry Maulana, 2013). Perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility merupakan suatu bentuk motivasi untuk meningkatkan kepercayaan publik atas hasil pencapaian usaha perbaikan terhadap lingkungan sekitar perusahaan. CSR dapat membantu perusahaan untuk tetap bertahan hidup (sustain) karena CSR merupakan bentuk suatu program kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial. Adapun aturan-aturan yang mengatur tentang pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dirangkum di dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 1 menyatakan bahwa Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang sumber daya alam dan bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Di Indonesia, praktik CSR telah medapatkan perhatian yang cukup besar sebab adanya CSR membuat perusahaan menjadi bertanggung jawab akan keadaan lingkungan dimana perusahaan berada yang berdampak pada kualitas kehidupan masyarakat sehingga terjadi hubungan resiprokal (hubungan timbal balik) antara masyarakat dengan perusahaan (Okky Hendro Subiantoro,2015). Perusahaan merupakan suatu tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat.hal ini dilatarbelakangi oleh berbagai kasus yang terjadi yang menimbulkan keresahan masyarakat seperti adanya kasus illegal logging, peningkatan polusi, peningkatan limbah dari aktivitas operasional industri, buruknya kualitas keamanan produk,

3 eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan lain-lain. Munculnya fenomena ini yang mendasari bahwa keberadaan CSR di perusahaan-perusahaan sangat penting dalam menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan sekitar perusahaan berada serta dengan adanya CSR maka image perusahaan akan semakin baik di lingkungan masyarakat dan para investor. Menurut kompas.com yang dipublish pada 24 Juni 2015 menyatakan bahwa PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan pertambangan yang pernah terdaftar sebagai salah satu perusahaan multi nasional terburuk pada tahun 1996. Hal tersebut disebabkan karena keuntungan ekonomi yang dibayangkan tidak seperti yang dijanjikan melainkan kondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan semakin memburuk dan menuai adanya protes karena dinilai melanggar hukum dan HAM. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh PT. Freeport yaitu tentang masalah limbah industri yang berasal dari limbah batuan (waste rock) dan limbah air asam tambang (acid mine drainage). Sekitar 2,5 milyar ton limbah batuan Freeport dibuang kealam sehingga menyebabkan terjadinya longsor disekitar kawasan pertambangan yang sering menyebabkan adanya kecelakaan selain itu limbah batuan tersebut juga dapat mencemari perairan didaerah gunung kawasan pertambang Freeport karena dinilai mengandung logam sulfide yang sangat berbahaya yang memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi (Ph rendah) yang diduga telah meresap ke air tanah pegunungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tailing PT. Freeport sangat berbahaya karena kandungan logam berat yang terdapat di dalamnya sehingga membuat sungai yang terdapat di kawasan pertambangan menjadi tercemar yang

4 dapat merusak ekosistem sungai serta dapat meresahkan masyarakat karena masyarakat menjadi kesulitan mendapatkan air bersih yang digunakan sebagai pemenuhan akan kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT.Freeport telah lalai dalam mengatasi pengelolaan limbah batuan yang akhirnya menimbulkan keresahan masyarakat dan kerusakan lingkungan hidup. Fenomena yang sama juga terjadi pada perusahaan pertambangan batu bara di kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan yang dipublish oleh okezone.com yang menyatakan bahwa perusahaan batubara Tapin menimbulkan dampak negatif bagi masyakarat dan lingkungan karena perusahaan tersebut dinilai gagal dalam mengelola kelestarian sumber daya alam. Mengingat komoditi tambang batubara sebagian besar dijual dalam bentuk bahan mentah sehingga membutuhkan adanya perhatian khusus dalam pengelolaannya dengan tujuan agar tidak mencemari lingkungan. Senyawa-senyawa batu bara yang mengandung besi sulfide, uranium dan isotop secara langsung menyebabkan pencemaran air yang berasal dari limbah pencucian batubara tersebut sehingga warna air sungai di daerah Tapin menjadi keruh, asam, serta mengakibatkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut yang mengakibatkan kerusakan ekosistem sungai seperti terbunuhnya ikan-ikan di sungai. Limbah pencucian batubara juga mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat khususnya bagi masyarakat Tapin yang tinggal di kawasan pertambangan sebab apabila jika air sungai dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kanker kulit karena limbah tersebut mengandung belerang, merkuri, asam slarida dan asam sulfat. Disamping itu tambang batu bara juga menyebabkan

5 polusi udara yang dapat menimbulkan penyakit infeksi saluran pernafasan yang memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-paru. Fenomena tersebut merupakan cerminan bahwa pada hakekatnya perusahaan hanya mengutamakan keuntungan (profit) sebagai faktor utama dari kegiatan operasionalnya tanpa memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan atas aktivitas perusahaan yang merugikan orang lain. Dalam konteks seperti ini maka peran Corporate Social Responsibility (CSR) sangat berperan penting dalam menjaga dan melestrarikan lingkungan sosial yang merupakan suatu kewajiban bagi setiap perusahaan agar tetap memperhatikan kualitas lingkungan sekitar dimana perusahaan berada. Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Sukmawati Safitri Dewi (2013) yaitu mencakup ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, tingkat leverage, umur perusahaan, kepemilikan manajerial dan ukuran dewan komisaris tetapi dalam hal ini peneliti hanya menggunakan tigafaktor saja di dalam dalam pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) diantaranya yaitu faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage. Menurut Sembiring (2005), ukuran perusahaan merupakan suatu variabel penduga yang banyak digunakan dalam menjelaskan variasi pengungkapan CSR kedalam bentuk laporan tahunan perusahan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar sehingga akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut dibandingkan dengan pengungkapan informasi oleh perusahaan kecil. Disamping itu perusahaan besar juga berperan sebagai emiten yang

6 mendapat banyak perhatian publik, sehingga pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Profitabilitas merupakan suatu alat ukur yang digunakan perusahaan dalam menilai keefektifan kinerja perusahaan. Profitabilitas menurut Sudarmadji dan Sularto (2007) menyatakan bahwa suatu perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan melakukan pengungkapan yang luas yang menjadi suatu upaya dalam meyakinkan pihak eksternal bahwa perusahaan berada dalam persaingan yang kuat serta dalam memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik. Rasio profitabilitas berfungsi untuk mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan keuntungan baik keuntungan dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan ataupun dengan modal sendiri. Jadi semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahan maka semakin luas pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Sedangkan variabel lain yang mempengaruhi pengungkapan CSR adalah leverage. Leverage adalah suatu gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dengan demikian dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Fachry Maulana (2013) mengatakan bahwa perjanjian terbatas seperti perjanjian utang yang tergambar dalam tingkat leverage bertujuan untuk membatasi kemampuan manajemen untuk menciptakan transfer kekayaan antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi tentang Corporate Social Responsibility (CSR) hal ini dilakukan untuk

7 menghilangkan keraguan pemegang saham terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur yakni memerlukan pengungkapan CSR sebagai suatu informasi untuk mengevaluasi resiko secara benar (Marie et al., 2006). Dari berbagai hasil terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap pengungkapan CSR yang masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda dalam setiap penelitian. Hal inilah yang akan menjadi dasar dalam penelitian ini. Dasar penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian Okky Hendro (2015) dan penelitian Sukmawati Safitri Dewi (2013). Kedua penelitian tersebut menjadi dasar penelitian karena samasama bertujuan untuk mengetahui apakah variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Penelitianpenelitian tersebut ternyata menghasilkan hasil yang tidak konsisten dimana menurut penelitian Okky Hendro (2015) menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati Safitri Dewi (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR. Berdasarkan penjelasan tersebut maka terjadi inkonsistensi hasil penelitian dari penelitian terdahulu sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali atas topik tersebut dengan tujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diteliti dengan menggunakan tiga variabel independen yaitu variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage pada perusahaan pertambangan

8 yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015 dengan alasan menggunakan periode penelitian selama lima tahun yakni dari 2011-2015 yakni dengan tujuan agar data yang dihasilkan lebih akurat karena sampel yang digunakan semakin banyak disamping itu juga bertujuan untuk menghindari terjadinya data outlier ketika dilakukannya pengolahan data dengan spss. Mengingat bahwa perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang eksploitasi sumber daya alam, baik sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Dilihat dari aktivitas operasionalnya perusahaan pertambangan banyak mengandung senyawa berbahaya yang dapat menganggu keberlangsungan kehidupan masyarakat. Hal tersebut menjadi dasar bahwa perusahaan pertambangan harus benar-benar bertanggung jawab dalam memperhatikan tentang pengelolaan limbah industrinya karena dinilai memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian perusahaan pertambangan wajib melakukan pengungkapan CSR karena aktivitas perusahaan dinilai memiliki hubungan yang erat dengan kelangsungan kehidupan masyarakat. Dari uraian yang telah dijelaskan diatas maka hal tersebut menjadi dasar bagi peneliti dalam melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Pertambangan Di BEI Periode 2011-2015.

9 1.2. Rumusan Masalah a. Apakah terdapat pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)? b. Apakah terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)? c. Apakah terdapat pengaruh Leverage perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)? 1.3. Tujuan Penelitian a. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). b. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). c. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). 1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya tanggung jawab sosial sehingga perusahaan dapat bekerja dengan tanggung jawab dan berintegrasi. Bagi perusahaan dapat juga memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya pertanggungjawaban sosial perusahaan yang diungkapkan di dalam laporan yang disebut sustainability reporting dan sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijakan

10 perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial. b. Bagi Investor Memberikan pemahaman kepada para investor bahwa dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi tidak hanya terpaku pada ukuran-ukuran moneter, serta diharapkan akan bermanfaat bagi investor untuk tidak ragu dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan c. Bagi Masyarakat Memberikan stimulus secara proaktif sebagai pengontrol atas adanya perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh. Misalnya bagi lembaga-lembaga pembuat peraturan seperti OJK,IAI,dan lain-lain. d. Bagi Mahasiswa Diharapkan dapat menjadi laporan dan artikel ilmiah yang bermanfaat serta menambah wawasan ilmu tentang Corporate Social Responsibility (CSR) dalam prakteknya di dalam lingkungan perusahaan. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan sistematika dapat disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menguraikan bagian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian yang menguraikan tentang penelitian terdahulu dan landasan teori yang membahas teori-teori yang digunakan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Bab ini juga menjelaskan tentang kerangka pemikiran yang melandasi hipotesis penelitian dan hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menguraikan tentang rancangan penelitian, batasan-batasan penelitian, deskripsi operasional, populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bagian ini menjelaskan tentang garis besar tentang sampel yang digunakan untuk mengukur variabel yang diuji. Bagian ini juga berisikan tentang deskriptif data penelitian, pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis penelitian yang telah dipaparkan, serta diakhiri dengan pembahasan hasil pengujian hipotesis penelitian. BAB V PENUTUP Bagian ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang merupakan jawaban atas rumusan masalah dan pembuktian hipotesis, serta didalam bab ini juga terdapat keterbatasan penelitian dan saran.